Thursday 5 December 2019

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 11

Akhirnya aku membawa mama keluar dari diskotik, dan langsung menuju ke mobil, karena mama dan aku sudah semakin terangsang, aku dan mama sempat berciuman dengan penuh nafsu sebelum aku dan mama memasuki mobil, bahkan di dalam mobil aku dan mama juga sempat berciuman, lidah kami saling jilat, dan saling hisap. “Ken, cepat bawa mama ke ranjang, mama udah ga tahan banget, kamu bener-bener udah bikin mama nafsu” sahut mama. “Sabar sayang, kita masih punya banyak waktu, Ken pasti akan puaskan mama di ranjang malam ini” balasku. Selama aku menyetir, tangan mama dengan sangat ganas terus memegang kontolku, dan berusaha mengeluarkan kontolku dari balik celana, setelah kontolku keluar, tanpa membuang waktu lagi mama langsung mulai menyepong kembali kontolku, tangan kananku memegang setir, sedang tangan kiriku mengelus elus rambut mama. “Ahh…mah…uh…nikmat banget sepongan mamah”sahutku sambil mengendarai mobil. Akupun segera mempercepat mobil yang kukendarai, dan tak berapa lama, kamipun sampai di rumah, aku membopong mama yang masih terlihat mabuk, dan ketika sudah sampai di kamar mama memintaku untuk menurunkannya, setelah itu kamipun kembali berciuman, aku dan mama kembali melakukan french kiss, dan kali ini mama sedikit ganas, terkadang mama malah menggigit bibirku, akupun tak mau kalah, langsung menjambak rambut mama, dan langsung melemparkannya ke ranjang. “Dasar pelacur jahanam, beraninya kamu menggigit bibirku, sepertinya mama minta dikasarin ya” sahutku. “Ayo sini sayang…malam ini mamamu ini adalah pelacurmu”sahut mama yang sudah semakin menantang di ranjang. Akupun segera maleoaskan semua pakaianku, dan langsung menyergap mama yang sudah lebih dulu di ranjang, malam itu aku sedikit mengasari mama, ku buka paksa kembennya, sehingga payudara mama langsung keluar menantang, aku pun langsung menghisap sepasang payudara mama secara bergantian, bahkan tak jarang puting payudara mama kugigit, bahkan sesekali kutarik puting susu mama. “Ahhh…emhh…sakit….ahhh…bangsat kamu Ken, kamu perkosa mamamu lagi ya”sahut mama. “Diam kamu lonte…bukannya kamu sendiri yang bilang tubuhmu semuanya milikku, jadi jangan banyak complain”bentakku. Akupun semakin beringas dan memaksa mama membuka rok mini dan g-stringnya, sehingga saat ini mama hanya mengenakan stocking dan garternya saja, tanpa membuang waktu akupun langsung merenggangkan kedua kaki mama, dan langsung menjilat vagina mama yang sudah basah, kujulurkan lidahku ke dalam vagina mama, dan kuhisap dengan kasar vagina mama, dan sesekali klitorisnya pun kugigit. “Ahhhhh…ahhh…shittttt…terus sayang…ahhh…nikmat…”mamaku semakin meracau dan kedua tangan mama kali ini menjambak rambutku dan menekan kepalaku agar lebih membenamkan kepalaku ke vaginanya. Setelah beberapa saat, aku meleoaskan jilatanku pada vagina mama, dan kali ini aku berdiri, dan mama berlutut di ranjang, kontolku langsung dihisap oleh mulut mama, sepongan mama kembali dipadukan dengan kocokan tangan mama, juga lidah mama sesekali menjilat bagian penisku, dan yang membuat aku tambah horny, sambil melakukan itu, mama menatap wajahku dengan tatapan yang nakal. “Ahhh…mah…kamu bener-bener tante nakal, binal dan liar, tatapan mama bener-bener tatapan pelacur mah, ayo terus mah, puaskan Ken”sahutku sambil kali ini mengelus-elus wajah mama. Kali ini kuposisikan mama duduk di ranjang, dengan kedua tangannya bertumpu di kasur, jembali kuregangkan kedua kaki mama, dan kali ini tangan jananku memulai mengelus vagina mama, setelah itu, aku mulai memasukkan satu jariku ke dalam vagina mama. “Ahhh…Ken…emhhh…ahhh…nikmat…geli…ahh” desah mama. Tidak cukup dengan itu, aku menambah satu jariku lagi bermain di vagina mama, sehingga kini dua jariku bermain di vagina mama. “Ohhhh…yahhh….ahhh…ahhh…Ken…apa yang kamu lakukan sayang…emhhh…geli” sahut mama. Kedua jariku mulai mengocok vagina mama, dan kulihat cairan di vagina mama semakin banyak. “Ken…ahhh…mas…mas Ken…ahhh…ahhh…Shinta udh ga kuat….ahhh..maassss…ahhhh…auhhhhhhh” desah mama semakin keras dan…”Crottttt…crt…..crett….crwttt”mama orgasme dengan membanjiri tanganku. Kulihat mamabsudah mulai terkulai lemas. “Ohh…mah…mama luar biasa di usia mama yang seperti ini mama bisa orgasme sebanyak ini, ayo mah sekarang jilat cairan vagina mama yang ada dibtanganku”sahutku sambil menyodorkan kedua jariku yang tadi kumasukkan ke dalam vagina mama, dan mama langsung memasukkan kedua jariku ke dalam mulutnya, dan menjilat habis semua cairan vaginanya. Tak berapa lama, aku dan mama memulai kembali ronde berikut, kali ini mama kuposisikan dengan woman on top, sehingga kini aku di bawah dan mama di atas. Mama mulai mencari posisi yang pas agar kontolku masuk ke dalam vaginanya, dan blesss…seluruh kontolku kali ini masuk dengan lancar ke dalam vagina mama, aku langsung mulai memompa vagina mama dengan kontolku. Aku memegang ke dua pinggang mama dengan tanganku, untuk membantu mama melakukan genjotan. “Ahhh…mas Ken…gila kamu…ah…kamu kuat banget di ranjang…”racau mama. “Mama juga hebat mah di ranjang, ga kalah sama pelacur yang lagi ngelayanin kliennya, harga tubuh mama pasti mahal kalau dijual”sahutku untuk menambah rangsangan sambil mulai kupercepat genjotanku. “Ahh…ahhmmm gila kamu Ken…ahh…ahh ..mama mau kamu jual…ahhh…kamu…ahhh…kamu seneng ya kalau mama jadi pelacur…ahh…ah…”racau mamaku semakin berbicara binal. “Ah…mah…mama itu ga cocok jadi ibu rumah tangga, mama lebih pantes jadi pelacur atau bintang film porno” sahutku sambil mulai mendesah keenakan, dan tanganku mulai meremas remas kedua payudara mama. “Ahhh…ah…ugh…yeah…iya say…mama akan jadi pelacur dari sekarang…ahhh”desah mama semakin menjadi jadi. Semua kata-kata jorok dan kasar yang aku dan mama lontarkan, itu semua menambah rangsangan untuk bermain lebih nafsu. Kali ini kuposisikan mama masih tetap diatas, namun posisi kedua tangan mama bertumpu di belakangnya, dan posisi tubuh mama agak rebah ke belakang, dengan posisi seperti itu, aku merasakan kontolku semakin dijepit dengan keras oleh vagina mama. Kulihat saat itu tubuh kami berdua sudah penuh dengan keringat. “Ahhh….gila…Shinta…memekmu legit banget kalau kaya gini, kamu bener bener wanita pemuas nafsu laki laki”sahutku. “Ahh…mas…ahh…Shinta juga nikmat banget…kontol mas bener bener ngerobek memek Shinta”sahut mama. Setelah beberapa saat, kali ini kuposisikan mama dengan gaya yang konvensional, dimana mama di bawah, sedangkan aku di atas menindih tubuh mama. Tanpa membuang waktu kuarahkan kembali kontolku ke vagina mama, dan bless…kembali kontolku masuk dengan kasar ke vagina mama, dan kali ini kupompa memek mama dengan intensitas yang cepat. “Ah…ah…ah…Ken…enak…ah…ah…mama udah mulai ga tahan lagi nih…ahh…ah…”desah mama. “Iya mah…ah…ah…tahan sebentar ya, Ken juga udah mau keluar niy”sahutku. “Ahh…ah…ah…Ken…ah…mama…mama…ga kuat sayang…ahhhhhhhhh”teriak mama mencapai orgasmenya yang kedua, dan di saat yang bersamaan akupun juga sudah tak kuat, langsung kuarahkan kontolku ke wajah mama, dan “crot….crot….crot…crt…”dalam sekejap spermaku membasahi seluruh wajah mama. Nafas kami berdua sudah tersenggal senggal. Di saat itu, aku masih sempat untuk mengambil hpku dan memfoto mama dalam keadaan seperti itu. “Ihhh…Ken…ko mama lagi gini kamu foto siy”protes mama. “Ga apa apa kan mah, sekalian buat jadi koleksi Ken kalau lagi mama ga ada”sahutku. “Dasar kamu, anak mama paling nakal, udah merkosa mama, sekarang malah foto mama dalam keadaan gini lagi”sahut mama. “Tapi mama suka kan diperkosa sama Ken?”sahutku. Kulihat mama hanya tersenyum saja menanggapi hal itu. Kulihat jam sudah menunjukkan pukul 4 pagi, sepertinya aku dan mama sudah bermain selama 3 jam, ada perasaan bangga pada mama karena di usianya yang seperti ini masih sanggup melayani nafsu seksku yang menggebu gebu. Akhirnya malam itu aku dan mamapun tertidur karena sudah merasakan sama sama lelah. Semenjak kejadian itu, tingkah laku mama berubah total, mama yang dulu sangat sopan dalam berpakaian, kali ini malah selalu tampil memakai pakaian seksi jika di luar, dan sepertinya mama sudah tidak canggung lagi untuk keluar dengan pakaian seksi, juga cara bicara mama pun sudah sangat berubah, mama tidak canggung untuk berkata kata jorok di depanku. Dan mama selalu berdandan super seksi jika aku mengajaknya keluar. Sepertinya mama sudah bisa melupakan kisah tragisnya dengan papa. Dan memang, pada akahirnya mama dan papa bercerai, dan mama memutuskan untuk tinggal bersamaku, dan ini tentu membuat aku dan mama menjalani kehidupan yang bahagia, terutama dalam soal seks. T A M A T

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 10

Malampun akhirnya tiba, dan saat itu aku sudah bersiap kembali menunggu mama di ruang tamu, sepertinya mama masih merias diri di kamarnya, dan tak berapa lama kemudian, akhirnya mama keluar, dan langsung sangat menyita perhatianku, karena kali ini mama memakai baju terusan bermodel kemben ketat, dengan dipadu warna loreng harimau dari corak kemben tersebut, dan kemben tersebut juga memperlihatkan belahan dada mama yang memang montok, dan padat. Baju model kemben terusan yang dipakai mamaku juga mempress body, dan sangat pendek untuk bagian celananya, juga mama melapisi bagian pahanya dengan stocking jaring hitam dan sepatu higheels hitam, untuk wajah, bibir mama sudah dilapisi oleh lipstick, dan dipadu dengan lipgloss, serta dengan mata yang sudah memakai eye shadow. Ini semua menambah keseksian dan kecantikan mama. bahkan dengan make up seperti ini aku bahkan hampir tidak mengenali mama ketika mama menampakkan wajahnya kepadaku waktu pertama kali keluar dari kamarnya. Mama yang selama ini tampil apa adanya dan jarang berdandan kali ini benar-benar membuatku pangling. “Ma…Ma…Mamah….? Ini beneran mamah kan…? “sahutku dengan nada gemetar dan masih tak percaya dengan apa yang sedang kulihat. “Loh…kenapa Ken, ada yang aneh ya dari mama? apakah mama jelek Ken kalau berdan-dan seperti ini? Aduh mama jadi ga percaya diri dey, sebaiknya mama hapus saja ya make upnya” sahut mama sambil mencoba membalikkan badannya membelakangiku. Aku dengan segera menahan tangan mama. “Jangan diganti mah…mama cantik banget…Ken sampe pangling ngeliat mama dengan penampilan yang seperti ini, mama seksi sekali…” sahutku memuji mama. “Benarkah Ken…kamu suka dengan penampilan mama yang seperti ini? sahut mama “Mah…sudah sejak dulu Ken memimpikan untuk mama memakai pakaian seperti ini, karena dengan tubuh mama yang seksi kaya gini, sangat sayang sekali mah kalau mama memakai pakaian yang biasa saja, apalagi setelah di make up, mama jadi cantik banget mah, Ken aja hampir tidak mengenali mama, lihat mah, “dede” ku saja sampe bangun lagi ngeliat penampilan mama yang kaya gini” sahutku sambil menunjukkan ke mama kontolku yang keras yang masih dilapisi dengan celana. Mama tampak hanya tersenyum melihat hal itu. “Kamu ini Ken aneh-aneh aja…masa baru ngeliat gini aja itu kamu sudah tegang” sahut mama “Mah, itu tandanya dandanan mamah seksi banget, makanya Ken jadi ngaceng kaya gini, tanggung jawab niy, gara-gara mamah siy” sahuku sambil mengggoda mama “Loh kok gara-gara mamah siy…kenapa jadi mama yang disalahin?” sahut mama protes “Iya, gara-gara mama yang terlalu cantik dan seksi malam ini, makanya kontol Ken jadi bangun dey” sahutku. “Iya…iya…mama akan tanggung jaawab, sini coba mama tidurkan dulu “dede”nya’ sahut mamaku, dan saat itu mamaku yang sudah ada di hadapanku, langsung berlutut dan membuka resleting celanaku, dan mama mengeluarkan kontolku yang sudah tegang dari dalam celanaku, sehingga kontolku langsung tegak menantang pas di depan wajah mama. Tanpa membuang waktu lebih lama lagi, mama langsung memasukkan kontolku ke dalam mulutnya yang seksi, akupun mulai membelai rambut mama, sambil mama tetap mengoral. Sambil mengoral, mama juga sesekali memadukannya dengan mengocok kontolku dengan tangannya, dan kemudian mengoral kembali kontolku. Jilatan lidah mama sangat terasa sekali ketika mama memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Sepertinya mama memang sudah sangat profesional sekali dalam mengoral kontolku, dan tidak membutuhkan waktu lama, akupun sepertinya sudah tidak tahan lagi dengan gaya mengoral dari mama, dan aku langsung memuntahkan spermaku di dalam mulut mama, mama menerima semua sperma yang aku keluarkan ke dalam mulutnya, dan yang lebih di luar dugaanku adalah mama menelan semua spermaku itu ke dalam mulutnya. “Emhhh…enak banget Ken spermamu…mama sampai menelan habis sperma kamu” sahut mama “Hehehe…sepertinya mama sudah kecanduan dengan kontol ya, gimana…enak juga kan mah rasanya nyepong?” sahutku “Iya sayang, ternyata nyepong kontol itu enak banget ya, awalnya siy memang agak aneh rasanya, cuma lama kelamaan jadi enak, dan kalau mulut mama belum nyepong, rasanya mulut mama ga enak niy jadinya sekarang” sahut mama dengan nada binal. Sepertinya tingkah laku dan perkataan mama selama mama ada di jakarta benar-benar sudah berubah. Mama yang dulunya sangat sopan dalam berbicara, kini ssudah berani bicara hal-hal yang jorok, dan yang paling kentara dengan perubahan mama adalah gaya berpakaian dari mama, mama yang dulunya sangat sopan dalam berpakaian kini mama malah sangat terbiasa untuk memakai pakaian seksi yang memperlihatkan seluruh lekuk tubuhnya, dan jika keluar denganku, mama selalu memakai stocking dan rok pendek yang mengundang birahi yang melihatnya, dan tak jarang banyak tatapan para pria nakal menatap tajam tubuh mama ketika mama lewat, tentu saja aku tahu apa yang ada dipikiran mereka adalah pasti ingin mengentot dengan mama. Akhirnya malam itu aku dan mama pergi keluar dengan menggunakan mobil, aku memacu mobil menuju ke sebuah diskotik yang terletak di salah satu daerah di kawasan Glodok. Awalnya mama agak ragu ketika akan memasuki diskotik, maklum mama pasti punya pikiran yang negatif jika orang sudah masuk ke tempat seperti ini, namun aku berusaha meyakinkan mama, bahwa aku membawa mama kesini hanyalah untuk membahagiakan dirinya, dan hanya untuk refreshing. Dan setelah beberapa saat kubujuk, akhirnya mama mau untuk masuk ke dalam diskotik. Ketika mama memasuki diskotik, banyak tatapan para pria langsung menuju ke arah mama. dan sepertinya mama agak risih dengan keadaan seperti itu. “Aduh Ken, sebaiknya kita pulang saja ya, mama ga betah niy di tempat seperti ini, sepertinya banyak mata para pria yang menatap mama, dan sepertinya pandangan mereka banyak ke mama” sahut mama dengan nada sedikit risih. “Mah, mama ga usah nanggepin semua itu, disini adalah tempat orang have fun, kalau mereka melihat tubuh mama, ya biarkan saja, berarti memang terbukti kan kalau mama memang punya body yang aduhai” sahutku “Ahh…kamu bisa aja sayang…terus sekarang kita mau ngapain niy disini” sahut mama. “Tenang saja mah, pokoknya malam ini Ken akan buat mama happy” sahutku. Akupun mengajak mama untuk melihat-lihat lebih ke dalam, dan mencari meja yang kosong. Dentuman house musik semakin menambah semarak suasana diskotik. Akhirnya setelah beberapa saat mencari, aku menemukan sebuah meja kosong yang berada di sudut ruangan. Aku mengajak mama untuk duduk di ditu, dan tak lama seorang waitress menawarkan kami minuman. Aku memesan sebotol bir dan long island untuk aku dan mama. “Ken, kamu sering kesini ya…kok sepertinya kamu ga canggung datang ke sini, pasti kamu sering ya kesini” sahut mama “Yah Cuma sesekali aja siy mah kalau lagi suntuk aja, lagian kan Ken ga berbuat yang aneh-aneh disini, orang Cuma ingin have fun doang kok” sahutku “Dasar kamu nakal ya…, lagian kok kamu betah siy di tempat seperti ini apa have funnya” sahut mama sambil mencubit pinggangku. “Tenang mah, nanti juga mamah tau dimana have funnya…”sahutku Tak berapa lama kemudian minuman yang kami pesan pun sudah datang, dan aku menyodorkan ke mamah segelas long island untuk diminum. “Aduh ken, mama ga biasa ah minum-minuman seperti ini…kamu saja deh yang minum, mama temenini kamu saja ya” sahut mama “Ayo lah mah, kan kita kesini mau have fun, kalau mama ga minum gimana mau have fun” protesku Akhirnya karena mamaku merasa tidak enak denganku, mama akhirnya meminum minuman long island yang sudah dipegangnya, dan karena memang minuman tersebut beralkohol tinggi, maka dalam satu teguk saja, kulihat muka mama sedikit mulai merah. Kemudian aku kembali menyodorkan segelas long island kembali kepada mama. “Sudah Ken, mama sedikit pusing niy…kamu saja deh yang minum” sahut mama “Mah, ayolah, sedikit lagi…masa mama kalah siy sama minuman kaya gini” sahutku dengan nada menantang. Setelah beberapa lama aku sedikit memaksa, akhirnya mama mau juga meminumnya, dan setelah mama meminum segelas kembali, mama terlihat sudah benar-benar mabuk, dan sepertinya bicaranya juga sudah mulai sedikit ngelantur. “Mah, gimana kalau sekarang kita dance…” sahutku “Ayo sayang, mama juga bosan niy duduk terus disini” sahut mama Akhirnya aku mengajak mama untuk ke bagian tengah diskotik tempat orang berjoget-joget ria, dan mama langsung mulai menari-nari mengikuti irama dentuman musik, sedangkan aku, tepat berada di depan mama, kedua tangan mama dirangkulkan ke pundakku sambil terus menggoyangkan tubuhnya, sedangkan kedua tanganku merangkul pinggang mama, sambil berjoget mengikuti irama musik. Sambil berjoget, mama dalam keadaan mabuk masih bisa tersenyum kepadaku. “Ken, ternyata enak juga yah disini suasananya…mama suka sama tempat ini, kamu harus temani mama menari ya sampe mama puas”sahut mama dengan keadaan yang mabuk. “Ok mama sayang, Ken akan menemani mama menari sampe mama puas” sahutku sambil menepuk bokong mama. “Ah payah luh Ken, masa nepok pantat mama pelan kaya gitu siy, kencengan dikit napa” sahut mama dengan nada yang sudah makin ngelantur. “Ploookkkkk…akhirnya aku menepuk pantat mama kedua kalinya, namun kali ini dengan sedikit keras dan bertenaga. “Ahhhh…kamu nakal sekali sayang” sahut mama dengan nada genit kepadaku. “Siapa suruh mama terlalu binal, kamu benar-benar wanita paling binal mah”sahutku pada mama “Apakah kamu tidak suka punya mama kaya gini sayang”sahut mama menantangku sambil masih terus berjoget. “Suka mah…Ken suka banget…semua tubuh mama dari atas sampai ke bawah Ken sangat suka mah, benar-benar perfect…makasih ya mah buat semuanya, sampai saat ini Ken aja masih ga percaya tubuh mama benar-benar sudah jadi milik Ken” sahutku kepada mama dan kulihat mama hanya tersenyum saja. “Ken sayang, maafin mama ya kalo mama Cuma bisa membayarnya dengan tubuh mama karena kamu sudah sering menjadi korban ketika mama dan papa bertengkar. Selama ini kamu benar-benar kurang kasih sayang, dan inilah saatnya mama membayar semuanya, mama akan melayanimu semampu mama sayang, saat ini mama adalah pelacurmu, pakailah tubuh mama untuk kesenanganmu sayang” kata mamaku ketika semakin kacau omongannya karena pengaruh miras. “Oh mama sayang, mama benar-benar pelacur papan atas Ken jadi makin suka dan sayang sama mama” sahutku. “Ohh Ken sayang, mama jadi horni niy, lebih baik kita keluyar daari tempat ini sekarang ya sayang, soalnya mama udah ga tahan pengen dientot” sahut mama.

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 9

Dan ketika mama akan pergi ke kamar mandi aku dengan sengaja menepuk pantat mama dengan sedikit keras. “Aww…sayang kamu nakal yah sama mamah” sahut mama dengan nada genit. Akhirnya mama masuk ke dalam kamar mandi, sementara aku membereskan film dvd yang tadi kutonton bersama mama, ternyata nonton film porno bareng sama mama memang memberikan sensasi yang lain. Setelah mama mandi,kali ini giliran aku yang mandi, dan setelah itu aku dan mama langsung pergi ke sebuah mall, dan langsung menuju ke sebuah butik pakaian yang ada di dalam mall tersebut. Intinya saat itu aku membelikan mama beberapa stel cd g string hitam, garter, bh hitam, dan pakaian dalam bermodel bustier yang seksi dengan berbagai bahan baik satin, ataupun yang transparant. Untuk pakaian, aku membelikan mama baju yang ketat dan memperlihatkan belahan dada mama, baik itu kaos, tanktop, camisole, dan untuk celana pendek aku memilihkan mama celana rok mini ketat dan pendek, hot pant, atau mini skirt. Untuk pakaian tidur aku memilihkan mama baju tidur yang semi transparant dan jenis baby doll yang pendek dan seksi, untuk sepatu aku menyuruh mama untuk membeli model higheels. “Aduh Ken…mama jadi sedikit ga percaya diri niy…kamu yakin mama cocok pakai pakain seperti ini” sahut mama. “Tenang saja mah, Ken yakin kok mama pantas memakai pakaian seperti ini, pakaian yang selama ini mama pakai itu sudah ketinggalan jaman mah, mulai saat ini mama harus memakai pakaian yang seperti ini ya sayang” sahutku Mama hanya tersenyum saja ketika aku berbicara seperti itu. “Terserah kamu saja Ken, mama siy nurut saja apa katamu” sahut mamaku. Akhirnya aku dan mama langsung pulang ke rumah, dan ketika aku dan mama sudah sampai rumah, kusuruh mama memakai camisole yang semi transparant, bh hitam satin, mini skirt berbahan satin, g-string, dan garternya, serta stocking jaring. Kemudian mama masuk ke dalam kamar, dan beberapa saat kemudian mama keluar dari kamar dengan sudah memakai semua dandanan yang aku minta ke mama untuk dipakai. Betapa terkejutnya aku ketika melihat penampilan mama kali ini, mama benar-benar seksi dan cantik, jujur aku baru kali ini melihat tampilan mama yang lain dari biasanya. “Wah mah, mama seksi sekali” sahutku sambil menghampiri mama, dan setelah aku menghampiri mama, aku tak membuang waktu lama, langsung aku mencium bibir mama saat itu juga, dan mama membalas ciumanku dengan ciuman yang tak kalah ganas dari aku. Saat berciuman, tangan mama mulai memegang kontolku yang masih tertutup celana. Sepertinya mama memang pandai meniru gerakan yang sudah diperagakan oleh film porno yang mama sudah tonton bersamaku tadi pagi. Akupun langsung membuka celanaku, sehingga kontolku langsung tegak menjulang. Mama langsung menghentikan ciumannya padaku, dan mama langsung berlutut dihadapanku, dan langsung kembali menyepong kontolku dengan mulutnya. “Ohh…mah…mama pintar banget…ahhh…ahhh…”desahku sambil membelai rambut mama. kulihat mama menyepong kontolku sambil mengkombinasikannnya denngan kocokan tangannya. Mama tidak terlihat seperti wanita yang baru diajari nyepong, bahkan mama terlihat seperti wanita yang sudah profesional sekali melakukan sepongan, tidak kalah dengan yang ada di film porno yang kutonton tadi pagi. Akupun dibuat kelojotan oleh tingkah laku mama ini. tak lama kemudian aku menyuruh mama berdiri, dan kuajak mama ke dekat sofa tamu. Disitu kusuruh mama duduk, dan aku meregangkan kedua kaki mama, sehingga otomatis rok mini skirt yang sudah pendek semakin naik dan memperlihatkan cd g string hitam yang mama pakai, yang masih lengkap dengan garternya yang melekat di stocking hitam yang mama gunakan. Aku langsung membelai bagian vagina mama, dan ternyata vagina mama sudah basah. Mama terlihat mendesah-desah sambil mulai menggeliat-geliatkan tubuhnya. Setelah aku puas mempermainkan vagina mama dengan tanganku, kemudian kali ini aku mulai mendekati mulutku, dan tak lama mulai menjilat bagian vagina mama yang masih tertutup dengan cd g stringnya. “Ahhhh…Ken…sayang…ouh…apa yang kamu lakukan sayang…ah…ah…itu jorok ah….auhhh..ah…mama geli…aihhhh…ohhh…nikmat sayang…ahh”desah mama, kulihat kali ini mama sedikit mengangkat bagian pinggulnya, sepertinya mama memang belum pernah menerima rangsangan yang seperti ini. aku terus menghisap memek mama, dan menjulurkan lidahku ke dalam vagina mama, kukorek semua bagian vagina mama dengan lidahku, dan karena kurasa cd g string mama sedikit mengganggu, maka akupun segera melepas cd g string dan celana rok mama, dan langsung melanjutkan kembali menghisap vagina mama. vagina mama terasa asin di dalam mulutku, namun ini semua semakin menambah nafsuku pada mama, dan aku semakin menghisap dengan kuat vagina mama. lidahku mengobarak-abrik semua bagian dalam vagina mama, dan mama semakin mendesah kenikmatan. “Ah…sayang…sayang….ohhh…nikmat sayang…ahhhh…ahh…yeahhh…fuck me baby…fuck your mom honey” desah mama semakin binal. “Oh mom, you yant to fuck” sahutku “Yes honey, i want it, please i need it” seru mama Aku langsung mengarahkan kontolku yang memang sudah mengeras ke arah vagina mama, namun aku tidak langsung mengentot mamaku, untuk permulaan aku ingin lebih menyiksa mama dengan hanya menggesek-gesekkan kontolku di lapisan luar vaginnanya. “Ahhh…sayang…please…ahhh…mama udah gatal…udah ga tahn…please…sayang…entot mama…mama ga tahan kalau begini”sahut mama dengan sambil mengatakan perkataan yang belum pernah selama ini mamaku mengatakannya, sepertinya sifat mama sedikit demi sedikit mulai berubah. Mama sepertinya sangat haus akan seks. Akhirnya kali ini aku benar-benar mengarahkan kontolku ke bagian vagina mama dan dengan lembut dan perlahan aku mulai menekan kontolku ke bagian vagina mama, sehingga kini kontolku sudah mulai masuk sebagian ke dalam vaginanya. “Ohh…mah…vagina mama memang legit…nikmat banget, baru masuk setengah saja legitnya sudah terasa…Ken yakin, kalau kaya gini pasti masih banyak cowo yang pengen ngentot sama mama, mulai sekarang mama ga perlu ngomong sopan ya mah…Ken suka ngedenger mama berkata binal seperti tadi…hahahahah”sahutku “”Iya sayang…tolong masukkan semua kontolmu ke dalam vagina mama sayang, please…mama ga tahan sayang…ahh…ahh…jaangan setengah-setengah seperti itu…ah…mama mau yang lebih say…” sahut mama dengan sedikit desahan. “Ohh…jadi mama mau yang lebih ngentotnya dari ini sayang?” sahutku. “Iya say…mama ingin dientot lebih dari ini” sahut mama dengan nada yang sudah binal. Akhirnya tanpa menunggu waktu yang lama aku mulai memasukkan kontolku ke dalam memek mama seluruhnya, dan iu membuat mama semakin mendesah hebat. “Ohhhhh…Yess…great honey….yesss…fuck your naughty maother…ohh…ahhh” desah mamaku semakin binal. Sepertinya mama sudah tergila-gila dengan seks yang aku berikan. “Mah, kita pinda ke ranjang yuk” pintaku pada mama. “terserah kamu sayang, mama siap melayani kamu dimanapun” sahut mama. maka akupun menggendong tubuh mama, dan mama melingkarkan kedua tangannya ke leherku. Akupun membawa mama yang sudah kugendong menuju ke kamarku, sambil berjalan menuju kamar, aku tetap memasukkan kontolku ke dalam vagina mama. “Mah, hari ini Ken akan mengarjarkan gaya yang baru sama mama, bersiaplah mah” sahutku. “Oh sayang, mama tidak sabar menunggu gaya baru yang akan kamu ajarkan ke mama sayang” sahut mama. aku berencana ingin mencoba anal seks dengan mama, jujur aku sendiri belum tahu bagaimana rasanya. Sesampainya di ranjang, aku melempar tubuh mama ke ranjang, dan masih tetap tubuh mama kuentot seperti biasa dengan menggenjot vaginanya, dan mama masih tetap mendesah seperti biasanya. Setelah beberapa saat, aku menyuruh mama mengulum kembali kontolku yang baru saja dimasukkan ke dalam vaginana dengan mulut mama, dan mama juga mengulum kontolku. Sambil mengulum aku menarik camisole mama ke atas agar terlepas dari tubuhnya, sehingga saat ini mama hanya mengenakan bh hitam, garter, dan stocking, tak lama kemudian aku menyuruh mama bergaya seperti doggy style, dan aku berada di belakang mama, hanya saja kali ini sasaranku bukan vagina mama melainkan adalah lubang pantat mama. aku ingin merasakan bagaimana kalau kontolku dimasukkan ke dalamnya. Aku memulai dengan menusuk ke bagian lubang anus mama. “Oh Ken..apa yang kau lakukan sayang…jagan dimasukkan disitu” sahut mama dengan nada sedikit panik “Tenang mah, mama coba dulu dunk sayang, rasanya enak kok, kaya vagina mama waktu pertama kali dimasukkan oleh kontol papa juga ga biasakan, tapi sekarang enakkan” sahutku sambil terus menghujamkan kontolu ke dalam anus mama. “Ahhh…ohhhKen…Ahhh…sakit…ahhhh…sakit say….ahhhh” desah mama sambil sedikit mendesah sambil menahan sakit. “Ohhh…nikmat banget sayang…ahhh…ahhh…nikmat banget mah” desahku “Ahhh…ahhhh…Ken…ahhh…sakitttt…sakit sekali sayang…ahhhh…ah…” desah mama sambil meringis menahan sakit ketika kontolku sudah masuk sebagian ke dalam anusnya. “Sabar ya mah…ahhh….shhhh…ah….sabar mah…ntar lama-lama juga enak ko mah…ini hanya pertama saja ko sakit, nanti lama-lama mama pasti bakalan minta lagi” sahutku, kali ini kulihat hampir seluruh kontolku masuk ke dalam anus mama, dan aku kembali menariknya keluar perlahan, dan langsung memasukkannya kembali. Awalnya memang sangat sulit menggenjot bagian anus mama. ternyata untuk menggenjot bagian anus, dibutuhkan tenaga yang ekstra dibanding memasukkan kontolku ke vagina mama, karena lubang anus mama sangat kecil dan sempit. Setelah beberapa saat aku melakukan anal dengan mama, kulihat mama sudah tidak meringis kesakitan lagi, bahkan kali ini mama hanya mendesah-desah saja, sepertinya mama sudah mulai menikmati permainan anal dariku. Tubuh aku dan mama saat itu sudah banjir dengan keringat, namun mama masih terus untuk mengimbangi permainanku. Setelah beberapa saat kemudian, aku melepaskan kontolku dari anus mama, dan langsung menghujamkan ke dalam vaginanya, masih dalam posisi doggy style, kembali aku genjot mama dari belakang, terlihat di depan cermin wajah mama yang penuh dengan gairah sedang dientot oleh anaknya. “Ahhh…ah…ah…emhhh…shhhh…ahh…yeah….ahh…nikmat…auhh” desah mama semakin meracau, akupun juga semakin mempercepat genjotanku dari arah belakang. “Ahhh…ah…mamah….ahhh…mahh…ahhhh…Ken udah ga tahan mah…ahh..Ken mau keluar…ahhh” desahku. “”Iya sayang…mama juga sudah mau keluar…ahhhhh…ahaaa…ahhh…kita keluar bareng-bareng ya say…ahhh…say….ahhh…sayang…..aaaahhhhhhhhhhhh” desah mamaku menjerit “Ahhhhhhh….Mamaaaaaaaa…ahhhhhhhhhhhhh” desahku berbarengan dengan desahan mama, dan “Crotttttt…crot…crottt…”spermaku langsung menyembur deras di bagian vagina mama. akhirnya aku dan mama terkulai lemas di ranjang, tubuh kami berdua benar-benar sudah basah dengan keringat. “Mah, mama terlihat lebih seksi mah kalau pake stocking dan garter kaya gini, mama ga keberatan kan kalau mama terus memakai stocking kaya gini” sahutku pada mama. “Tidak sayang, asal kamu senang, mama akan memakai stocking dan garter ini untuk kamu” balas mama. “Mah, mama tau ga, waktu kita berdua tadi ngentot, mama benar-benar binal mah, Ken suka banget sama gaya mamah waktu tadi, apa mama kalau sama papa juga sebinal ni ya kalau di ranjang” sahutku mencoba mencari tahu. “Tidak sayang, mama belum pernah merasakan sebinal ini kalau lagi ngentot sama papamu, Cuma kamu yang bisa membuat mama sebinal ini di ranjang, kan yang ngajarinnya kamu, gimana siy” sahut mama. “Oh ya mah nanti malam Ken mau ajak mama ke suatu tempat, apa mama mau ikut?” “Loh, emangnya mau kemana kamu nanti?” tanya mamaku “Sudahlah, nanti juga mama tahu kok mau kemana, pokoknya nanti malam mama” dandan yang seksi ya” sahutku” “Ya sudah, mama siy oke-oke aja, yang penting kamu seneng sayang” sahut mama dengan nada mesra Karena kecapean, siang itupun aku dan mama sempat tertidur di ranjangku. Akupun tidur dengan tanpa mengenakan apapun, kecuali mama yang masih mengenakan stocking dan garternya.

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 8

“Mah…sekarang mama tanggalkan bh mama” sahutku, dan mama sepertinya langsung menanggalkan bhnya, dan tersembullah paydara nan indah, ternyata payudara mama masih sangat kencang dan padat, mama memang pintar merawat tubuhnya. “Ooohh mah…mama ternyata mama punya payudara seindah ini…boleh Ken mencicipi payudara yang ranum ini” sahutku. “Tentu saja sayang….payudara mamah ini kan sudah menjadi milikmu juga, kamu berhak mencicipinya kok” sahut mama. mama langsung mendekatiku, dan menyodorkan kedua payudaranya ke mulutku, aku yang tak tahan langsung menghisap payudara sebelah kiri mamah, sedang tanganku meremas payudara sebelah kanannya, sementara tanga kiriku berusaha menurunkan celana dalam yang mama pakai, sehingga kini keadaan mama sudah telanjang bulat tanpa ada satu benang pun yang hinggap di tubuh mama. “Ahhhh….Mas….ah….emhhh…auhhh…” desah mama ketika aku mulai meremas-remas payudara mama sebelah kana dengan tangan kananku. Tangan kiriku kini meyentuh bagian vagina mama yang sepertinya mulai basah kembali, aku memutar-mutar bagian permukaan vagina mama dengan tangan kiriku sehingga membuat mama semakin tambah mendesah. “Ah…mas…geli…mas…ah…ah…nikmat mas…auhh…ahhhh”desah mama “Sabar sayang, oh memek mama benar-benar masih legit mah, susu mamah juga nikmat…bulujembut kamu lebat sekali mah, boleh Ken potong mah? Sahutku “ah…ah…Iya sayang…emhh, kamu boleh melakukan apapun sama tubuh mama…ahhh”desah mamaku sambil masih tetap mendesah karena kali ini jariku kumasukkan ke dalam vagina mama. “Mas…ah…mas Ken…ah…ah…enak banget….mas…ah…ah…mama ga tahan sayang…ah…ahhh…auhhhhh”desah mamaku panjang, sepertinya mama sudah mencapai orgasme kembali, dan mama langsung tersungkur lemas di lantai dapur. Aku membiarkan mama beristirahat sejenak, dan tak lama kuajak mama ke ruang tamu, dan mama duduk di kursi tamu, kusuruh mama mengangkang kan kedua kakinya lebar-lebar, sementara aku sudah mengambil alat pencukur, aku memang akan mencukur bulu jembut mama yang ada di vaginanya, namun aku tidak mencukur semuanya. Bulu jembut mama hanya aku tipiskan saja, dan aku bentuk seperti segitiga. “Aduh…Ken…bulu jembut mama mau kamu apakan…kamu nakal dey” sahut mama dengan nada menggoda. “Sabar ya mah, ken hanya ingin merapikan bulu memek mama ko, biar keliatan lebih seksi” sahutku, dan tak lama akupun selesai menipiskan bulu kemaluan mamaku, dan membentuk segitiga. “Lihat mah, sekarang terlihat lebih rapih dan seksi kan, soalnya lubang vagina mama juga sudah terlihat lebih jelas, karena tidak tertutup bulu jembut mama” sahutku menggoda. “Ah dasar kamu Ken…mama jadi malu niy” sahut mama dengan wajah yang sedikit merah. “Ga apa-apa sayang, begini lebih terlihat bagus kok, Oh ya Mah, sambil sarapan bagaimana kalau kita nonton film porno biar sekalian mama belajar juga’ sahutku “Iya sayang, terserah kamu saja, mama menurut” sahut mamaku. Kemudian mamaku kembali menyiapkan makanan yang tadi sempat tertunda, sementara aku menyiapkan dvd yang akan kutonton bersama mama. setelah mama selesai menyiapkan makanannya, aku menyetel dvdnya, kemudian seperti raja aku disuapi oleh mama, namun mama masih dalam keadaan telanjang bulat, karena aku memang masih belum untuk menyuruh mama memakai pakaiannya kembali. Kebetulan di film tersebut sang wanitanya memakai pakaian yang sangat seksi sekali, rok mini pendek, dengan kaki dilapisi stocking jaring hitam, dan ketika wanita tersebut akan dientot oleh lawan mainnya, dia membuka pakaiannya, dan wanita tersebut memakai garter dan cd g-string. “Mah…mama keberatan ga kalau mama memakai pakaian seperti itu”sahutku pada mama.Kulihat mama sempat berpikir sejenak. “Mas Ken…kamu suka ya kalau mama berdandan seperti itu” sahut mama “Tentu saja Ken senang mah, Ken yakin mah, mama itu pakai pakaian biasa aja aja udah seksi apalagi kalau mama pakai pakaian seperti ini”sahutku “Baiklah sayang, apapun yang kamu suka lakukanlah sayang, asal kamu suka dan senang mama akan memakai pakaian tersebut hanya untukmu, tapi sepertinya mama harus membelinya dulu, soalnya mama belum pernah memiliki pakaian seperti itu” sahut mama. “Oke mah, kalau gitu setelah nonton dvd inikita jalan keluar ya mah untuk membelinya”sahutku “Iya sayang” sahut mama dengan pandangan yang sudah mulai memperhatikan filmnya, raut wajah mama sepertinya sedikit geli ketika sang wanita mulai mengulum kontol dari lawan mainnya. “Ihhh…apa mereka tidak jorok ya melakukan gaya seperti itu” sahut mama “Mah…itu namanya oral seks, sepertinya mama perlu banyak belajar dey gaya-gaya seks, gimana kalau sekarang mama coba untuk menjilat kontol aku” sahutku sambil kali ini aku melepaskan celanaku, d an tersembullah kontlku yang sudah berdiri tegak menjulang. Kulihat mama sebenarnya agak ragu untuk menghisap dan menjilat kontolku. “Ayo kemarikan tangan kanan mamah, Ken akan ajarkan sama mama caranya” sahutku sambil menuntun tangan kanan mama untuk membelai kontolku, dan kali ini aku menyuruh mama untuk mulai mengocok kontolku dengan gerakan seperti mengurut. Mama menggenggam kontolku dengan tangan kanannya, kemudian dia mulai menaik turunkan kontolku dalam genggamannya. “Ohhh..mah…enak…enak sayang…mama ternyata sudah mulai pintar ya mengocok” sahutku. Kulihat mama masih konsen untuk mengocok kontolku dengan tangan kanannya. “Ok mah, sekarang coba mama jilat kontol Ken” sahut ku pada mama. dan mama juga langsung mendekati mulutnya ke kontolku, dan mama menjulurkan lidahnya, dan langsung menjilat kontolku. Mama menjilat pinggir kontolku dari bawah ke atas, dan samapi pada pendulumku, aku menyuruh mama menjilati pendulumku dengan lidah mama, sambil tangan mama tetap mengocok kontolku. “Ahhh…mam…mama…ahhh…enak mah….ahhh…gila…mama pintar banget ngocok…ahhh..”desahku, dan kemudian mama semakin bersemangat menjilat dan mengocok kontolku mendengar aku yang semain mendesah keras. “Ok…ahh…mah…sekarang jangan dijilat, coba mama masukkan kontolku ke dalam mulut mama” perintahku pada mama, dan mama yang memang sepertinya sudah kembali terangsang tanpa basa-basi langsung memasukkan kontolku ke dalam mulut mama, dan aku sedikit menjambak rambut mama, untuk memulai mengajari bagaimana caranya nyepong. Ketika kontoku baru setengahnya memasuki mulut mama, aku sedikit menjambak rambut mama, supaya mama mengeluarkan kontolku kembali, namun sebelum kontolku sepenuhnya keluar dari mulut mama, aq langsung menekan kepala mama agar kontolku masuk kembali ke dalam mulutnya, dan sepertinya mama langsung mengerti apa yang kumau, karena mama langsung mengoral kontolku dengan gerakannya sendiri, tanpa perlu kumbimbing kembali. “Oh…great mom…yes….suck me more…mama bener-bener wanita binal…terus hisap lebih dalam mah, mainkanjuga dengan lidah mama di dalam mulut” sahutku. Mama melakukan apa yang kususuruh, dimana sambil mengoral kontolku dia memainkan kontolku di dalam mulutnya dengan lidahnya, ini membuat aku semakin kegelian. “Ok mah, sekarang coba mama sepong kontol Ken sambil dipadu dengan kocokan tangan seperti film yang sedang diputar mah, mama ngerti kan” sahutku, mama tidak menjawab, namun langsung menyepong kontolku sambil kali ini mengocoknya dengan tanganku ketika dia mengeluarkan kontolku dalam mulutnya, kemudian mama menghisapnya lagi. Gerakan ini semakin membuat aku tidak kuat, sepertinya aku akan keluar sebentar lagi. “Ahhh…mah….mamah…akh…Ken udah ga kuat mah…ahh…ah….mamahhhhhhhhhh…ahhhhhhh”desahku kencang dan bersamaan dengan itu aku kemudian memuncratkan pejuku dengan deras di dalam mulut mama, dan mama seeprtinya kewalahan menerima pejuku yang begitu banyak. Sepertinya ada sebagian pejuku yang tertelan oleh mama. “Oke mah, sekarang coba kelar kan air mani yang ada di mulut mama, keluarkan lewat mulut mama perlahan-lahan” sahutku pada mama, dan mama langsung mengeluarkan air mani yang ada di mulutnya perlahan-lahan, sehingga kini dari bibir mama mulai keluar air maniku yang tadi mama hisap, dan mulai berjatuhan ke lantai, sepertinya air mani yang mama tampung di mulut banyak sekali. “Oh mamah…mama bener-bener tampil binal mah kalau lagi kaya begini, gimana mah rasanya nyepong untuk kali pertama?” sahutku. “Emh…enak sekali Ken, ternyata nyepong kontol cowo itu enak banget yah” sahut mama dengan mulut yang masih banyak bekas sisa sperma aku. “Hehehehe…tenang saja mah, nanti kalau mama masih mau akan Ken kasih ya sayang” sahutku sambil membelai rambut mama. “Ayo sayang, sekarang kita bersiap berangkat, kita akan membeli pakaian yang mama butuhkan” sahutku. “Ok sayang, mama mau mandi dulu ah, badan mama bau sperma niy” sahut mama

Tuesday 3 December 2019

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 7

“Kalau begitu mama sudah tidak perlu mencari lelaki lain kan sayang?” “Maksud mamah?” pikirku heran tak mengerti “Karena tubuh mama ini tidak akan mama serahkan pada lelaki manapun, mulai malam ini tubuh mama ini adalah milikmu sayang…kamu bebas mengeksploitasi tubuh mama kapanpun kamu butuh sayang. Mama pikir, kamu memang pantas mendapatkannya Ken, sewaktu tadi kamu menyetubuhi mama, mama berfikir mama sudah kehilangan papamu, dan selama ini kamu yang terus terkena dampak jika mama dan papamu bertengkar, mama pikir inilah saatnya mama menyenangkanmu. Mama sudah tidak perduli lagi dengan papamu, saat ini hanya kamu saja sayang yang mama perdulikan sayang” sahut mama dengan nada mesra. Tentu saja perkataan mama ini benar-benar bak petir di siang bolong, aku tak menyangka bahwa mama akan berkata seperti ini. “Mah…benarkah perkataaan mama tadi? Mama bersedia melayani Ken seumur hidup mamah? Jujur mah, kayanya perkataan mama tadi masih terasa seperti mimpi bagi Ken mah, boleh mama ulangi lagi mah kata-kata mama barusan”kataku dengan sedikit gemetar seolah masih tak percaya omongan mamaku. “Iiihhh…kamu nakal dey godain mama terus…”sahut mama dengan nada manja. “Baiklah sayang, mama akan ulangi perkataan mama buat Mas Ken, Mulai malam ini tubuh mama ini adalah milikmu seorang Ken, kamu tidak sedang bermimpi sayang” sahut mama. “Ohh mama, mamah tau tidak, malam ini adalah malam yang sangat menyenangkan bagi Ken bisa mendapatkan tubuh seorang wanita secantik dan semulus mama” sahutku dengan gembira. Malam itu aku dan mama tidur seperti layaknya suami istri, aku dan mama saling berpelukan. Keesokan paginya aku bangun dan melihat mama sudah tidak ada, ketika aku keluar, ternyata mama sudah ada di dapur sedang menyiapkan sarapan pagi. Kulihat mama mengenakan piyama terusanyang panjangnya sampai ke bawah lutut. Sepertinya mama tidak menyadari kehadiranku, aku langsung merangkul mama dari belakang. “Pagi mamaku sayang…kamu kok pagi amat siy bangunnya”sahutku manja. “Mas, kan Shinta udah bilang kalau Mas ken panggil saja nama Shinta, aku kan sekarang sudah punya kamu” kata mama “Emh…ntar aja dey…kalau saya ingat, saya panggil Shinta, tapi kalau tidak…ya saya panggil mama, lagian untuk sementara Ken lebih suka mama manggil saya Mas Ken tapi Ken tetep bilang kata mamah ke mama jangan pakai kata Shinta, kamu ga eberatan kan sayang?” sahutku. “Ya engga lah mas, yang penting kamu senang, mama pasti akan nurut sama Mas” sahut mamaku. “Oh ya mah…boleh ga kamu buka pakaian piyama kamu sekarang? Sahutku memberanikan diri. Kulihat mama hanya tersenyum saja, dan tiba-tiba mama melapaskan baju piyamanya, sehingga ali ini mama hanya mengenakan cd dan bh berwarna krem. Mama memberikan baju piyama itu kepadaku. Aku benar-benar takjub melihat mama tubuh mama, aku baru teringat semalam aku belum melihat payudara mama.

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 6

“ahhhh…ahhh…Ken…jangan sayang…ah…ini dosa sayang…sayang…ahhhhhh…ahhh” desah mama semakin keras ketika aku terus memaksa kontolku untuk masuk semuanya ke dalam vagina mama. “Ahhh…ahh…mah…vagina mama seret banget, kaya wanita yang masih perawan…nikmat banget vagina mama…”kataku sambil mendesah sedikit kenikmatan. Saat itu kedua tangan mama sudah kupegang dengan kedua tanganku, agar mama tidak bias berontak lagi, dan kedua kaki mama juga sudah mengangkang lebar. Sepertinya mama terlihat mulai pasrah dengan nasibnya yang sedang diperkosa oleh anaknya sendiri, dan karena aku terus menghujamkan dengan terus menerus dan sepenuh tenaga, akhirnya kontolku masuk sepenuhnya ke dalam vagina mama. Kurasakan kontolku semakin dijepit dan dipijat di dalam vagina mama, dan saat itu vagina mama juga sudah semakin basah. “Ahhh…Ken…ahhh…ahhh…ohhh…ohhh…auhh…sakit Ken…ah…”desah mama “Sabar ya mah…bentar lagi juga enak kok mah…sabar ya sayang…” sahutku sambil kali ini mempercepat genjotanku pada vagina mama, dan ini membuat mama semakin mendesah keras. Saat itu posisi kedua tanganku sudah tidak memegang kedua tangan mama, karena sepertinya mama sudah mulai tidakmemberontak. Posisi kedua tanganku saat itu mencengkram kedua bahu mama kanan dan kiri dari arah belakang (seperti orang yang sedang memeluk), sedang kedua tangan mama memegang erat kedua bahuku dari arah depan. “Ah…Ken…shhhh….ahhh…ahhh…mama…mama udah ga kuat…ah…ah…Ken…ahhhhh…ahhhhhhhhhh”desah mama berteriak kencang, dan bersamaan dengan itu aku merasakan semburan cairan dari dalam vagina mama di kontolku yang ada di dalam vagina mama. Sepertinya mama sudah mencapai orgasme, namun aku masih tetap menggenjot vagina mama, dan tak lama akupun mengeluarkan kontolku, dan menumpahkan spermaku di bagian payudara mama yang masih tertutup bhnya. “Cretttt…crettt…crottt…crottt…”spermaku sangat deras keluar, dan tidak hanya mengenai bagian payudara mama yang masih tertutup bhnya, namun ada sebagian yang mengenai bagian wajahnya. Saat itu tubuh mama juga sudah banjir dengan keringat, dan nafas mama juga tersenggal-senggal dengan cepat. Maklum, sepertinya aku dan mama melakukan permainan dalam jangka waktu yang cukup lama menurutku, kalau perkiraanku tak salah, hampir satu jam Aku memperkosa mama. Setelah nafas mama sudah sedikit teratur, akupun langsung merangkul mama, dan mama menangis. “Mah…maafin Ken…Ken bener-bener nafsu mah ngeliat tubuh mama…maafin Ken ya mah” kataku dengan penuh penyesalan. “Kamu jahat Ken sama mamah…teganya kamu perkosa mamah…mama sebel sama kamu…mama sebel samakamu” sahut mamaku sambil kedua tangannya memukul-mukul dadaku. Aku hanya diam saja, dan akhirnya aku merangkul tubuh mama. akhirnya mamaku juga hanya menangis di dadaku. Akupun berusaha membelai rambut mamah. “Mah, Ken salah…Ken udah jahat sama mama…maafin Ken ya mah…Ken salah” sahutku berpura-pura, dan kali ini aku menampar-nampar pipiku dengan kedua tangannya sendiri. Mama yang melihat hal itu berusaha menahannya. “Hentikan ken…sudahlah Ken…mama juga salah…mama sudah memberikan rangsangan sama kamu” sahut mama sambil balas membelaiku. Keadaan aku dan mama saat itu sudah hampir telanjang bulat, kecuali mama yang masih menggunakan bhnya, namun kedua tali bhnya sudah melorot. “Mah…mamah udah baik sama Ken, terus udah sayang sama Ken, tapi Ken malah berbuat kaya gini sama mama, Ken benar-benar bersalah sama mama” sahutku dengan menangis. Mamaku juga menangis, dan makin mempererat pelukannya padaku. “Sudahlah Ken, ini sudah terjadi, mama sudah maafin kamu, kamu anak satu-satunya yang mama punya, sudah sewajarnya mama memberikan seluruh kasih sayang mama sama kamu” sahut mama “Oh mama…Ken sayang banget sama mama…mama adalah satu-satunya wanita yang paling ngertiin Ken…makasih ya mah buat pengertian mama” sahutku sambil merangkul tubuh mama, akhirnya aku dan mama hanya berpelukan di ranjangku dengan kondisi mama yang hanya mengenakan bhnya saja. Mama mengusap wajahku dengan penuh kasih sayang, dan aku juga mengusap wajah mama yang sudah basah, mungkin karena bekas air mata, air mani, dan bercampur keringat juga. “Mah, mama seksi sekali kalau lagi telanjang begini, tubuh mama benar-benar seksi, bukan hati mama saja yang baik dan cantik, tapi tubuh mama juga secantik hati mama, mama sperti bintang film porno jepang. Oh ya, apa mama tidak mempunyai pikiran untuk mencari lelaki lain mah? Ken yakin mah, masih banyak cowo yang kepincut dan pengen ML sama mama dengan tubuh seksi kaya gini, apalagi…”aku langsung menghentikan bicaraku. “Apalagi apa sayang? Tanya mama dengan sedikit penasaran dan dengan wajah yang sudah mulai tersenyum. “Ayo apalagi apa…ga usah malu-malu sayang, mama ga bakal marah kok apapun yang kamu omongkan? Tanya mamaku. “Apalagi permainan seks mama di atas ranjang benar-benar liar dan nikmat “ pujiku pada mama, namun aku tidak berani melihat wajah mama setelah itu, mungkin karena aku malu setelah berani mengatakan hal yang kurang sopan pada mama. Wajahku saat itu sedikit merah, dan mama hanya sedikit tersenyum saja padaku, dan kemudian tangan kanan mama memegang jidatku, dan mengarahkan pandanganku untuk bertatapan kembali dengan mama. “Apakah benar sayang permainan mama masih hot, kamu ini aneh-aneh aja dey Ken, mama sudah berumur, dan tadi aja mama sulit mengimbangi perkosaan kamu” sahut mama. “Mah, Ken itu ga bohong, mama seperti kuda betina liar yang sulit diatasi jika sudah bermain di atas ranjang , mama seperti wanita binal kalau sudah berada di atas ranjang, Ken rasa papa sudah sangat membuat kekeliruan besar meninggalkan wanita secantik, seanggun, dan sebinal mama kalau waktu di ranjang“sahutku dengan kata-kata yang sudah berani lancang pada mama. Namun sepertinya mama tidak marah dengan perkataanku. “Terima kasih sayang untuk pujiannya…kamu suka dengan tubuh mama sayang? “Suka mah…ken suka sekali denga tubuh mama…tubuh mama benar-benar masih…” belum selesai aku menyelesaikan omonganku, jari telunjuk mama sudah menutup mulutku. “Kalau begitu mama sudah tidak perlu mencari lelaki lain kan sayang?”

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 5

“Ayolah mah…sebentar saja kok, Ken ingin memberikan yang terbaik buat mamah, Ayo donk mah…sebentaaaaar saja …”sahutku dengan nada manja, sambil kali ini tanganku sudah kembali mengelus bagian tengah vagina mama yang masih ditutupi celana dalamnya. Kurasakan celana dalam yang mama pakai juga sudah mulai basah. Sepertinya mama sudah terangsang. “Ken…jangan Ken…ini tabu sayang…ini tidak boleh sayang…ahhhhhh”desah mama ketika satu jariku menyelinap masuk melalui pinggir celana dalamnya dan langsung mencari lubang vagina mama, aku merasakan bulu jembut mama semakin lebat di jariku, dan ketika aku sudah berhasil menemukan lubang vagina mama, tanpa ragu lagi aku langsung memasukkan jariku ke dalam lubang vagina mama yang semakin basah. Aku memainkan jari telunjukku yang sudah masuk ke dalam vagina mama, mama mulai menggeliat-geliatkan tubuhnya menahan rangsangan yang kuberikan, tangan mama masih memegang tangan kananku yang jari telunjukku sudah masuk ke dalam vaginanya, namun mama tidak berusaha untuk menarik tanganku, hanya memegang tanganku saja. “Ahhh…ah…oh….Ken…Auhhh…Ken…jangan sayang…ahhh…nakal kamu…ahhh…nanti mama….terangsang…ahhhhh”desah mama semakin menjadi, kurasakan jari telunjukku benar-benar seperti ada yang memijat dan menjepit oleh dinding vagina mama. Supaya mama tidak berisik, aku kembali menyumpal bibir mama dengan bibirku, kumasukkan kembali lidahku ke dalam mulut mama, sambil tanganku masih tetap mempermainkan vagina mama dengan jari telunjukku. Kali ini tangan kiriku mulai meremas-remas payudara mama, kurasakan payudara mama memang masih kencang dan padat, mama masih berontak untuk melepaskan pelukanku, namun semakin mama berontak, aku semakin memaksa mama, karena nafsuku juga sudah semakin memuncak dan tidak dapt ditahan lagi, untuk sementara aku menghentikan cumbuanku pada mama, dan kocokan jaariku pada mama, aku membuka paksa resleting baju mama yang ada di bagian punggungnya, kemudian aku menurunkannya dengan paksa, sehingga kini mama hanya mengenakan bh berwarna krem dan celana dalam yang juga berwarna sama. Kulihat payudara mama juga sepertinya akan berontak keluar dari bhnya, aku kemudian membuka celanaku dan kontolku yang tegak menantang langsung keluar, mama semakin ketakutan dan berusaha berlari dariku. Aku mengejar mama, dan kebetulan mama berlari juga ke arah kamarku, kutangkap tubuh mama dan kulemparkan ke sofa springbed di kamarku, kembali aku mencium mama dengan paksa di atas ranjang,kali ini mama berontak, dan aku tetap memaksa, kali ini sambil kucium aku menurunkan cd mamah, dan sejenak aku terpesona dengan keindahan dari vagina mamaku, dimana bulu jembut mama benar-benar lebat. “Ohhh mah…bulu jembut mama indah dan lebat sekali” pujiku pada mama sambil mengelus-elus bulu jembutnya. “Plakkk…. tiba-tiba sebuah tamparan keras menghujam pipiku, karena mama langsung menamparku saat itu. “Brengsek kamu Ken, teganya kamu berbuat nista seperti ini sama mama” bentak mamaku, dan akrena aku sudah terlanjur basah dan sepertinya nafsuku pada mama juga semakin memuncak, maka kembali aku langsung menggerayangi tubuh mama, melanjutkan permainanku yang tadi sempat tertunda sebentar, dan tanpa membuang waktu lagi aku langsung mengarahkan kontolku kebagian vagina mama. “Ken….jangan Ken…jangan diteruskan…sadar ken…ini mama sayang…jangan perkosa mama sayang…please…Ken…ahhhhh”desah mama ketika aku langsung menghujamkan kontolku masuk ke dalam vagina mama, karena kontolku besar, kontolku tidak sepenuhnya masuk ke dalam vagina mama, hanya sebagian saja yang masuk ke dalam vaginanya.

Monday 2 December 2019

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 4

Akhirnya malam itu aku dan mama minikmati minuman yang kami pesan di kafe, dan setelah itu kamipun pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, aku langsung merangkul tubuh mama dari belakang, dan mama memegang tanganku yang sedang merangkulnya, dan ketika mama berbalik menghadapku, kembali aku langsung mencium bibir mama. Mama membalas ciumanku dengan penuh mesra, dan sepertinya mama sudah belajar dari ciumanku yang pertama, kali ini giliran mama yang menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku, lidah aku dan mama saling berpagutan di dalam mulutku. Sambil bernciuman, aku mengarahkan mama ke kursi tamu, dan di kursi tamu itu ciuman aku dan mama semakin bernafsu, posisi mama saat itu terlentang di kursi tamu, sedang aku menindih tubuh mama. Kali ini aku dan mama menghentikan ciuman, dan aku menjulurkan lidah ku keluar, dan mama juga melakukan hal yang sama. Lidah aku dan mama kali ini saling jilat di luar mulut, dan puncaknya aku mengeluarkan air liurku, dan mama menerimanya dengan lidahnya. Ohhh…sungguh permainan french kiss yang nikmat, dan mama juga bisa mengikuti permainan french kiss ku saat itu. Tiba-tiba mama melepaskan ciumannya padaku, dan kali ini wajah kami berdua saling berpandangan, saat itu posisiku sedang menindih tubh mama, dengan aku di atas dan mama di bawah. “ Ken, boleh mama tahu,k amu belajar dari mana tehnik mencium seperti ini” tanya mama kepadaku. “Ohh, jujur saja mah, Ken belajar dari film porno yang sering Ken tonton” sahutku “Mamah ga marah kan?” tanyaku pada mamah “Tidak Ken, itu artinya kamu memang sudah mulai dewasa, tapi kamu harus janji, kamu tidak boleh sampai jatuh ke dalam seks bebas ya sayang, berjanjilah sama mama, apalagi kalau kamu maen sama pelacur” sahut mama “Iya mama sayang, oh ya mah, kalau boleh Ken tahu, memang mama belum pernah ya ciuman seperti itu sama papa dulu” tanyaku “Belum sayang, mama sama papa kalau ciuman hanya biasa saja, tidak sampai memasukkan lidah ke dalam mulut” sahut mamaku polos “Lalu kata mama, lebih enak mana, ciuman yang Ken berikan sama mama atau ciuman yang papa berikan” “Ken, ciuman kamu yang kamu berkan itu adalah ciuman paling romantis yang pernah mama terima dari seorang pria, kamu memang seorang cowo yang romantis Ken” sahut mama. “Mama juga hebat mah, walaupun mama belum pernah melakukan french kiss, tapi sepertinya mama sudah langsung mengikuti gerakan yang Ken lakukan, mama benar-benar punya bakat dalam kissing” pujiku pada mama. Tak lama kenudian kembali aku dan mama berciuman, dan kembali lidah aku saling berpagutan, kali ini di dalam mulut mama,tanganku sudah mulai berani mengelus paha mama yang putih mulus, belaianku di paha mama semakin lama semakin naik ke atas, sehingga membuat rok mama terangkat ke atas, kulihat mama masih memejamkan matanya dan tetap berciuman denganku. Dan karena elusan tanganku terus naik ke atas, akhirnya elusanku sampai di bagian selangkangan mama, sekilas aku dapat meliha cd mama yang berwarna krem polos, dan berbahan kain. Ketika tanganku sudah sampai di selangkangan mama, tiba-tiba tangan mama memegang tanganku, dan melepaskan ciumannya pada bibirku. “Ken,,,jangan Ken…ini tidak boleh sayang…”sahut mama, namun tanganku masih tetap ada di selangkangan mama, dan dari selangkangan mama aku dapat melihat sekilas bulu jembut mama yang sebagian keluar dari bagian pinggir celana dalamnya, sepertinya bulu jembut mama sangat lebat, dan ini membuat aku semakin bertambah horny dengan mama.

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 3

“Maafin Ken ya mah, atas kelakuan Ken tadi, Ken benar-benar khilaf, maaf ya mah” sahutku dengan berpura-pura menyesal dan membuka pembicaraan. “Sudah lah Ken, mama tidak marah kok, kamu benar-benar sudah dewasa ya Ken, ciuman tadi adalah ciuman terhangat yang pernah mama dapatkan dari seorang pria. Tapi jujur mama juga kaget, apalagi ketika lidahmu masuk ke dalam mulut mama” sahut mama dengan wajah sedikit merah (Mungkin karena malu) sambil kali ini sudah berani melihat wajahku. “Maaf mah, Ken terbawa nafsu sama mama, abis mama cantik siy”sahutku “Benarkah sayang mama masih cantik menurutmu?”tanya mama “Benar mah, mama itu masih cantik banget, Ken aja tadi sampai nafsu sama mama, Ken yakin kok, pasti saat ini banyak cowo yang masih pengen sama mamah, mah apa mama ga kepikiran untuk punya cowo yang laen” sahutku “Makasih ya sayang buat pujian kamu, mama seneng banget hari ini pergi sama kamu, ini malam terindah mama yang pernah mama rasakan dalam hidup mama, kamu benar-benar cowo yang romantis Ken, mengenai cowo, mama ga pengen ada cowo lagi, mama sudah ada kamu, anak mama satu-satunya, mama sudah puas, oh ya, ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum Ken?” “Belum mah, sampai saat ini ken masih belum punya cewe, susah juga mah dapetin cewe” sahutku. “Memangnya tipe cewe seperti apa yang kamu suka Ken” selidik mama “Emhh kaya gimana ya? Ken suka tipe cewe seperti mamah, baik, cantik, seksi, penuh perhatian, pokoknya menurut Ken mama bener-bener cewe yang perfect deh”pujiku. Kulihat mama tersipu-sipu malu dengan pujianku, dan sepertinya mama menjadi salah tingkah dengan perkataanku tadi. “Mah, boleh ga mah, kalau Ken menjadikan mama pacar Ken, mama ga keberatan kan” sahutku, mamaku jelas sangat kaget dengan perkataanku itu. “Ken, kamu yakin, mama ini sudah tua, apa kamu ga malu jalan sama mamah, lagian kamu harusnya mencari pacar yang memang kamu suka sayang”sahut mama “Mah, Ken udah bilang berkali-kali, menurut Ken mama itu masih cantik banget, terus mama juga perhatian selama ini sama Ken, dan kalau Ken malu, mana mungkin hari ini Ken mau jalan bareng sama mama, cewe yang Ken suka Cuma mamah aja saat ini” sahutku. Kulihat mama berpikir dan diam sejenak. Sepertinya mama sedang memikirkan tawaranku tadi. “Baik Ken, mama bersedia jadi pacarmu, tapi Cuma sementara saja ya sayang, sampai kamu memang mempunyai wanita yang memang kamu suka, kamu janji” sahut mama. “Bener mah? Mama mau jadi pacarnya Ken? Mama ga nyesel? “ sahutku. “Engga Ken, mama senang jalan sama kamu, kalau kamu memang mau menganggap mama pacarmu, mama mana bisa menolak, terima kasih ya sayang kamu sudah mau jadi pacar mama, mama tidak menyesal punya pacar kaya kamu, ganteng, romantis lagi, tidak seperti papamu, kasar dan selalu egois, pokoknya mama mulai saat ini Cuma peduli sama kamu aja, kamu adalah segalanya buat mama”sahut mama dengan sambil menitikkan air mata. “Makasih mah, Ken seneng banget mama mau anggep Ken pacar mama” sahutku dengan nada mesra, dan akupun memeluk tubuh mama, dan mama hanya menyandarkan kepalanya di tubuhku. Aku membelai rambut mama dengan penuh kasih sayang, dan mama semakin menangis di dadaku. “Mah kenapa mama menangis? Mama ga suka ya mah jadi pacarnya Ken? Ken ga maksa kok mah kalau mama memang ga mau dan keberatan” sahutku “Tidak Ken, mama menangis karena mama bahagia, mama bahagia banget malam ini” sahut mamaku. “Mah, sini Ken bersihin air mata mama, cewe kaya mamah kalau nangis jadi jelek mah, nah sekarang coba mama pejamkan mata mama” sahutku. Mamakupun memejamkan matanya, dan aku mendekati wajah mama dan aku langsung menjilat pipi mama yang sudah dibasahi dengan air mata dengan lidahku, kebetulan saat itu cafenya sedang sepi, jadi aku berani melakukan hal tersebut sama mama. Dan kulihat mama tidak marah dan berontak, juga kaget. Mama hanya diam saja dan menikmati jilatan lidahku di pipinya. Dan ketika selesai menjlat pipi mama dari bawah sampai ke bagian matanya. Mama membuka matanya. “Mah, kulit mama benr-benar halus, terasa lembut di lidah Ken”sahutku, mama hanya tersenyum saja mendengar hal itu. “Ken, mulai sekarang kalau kita hanya berdua, kamu boleh panggil nama mama saja, kan kita sudah jadi pacar”sahut mama. “Iya Shinta, asal kamu senang aku akan melakukan apapun untukmu” sahutku “Terima kasih ya Mas ken” sahut mama dengan mesra sambil memanggilku dengan sebutan Mas.

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 2

Setelah itu perjalanan kami lanjutkan menuju ke salah satu mall di Jakarta, aku dan mama jalan-jalan di mall tersebut, saat itu kulihat mama mulai berani merangkul pinggangku, walaupun sepertinya mama merangkulku dengan rangkulan yang agak kaku, sepertinya mama juga masih malu-malu terhadapku, dan sebenarnya aku agak ragu untuk membalas rangkulan mama, setelah berpikir beberapa saat, akhirnya aku memberanikan diri untuk memegang pinggang mama, dan sepertinya mama juga tidak keberatan ketika pinggang mama kurangkul dengan tanganku. Baru kali ini aku merangkul pinggang mama, dan dari rangkulan itu aku semakin mengetahui body mama memang masih aduhai, mama benar-benar bisa menjaga tubuhnya, papaku itu benar-benar bodoh meninggalkan mama yang masih mempunyai tubuh seksi kaya gini. Di mall pun aku dan mama sering bercanda, aku menghibur mama dengan bermain di area time zone, dan selama bermain, aku selalu menggoda mama dengan tingkah laku ku ataupun dengan perkataanku. Lama kelamaan rangkulan mama sepertinya sudah benar-benar biasa kepadaku, dan demikian pun aku merangkul pinggang mama juga seperti aku merangkul pinggang seorang kekasih, dan mama juga kali ini terkadang menyandarkan kepalanya ke dadaku. Aku terkadang juga membelai rambut mama. Saat itu di mall aku dan mama sudah tidak Nampak sebagai ibu dan anak, melainkan sebagai sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Saat aku dan mama menonton dalam bioskop pun mama selalu menyenderkan kepalanya ke bahuku. Hari semakin larut, dan malam itu aku dan mama mengunjungi sebuah kafe, sebelum aku dan mama pulang ke rumah. Ketika aku masuk, seorang waitress menanyakan menu apa yang akan kupesan, dan kalau yang datang pasangan kekasih, maka akan mendapatkan diskon 20 persen, dan yang bikin aku tambah senang adalah, waitress tersebut mengatakan untuk membuktikan kalau seandainya memang pasangan kekasihnya yang dibawa, maka haus menunjukkan aksi mesra dari pasangan tersebut, dan waitress tersebut memfotonya. Sebenarnya aku ragu untuk menjawab kalau aku dan mama adalah pasangan kekasih, karena aku takut menyinggung perasaan mama. “Mas…kalau kita bukan pasangan kekasih, ga mungkin donk kita datang hanya berdua ke tempat ini, jam segini pula” sahut mama kepada waitress tersebut. Sontak saja perkataan mama ini membuatku kaget sekaligus bahagia, entah hanya untuk mendapat diskon atau memang mama menganggap aku ini sebagai pacarnya, namun apapun itu aku sangat senang mendengarnya. “Baik kalau begitu saya memfoto kalian berdua, dan kalau bisa tolong tunjukkan foto kalian paling mesra, supaya bisa ditempel di mading kami, dan nanti akan kami undi siapa yang menang, lumayan Bu, pemenang undian ini bisa mendapat liburan berdua ke bali” sahut waitress tersebut. Aku melihat di mading ada salah satu pasangan yang berpose mencium bibir pasangannya, dan sepetinya itu adalah kesempatanku untuk mencium bibir mama, kebetulan mama sedang menganggapku kekasihnya malam itu. “Sayang, kamu mau berpose apa ya” sahutku berpura-pura bingung kepada mama, aku memang mengatakan kata “sayang” kepada mama agar waitress tersebut tidak curiga kalau pasanganku adalah mamaku sendiri. “Iya niy say, aq juga bingung, terserah kamu ajalah, aku nurut aja sama kamu say” sahut mama dengan nada mesra. “Baik bu kalau sudah siap saya akan memfotoya” ungkap waitress tersebut Ketika akan saatnya difoto, aku dengan seketika langsung mencium bibir mama, jelas saja mama sangat kaget ketika aku mencium bibir mama, sepertinya mama tidak menyangka kalau aku akan menciumnya, namun sepertinya mama juga tidak bisa berontak karena saat itu mama tahu bahwa dia dan aku sedang difoto, malah mama mulai membalas ciumanku, dan karena terbawa suasana aku sempat mengeluarkan lidahku untuk masuk ke dalam mulut mama, dan lidah kami sempat saling jilat di mulut mama, dan terkadang aku hisap bibir bawah mama, ketika itu mama menutup matanya, sepertinya mama sangat menikmati french kiss yang aku berikan pada mama. Dan kulihat waitress nya pun mengambil beberapa foto aku french kiss dengan mama. Sampai waitress tersebut akhirnya berkata baik pa…bu…saya rasa sudah cukup, ternyata kalian memang pasangan yang serasi” sahut waitress tersebut. Aku dan mama langsung segera melepaskan ciuman kami,dan kami berdua sempat terdiam barang sejenak. Kulihat wajah mamah sedikit merah, mungkin baru kali ini bibirnya dicium olehku sendiri. Akhirnya kami berduapun memesan makanan, dan setelah memesan makanan aku dan mama masih sempat terdiam, mama masih menundukkan kepalanya dan tidak berani melihatku.

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 1

Nama saya Ken, saya berasal dari Bandung, dan saat ini saya sedang belajar di salah satu perguruan tinggi di Jakarta. Saat ini aku berumur 19 tahun, dan merpakan anak tunggal dalam keluargaku. Sekilas mengenai keluarga saya, keluarga saya boleh dibilang sangat berada, dan saya mempunyai seorang mama yang cantik, walaupun usia mama saat itu sudah berumur 40 tahun, dan ayah saya saat itu berumur 46 tahun. Boleh dibilang aku mempunyai rumah tangga yang kurang harmonis, mama dan papaku selalu bertengkar hampir setiap hari. Ini membuat aku sangat kesal dan tidak nyaman untuk berlama-lama di rumah jika aku pulang ke Bandung. Bahkan saking jarangnya, terkadang aku pulang ke rumah hanya setahun sekali. Di Jakarta saya sempat dibeikan rumah dan mobil oleh papaku, sewaktu saya mulai kuliah di Jakarta di daerah Jakarta Barat, Selama saya tinggal di Jakarta, mama dan papa saya belum pernah mengunjungi tempat saya, dan saya merasa senang karena tidak ada yang berisik, juga bisa belajar lebih mandiri. Selama kuliah saya hanya berhubungan lewat telvon jika menghubungi keluarga saya. Sampai suatu hari, saat saya menelfon mama, saat itu mama sedang menangis di telefon. Dan mama bertanya kepada saya apakah dia bisa untuk sementara tiggal di Jakarta bersamaku, dan akhirnya saya setuju untuk mama tinggal sementara di rumahku. Saya juga kasihan melihat mama yang selalu disakiti oleh papa jika mereka bertengkar. Mungkin ini adalah salah satu solusinya pikirku saat itu. Beberapa hari kemudian mama akhirnya datang ke tempatku. Dan sampai di rumahku, mama menceritakan kepada saya bahwa mereka berdua berencana akan bercerai, ternyata papa sudah mempunyai wanita idaman lain, Sayapun awalnya kaget mendengar berita itu bahkan saya sangat marah dan kasihan sama mama, namun saya bisa memaklumi, sepertinya memang ini jalan terbaik bagi mereka berdua. selama di jakarta, mama selalu memenuhi kebutuhan hidupku, mama selalu menyiapkan makanan ketika aku sudah pulang kuliah. Dan selama mama tinggal disini, ada satu hal yang benar-benar membuat aku menjadi terangsang sama mama. Terkadang mama suka mengganti pakaian di kamarnya untuk mengganti pakaian dengan pintu yang kurang rapat, dan aku yang dari awalnya hanya melihat sekilas, lama kelamaan aku mulai mengintip mama ketika dia kebetulan sedang mengganti pakaiannya, dan sepertinya mama selalu tidak menyadari bahwa dirinya sedang diintip olehku. Disitu saya mengetahui, bahwa mama masih mempunyai tubuh yang seksi dan menarik, payudara mama juga masih kencang dan montok, dengan ditunjang wajah yang cantik, pinggang yang ramping, aku yakin pasti banyak pria yang ingin bercinta dengan mama jika melihatnya. Aku sangat terangsang dengan mama, namun tidak bisa melakukan apapun, karena bagaimanapun dia adalah mamaku sendiri, dan aku tidak berani untuk berbuat yang tidak sopan pada mama. Aku hanya dapat melakukan aktifitas mengintip mama mengganti pakaiannya sambil membayangkan sedang bercinta dengan mama. Namun selama aku mengintip mama, ada satu hal yang kusadari,yaitu mama tidak pernah memakai pakaian yang seksi, dan kulihaat bh dan celana dalam mama pun sepertinya tidak ada yang berwarna atau bermotif menantang adrenalin pria. Biasanya mama hanya mengenakan bh dan celana dalam berwarna krem atau putih. Sampai suatu waktu, setelah menyelesaikan ujian akhir semester aku mendapat libur yang panjang, sehingga aku dan mama mepunyai waktu untuk bersama. Aku berencana untuk mengajak mama keluar untuk menonton dan makan malam di luar. Kebetulan biarpun papa dan mama ribut, papa tetap memberikan uang lebih untuk aku dan mama. “Mah, gimana kalau malam ini kita keluar nonton saja, kebetulan kan Ken lagi libur, dan kayanya ada film yang bagus sekarang.” Sahutku “Hmm…wah ide bagus tuh, mama juga bosan disini, kayanya film yang kamu mau nonton menarik sekali, ya sudah nanti malam mama akan temani kamu nonton ya sayang” sahut mama. Akhirnya malam yang dinantipun tiba, aku menunggu mama di ruang tengah, dan betapa terkejutnya aku melihat mama yang sudah dandan, dan mengenakan baju terusan dengan bawahan sampai sedikit di bawah lutut (mama memang sopanjika memakai pakaian), dengan lipstick berwarna merah, dipadu dengan lipglos, sehingga bibir mama terlihat basah, menjadikan mama terlihat sangat sensual malam itu. Aku sempat terkagum-kagum melihat kecantikan dan keanggunan mama, karena selama ini mama memang jarang untuk berdandan, dan jika ke pesta pun mama selalu tampil apa adanya. “Loh Ken, kok malah bengong lihat mama, aneh ya mama dandan kaya gini Ken, kalau gitu mama tukar lagi aja dey” sahut mama “Eh, jangan mah, mama justru cantik dan anggun mah, kalau lagi kaya gini” sahutku “Oh ya? Beneran niy? Kamu ga sedang ngeledek mama kan? Udah tua gini kok dibilang cakep aneh-aneh aja kamu…” sahut mama. “Ya ampun mah, mana berani siy Ken bohong sama mama, apalagi kalau mama berani tampil seksi, Ken yakin pasti mama semakin cantik” sahutku memuji. “Dasar, anak mama udah bisa gombal ya sekarang, belajar dari mana kamu…” sahut mama sambil memegang hidungku dengan tangannya. “Mah, Ken ga bohong, Ken yakin kok mah dengan penampilan mama yang sekarang, pasti masih banyak cowo yang mau ngantri buat dapetin mama”. “Hush, kamu ini kok jadi ngomong ngelantur kaya gini siy…mama jadi malu niy” sahut mama “Bener kok mah, mama itu masih cantik, terus tubuh mama juga masih seksi kalau menurut Ken”sahutku. “Makasih ya sayang,cuma kamu yang ngertiin mama, sudah lama mama tidak mendengar pujian seperti ini untuk mama” sahut mama. “Ya sudah, ayo kita berangkat mah, silakah my lady” sahutku dengan nada mesra sama mama. Mama tersenyum sedikit malu denganku. Aku dan mama kemudian memasuki mobil, dan langsung menuju ke salah satu restaurant yang ada di Jakarta, selama makan aku banyak bercanda dengan mama dan banyak menggoda mama, sepertinya mama benar-benar menikmati makan malam bersamaku.

Tuesday 25 June 2019

Cerita Seks Misteri Mama dan Tante Lia

Week end yang menyebalkan, akhir pekan ini aku kembali menjadi supir buat mama, dan yang membuat tambah dongkol adalah membawa serta tante Lia, kakak kandung mama yang cerewetnya luar biasa, kira-kira 2 level di atas mama. Ia tidak pernah kehabisan kata-kata untuk mengomentari dan mengkritisi apapun dan siapapun, lebih dari seorang komentator sepakbola profesional. Walau ada juga sisi baiknya sih, beliau cukup royal untuk memberiku tambahan uang saku. Sabtu ini mama mengajakku ke Semarang, menghadiri undangan sepupunya yang akan mantu. Papa berhalangan karena ada perjanjian dengan relasi bisnis. Dan seperti biasa, akulah yang mendapat kehormatan, tepatnya barangkali kutukan, untuk menyupiri mama. Padahal minggu ini pula teman-teman klub motor ngajak touring ke Bogor. Aaarrgh... dasar sial! Beginilah nasib jadi anak lelaki satu-satunya, sementara kakak-kakak perempuanku bisa enak-enakan liburan. Dan sepanjang jalan, telingaku mendapat siksaan ocehan tante dan mama. Bahkan suara musik tidak mampu meredam suara mereka. Malam menjelang ketika kami memasuki wilayah alas roban, kawasan hutan yang melegenda dengan keangkerannya. Sialnya, aku termasuk penakut untuk hal-hal yang berkaitan dengan supranatural. Aku teringat kisah sebuah bus yang nyasar di tengah hutan ini. Untunglah jalanan cukup ramai. Tiba-tiba hujan turun dengan lebatnya, wiper kuhidupkan dan mencoba mengikuti sebuah truk di depan. Entah kenapa, aku tak mampu mengejar bayangan lampu truk tersebut, padahal sudah full gas, sampai kemudian aku sadari tinggal kami sendiri di jalan. Dan yang membuat aku merinding adalah menyadari kami tak lagi berada di jalanan aspal, tapi jalanan tanah berbatu yang membuat mobil kami berguncang-guncang, suasana di kanan kiri gelap gulita, hanya tampak bayangan batang-batang pohon dan semak belukar. Penderitaan lengkap sudah ketika ban mobil terperosok di tanah yang lunak akibat hujan tadi. Dua wanita penumpang setia di dalam jangan ditanya lagi, omelan mereka sama banyaknya dengan butir-butir tetesan air hujan yang begitu deras menghujani bumi, membuat kepanikanku kian bertambah. Mama, Tante Lia dan aku mencoba menghubungi kerabat untuk minta bantuan, tapi semua jaringan seluler tidak ada sinyal. Ma, tolong pegang kemudi, Randy mau keluar dorong mobil. kataku. Dengan masih mengomel, mama bertukar posisi di belakang kemudi begitu aku keluar. Hujan segera membuatku basah kuyub. Sial, harusnya Hi lux papa yang aku bawa, bukan sedan priyayi ini, gumamku dalam hati. Ban itu begitu dalam terperosok, membuat setiap usahaku sia-sia selain hanya menghasilkan semburan lumpur ke celana pendek dan kausku. Kemudian kusadari, bahwa hanya sekian meter di belakang mobil adalah sekumpulan pohon-pohon besar, demikian juga di depan. Berarti jalan yang kami lewati tadi bak hilang di telan bumi, membuatku mulai merinding. Tiba-tiba sekelebatan lampu senter menyorot ke arahku. Apa lagi ini, membuat nyaliku kian menciut, tapi masa sih ada setan bawa senter, akal sehatku berkata. Dari kegelapan muncul sosok lelaki paruh baya, bertelanjang dada dan memakai caping lebar. Ada yang bisa saya bantu, Le? tanyanya dengan suara yang parau namun cukup nyaring terdengar di tengah gemuruh hujan dan guntur. Kami kesasar dan mobil kami terperosok, Pak. jawabku setengah berteriak. Orang tua itu lantas membantuku mendorong agar mobil itu keluar dari jebakan lubang. Namun tetap tak berhasil. Kini bahkan akibat kikisan tanah, seluruh ban mobil itu terperosok. Sebaiknya tunggu besok pagi saja, Le. Kampung terdekat juga jaraknya 15 kilo lebih. Kalau sampeyan mau, malam ini nginap digubuk saya saja, ujarnya dengan datar namun sepertinya tulus. Daripada aku tinggal di mobil dan tiba-tiba kaca diketuk kuntilanak atau gendruwo, lebih baik aku turuti beliau. Namun tentu saja, aku harus minta persetujuan dua makhluk menyebalkan di dalam mobil, setelah terjadi percekcokan, akhirnya mereka mau juga. Segera kusambar ranselku sementara mama dan tante Lia hanya membawa tas tangan masing-masing. Dengan berpayung mereka mengikuti langkahku di belakang bapak tua tadi. Jalan setapak yang becek di tengah hutan itu membuat mama dan tante berkali-kali terpleset, membuatku berkali-kali harus memapah mereka, tentu saja setelah terlebih dahulu dihadiahi sumpah serapah mereka. Payung yang mereka bawa jadi percuma, tak mampu mencegah mereka menjadi basah kuyub dan terciprat lumpur. Ternyata jarak menuju rumah si bapak lumayan jauh juga, kira-kira 15 menit kami berjalan baru nampak temaram cahaya sebuah rumah. Monggo, silahkan masuk, ujar si bapak. Rumah itu tampak sederhana, pantas si lelaki misterius itu menyebutnya gubuk. Sebuah rumah limas khas Jawa dengan empat tiang kayu di bagian tengah, beratap genteng tanpa plafon, berdinding anyaman bambu dan berlantai tanah. Di dalamnya hanya meja kursi tua, dua dipan sederhana dan dua lemari reyot menempel di dinding. Dua lampu teplok yang kacanya telah menghitam menjadi alat penerang rumah tersebut, dan satu-satunya alat hiburan adalah radio transistor tua yang memperdengarkan suara pertunjukan wayang kulit mengiringi gemuruh hujan di luar, menambah suasana magis malam itu. Tampak sepasang perempuan di atas dipan tengah tertidur, terdiri dari wanita separuh baya dan satu lagi seorang gadis yang kira-kira seusiaku. Ayuh ndang tangi, ono tamu. Ndang gawekno wedhang! (ayo cepat bangun, ada tamu. Cepat bikinkan minum), ujar si bapak membangunkan isteri dan anaknya, kira-kira begitu menurut perkiraanku. Walau tak bisa bahasa Jawa, tapi sedikit banyak aku bisa memahaminya karena mama kebetulan orang Jawa dan sering menggunakan bahasa Jawa jika bertemu kerabatnya. Dengan segera mereka beranjak bangun meninggalkan dipan yang hanya beralaskan tikar dan selimut kumal itu. Untuk ukuran kota sekalipun, si gadis berwajah cukup manis walau dengan pakaian t shirt dan bersarung batik yang tampak lusuh, sementara ibunya sedikit lebih besar dengan wajah biasa saja, memakai kebaya dan kain yang dililitkan sebatas dada yang sama lusuhnya, namun menampakan belahan dadanya yang kupikir cukup besar, menjadi pemandangan paling baik selama di rumah ini. Dalam hati timbul rasa iba di hatiku melihat bagaimana miskinnya mereka, sekaligus juga bertanya-tanya bagaimana mereka bisa tinggal di tengah hutan dan terpencil seperti ini. Kalian basah kuyup semua, sebaiknya ganti pakaian daripada masuk angin. Silahkan ke belakang saja, kalau mau buang air dan bersih-bersih juga ada sumur. ujar si bapak. Aku segera menyambar ransel, tapi mama dan tante Lia saling bertatapan bingung, tentu saja, mereka meninggalkan tas pakaian mereka di bagasi mobil. Sial, nampaknya aku lagi yang harus mengambilnya. Namun sebelum perintah mereka keluar, si lelaki itu berkata, Kalau mau biar pakai pakaian anak dan isteri saya, maaf kalau kurang berkenan, Aku menatap mereka dengan wajah memelas. Mereka mengangguk, Maaf lho pak kalau ngerepotin, ujar mama. Dari dalam lemari reot, si bapak mengeluarkan dua lembar kain dan dua kaus yang walau lusuh tapi terlipat rapi. Mama dan tante duluan, ujar mama bergegas sambil menggamit tangan tante Lia ke bagian belakang rumah yang dibatasi oleh dinding papan. Aku menunggu dengan duduk di kursi tua itu, sang lelaki paruh baya itu juga duduk di hadapanku sambil melinting tembakau dengan kertasnya dan menyalakan rokok. Wajahnya nyaris tanpa ekspresi namun sorotan matanya sangat tajam dan berwibawa. Tubuhnya yang bertelanjang dada itu juga tampak kekar menggambarkan sisa sebagai lelaki yang ulet. Maaf, kalau boleh tahu, nama bapak siapa? tanyaku mencoba basa-basi. Panggil saja pak Simo, jawabnya sambil menghembuskan asap rokok lintingan yang beraroma aneh itu. Eengh... bapak udah lama tinggal di sini? tanyaku lagi. Lebih tiga puluh tahun, jawabnya singkat. ini satu-satunya tanah warisan bapak saya dulu, pekerjaan saya buruh tani dan sesekali ngobati orang. ujarnya lagi seolah-olah sudah tahu pertanyaanku berikutnya, walau aku sedikit tertegun dengan perkataan ngobati orang, tapi untuk tak menyinggung urung aku tanyakan. Saya terimakasih banyak lho pak atas bantuannya, ujarku setelah hening sekian lama. Ia hanya menghembuskan asap rokok, lalu berkata. Kalian harusnya hati-hati melewati hutan ini, harus kulo nuwun, ujarnya dengan nada sedikit tegas. Namun sebelum aku bertanya lebih jauh, mama dan tante sudah kembali ke ruang tengah. Aku agak geli melihat penampilan mereka, dari wanita bergaya modis, kini ala wanita kampung, berkaus kumal yang ada lubang di sana sini dan bersarung kain batik lusuh. Mama? ujarku sambil tersenyum, tapi pandangan ketus keduanya memudarkan senyumanku. Namun yang membuatku jengah adalah menyadari bahwa kaus itu terlalu sempit untuk mereka berdua dan... puting payudara keduanya tampak jelas menonjol walaupun di tengah cahaya temaram lampu teplok. Kamu jangan ke belakang dulu, ujar mama. Ia kembali ke belakang, dan kembali dengan kaus dilepas. Kini kain batiknya diikat sebatas dada menjadi kemben, tante pun menyusul melakukan hal yang sama. Aku bersiul dua kali menyaksikan bahu putih keduanya yang terekspose yang tentu saja berujung dengan dampratan mereka, membuatku bergegas pergi ke belakang.Ternyata sebuah dapur sederhana yang cukup besar dengan sebuah dipan dan tungku tanah dengan kayu bakar yang masih menyala, di atasnya sebuah panci hitam. Di atas dipan sang ibu dan anak tengah menyiapkan minuman. Maaf, bu, kamar mandinya di mana? tanyaku, dan mereka menunjuk pada sebuah pintu di bagian belakang dapur tersebut. Yang disebut kamar mandi itu hanyalah sebuah sumur tua beratap ilalang yang di pinggirnya berlantaikan batu-batu kali. Sebuah lampu senter meneranginya. Usai buang air kecil dan membersihkan badan, segera aku berganti pakaian dari ransel yang kubawa. Mama dan tante tengah bercakap-cakap dengan lelaki pemilik rumah ketika aku tiba. Aku segera bergabung. Pak Simo meladeni ocehan mereka dengan datar dan singkat. Matanya tajam menatap mama dan tante, membuat mereka tampak rikuh dan mengurangi intensitas omongan mereka.Tak lama kemudian sang isteri dan anak gadisnya tiba mengantarkan minuman dan sepiring singkong rebus di hadapan kami. Monggo, silahkan diminum. Maaf, cuma ini yang kami punya. ujar pak Simo, sementara isteri dan anaknya kembali ke dipan untuk tidur. Hanya teh tanpa gula yang bisa mereka suguhkan, namun ditambah singkong rebus cukup menghangatkan tubuh kami di tengah rintik hujan yang entah kapan akan reda. Malam makin larut ketika mama dan tante Lia pamit untuk tidur, di dipan yang berhadapan dengan dipan di mana isteri pak Simo dan anaknya tidur. Aku sendiri belum mengantuk mencoba menelpon seseorang, sama saja, tidak ada sinyal. Kalian nggak mungkin bisa keluar dari hutan ini, ujar pak Simo mengagetkanku. Maksud bapak? tanyaku penasaran. Kamu pasti sadar kan, kendaraan kalian ada di tengah hutan, bukan di atas jalan? jawabnya dengan suara parau dan datar. Aku mulai bergidik. Ada kekuatan gaib yang membawa kalian ke sini, makanya saya bilang kalian harus kulonuwun melewati hutan ini,? ujarnya lagi membuatku kian memucat. Terus kami harus bagaimana, Pak? tanyaku setengah bergetar. Kalian saat ini berada 15 kilo dari jalan, mau jalan kaki pun butuh waktu seharian, itupun kalau kalian tidak kesasar. ujarnya lagi. Terus, kenapa bapak bisa tinggal di sini? tanyaku. Hmm... ceritanya panjang, tapi katakanlah ini hal turun temurun yang harus kami lakukan dan katakanlah musuh kami banyak sehingga harus tinggal di sini. jawabnya sambil menghisap lintingan tembakau dalam-dalam. Terus bapak bisa bantu kami keluar dari sini? tanyaku setelah terdiam beberapa saat. Ada syaratnya, jawabnya. itupun jika kamu mau. lanjutnya lagi. Hmm, asal nggak memberatkan, saya mau, Pak. Kami juga bawa uang yang cukup lho, Pak. ujarku terbata-bata. Kami biasa hidup tanpa uang, Nak. Kami tidak butuh uang kalian! ujarnya dengan mimik misterius. Terus saya harus bagaimana, Pak? tanyaku setengah mengharap. Hmm, dari tadi saya perhatikan kamu selalu menatap anak saya, ujarnya. Wah, berabe juga kalau aku harus mengawini anaknya walau memang kuakui dia cukup manis dengan potongan tubuh aduhai. Sampeyan suka dia? tanyanya. Ya suka sih, Pak, tapi... Saya nggak meminta kamu menikahi anak saya, jawabnya seolah-olah tahu apa yang aku pikirkan. Terus bagaimana, Pak? tanyaku lagi. Sampeyan mau meniduri Asih? tanyanya membuatku seolah terloncat dari kursi reot itu. Dalam hati sebenarnya di usia SMA yang sarat hormon ini, aku ingin sekali mencoba merasakan kenikmatan tubuh seorang wanita, tidak hanya sekedar bermasturbasi menyaksikan adegan film porno, atau hanya bisa berliur mendengarkan kisah teman-teman yang telah merasakannya. Pacar pun aku belum punya. Pucuk di cinta ulam tiba, pikirku. Tapi, Pak, bagaimana dengan mama dan tante saya? Bagaimana kalau mereka tahu? ujarku. Nah, dua wanita cerewet itu syarat berikutnya, jawabnya tegas. Maksudnya, Pak? tanyaku penasaran. Sebagai sesama lelaki... ia menghisap dalam rokoknya, lalu menoleh ke arah dipan di mana mama dan tante Lia tidur. Mereka cantik dan montok, apakah sampeyan keberatan kalau saya tiduri mereka? pertanyaannya bagaikan guntur yang tengah menyambar-nyambar di luar. Aa... ucapanku terpotong. Ya kalau sampeyan keberatan, silahkan cari jalan keluar sendiri, tukasnya ketus. Aku dihadapkan pada buah simalakama, walau di dalam hati jujur saja penasaran juga bagaimana tubuh telanjang mama dan tante Lia akan digarap oleh laki-laki tua itu. Dan terlepas dari soal kecerewetan, mereka berdua memang wanita matang yang cukup cantik dengan potongan tubuh yang bisa menjadi bahan onani lelaki manapun, tapi mereka adalah keluargaku. Shit! apa yang harus kulakukan? Pak Simo seolah-olah menunjukan siapa yang tengah berkuasa dengan santai terus menghisap rokoknya. Setelah pertarungan sisi baik versus sisi buruk, akhirnya aku mengangguk setuju. Dengan syarat, bapak tidak akan menyakiti mama dan tante saya kan? lanjutku. Pak Simo tak berkata apapun tapi langsung bangkit menuju dipan di mana anak dan isterinya tidur dan membangunkan mereka, Ayo nyambut gawe, kamu layani mas mu. Kowe ngalih, bantu aku. ujar pak Simo pada istrinya. Pak Simo lantas menyuruhku mendekat ke dipan. Asih, anak gadisnya, segera mendekatiku dengan wajah tanpa ekspresi. Dia melepaskan pakaianku, lalu menurunkan celana pendek dan celana dalamku. Aku sedikit jengah karena pak Simo dan isterinya masih berada di dekat kami. Pak Simo mengangguk dan bersama isterinya menuju kursi tempat kami duduk tadi. Kontolku sudah mengeras semenjak tadi dan segera dielus-elus pelan oleh Asih sebelum akhirnya ia berdiri dan melepaskan kaus kumal dan kain batik lusuhnya, tak ada pakaian dalam dibaliknya. Mataku berpesta pora menyaksikan payudaranya yang ranum dan berukuran lumayan itu, lalu terus ke bawah ke bagian pinggulnya yang membulat hingga bagian delta di antara dua pahanya yang ditumbuhi bulu-bulu hitam lebat. Baru kali ini kulihat secara nyata tubuh telanjang seorang wanita. Asih mengarahkan tanganku agar hinggap di atas gunung kembarnya yang kenyal dan tanpa komando segera kuremas-remas dan kupilin-pilin putingnya. Sementara Asih dengan wajah setengah tertunduk menatap ke arah selangkanganku yang berada dalam genggaman tangannya. Rasanya aku bisa orgasme saat itu pula. Wajahnya kemudian mendekat ke arahku dan ia mulai melumat bibirku, dengan segera balas kulumat bibirnya yang agak tebal namun sexy itu, dan memeluknya erat hingga payudara kenyal itu merapat di dadaku. Selintas kulirik mama dan tante yang masih terlelap nyenyak, dada mereka yang penuh itu naik turun seiring tarikan nafas. Aku tak peduli jika seandainya mereka terbangun, nafsu ini sudah berada diubun-ubun. Asih mendorong tubuhku berbaring di atas dipan. Dengan sabar ia telentangkan aku, lalu merangkap di atas tubuhku, kembali melumat bibirku, menciumi leher, dada, perut... dan aku mengejang ketika batang penisku kini dikulum, dihisap dan dilumat pelan mulutnya, ia tampak berpengalaman sementara aku bisa dikatakan teramat lugu dan bodoh dalam urusan kenikmatan biologis ini. Untaian rambut panjangnya mengusap-usap perut dan selangkanganku, rasanya geli-geli nikmat. Ia kemudian bangkit berdiri, berjalan ke arah wajahku lalu dengan perlahan berjongkok di atasnya, ia mengangguk seolah-olah menyuruhku menikmati liang senggamanya yang merekah merah, aroma asing namun membangkitkan gairah berahi memenuhi hidungku, dan tanpa sadar aku mulai menjilati permukaan vaginanya dengan rakus. Matanya hanya terpejam menikmati ulahku. Tapi sebuah keanehan terjadi, kembali batang kontolku seperti dikulum seseorang, aku mencoba bangkit untuk melihat apa yang terjadi, Asih dengan pengertian berlutut sebentar. Aku terkejut bukan kepalang mendapati isteri pak Simo alias ibunya Asih tengah mengulum dan mengunyah kontolku, kebayanya telah lepas dan kain kembennya melorot sebatas perut, payudaranya yang jauh lebih besar dari milik anaknya berayun-ayun dengan putingnya yang keras menyapu kedua pahaku. Aku tak pernah membayangkan pengalaman seks pertamaku bisa sedahsyat ini, dipuasi sekaligus ibu dan anak. Kulirik ke arah pak Simo, yang dengan santai terus menghisap rokoknya menyaksikan kami. Ia tak nampak sama sekali keberatan. Aku kembali menjilati memek Asih sementara di bagian bawah tubuhku, ibunya sibuk menghisap, menjilat batang kemaluan dan biji pelirku. Pak Simo kemudian bangkit mendekati kami lalu berkata kepada isterinya, Wis, ben Asih sing urus, ono gawe liyo. (sudah, biar Asih yang ngurus, ada pekerjaan lain). Isteri pak Simo bangkit mengikuti suaminya yang berjalan ke arah belakang rumah. Asih merangkak mundur, setengah jongkok memegang batang senjata biologisku dan mengarahkan ke arah vaginanya. Aku menyaksikan dengan antusias bahwa keperjakaanku akhirnya pecah malam ini... you know, dalam artian bukan hanya sekedar masturbasi. Dan bless!!! secara tersendat akhirnya ambles ditelan liang kewanitaan gadis remaja bernama Asih. Perasaan nikmat diremas rongga yang hangat, basah dan sempit menjalari sekujur tonggak kemaluanku dan sinyal-sinyalnya dikirim ke seluruh tubuhku. Asih dengan lincah memaju mundurkan pinggulnya, payudaranya berguncang keras mengundangku untuk menangkap dan meremas-remasnya. Ia merintih-rintih pelan menikmati masuknya benda asing di dalam vaginanya. Entah keluarga macam apa mereka, aku tak peduli lagi. Bulir-bulir keringat mulai muncul di permukaan kulit kami berdua, suasana dingin malam itu menjadi hangat. Asih merebah di atas tubuhku, memelukku erat kemudian berusah menggulingkan tubuhku dan segera kuturuti sehingga kini aku berada di atas tubuhnya, kembali tubuh sintalnya kupompa keras sehingga dipan itu berderit-derit. Tiba-tiba pak Simo kembali masuk diikuti isterinya, seolah tak mempedulikanku, ia mendekati dipan di depan kami, membawa sebuah tungku dan kendil kecil, sontak ruangan gubuk itu dipenuhi aroa kemenyan. Ia duduk bersimpuh di sisi mama, meniupkan asap kemenyan ke wajah mama dan tante Lia kemudian memercikan sedikit air di sekujur tubuh mereka berdua. Semua tak lepas dari pandanganku yang sibuk memacu kenikmatan menggarap tubuh anak gadisnya yang terus merintih-rintih. Lagi pula, jarak antar dipan itu tak lebih sekitar 2 meter saja. Usai melakukan ritual, perlengkapannya kemudian dibawa istri pak Simo ke belakang. Dan inilah saat yang aku tunggu, dengan perlahan pak Simo melepaskan ikatan kemben di dada Mama, lalu menurunkannya ke bawah. Perlahan payudara mama tersingkap, terus hingga perut, lalu bayangan hitam tumpukan rambut di pangkal pahanya. Mataku nanar memperhatikan betapa tubuh mama demikian indah, bahkan di usianya yang 43 tahun. Payudaranya membusung besar dengan puting coklat muda, perutnya yang putih mulus naik turun seiring tarikan nafas, dan yang kian aku memacu gerakan menyetubuhi Asih adalah gundukan vagina mama yang menyembul dan ditumbuhi rambut kemaluan yang lebat. Padahal dari situlah aku lahir. Tapi itu bukan satu-satunya pemandangan indah yang kusaksikan. Setelah menelanjangi mama, pak Simo berjalan ke sisi dipan berikutnya, dengan segera ia lepaskan kain kemben yang dipakai tante Lia, kembali mataku berpesta pora menyaksikan tubuh wanita separuh baya yang juga tak kalah indah dengan tubuh mama, sekujur tubuhnya putih mulus meski sedikit gemuk, bahkan payudaranya sedikit lebih besar dari punya mama. Pak Simo dengan kasar meremas-remas kedua bukit kembar tante dan membetot ringan, lalu mengusap-usap perutnya yang putih dan mulus terus ke bawah pusar di mana semak belukar hitam tumbuh lebat, kemudian dia beringsut ke ujung dipan, melebarkan kedua paha tante Lia, lalu merunduk tepat di ujung segitiga hitam selangkangan tante, dan mulai mengecap dan menjilati organ kewanitaanya. Sampai kemudian tante kelihatan mulai bergerak gelisah, meski mata masih terpejam, dan mulutnya mulai mengelarkan suara rintihan yang mulanya lirih namun semakin keras erangannya ketika pak Simo mulai mengorek-ngorek memek tante dengan jemarinya. Membuatku makin semangat mengayunkan pantat menggali dalam-dalam lubang senggama Asih dengan kontolku. Suasana erotic bercampur magis memenuhi seantero rumah gubug itu, suara rintik hujan dipadu erangan rintihan dan kecipak beradunya kelamin dan sayup-sayup suara dalang wayang kulit dari radio butut bagai orkestra yang memacu berahi. Puas bermain-main dengan tubuh tante Lia, pak Simo bangkit berdiri berjalan memutar menuju di mana mama tidur, kini giliran ibu kandungku akan menerima tindakan cabul lelaki asing, di depan anaknya pula. Pak Simo mulai meremas-remas payudara mama, dan juga memilin-milin putingnya, lalu ia merunduk, menghisap dan menggigit-gigit ringan mutiara kecoklatan di puncak gunung itu. Wajah mama kelihatan mengernyit. Tangan mama direntangkan ke atas kepala, lalu ia hirup ketiak putih mama dengan dalam. Setelah puas, kembali tangan-tangan kekar pak Simo merayapi sekujur tubuh bugil mama, dan berakhir hinggap di rerumputan hitam di bawah pusar mama, menyisiri bulu-bulu kemaluan lebat itu sebelum jari-jemarinya mulai menggali dalam-dalam lubang di mana aku lahir 17 tahun lalu. Dan itu memacu ledakan orgasmeku, kurangkul Asih erat-erat lalu semburan demi semburan cairan hangat memenuhi setiap milimeter rongga vagina anak gadis dari lelaki tua yang tengah sibuk menghancurkan kehormatan ibu kandungku. Sensasi nikmat itu terus berlanjut sampai kurasakan tak ada lagi tetesan sperma yang mengalir keluar, lalu aku bangkit meninggalkan tubuh Asih dan seolah tak mempedulikannya, aku terduduk asyik menyaksikan adegan bagaimana tubuh telanjang mama digarap oleh pak Simo. Sama seperti tante Lia tadi, kini mama mulai merintih-rintih dan tubuhnya bak cacing kepanasan bergerak kesana kemari, sementara matanya juga masih terpejam seolah-olah masih berada di alam mimpi. Asih turun dari dipan dan berlutut di hadapanku, dan hap! Ia menjilati sekujur penisku yang masih diselaputi lendir dan sperma seolah-olah ingin membersihkannya, aku hanya bisa termangu menikmatinya sampai kemudian ia bangkit berdiri dan berjalan ke bagian belakang rumah. Pak Simo kini mengangkat betis mama dan ditumpangkan di pundaknya, sehingga pinggul mama terdongak ke atas, lalu ia beringsut ke depan dan makin tinggi mengangkat bagian bawah tubuh mama hingga vagina mama tepat di depan mulutnya, dan dengan rakus ia jilati liang senggama ibu kandungku itu, mama yang seperti orang kayang itu mulai menceracau ribut. Pemandangan sensual itu membuat senjata biologisku yang tadinya layu mulai bangkit kembali secara perlahan. Dan malam itu kejutan belum berakhir, ibunya Asih muncul dari belakang rumah mendekatiku, dan sebleum ia duduk menemaniku, ia tanggalkan satu-satunya alat penutup tubuhnya, kain batik lusuh itu jatuh pelan ke permukaan lantai, yang segera ia pungut untuk di letakan di atas bantal. Mataku nanar menyaksikan tubuh semok berbalut kulit sawo matang itu dengan payudara besar duduk mendekat disampingku, dan tanpa tedeng aling-aling langsung meraup batang penisku dan mengusap-usapnya pelan. Dan aku pun mulai berani juga mulai meremas-remas payudara montok yang jauh lebih besar dari milik anak gadisnya, mungkin sebesar punya mama, lalu menjamah memeknya dan mengutil-ngutil klitorisnya, membuat matanya merem melek dan nafasnya mulai mendengus. Pak Simo lalu menurunkan tubuh mama, lalu bangkit berdiri melepaskan celana sontog yang mirip celana pakaian silat, batang kontolnya yang besar yang melebihi ukuran milikku itu telah mengacung berdiri dengan gagahnya. Ia menaiki dipan lalu mengangkangi dada mama, dengan menjambak rambut mama, ia arahkan kepala mama hingga ujung kepala penisnya menyundul bibir mama. Mata mama membelalak, seperti orang bingung. Ayo, nduk, emuten!! perintah pak Simo dengan wibawa. Mama yang dalam matanya seperti ada penolakan namun seperti terhipnotis mulai mengulum kontol lelaki asing itu, ia melirikku dan matanya seperti terkejut menyaksikanku duduk telanjang didampingi isteri pak Simo yang juga dalam keadaan bugil dan sibuk mengocok-ngocok batang kemaluan puteranya. Dan hal itu membuat mama terbatuk-batuk, lalu melepaskan paksa kontol Pak Simo. Randy? kamu ngapain? Apa-apaan ini! To... mmff!!! ucapannya terhenti ketika pak Simo dengan paksa menyumpalkan kembali batang kemaluannya ke mulut mama, membuat mama kembali tersedak dan terbatuk-batuk. Kembali ia berontak melepaskan diri, ia melirik ke arah tante Lia. Kak Lia, tol... mmfff!!! kembali pak Simo memaksa mama mengoral kemaluannya, air mata mama sampai menetes, tetapi pak Simo dengan kasar terus mendesak-desakan kontol besarnya ke rongga mulut mama, bagai menikmati kekuasaan mencabuli seorang wanita di depan anak kandungnya, tampak kemudian mulutnya seperti merapal suatu mantra dan membuat mama tak lagi berontak. Perasaanku sendiri tak karu-karuan, antara kasihan dan nafsu, namun agaknya yang terakhirlah yang dominan, apalagi melihat kini seolah-olah mama lah yang rakus menghisap-hisap kontol pak Simo. Puas mengobrak-abrik mulut mama, pak Simo merangkak mundur, membuka lebar-lebar kedua paha ibu kandungku yang kini dengan pasrah menanti dieksekusi. Lalu dengan posisi setengah duduk ia paksa mendesakkan kontol besar itu ke mulut memek mama, dan karena sangat besar membuat proses penetrasi berjalan lambat, mama sampai membelalakan mata dan mengerang seperti mengejan sampai akhirnya benda keras itu tertelan sepenuhnya. Agak lama pria tua membiarkan kelaminnya berdiam dalam genggaman vagina mama, sepertinya ia menikmati betul hal itu, sampai kemudian mulai menariknya ke belakang pelan,lalu dimasukkan kembali. Setiap gerakan membuat mama merintih dan meringis dan mulai menggigiti jemarinya, sementara pak Simo kian aktif mengayunkan pantatnya maju mundur seaktif tangan-tangannya yang dengan kasar meremasi tetek montok mama, dan kulihat batang kontolnya berkilauan basah tanda telah diselaputi lendir vagina ibu kandungku. Membuatku merasa iri melihat pria tua itu menikmati tubuh indah perempuan yang telah melahirkanku, dan membuatku menjadi seperti dendam sehingga kemudian isterinya yang berada disampingku kurebahkan, kubuka lebar selangkangannya dan tanpa ba bi bu kutusukkan batang kontolku ke lubang senggamanya yang ternyata telah basah. Rumah gubuk itu kembali diramaikan simfoni sensual, erangan mama dan isteri pak Simo sahut menyahut mengiringi suara eranganku dan pria paruh baya itu. Keringat mulai membanjiri tubuh-tubuh yang terlibat persetubuhan terlarang malam itu. Sssssh... ampuun, Pak, ohhh... puaskan aku, Pak... terusss... nnnggh!! rintihan mama mulai nakal. Sekian menit kemudian, pak Simo mencabut kontolnya, menimbulkan seperti suara angin keluar dari vagina mama, kemudian memutar tubuh mama dan menarik pinggangnya hingga menungging, lalu kembali liang senggama mama mendapat tusukan dahsyat alat kelamin pria bukan suaminya itu. Kepalanya terdongak karena rambut ikalnya dijambak dan mulutnya kembali merintih-rintih ribut setengah menjerit. Aku pun kemudian melakukan hal yang sama, memaksa bu Simo menungging, pantatnya yang bahenol itu kugigiti hingga puas, ia hanya cekikikan ringan, lalu... Jlebbb!!! kembali vagina tembemnya kugali dengan batang penisku. Kembali suara kecipak kelamin beradu memenuhi seantero ruangan. Tetek bu Simo segera kutangkap dan kuremas-remas sekeras-kerasnya. Tiba-tiba mama mengejang dan menjerit panjang, dan pak Simo pun seolah memberi jeda waktu menghentikan hentakannya membiarkan mama menikmati orgasmenya. Mama terus menggeram hingga kemudian tubuhnya kembali rileks dan kembali terguncang-guncang dahsyat akibat dientot dari belakang. Menyaksikan bagaimana ibu kandungku mengalami orgasme di depan mataku sendiri, menimbulkan sensasi dahsyat dan membuatku tak mampu mencegah menyemprotkan air mani di dalam remasan memek bu Simo. Lama kunikmati ejakulasi itu sampai akhirnya aku terduduk lemas meninggalkan pantat bu Simo yang seperti anaknya tadi, membersihkan seluruh batang kontolku dengan hisapan mulut dan jilatan lidahnya hingga ke lubang anusku. Ia kemudian beranjak ke belakang meninggalkan aku sendirian menyaksikan adegan dahsyat persetubuhan terlarang ibuku dan pak Simo. Tubuh mama berkilauan cahaya temaram lampu akibat basah oleh keringat. Oooouch... terus, Pak, puaskan aku lagi... ahhhss!!! rintihnya. Hhmmm... aku tahu sampean ora tau dipuasi suami sampean toh? gumam pak Simo diantara dengusan nafasnya. Mama melirik ke arah belakang dengan mata sendu dan mengangguk. Kowe minta dipuasi, Nduk? tanya pak Simo sambil terus mengayunkan pinggulnya. Mama kembali mengangguk dan merintih. Nnnnggh... puasi aku, Pak... ooohh!!! Aku tak tahu mama dalam keadaan sadar atau tidak, atau tengah terkena mantra hipnotis pak Simo, tapi tetap saja membuat senjata biologisku kembali mengacung tegak. Lelaki normal manapun siapa yang tak akan terangsang melihat tubuh bugil wanita sexy usia 43 tahun itu, tak terkecuali anak kandungnya sendiri, yaitu aku. Sekian menit kemudian kembali mama mengejang dan berteriak genit ketika orgasmenya datang kembali. Kembali pak Simo terdiam sekian detik hingga orgasme mama reda. Namun kemudian ia mencabut batang kontolnya dari mama, dan kembali suara seperti kentut keluar dari memek mama yang kemudian rebah terbaring tengkurap dengan nafas masih terengah-engah. Sekarang, giliran kakakmu yang cerewet itu minta dipuasi. ujar pak Simo sambil beringsut ke sebelah mama dimana tante Lia masih tertidur. Ia menekuk lutut tante dan melebarkan pahanya, setengah terduduk kembali ia desakan kepala kontolnya kepada wanita bukan isterinya itu, tante Lia. Sama seperti mama tadi, benda keras itu agak tersendat masuk pusat kewanitaan tante, membuat tante Lia pun terbangun dengan wajah meringis. Ia agak bingung sesaat dan sama seperti mama tadi, ia mulai panik dan mengutuk-ngutuk. Apa-apaan ini, jangan kurang ajar, pergi! Tol... mmmff!!! suaranya terputus karena mulutnya dibekap tangan pak Simo. Sst... tenang, Nduk, tenang! ajaib, setelah tangan pak Simo dilepas, kini hanya rintihan keenakan keluar dari mulut tante. Tangan pak Simo segera mampir dan meremas-remas kuat tetek tante yang lebih besar dari punya mama. Kembali ayunan pinggul pria tua itu menghentak-hentak dahsyat menghasilkan suara becek gesekan kelamin. Oooouch... terus, Pak. Aaahss... puaskan aku, Pak! Jangan berhenti... aahs!!! rintih tante Lia dengan suara manja bak gadis remaja. Pak tua itu dengan ganas menyutubuhi tante, kali ini ia letakan betis tante di dadanya, membuat pantat tante setengah terdongak. Persetubuhan haram nan dahsyat membawa efek berantai bergoyang-goyangnya dipan tua itu beserta penghuni di atasnya, mama yang masih mabuk dalam kepuasan seksualnya, dan tetek tante berguncang bagai gempa bumi dengan skala tertinggi. Ingin aku mendekat dan meremas-remasnya, tapi aku masih sungkan, sadar posisiku sebagai anak dan keponakan dari dua wanita matang yang cantik dan sensual itu. Ahhhss... ahhh... ahhh... tiba-tiba tante berteriak dan kakinya mengejang tanda tengah mengalami orgasme. Pak Simo hanya perlahan mengayun-ayun pinggulnya hingga orgasme tante Lia reda. Lalu memutar tubuh tante dan menarik pinggulnya ke belakang, kembali wanita kerabatku itu disetubuhi dari belakang oleh pria tua asing yang sepertinya mempunyai kekuatan seksual luar biasa, lebih dari satu setengah jam ia belum juga mencapai orgasme padahal telah menyetubuhi dua wanita cantik kakak beradik itu. Kembali mulut sensual tante mengerang dan merintih-rintih ribut. Beberapa menit kemudian, pak Simo menepuk pantat bahenol mama, yang tanpa instruksi lebih lanjut langsung kembali menungging. Tangan pak Simo segera kelayapan mengelus-elus vagina mama lalu mulai memasukan dua jarinya, kini rumah itu diributkan suara desahan, rintihan sepasang wanita kakak beradik yang tengah dicabuli pria yang bukan haknya. Aku menyaksikan hal itu dengan mulut ternganga, jika ada kapas jatuh mengenai batang kontolku yang mengeras munkin saat itu pula aku bisa orgasme. Dan sekian menit kemudian, dua wanita kakak beradik itu kembali mengeluarkan teriakan pelampiasan rasa puas luar biasa. Aku menduga-duga, apakah mereka seliar itu jika dengan suami masing-masing? Aku kira tidak, mengingat selama ini aku mengenal mereka sebagai wanita yang cukup konservatif. Pertunjukan belum berakhir, ketika dua wanita itu masih dalam keadaan setengah sadar dengan orgasme masing-masing, pak Simo meninggalkan tubuh menungging tante Lia, bergeser mendekati mama, dan bleess!!! kontolnya yang diselimuti lendir vagina tante Lia itu ganti kembali menghuni memek mama, yang segera bak orang kepedasan mendesah-desah manja dan liar. Tapi tentu saja, vagina tante tidak lama menganggur, jemari-jemari pak Simo segera menggantikan tugas kontolnya tadi. Aroma seks memenuhi setiap sudut gubuk berdinding bambu itu. Kamu mau pejuhku, Nduk? dengus pak Simo. mau, Pak... aahhss!!! desis mama. Pak Simo kian brutal menggasak mama dari belakang hingga kembali suara jeritan puas keluar dari bibir merekah mama. Dan kembali pak Simo memindahkan penis besarnya ke memek tante Lia, sama dengan yang dilakukan pada mama, ia menghajar buas tante Lia sehingga tak sampai 5 menit kembali menceracau dan mengejang karena orgasme. Sekarang, masing-masing kalian kuberi pejuhku... ahhh!!! dengus pak Simo sambil menjambak rambut tante lalu menghujamkan dalam-dalam organ kelelakiannya dalam rongga vagina tante hingga lima menit berlalu, kemudian berpindah ke memek mama, dan kembali ia hujamkan dalam-dalam kontol besarnya hingga mama setengah berteriak, juga kurang lebih hingga 5 menitan. Padahal aku sendiri paling lama orgasme sekitar setengah menit. Pak Simo bangkit meninggalkan mama lalu berjalan memutari dipan ke arah kepala tante yang masih setia menungging. Kamu, wanita cerewet, bersihkan kontolku!!! dan dengan rakus tante Lia menghisap-hisap kontol besar itu hingga tak tersisa lagi lelehan lendir dan sperma selain air liur tante yang menyelimuti penis pak Simo. Kamu juga, bersihkan!! perintah pak Simo pada mama yang juga sama rakusnya dengan tante, menjilati habis hingga buah pelir pak Simo yang wajahnya meringis keenakan. Si bajingan yang beruntung, pikirku. Pak Simo lama menatap mereka berdua dengan wajah puas tanpa mempedulikanku yang kini menderita dengan kontol tegang tanpa pelampiasan. Ia mengenakan kembali celananya, berjalan menuju kursi tamu dan kembali melinting tembakau, lalu kembali beranjak dan duduk di sampingku sambil mengisap rokok. Tinggal satu syarat lagi, ujarnya. Aku diam mendengarkan sambil tetap menyaksikan pemandangan indah di depan. Kamu harus menyetubuhi dua perempuan di dipan itu ujarnya lagi membuatku terkejut. T-tapi, tapi nggak mungkin, Pak. Mereka kan ibu dan tante saya! jawabku terbata. Hmm... trus kenapa kontolmu bisa ngaceng seperti itu? Saya tahu, sampeyan juga terangsang kan melihat tubuh ibu dan bude sampeyan? Hmm, saya tahu sampeyan takut. Jangan khawatir, mereka akan aku bikin tidak sadar, mereka pikir kamu adalah aku. Lalu ia menghembuskan asap rokok ke arah mama dan tante. Sekarang lakukan! perintahnya. B-benar neh, Pak? tanyaku masih ragu. Ia mengangguk meyakinkanku. Dengan gemetar aku berjalan ke arah dipan dimana mama dan tante kini terbaring telentang menengadah. Tubuh bugil mereka masih bermandikan keringat, dan nafas mereka teratur naik turun membawa serta dua gunung kembar masing-masing. Mata mereka terpejam dengan bibir tersungging senyum. Mataku nanar menyaksikan memek mama yang masih setengah terbuka akibat masuknya benda oversize ke situ tadi, juga demikian halnya dengan memek tante Lia. Kini sadarlah aku apa yang menyebabkan ejakulasi berlangsung begitu lama, dari masing-masing organ kewanitaan mereka, masih mengalir keluar lelehan sperma yang luar biasa banyaknya, genangannya di atas tikar bahkan selebar dua piring makan. Bahkan belum berhenti mengalir ketika kuelap dengan kain kemben yang dipakai mama sampai beberapa kali usapan. Kutatap pak Simo, ia kembali mengangguk. Aku gemetar menyentuh vagina mama dan tante Lia bergantian, bingung menentukan mana yang harus kusetubuhi lebih dulu. Setelah menimbang sekian detik, kuputuskan untuk lebih dulu ngentot mama, aku penasaran ingin mencicipi liang dimana aku dulu lahir. Dengan segera aku jongkok di antara dua paha mama, mengarahkan kepala jamur ungu merapat bibir memek mama, lalu bless!!!Perlahan tapi pasti aku memasuki lubang setelah 17 tahun aku keluar dari situ. Oooohh... puaskan aku lagi, Pak. Ahhs... desis mama. Tadinya aku terkejut, tapi melihat tatapan matanya yang kosong seolah tak melihat diriku, membuatku sedikit tenang, dan mulai mengayun-ayunkan pantatku. Sensasinya sungguh sulit digambarkan dengan kata-kata. Tanganku mulai menjamah payudara mama, bahkan masih sekeras milik Asih, pikirku. Aku kemudian rebah di atas tubuh mama, menciumi ketiaknya, menghirup dalam-dalam aroma parfum bercampur keringat bau khas wanita. Pheromone, demikian istilah yang aku tahu dari Discovery Channel, aroma khas buat penarik pasangan. Mama terus merintih-rintih lewat bibirnya yang setengah terbuka, membuatku gemas ingin segera melumatnya. Kini lidah kami saling membelit, tapi tanganku seperti punya kreatifitas sendiri, kini aku meremas-remas payudara tante Lia yang terbaring di sisi mama. Dan akhirnya ganti kulumat bibirnya sambil terus menusuk-nusukan batang kontolku dalam memek mama. Ruangan itu diramaikan kembali rintihan manja dua wanita kakak beradik yang aku cabuli. Hmm...kini aku punya banyak cerita soal pengalaman seks dibanding kawan-kawan SMA ku. Puas mencicipi rongga kelamin tempat aku lahir, aku beringsut ganti mencoba mencicipi liang di mana dua orang sepupuku lahir dari situ. Tante kembali ribut merintih. Dan seperti tadi, bergantian aku lumat bibir tante dan mama, demikian juga payudara montok masing-masing, bergantian aku jamah. Aku yang tengah mabuk dalam kekuasaan kini menginginkan mencicipi tubuh sexy mereka dari belakang, Ayo nunging! bisikku pada tante dan mama. Bagai kerbau dicucuk hidung, mereka dengan gemulai mulai ambil posisi nungging. Keindahan pantat-pantat menonjol mereka luar biasa, membuatku tak menahan diri untuk meremas-remasnya dan mengigitinya hingga mereka meringis. Anus-anus mereka juga begitu mengoda untuk digarap, namun rekahan bibir vagina jauh lebih menarik, pikirku. Dan kali ini secara bergantian kuentot ibu kandung dan tanteku dari belakang. Jika kontolku berganti sasaran, maka segera digantikan jemariku, persis seperti yang dilakukan pak Simo terhadap keduanya tadi. Keringat kami kembali berceceran. Entah karena sudah dua kali orgasme, kali ini aku cukup lama bertahan hingga mampu menghasilkan kembali jeritan kepuasan dari mulut mama dan tante. Dan setelah sekian menit kemudian kurasakan biji pelirku mulai kaku, tanda sesaat lagi aku akan orgasme, agak sedikit bingung memutuskan di memek siapa aku harus ejakulasi, namun tepat ketika giliran mama yang kusetubuhi, aku tak mampu lagi menahan, dan... Sssrrt... srrrt... srrt... Semburan spermaku membanjiri mulut rahim dimana 9 bulan aku pernah bersemayam di dalamnya. Mamaaaa...!! desisku tanpa sadar memanggilnya. Untunglah ia masih dalam pengaruh pak Simo. Ingin aku berlama-lama mendekam dalam lubang memek mama, tapi penisku telah mengerut, hingga akhirnya kucabut dan kutinggalkan tubuh mama yang segera rebah tengkurap. Aku duduk lemas di dipan tempatku tadi. Bagaimana, Pak? tanyaku tanpa mengalihkan mata dari dua wanita telanjang yang terkapar di depan. Bagus. Tapi kalau kamu mau, masih ada satu permainan menarik. jawabnya santai sembari menghembuskan asap rokok. Aku yang masih lemas tak bergairah bertanya lebih lanjut, tetapi di dalam hati aku ingin kembali menggarap dua wanita di depanku itu. Bune, Asih, ndang mrene! panggil pak Simo kepada isteri dan anaknya yang sama misterius dengan bapaknya. Asih dan ibunya masuk, dalam keadaan bugil. Mereka berdua segera mendekatiku, menciumi wajahku dan mengelus-elus penisku bergantian dengan jari jemari masing-masing serta mengarahkan tanganku hinggap di tetek mereka. Ibunda Asih kemudian merunduk, sudah bisa ditebak kalau sasarannya adalah penisku yang setengah layu itu. Kulumannya membuat darah kembali berkumpul di organ kejantananku itu, sampai sekian lama kurasakan kembali siap tempur. Pak Simo bangkit berdiri, mendekati mama dan tante yang masih setengah sadar. Ia melorotkan kembali celana yang ia pakai. Meremas-remas keras pantat indah mereka masing-masing dan menyuruh mereka kembali menungging kali ini menyamping mengikuti lebar dipan, lalu dengan isyarat ia menyuruh Asih dan isterinya juga menungging di dipan yang sama , sehingga ada empat wanita telanjang di satu dipan. Kali ini, kita akan menggilir empat perempuan ini, saya di depan sampeyan di belakang terus muter, paham? ujarnya. Aku mengangguk. Silahkan yang mana dulu yang sampeyan pilih, ujarnya lagi. Aku memilih Asih yang posisinya paling pinggir kiri dari arahku. Dari belakang kusetubuhi anak gadis pak Simo itu, dan bapaknya di depan dengan setengah paksa memasukkan kontolnya ke mulut tante Lia yang posisinya di pinggir kanan. Sekitar tiga menit, aku berpindah ke bu Simo, pak Simo pun berpindah dioral mama. Dan kini kembali kusetubuhi mama dari belakang, sementara isteri pak Simo mengulum kontol suaminya. Bergeser lagi, aku setubuhi tante Lia, kini kemaluan pak Simo dilumat Asih. Aku menjadi tak yakin tentang status hubungan mereka, benarkan antara ayah dan anak? Peduli setan. Yang jelas permainan ini sangat nikmat. Kini ganti aku dioral tante Lia dengan rakus, sementara pak Simo mengauli Asih dari belakang. Terus kami berputar sampai barangkali masing-masing perempuan mengalami 20 puluhan kali dioral dan dientot dari belakang, sampai akhirnya aku tak mampu menahan laju orgasmeku lagi, kali ini wanita beruntung yang menampung spermaku adalah tante Lia, sementara pak Simo... sekali lagi dengan pabrik spermanya, menyirami wajah empat wanita sensual penuh nafsu itu dengan semburan air mani yang banyak sekali. Malam itu terasa amat panjang. Asih dan bu Simo telah tertidur di atas dipan, masih dalam keadaan telanjang walau berselimutkan kain batik lusuh, sementara pak Simo keluar rumah entah kemana. Hujan telah reda. Tapi berahiku belum mereda, aku kini berbaring menerawang di antara mama dan tante Lia yang tengah mendengkur halus. Entah setan dari mana, kembali kusetubuhi mama dan tante yang tertidur lelap itu sampai habis spermaku. Baru kemudian aku tertidur pulas. Sinar matahari pagi menyilaukan mataku. Perlahan aku mulai mengerdipkan mata, serentak mama dan tante di kanan dan kiriku juga mulai terbangun dengan mata menyipit akibat sisa ngantuk dan silau, suara burung berkicauan ramai di luar. Juga deru kendaraan lalu lalang dan klakson. Kami saling bertatapan bingung, tante, mama dan aku nyaris menjerit mendapati tubuh kami telanjang bulat. Dengan reflek aku menutupi penisku, sedang mama dan tante mendekap payudaranya dan mencoba menutupi vaginanya. Lebih aneh lagi, kami tidak berada di rumah gubuk, tapi di kursi belakang mobil yang menghadap hanya sekitar 20 meter dari jalan raya, kami berada di atas jalan masuk hutan yang lebih tinggi dari jalan besar. Kamu ambil baju mama dan tante, cepat! perintah mama. Aku bangun melewati tubuh mama, dengan setengah merunduk aku berjalan ke bagasi mobil, khawatir dilihat orang. Membuka bagasi dan mengambil tas koper mama, lalu aku mengambil ranselku dan berjalan ke balik pohon mengenakan pakaian. Dan kegaduhan di dalam mobil berakhir ketika dua wanita yang telah berpakaian itu keluar lalu buang air kecil di balik pepohonan. Sekilas aku dengar gumaman mereka seperti mengeluh dan menanyakan sesuatu. Lalu masih dengan wajah pucat kembali ke dalam mobil. Dan kami segera berangkat. Kita balik ke Jakarta aja, Ren. ujar mama sesaat sebelum memasuki jalan raya. Aku yang juga bingung hanya menuruti perintah mama. Dan kamu jangan cerita-cerita ke papa, ujarnya lagi. Dan juga om mu, timpal tante Lia. Hp mama berdering dan mama terbata-bata meminta maaf karena batal menghadiri acara di Semarang. Wajahnya kian memucat ketika suara di telepon mengatakan sudah menunggu dua hari. Berarti sudah dua hari kami berada di hutan itu padahal kami merasakan hanya semalam. Sepanjang perjalanan kami hanya terdiam. Baru beberapa hari kemudian kami ketahui, 30 tahun lalu pernah ada seorang dukun yang kedapatan meniduri anaknya hingga hamil. Ia kemudian diusir penduduk kampung bahkan desas-desusnya dibunuh di tengah hutan. Sementara si anak juga diasingkan dan akhirnya menghilang. Mama dan tante kini menjadi sedikit pendiam, sementara aku kini makin gairah menikmati hidup. Tapi persoalan lain mulai mendera, mama dan tante mulai muntah-muntah, mereka positif hamil. Dari yang aku baca, hantu tak mungkin menghamili manusia, berarti...