Monday 2 December 2019

Cerita Seks Menjadikan Mama Binal 3

“Maafin Ken ya mah, atas kelakuan Ken tadi, Ken benar-benar khilaf, maaf ya mah” sahutku dengan berpura-pura menyesal dan membuka pembicaraan. “Sudah lah Ken, mama tidak marah kok, kamu benar-benar sudah dewasa ya Ken, ciuman tadi adalah ciuman terhangat yang pernah mama dapatkan dari seorang pria. Tapi jujur mama juga kaget, apalagi ketika lidahmu masuk ke dalam mulut mama” sahut mama dengan wajah sedikit merah (Mungkin karena malu) sambil kali ini sudah berani melihat wajahku. “Maaf mah, Ken terbawa nafsu sama mama, abis mama cantik siy”sahutku “Benarkah sayang mama masih cantik menurutmu?”tanya mama “Benar mah, mama itu masih cantik banget, Ken aja tadi sampai nafsu sama mama, Ken yakin kok, pasti saat ini banyak cowo yang masih pengen sama mamah, mah apa mama ga kepikiran untuk punya cowo yang laen” sahutku “Makasih ya sayang buat pujian kamu, mama seneng banget hari ini pergi sama kamu, ini malam terindah mama yang pernah mama rasakan dalam hidup mama, kamu benar-benar cowo yang romantis Ken, mengenai cowo, mama ga pengen ada cowo lagi, mama sudah ada kamu, anak mama satu-satunya, mama sudah puas, oh ya, ngomong-ngomong kamu sudah punya pacar belum Ken?” “Belum mah, sampai saat ini ken masih belum punya cewe, susah juga mah dapetin cewe” sahutku. “Memangnya tipe cewe seperti apa yang kamu suka Ken” selidik mama “Emhh kaya gimana ya? Ken suka tipe cewe seperti mamah, baik, cantik, seksi, penuh perhatian, pokoknya menurut Ken mama bener-bener cewe yang perfect deh”pujiku. Kulihat mama tersipu-sipu malu dengan pujianku, dan sepertinya mama menjadi salah tingkah dengan perkataanku tadi. “Mah, boleh ga mah, kalau Ken menjadikan mama pacar Ken, mama ga keberatan kan” sahutku, mamaku jelas sangat kaget dengan perkataanku itu. “Ken, kamu yakin, mama ini sudah tua, apa kamu ga malu jalan sama mamah, lagian kamu harusnya mencari pacar yang memang kamu suka sayang”sahut mama “Mah, Ken udah bilang berkali-kali, menurut Ken mama itu masih cantik banget, terus mama juga perhatian selama ini sama Ken, dan kalau Ken malu, mana mungkin hari ini Ken mau jalan bareng sama mama, cewe yang Ken suka Cuma mamah aja saat ini” sahutku. Kulihat mama berpikir dan diam sejenak. Sepertinya mama sedang memikirkan tawaranku tadi. “Baik Ken, mama bersedia jadi pacarmu, tapi Cuma sementara saja ya sayang, sampai kamu memang mempunyai wanita yang memang kamu suka, kamu janji” sahut mama. “Bener mah? Mama mau jadi pacarnya Ken? Mama ga nyesel? “ sahutku. “Engga Ken, mama senang jalan sama kamu, kalau kamu memang mau menganggap mama pacarmu, mama mana bisa menolak, terima kasih ya sayang kamu sudah mau jadi pacar mama, mama tidak menyesal punya pacar kaya kamu, ganteng, romantis lagi, tidak seperti papamu, kasar dan selalu egois, pokoknya mama mulai saat ini Cuma peduli sama kamu aja, kamu adalah segalanya buat mama”sahut mama dengan sambil menitikkan air mata. “Makasih mah, Ken seneng banget mama mau anggep Ken pacar mama” sahutku dengan nada mesra, dan akupun memeluk tubuh mama, dan mama hanya menyandarkan kepalanya di tubuhku. Aku membelai rambut mama dengan penuh kasih sayang, dan mama semakin menangis di dadaku. “Mah kenapa mama menangis? Mama ga suka ya mah jadi pacarnya Ken? Ken ga maksa kok mah kalau mama memang ga mau dan keberatan” sahutku “Tidak Ken, mama menangis karena mama bahagia, mama bahagia banget malam ini” sahut mamaku. “Mah, sini Ken bersihin air mata mama, cewe kaya mamah kalau nangis jadi jelek mah, nah sekarang coba mama pejamkan mata mama” sahutku. Mamakupun memejamkan matanya, dan aku mendekati wajah mama dan aku langsung menjilat pipi mama yang sudah dibasahi dengan air mata dengan lidahku, kebetulan saat itu cafenya sedang sepi, jadi aku berani melakukan hal tersebut sama mama. Dan kulihat mama tidak marah dan berontak, juga kaget. Mama hanya diam saja dan menikmati jilatan lidahku di pipinya. Dan ketika selesai menjlat pipi mama dari bawah sampai ke bagian matanya. Mama membuka matanya. “Mah, kulit mama benr-benar halus, terasa lembut di lidah Ken”sahutku, mama hanya tersenyum saja mendengar hal itu. “Ken, mulai sekarang kalau kita hanya berdua, kamu boleh panggil nama mama saja, kan kita sudah jadi pacar”sahut mama. “Iya Shinta, asal kamu senang aku akan melakukan apapun untukmu” sahutku “Terima kasih ya Mas ken” sahut mama dengan mesra sambil memanggilku dengan sebutan Mas.

No comments:

Post a Comment