Kami
tinggal di sebuah rumah kontrakan. Aku seorang mahasiswi swasta di
Surabaya, aku memiliki wajah cantik, kulit putih mulus dan tubuh yang seksi.
Kedua orang tuaku tinggal di Jakarta dengan kedua adikku. Kebetulan
saat ini adalah liburan sekolah, jadi aku sama sekali tidak punya
kegiatan. Liburan kali ini aku sedang malas pulang.
Aku
mempunyai kebiasaan yang agak aneh, yaitu aku suka apabila ada orang,
apalagi dari golongan tukang becak, tukang sampah, tukang bangunan,
maupun para penjual makanan dan minuman, memperhatikan payudaraku. Dan
untuk ukuran anak seusiaku, ukurannya terlalu besar, yaitu 40C, tetapi
agak menggantung, dengan puting berwarna merah kecoklatan, karena
sering kupelintir-pelintir. Ada saja caraku menarik perhatian mereka.
Kalau aku memanggil bakso, aku sengaja tidak memakai BH, sehingga
putingku menonjol dari balik kaosku. Orang belakang rumahku sedang
membangun rumah, sehingga banyak tukang di sana. Aku sengaja berolah
raga lompat tali tanpa memakai BH di halaman belakang, sehingga
payudaraku bergoyang kesana-kemari, dan tentu saja hal ini diperhatikan
oleh tukang-tukang itu.
Setelah
puas berolah raga, kaosku menjadi basah oleh keringat, sehingga
payudara dan juga putingku terlihat jelas dari balik kaos. Aku memanggil
seorang penjual minuman keliling. Tentu saja itu membuat dia
tercengang, karena melihat payudaraku yang besar ini dengan jelas dari
balik kaosku yang basah. Setelah selesai minum, aku bertanya, “Berapa
mas?” tanyaku, dia tidak menjawab, hanya terdiam dan mengagumi
keindahan payudaraku.
Lalu
aku pura-pura menjatuhkan uang dan mengambilnya. Spontan saja
payudaraku ini bergelantungan dengan indahnya, dan terlihat sebagian
dari lubang leher kaosku. Sesaat kemudian dia menjawab, “Mbak, kalo
dibayar pake itu gimana?” katanya sambil dengan agak ragu-ragu menunjuk
payudaraku. Masih dalam posisi menunduk dan sebagian payudaraku
terlihat, aku berkata “Apa, pake ini?” sambil kutarik lubang leher
kaosku ke bawah, sehingga payudara besar milikku terlihat seluruhnya.
Dia hanya bisa menelan ludah, lalu kemudian menjawab “Iya.” Aku kemudian
berdiri tegak lagi. Sambil pura-pura berpikir, aku menyilangkan
tangan dan menjepit kedua payudaraku dengannya, tidak ada pilihan lain
bagi payudaraku selain mencuat ke depan dengan indahnya, dengan kedua
puting berwarna kecoklatan yang semakin mencuat keluar. Hal ini
membuat penjual minuman itu semakin terangsang dan tak sabar menunggu
jawabanku. Lalu kujawab “Iya deh Mas.” Lalu kami berdua masuk setelah
penjual minuman itu memasukkan barang dagangannya.
Setelah
berada di dalam ruang tamu, aku bilang begini “Mas, netek dulu ya?”
Kepalanya langsung kutuntun untuk masuk ke dalam kaosku. Dengan
ganasnya dia kulum kedua putingku bergantian, dan kadang-kadang
digigitnya. Sambil mengulum putingku dia meremas-remas payudaraku, dan
terkadang dia menarik-narik putingku dengan gigitan giginya. “Aaahh”,
lirihku. Kunikmati kuluman-kulumannya. Sesaat kemudian kusuruh dia
untuk berhenti sebentar. kuajak dia ke taman di belakang rumah ku, dan sesampainya disana kubuka baju dan celana beserta celana
dalamku, dan kuambil tali rafia. Kuikat kedua pangkal payudaraku,
sehingga payudaraku terjepit dan semakin terdorong ke depan. Hal ini
membuat darah tidak dapat mengalir ke payudaraku, sehingga warnanya
berubah menjadi agak kebiru-biruan. Lalu kusuruh dia untuk mengulum
putingku lagi. Aku tidak dapat merasakan kuluman-kulumannya. Tetapi
rasanya lain jika kulihat dia mengulum dengan ganasnya, meskipun aku
tidak dapat merasakannya.
Sesaat
kemudian aku disuruhnya menungging. Dia
membuka celananya dan menyuruhku untuk mengulumnya. Batang kemaluannya
berwarna coklat gelap, dan bentuknya lucu, agak tertunduk dan miring
ke kanan. Tanpa ragu kukulum batang kemaluannya. Kusedot sambil
kugigit-gigit, “Hmmphh”, kupermainkan batang kemaluannya dengan
mulutku, sebentar saja spermanya sudah keluar, langsung saja kutelan
sampai habis. Tapi aku tak peduli, setelah kukeluarkan sebentar,
langsung kumasukkan lagi kemaluannya ke mulutku, dan kusedot lagi,
“Mmpph.. aahh..” payudaraku yang sejak tadi bergelantungan, terus
menerus diremas oleh penjual minuman itu, kedua putingnya ditarik-tarik
seperti sedang memerah susu, hanya bedanya dia sedang memerah susu
Mei, bukan susu sapi (iya kan?). Ikatan tali rafia tadi dilepasnya,
sehingga darah kembali mengalir ke payudaraku, dan aku dapat merasakan
kembali remasan-remasannya. Untuk kedua kalinya spermanya keluar ke
dalam mulutku. Sebelum kutelan, kutunjukkan kepadanya sperma yang ada
di mulutku. Dia menghentikan remasannya sejenak. Melihat spermanya ada
di mulutku membuatnya lebih terangsang.
Setelah
menelan spermanya, aku bertanya, “Mas, pengen tidak ngerasain lubang ku yang lain?” "wah mau banget mbak". “Sebentar Mas, aku ambil mentega dulu, ya?”
Sebelum kedua lubangku yang dibawah disodok, aku memintanya untuk melumuri seluruh badanku
dengan mentega, dari atas sampai ke bawah.
Melihat tubuhku yang mengkilat oleh mentega, dia menjadi semakin tidak
sabar dan langsung meminta ku doggy style. Dia lalu berlutut di belakangku dan bersiap menyodok vaginaku, penisnya masuk perlahan ke dalam lubang vaginaku, sambil menikmati penisnya menyodok vaginaku, aku meremas-remas payudaraku yang
menjadi licin oleh mentega.
Sekitar
10 menit kemudian, dia mencabut penisnya dari vaginaku dan menusukkan nya ke anusku. dia memasukkan perlahan, dan aku hanya bisa merem melek menikmati penisnya yang masuk perlahan ke anusku, setelah masuk semua, dia mendiamkan sebentar penisnya di anusku, lalu dia mulai memaju-mundurkan penisnya perlahan di anusku. 10 menit dia ngentotin anusku, lalu dia orgasme dan menyemburkan spermanya ke dalam anusku.
Dia tampak puas sekali. Kami berdua tergeletak di atas karpet.
“Mbak, enak banget rasanya. Lain kali boleh lagi tidak?”
“Kenapa harus lain kali? Sekarang aja kenapa?”
“Wah, nggak kuat Mbak.”
“Ya udah deh, tapi jangan pulang dulu, aku mau minta tolong, mau tidak?”
“Minta tolong apa sih?” tanyanya.
Aku
beranjak dari rerumputan di taman dan pergi ke halaman samping, dan mengajak
anjing herder yang selama ini setia menjagaku. Setelah sampai ke tempat kami ngentot
tadi, aku bilang, “Mas, aku mau tanya, payudaraku besar tidak sih?”
“Wah, kalo itu sih bukan payudara lagi, tapi udah tuueeteek..”
“Iya?
Makasih loh Mas atas pujiannya. Tapi aku masih ngerasa kalo
payudaraku ini kurang besar. Mas mau tidak tiap hari mijetin payudaraku
ini, biar tambah besar lagi, ya?”
“Iya deh, tapi Mbak juga harus mau ngemut tiap hari, biar tambah panjang.”
Karena
aku memang suka menghisap kemaluan laki-laki, maka syarat yang dia
berikan sama sekali tidak membuatku keberatan, sehingga aku menjawab,
“Boleh, siapa takut?”
“Oh ya, ini anjingku, temen main setiaku.”
Mungkin karena tidak tahu maksudku, dia bertanya, “Temen main apa Mbak?”
“Main ini..” kataku sambil menidurkan anjingku.
Aku melirik ke arahnya, kemudian pelan-pelan kukulum batang kemaluan anjingku itu. Dia tampak tercengang.
“Loh Mas, kok diam? Ayo dong pijetin payudaraku”, kataku.
Dia
mulai meremas-remas payudaraku sambil tetap menunjukan pandangannya
ke arahku yang mulai asyik menghisap batang kemaluan anjingku itu.
“Mas, tolong ambilkan terong di dapur dong”, pintaku.
Dia
menuju ke dapur, dan kemudian segera kembali dengan terong yang
lumayan besar. Tanpa membuka mulutku, karena masih keenakan menghisap,
salah satu tanganku menunjuk ke arah vaginaku. Dia rupanya mengerti.
Karena masih ada sisa-sisa mentega, maka tak sulit baginya
memasukkan terong itu ke dalam vaginaku, lagi pula aku memang sering
melakukannya. Satu tangan penjual minuman itu meremas-remas payudaraku
secara bergantian, sedangkan tangan yang satunya lagi memainkan terong
itu di dalam vaginaku. Keluar, masuk, keluar masuk, “Aaahh”, enak
rasanya. Aku semakin giat mengulum batang kemaluan anjing tersayangku.
Sesaat kemudian anjingku mengeluarkan air maninya di dalam mulutku.
“Hmmhh”, kumainkan spermanya di mulutku, seperti orang yang sedang
berkumur.
Penjual
minuman tadi masih melakukan tugasnya dengan giat. Dengan isyarat
tanganku, aku memintanya untuk berhenti. Aku berbalik ke arahnya,
menunjukkan air mani anjingku yang masih ada di dalam mulutku. Dia
bertanya, “Mbak mau telan itu?”
Dengan tersenyum kuanggukkan kepalaku, kemudian kutelan habis air mani anjingku itu. Dia hanya terpaku melihat tingkahku itu.
“Mas, aku mau tidur dulu ya? Tolong pijetin payudaraku, ya?” kataku.
Lalu
aku menuju ke sofa di ruang tamu dan tidur. Aku mulai tertidur sambil merasakan
remasan-remasan tangannya. Saat aku membuka mataku, penjual minuman itu
masih memijat-mijat payudaraku.
“Udah Mas, terima kasih ya?” kataku sambil beranjak bangun dari sofa.
Dia menghentikan kegiatannya.
“Mbak, yang Mbak bilang tadi jadi tidak?”
“Yang apa?”
“Katanya aku disuruh mijetin payudaranya Mbak tiap hari?”
“Ooh
itu, ya jadi dong, tapi sekarang Mas pulang dulu ya, soalnya sebentar
lagi Siti sama Jono pulang, tadi mereka kusuruh jaga toko”, alasanku,
kalau tidak begitu dia tidak pulang-pulang.
“Ya deh Mbak, besok lagi ya?” aku menganggukkan kepalaku.
Kupakai
lagi celana dan kaosku. Kuantar dia sampai keluar dari pagar. Aku
masuk lagi ke rumah, lalu aku mandi. Payudaraku agak memar, mungkin
karena dari tadi diremas-remas oleh penjual minuman itu.
Masih
dalam keadaan telanjang bulat dan basah, aku keluar mencari anjingku,
rupanya anjingku masih ada di taman belakang. Kuajak anjingku masuk ke
dalam kamar mandi. Kunyalakan shower-nya, di bawah pancuran shower itu
aku bercinta lagi dengan anjingku. Kutidurkan dia, tanpa pikir panjang
kukulum lagi kemaluannya sambil kukocok, kusedot-sedot, dan
kadang-kadang agak kugigit-gigit, anjing kesayanganku itu kelihatannya
sangat menikmati sedotan-sedotanku. Beberapa saat setelah itu,
kurasakan spermanya mulai muncrat di dalam mulutku. Kupercepat kocokan
tanganku dan kemaluannya kusedot dengan lebih kuat, sampai akhirnya
spermanya keluar semua di dalam mulutku. Aku berdiri sebentar untuk
mematikan shower-nya. Aku memandangi
kedua payudara indahku. Sperma anjingku yang masih ada di mulut,
kukeluarkan dan kutumpahkan ke atas payudaraku. Kuratakan sperma
anjingku ke seluruh payudaraku, sampai payudaraku kelihatan mengkilat
dan licin. Kuremas-remas payudaraku, dan kadang-kadang kutarik-tarik
putingku. Karena payudaraku besar, aku bisa mengulum putingku sendiri,
kujilat-jilat payudaraku, kurasakan nikmatnya sperma seekor anjing yang
melumuri sepasang payudara berukuran 40C ini.
Setelah
puas dengan payudaraku, aku mengambil posisi nungging, sambil begitu
tangan kananku menarik kaki anjingku sampai dia mendekat dan akhirnya
kupegang kemaluan anjingku dan mengarahkannya ke vaginaku, dan dengan
animal instinct-nya, anjingku memainkan batang kemaluannya di dalam vaginaku. “Aaahh.. hhmmpph.. aahh”, masuk, keluar, masuk, keluar,
“Aaahh”. Kedua kaki depannya bertumpu pada punggungku. Kocokannya cepat
sekali, kemaluannya menggesek-gesek dinding lubang pantatku dengan
gerakan yang cepat, rasanya, “Aah.. aahh.. aahh..” Aku tidak sabar lagi,
aku ingin merasakan batang kemaluan anjingku di lubang anusku. lalu dalam posisi nungging, aku menuntun penis anjing ku ke lubang anusku, dan anjingku langsung menusuk anusku hingga ambles semua, dan dia mulai melakukan gerakan maju mundur di anusku. "ohhh ohhh ahhh" desahku, 10 menit dia menyodok - nyodok anusku dan akhirnya dia orgasme dan menyemburkan spermanya ke dalam anusku. Setelah selesai ngentot dengan anjingku, ak segera menyelesaikan mandiku dan langsung tidur dalam kondisi telanjang bulat.
Tuesday 27 September 2016
Saturday 24 September 2016
Cerita Seks Entot Mamaku Sendiri
Nama gw rio, 20 thn. gw seorang pengangguran. Krna keluarga gw bisa di
blng mampu, jdi gw santai” aja jdi pngangguran. Gw tnggal di kota ‘X’
dan keluarga gw punya 20an ruko yg tersebar di 2 kota yg kesemuanya kami
sewakan. Bokap gw Iwan, 47 thn. sering keluar kota karena sedng
mngembangkn bisnis propertinya, paling lama dy berada di rumah cuman
seminggu trus keluar kota lgi, pling cpat sebulan bru balik. Nyokap gw
wanda, umurnya 43 thn. seorang IRT sprti pada umumnya, TAPI… bodi nyokap
gw mirip bngat sma Vega yg d ‘bukan 4 mata’ krna doi rajin bngat senam.
Kakak gw Susi, 23 thn, ntar lgi nikah, tinggal nunggu wisuda.Sudah menjadi kbiasaan gw kluar agak larut mlam trus plng
nnti klo azan subuh sudah trdngar (biasa anak mudah yg sukanya brgaul
mulu). Waktu sabtu malam, tpatnya jam 7 kakak gw cabut sma pacarnya,
smentara nyokap blng mo krumah teman di gang sebelah. Tinggal gw sendiri
deh, nasib pngangguran gak punya pacar emng gini.Akhirnya gw mutuskan
nnton bokep d kmar, sambil telanjang gw matiin lampu. Tpi gw malah
ketiduran. Krna lupa hidupin AC, gw kebangun karna gerah, dan melihat
jam mnjukan pkl 11. Gw pun mmtuskan untuk mndi dan siap” mo nonggkrong.
Tpi pas gw keluar kmar, gw dngar suara “akh… akh… akh….” dan arahnya dri
kmar nyokap. Gw pun mnuju kmar nyokap dan lngsung membuka pintu kmarnya
yg mmang gak di kunci. Gw lihat nyokap di atas ranjang nya memakai kain
penutup mata (yg biasa di pake klo mao tidur) dan headset, sementra
dalam keadaan Telanjang bulat dan memainkan vibrator di vaginanya. Saat
tnpa gw sadari gw terangsang banget.Dngan segala gejolak yg terjadi
akibat apa yg gw lihat, gw pun lari ke kmar mngambil android gw dan
secpat kilat balik lagi ke kmar nyokapdan lngsung sja gw rekam,sekitar
15 menitan nyokappun orgasme, segeragw keluar dan menutup pintu agar doi
gak tau.Gw kembali ke kmar, dan lngsung mnonaktifkan hp gw. membuka
pintu, tpi kli in kamar kak susi di kunci dri dlam, gw pun mnarik kursi
yg ad di dekat gw, dan melihat lewt lubang angin yg ad di atas pintu.
Birahi gw pun kembali naik, melihat tubuh kak susi yang putih mulus tnpa
sehelai benangpun yang hanya di hiasi keindahan dua gunung kembar yg
montok tangah berayun-ayun dengan bebasnya di hadapan pacarnya sendiri,
ya saat itu kak susi sedang melakukan posisi WOT.Gw langsung lucurin
celana kolor dan langsung gw coli di tempat. Saatitu sperma gw biarin
mencecer di pintu kak susi, dlam pikiran gw biar dy tau klo gw saat itu
sedang ngintip.Gw pun langsung brgegas ke kamar mandi dngan masih
trbayang tubuh mulus mama dan ka susi.Selesai mandi gw msih diam di
kmar,lalu gw dengar suara kak susi dan pcarnya tengah asik ngobrol,
nampaknya pacar ka susi akan pamit. Saat itu gw lngsung ngintip lewat
lubang angin di pintu kamar gw, kemudian gw liat ka susi mngetuk pintu
kamar mama. Saat itu mama keluar dngan daster tali satu warna merah yang
agak tipis dan puting susu mama sangat jelas tercetak di daster tidur
tersebut.“Ma, niko mo plang nih” kata ka susi“Emangnya udah cukup nik?
Brpa ronde tdi mainnya?” Kata yg keluar dri mulut mama trsebut langsung
mmbuat gw brpikir, brrti mama tau klo ka susi sedang ngentot dngan niko
tdi. Dan kayaknya mereka juga mngira klo aku tda ad dirumah.“Lumayanlah
tante, klo tante mau, kpan-kpan niko boleh bagi kok” rayu niko“Hus..
kamu jngan coba-coba ya, kamu mau gak prnikahan kita batal?” Sambar ka
susi dngan wajah marah.Nikopun hanya trtawa dan langsung mengulum bibir
ka susi tnpa mmpedulikan ada mama di situ.nikopun pamit dan langsung
menyalakan motornya lalu prgi.Besoknya gw pura pura gak tau apaapa. dan
gua sudah punya rencana, jam 8 mlam gw udah pamit mao keluar, nyokap
hnya berpesan agar selalu menjaga kesehatan. Sblumnya jendela kamar udah
gw buka, agar gw bisa masuk rumah tanpa ketahuan. Gw hanya menuju kios
depan rumah dan beli rokok, kemudian gw langsung masuk kamarlewat
jendela. Gw pngen tau apa lagi yang akan terjadi.Tunggu..tunggu…tunggu…
akhirnya gw mendenar percakaan meraka “Mam, aku dapat dvd baru dri
teman” ujar ka susi“Ambilin donk,tpi kita nnton di kamar aja, tkutnya
nnti ad yg ngintip ato ryo tiba tiba pulang kan bisa berabe”“Oke deh,
tpi pake dildo aja ya mam, susi gak nyaman pke terong”Buset, ternyata
mreka udah lama sering main kaya gini,pikir gw.Lalu mreka masuk kamar
nyokap, segera gw keluar dri kamar dan langsung merkam adegan mereka
tersebut. Kembali saat otu gw coli dan biarin sperma gw bercecer di
pintu kamar nyokap.‘Dengan hasil 2 video in, gw bisa ngentot nyokap dan
ka susi sepuasnya deh’ pikir gua.Pagi itu gw bangun jam 9 dan rumah
sngat sepi. gw sms nyokap, katanya lgi ikut arisan, jam 11an bru pulang.
Kak susi lgi jalan ma temnteman. Gw pun mandi lalu cuman main laptop,
tibatiba gw pikir inilah saatnya gw ngentot ma nyokap.Saat itu udah jam
11, segera gw menuju ruang TV, gw cman pke kolor doang. Video player
udah gw standby tinggal di play, rencana gw sudah sngat matang saat itu.
Tibalahsaat yg di tunggu tunggu, gw dngr suara mobil nyokap udah ada,
segerapula gw pelorotin kolor gw, dan gw play video nyokap sma kak susi,
nyokap yang masuk ke ruang tv langsung kaget melihat gw yg sedang coli,
ad perasaan terkesima dan kaget yg terpancar dri wajah nyokap. Dy
melihat kontol yg panjangnya 16cm dngan diameter 9cm itu sedang tegak
berdiri sementara terangsang akibat persetubuhan yag dilakukak dirinya
dngan kak susi.“Ryo, sedang apa kamu?? Drimna kamu dpat video itu??”
Dengan suarayg agak keras tpi matanya sesekali melihat kontol gw.“Eh
mama” gw purapura kaget tpi dengan senyum genit gw.“Kayaknya mama
menikmati bangat ya, pertama pke vibrator,lalu pke dildo. Klo pke in
mama mau gak??” sambil menunjuk kontol gw.“Kamu…..” nyokap bingung mo
jawab apa.Gw pun langsung bangun dan menghampiri nyokap.“Benar gak mau
nih mam?? Jarang jarang dpat yg kayak giniloh!” Lalu gw tarik nyokap ke
arah kursih sambilgw dudukan dy ke sofa. Perlahan gw buka baju terusan
nyokap, dy pun gak ad perlawanan. Kayaknya nyokapmau tpi masi malu.Kini
di hadapan gw nyokap telh telanjang bulat setelah Bra dan CDnya di
lepaskan sendiri oleh nyokap.“Gitu dong ma,ntar klo ka susi dtang kita
ajak saja, biar threesome. Skrng kulum dong ma” nyokap pun langsung
mngulum kontol gw, dan gw hanya bisa meringis keenakan.Setelah 10 menit,
gw merasa udah mau jebol, gw pun lngsung menarik kontol gw dan saat itu
gw lihat ada kekecewaan di wajah nyokap.“Gantian dulu ya mama sayang,
kan ryo juga pngen ngerasain memek mama” dan gw langsung memainkanmulut
gw di vagina nyokap gw, vagina yang nampak terawat bersih tanpa hutan
belantara tersebut terasa sangat nikmat.“Oh.. terus syg.. nikmat
sekali.. ohh.. akh… knpa tda… dri dlu… oh… kamu giniin… ohh.. akh…. mama
sayang… aaaaaaaakkkkkhhhhh…..” ceracau mama yang diiringi dengan
orgasme dia yang pertama.“Mama gak minta sih, jdi aku gak kasih” jawabku
dan langsung menyambar bibir mama dengan bibirku.“Masukin sekarang dong
syang, mama udah penasaran banget sama kontol anak mama yang nakal
ini”“Oke deh mam, akan aku berikn kenakalan ternikmat pada mama” sambil
gw peluk nyokap,dan kakinya di lingkarkan ke pinggang gw.Dalam posisi
ini gw bisa bertahan sampe 15 menit, nyokap pun gw suruh nungging.“Siap
mama syg??”“Kpanpun aku siap anaku syg” sambil aku mencium bibirnya,
kemudian kuarahkan rudalku ini ke liang ternikmat di dunia itu.“Akh…
akh…. akh…. okh.. ya… terus… akh… terus syg…. puaskan mama sayang…
akk…akh… okhh… sssssss….ohh…. sstt.. akhhh….”, 10 menit gw cabut kontol gw, lalu gw arahin ke bool mama gw, "gw sodok bool mama yaa....", "eh syg mama blum pernah disodok di pantat","gpp ma, enak kok nnti", gw mulai masukin perlahan kontol gw, "ahhhhlkkk uenak tenan ma...." sensasi di bool nya mama luar biasa, kontol gw dijepit dgn kuat, stlh kontol gw ambles smua, gw maju mundurin "ahhh mantep nih ma", gw liat mama gw merem melek dan mendesah gk karuan, skitar 8 mnt gw main di bool, gw cabut kontol gw krn cpek, gw pun rebahan,
dsn gaya in adalah gaya kesukaan gw ‘WOT’.“Comeon baby, give me our
‘MILK’ hahaha” ceracau mama yg meminta sperma gwGw merasa melayang,
bgmna tda, goyangang nyokap sangat nikmat, kekiri, kekanan, atas bawah,
beliau sngat berpengalaman.“Sayang.. mama udah…. akhhh… mau nyampe oh…
oh.. oh… akhhh”“Ntar mam.. bareng aja.. dikit lgi kok.. ohhh.
Sssttttt..”Goyangan myokap pun makin nikmatdengan irama yg ditambah,
kontol gwudah jadi sperti setir mobil, tpi sngat nikmat.“Babyyyy.. i’m
coming babyyyyyyy… akkhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh…………….” teriak nyokap yg
bersamaan dngnorgasme gw.Nyokap pun ambruk di atas tubuh gwdngan kontol
yg masih tertanam rapi di dalam memek nyokap. Dan kami pun
tertidur..Saat gw bngun, gw lihat ka susi udahduduk di samping kami
sementara nyokap masi di atas gue dengan kami berdua masi telanjang.
Friday 23 September 2016
Cerita Seks Tante dan Anak Supir
Namaku Lia. Aku adalah ibu rumah tangga
yang telah berumur 35 tahun. Hidupku boleh dikatakan beruntung, aku
mempunyai rumah yang megah di Pulomas dan harta benda yang melimpah,
sehingga bagiku krisis moneter tak terlalu berpengaruh bagi perekonomian
keluargaku. Suamiku, Liem, 50 tahun, mempunyai jaringan bisnis baik di
Indonesia maupun di luar negri. Ia adalah pengusaha yang sukses.
Walaupun dijejali dengan materi yang melimpah ruah, tetapi kehidupanku
rumah tanggaku terasa hambar. Dulu, aku dikawinkan dengan Liem setelah
aku menamatkan kuliahku, umurku kira-kira 22 tahun. Aku adalah anak
tunggal. Aku tidak terlalu mengenalnya, keluargaku yang menjodohkanku
dengannya karena pada waktu itu Liem adalah rekan bisnis ayahku, dan
ayahku sangat mempercayainya.
Di awal perkawinan, hubungan suami istri kami hanya sebagai
formalitas saja, Liem banyak menghabiskan waktunya di luar rumah, bahkan
hingga umurnya yang telah mencapai setengah abad ini, ia masih sering
berada di luar. Sedangkan di rumah, sering aku merasa kesepian, karena
aku belum juga dikaruniai seorang anak yang bisa mengisi kesepianku.
Untuk memenuhi hasrat birahiku, aku sering menonton film Blue. Aku
terangsang tiap kali melihat gerakkan penis yang menusuk-nusuk vagina.
Uuhh.., aku mulai mempermainkan vaginaku dengan jariku, membayangkan,
penis yang panjang dan besar itu, menghunjam keras, menusuk-nusuk liang
vaginaku. Suara-suara melenguh, gerakan-gerakan pinggul, ekspresi muka
dari masing-masing pasangan yang begitu mendalami kenikmatan bersetubuh.
Tak henti-hentinya tanganku memain-mainkan klitorisku.., naik..,
turun.., naik.., turun.., sambil berputar.., kugerakkan tanganku dengan
cepat, sehingga vaginaku mulai basah dan membengkak.., “aahhkk..”,
walaupun penis itu hanya bayanganku saja, tapi sudah terasa nikmat
sekali. Kadang, kugoyang-goyangkan pinggulku.
“aahhkk nikmat sekali..”. Sementara,
suara ceplak ceplok terdengar dari TV, gaya dog-style.., “aahh..,
aahh.., aahh..”, bercampur-baur dengan lenguhan-lenguhan nikmat. Aku
menikmati segala suara-suara senggama yang keluar dari TV 36 inch-ku
itu. “Ssshh.., sshh..”, kugigit bibir bawahku, mendalami khayalku
bersenggama dengan penis raksasa, aku merasakan kanikmatan yang makin
memuncak. “aahh.., aahh..”, eranganku membahana menyamai erangan di TV.
Kupercepat gerakan jariku, aku tak tahan lagi, sesuatu akan menyemprot
keluar dari dalam liang Vaginaku. “aahhkk.., ahhkk.., ahhkk..”,
otot-otot tubuhku mengejang bagaikan tersetrum listrik ribuan volt. Alam
pikirku terbang ke awang-awang meresapi kenikmatan orgasme. “aahh..,
aahh.., niikkmaat sekali..”, kuhela nafas panjang. Kukira sampai disini
saja masturbasiku.
Akibat lama-lama bermasturbasi dengan
berkhayal disetubuhi oleh penis raksasa, aku jadi ingin betul-betul
merasakan nikmatnya penis raksasa. Tapi, penis siapa..?, Sampai pada
suatu hari, pertanyaanku itu terjawab.
Hari itu, aku hendak pergi ke Gym,
biasa, Fitness. Untuk mempertahankan tubuhku agar tetap langsing dan
kencang. Aku mempunyai supir pribadi yang biasa mengantarku ke Gym,
namanya Pak Marlon, orang dari Sorong, Irian Jaya. Pak Marlon ini telah
dipercaya menjadi supir pribadi suamiku selama hampir 10 tahun. Kami
mendapatkan beliau dari seorang teman. Pak Marlon ini setia menjadi
supir keluarga kami, apalagi dengan gaji $500 per bulan, ia selalu dapat
diandalkan. Tetapi pagi itu, kudapati seorang anak muda sedang mengelap
mobil Mercy-ku.
“Mana Pak Marlon..?”, tanyaku.
“Pagi bu, maaf, nama saya Rony, saya anak Pak Marlon, hari ini bapak tidak bisa kerja sebab beliau harus menjenguk keluarga kami yang sakit di Bandung, jadi untuk sementara saya gantikan..”, katanya dengan sopan.
Hmm.., anak muda ini.., kuperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah.., boleh juga badannya yang gelap dan atletis, tangannya yang kekar, dadanya yang bidang dengan bahu yang lebar. Mukanya.., rasanya aku pernah lihat. Hmm.., mirip seperti Baby Face, penyanyi itu. Boleh juga nih, kataku dalam hati.
“Oke Rony.., kamu bisa antar saya ke Gym..?”, tanyaku.
“Bisa nyonya..”, jawabnya.
“Mana Pak Marlon..?”, tanyaku.
“Pagi bu, maaf, nama saya Rony, saya anak Pak Marlon, hari ini bapak tidak bisa kerja sebab beliau harus menjenguk keluarga kami yang sakit di Bandung, jadi untuk sementara saya gantikan..”, katanya dengan sopan.
Hmm.., anak muda ini.., kuperhatikan tubuhnya dari atas sampai bawah.., boleh juga badannya yang gelap dan atletis, tangannya yang kekar, dadanya yang bidang dengan bahu yang lebar. Mukanya.., rasanya aku pernah lihat. Hmm.., mirip seperti Baby Face, penyanyi itu. Boleh juga nih, kataku dalam hati.
“Oke Rony.., kamu bisa antar saya ke Gym..?”, tanyaku.
“Bisa nyonya..”, jawabnya.
Dalam perjalanan, aku bertanya banyak
tentang dia. Ternyata umurnya telah 23 tahun, dan ia sekarang ia telah
menyelesaikan kuliahnya di–******* jurusan Teknik Sipil. Aku
berusaha untuk akrab dengannya. Kadang pada saat aku memulai suatu
pembicaraan, aku sentuh bahunya, dia tampak salah tingkah.:)
Sampai di Gym, aku segera berganti baju
dengan menggunakan Bicycle Pants yang pendeknya 2-3 senti dari
selangkanganku, dan menggunakan baju tanpa lengan yang ketat,
menampakkan perutku yang kencang. Dengan pakaian itu, tubuhku yang
tinggi (169/52) dan kulitku yang putih (Chinese), serta rambutku yang
bergaya Demi More di film Ghost, aku tampak seksi dan sportif. Mulailah
aku menjalani latihanku.
Selesai Fitness, dengan masih mengenakan
pakaian senamku tadi dan handuk kecil untuk mengelap keringat, aku
berjalan keluar Gym menuju mobilku di areal parkir. Rony yang sejak tadi
menunggu di mobil, segera berdiri dan membukakan pintu belakang mobil
untukku. Lalu aku bilang kalau aku ingin duduk di depan. Dengan cepat ia
menutup pintu belakang, kemudian membuka pintu depan. Ketika itu,
lengannya secara tidak sengaja menyerempet payudaraku, “Ups.., geli..”,
ketika lengan itu bersentuhan dengan payudaraku. Kulihat Rony jadi salah
tingkah. Aku tersenyum kepadanya. Kulihat ia memperhatikan bagian bawah
tubuhku, ketika aku memasukkan kakiku jenjang dan mulus itu, dan
pantatku ke dalam mobil dan mendudukkan pantatku di jok. Setelah menutup
pintu, ia berlari kecil melalui depan mobil ke arah pintu pengemudi.
Dari dalam mobil, kulihat bagian atas celana Rony yang menggembung.
Di dalam mobil, kamipun kembali ngobrol.
Agar lebih akrab, kularang ia memanggilku dengan sebutan nyonya,
panggil saja Lia. Makin lama obrolan kami terasa makin akrab, kadang aku
tertawa, mendengar obrolan-obrolan lucu yang menyerempet-nyerempet, dan
dengan gemas kucubit lengan Rony yang berisi itu. Kadang kuperhatikan
tangannya yang hitam dan kekar itu memegang kemudi. Sungguh macho. Suatu
ketika, Rony membanting stir ke kanan secara tiba-tiba, ternyata,
karena keasyikan ngobrol, Rony tidak memperhatikan sepeda motor yang ada
di depannya. Ketika itu, tubuhku jatuh ke arah kanan, dan secara
refleks, tanganku jatuh tepat di bagian kemaluan Rony. “Upss..”, dalam
hatiku. Ketika mobil kembali stabil, tak kulepas telapak tanganku di
atas celananya itu. Kutatap wajah Rony yang terlihat grogi, salah
tingkah, dan memerah.
Tiba-tiba, muncul keberanianku untuk
mengelus-ngelus “terpedo” Rony yang makin lama membengkak itu. Waahh..,
seperti memegang lontong saja, pikirku. Setelah beberapa lama kuelus,
tanpa bicara, kuberanikan diri untuk membuka relsliting celananya,
kusikap celananya. Tampak “terpedo” Rony yang begitu ketat dibungkus
oleh celana dalamnya, dengan kepala terpedo yang menyembul ke atas CD,
seakan berusaha keluar dari sesaknya bungkusan CD itu. Kuselipkan
tanganku ke dalam CD-nya. Wuuh.., Gede amat, genggaman jari jempol dan
jari tengahku hampir tak saling bertemu dan batang yang sangat keras
menegang. Untuk beberapa saat kuelus-elus penis Rony yang besar itu.
mmhh.., tiba-tiba birahiku bergejolak. Segera kutundukkan kepalaku ke
arah penis Rony, dan kusibakkan CD-nya. Tampak penis Rony yang hitam,
besar dan panjang itu dan kelilingi oleh rambut yang lebat dan keriting.
Seperti di film BF, kujulurkan lidahku ke “kepala” penis Rony.
Kujilat-jilat “kepala” penis yang menyerupai “topi Pak tani” itu.
Kumainkan lidahku di sekeliling kepala penis itu dan kemudian mengarah
ke batang. Kukecup-kecup batang penis yang panjangnya kira-kira 2
telapak tanganku itu.
“Cup.., cup.., cup..”, Kudengar
desahan-desahan nikmat dari Rony yang masih terus memegang setir itu,
dan itu membuatku terangsang. Segera kumasukkan kepala penis itu ke
dalam rongga mulutku. Kusedot-sedot penis itu dengan nafsuku yang sudah
meletup-letup. mmhh.., Mhh.., sambil kunaik-turunkan kepalaku. Penis itu
tidak seutuhnya bisa masuk ke mulutku, hanya 1/3 bagiannya saja.
mmhh.., mmhh.., enakk sekali rasanya, seperti anak kecil yang sedang
dahaga, dan dibelikan es krim. Itulah yang kurasakan saat itu, aku
dahaga akan seks. Terus kusedot-sedot penis itu, sembari kumainkan
lidahku dan mulai kukocok batang penis dengan menggunakan tanganku.
oohh.., nikmatnya merasakan penis
raksasa ini. Tiba-tiba aku berfikir, “Hei..! mungkin inilah penis
raksasa yang selama ini aku idam-idamkan”. Setelah beberapa saat,
kulepas penis Rony dari mulutku, dan aku kembali duduk tegak, sementara
tanganku masih mengocok penis itu.
“Gimana Ron, Enak?”, tanyaku sambil mengatur nafasku yang sejak tadi tidak teratur.
“Enak Lin, Enak banget..!”, serunya riang.
Setelah beberapa lama membicarakan apa yang telah kami alami tadi, aku berinisiatif mengajaknya ke kamar apartemenku yang belum laku tersewa. Sebelum memasuki gerbang apartemen yang di jaga satpam, Rony menutup kembali bagian atas celananya yang terbuka tadi.
“Gimana Ron, Enak?”, tanyaku sambil mengatur nafasku yang sejak tadi tidak teratur.
“Enak Lin, Enak banget..!”, serunya riang.
Setelah beberapa lama membicarakan apa yang telah kami alami tadi, aku berinisiatif mengajaknya ke kamar apartemenku yang belum laku tersewa. Sebelum memasuki gerbang apartemen yang di jaga satpam, Rony menutup kembali bagian atas celananya yang terbuka tadi.
Setelah tiba di depan pintu apartemen,
kubuka pintu apartemen, dan kusuruh Rony untuk menutupnya, sementara aku
langsung menuju ke kamar dan menyalakan AC Split. Setelah itu, aku
berbalik, dan ternyata, Rony yang telah melepaskan seluruh bajunya
langsung merangkulku dan menjatuhkan tubuh kami berdua di Kasur. Di
ciuminya mukaku, dari pipi, kemudian ke bibirku. mmghh..,
disedot-sedotnya “bibir bawah”-ku dengan gemas, kemudian dimain-mainkan
lidahnya ke dalam rongga mulutku yang terbuka, merasakan keenakan
permainannya. Sementara tangan kirinya memegangi kepalaku, tangan
kanannya beraksi berusaha melepas celanaku dengan susah payah. Kusadari
kesulitannya membuka celanaku, kemudian kudorong tubuhnya ke arah kanan,
dan aku berdiri sambil melepas baju dan celanaku. Sambil kulihat Rony
yang tanpa berkedip melihatku melepas bajuku dengan pelan-pelan sekali dimulai dengan baju tanpa lenganku lalu ak menurunkan bicycle pants hingga aku hanya memakai bra dan CD putih,
sehingga tampak kemolekan tubuhku yang putih dan masih kencang ini.
Kulihat tubuh Rony yang atletis, dengan
bulu-bulu kecil dan kriting di dadanya, bentuk badannya yang berbentu
huruf V, dan bagian kemaluannya yang besar itu, menjuntai, menantang,
hitam legam, berbeda dengan tubuhku yang putih mulus, tanpa ada suatu
cacatpun. Setelah pakaian luarku lepas dari tubuhku, segera kujatuhkan tubuhku
di atas tubuh Rony. Kukecup bibirnya yang basah, dan kumainkan lidahku
seperti tadi ia memainkan lidahnya. mmhh.., lidah kami saling bertaut,
kumasukkan lidahku dan kusedot lidah Rony. mmhh.., Kuelus dadanya yang
bidang, kumainkan putingnya. Rony tampak menikmati kegelian permainan
tanganku di putingnya. Lalu, kepalaku turun ke putingnya, kujilat
putingnya, kuisap dan kadang kugigit kecil puting Rony yang berwarna
hitam gelap itu. Rony sekali lagi menikmati permainanku, tangannya
mengusap-usap kepalaku dengan gemas. lalu Rony melepas bra dan CD ku hingga aku telanjang bulat.
Setelah beberapa saat, di dorongnya
tubuhku ke arah kiri, gantian sekarang, putingku yang merah
kecoklat-coklatan di isapnya dengan ganas.
“oohh.., nikmatnya.., engkau pandai sekali Rony..”, putingku di kanan di isapnya, dan dimainkan dengan lidahnya, sementara payudara sebelah kiri di peras dengan tangannya yang kekar itu dan dimainkan putingku dengan jarinya. uuhh.., bagaikan terkena listrik arus lemah, geli sekali kurasakan.., tubuhku menggelinjang keenakan.
“oohh.., nikmatnya.., engkau pandai sekali Rony..”, putingku di kanan di isapnya, dan dimainkan dengan lidahnya, sementara payudara sebelah kiri di peras dengan tangannya yang kekar itu dan dimainkan putingku dengan jarinya. uuhh.., bagaikan terkena listrik arus lemah, geli sekali kurasakan.., tubuhku menggelinjang keenakan.
Selama beberapa menit, kunikmati
permainannya yang ganas di payudaraku. Kemudian, tangannya yang tadi
memegang payudaraku, tiba-tiba beralih mengusap-usap selangkanganku.
“aahh..”, aku tersentak dan kurasakan aliran darahku bagaikan turun dari
kepala. Oh, usapan lembut itu, sudah lama tak kurasakan dari seorang
lelaki. Biasanya suamiku (dulu), sebelum menancapkan batangnya, ia
mengelus-elus vaginaku dengan lembut, sama seperti yang kurasakan saat
ini. Elusan itu lama-lama semakin cepat, memainkan clitoris di
selangkanganku. Nafasku terus memburu, mengikuti gerakan jari-jemari
Rony yang terus memainkan clitorisku dengan tempo yang makin cepat,
sementara mulut Rony belum lepas dari payudaraku yang semakin menegang
dan keras.
oohh.., kurasakan kedahsyatan permainan
jari-jemari Rony. “aahh.., aahh.., ahh”, desahku begitu dahsyatnya,
hingga kurasakan cairan mengalir melalui saluran di dalam kemaluanku.
Kucoba kutahan cairan itu keluar. Tapi tak bisa kebendung kenikmatan
yang telah meletup-letup itu dan “aahhgg.., aahhgg.., Roonnyy..,
aahhgg.., eennaak”, sambil kutahan nafasku, kudalami kenikmatan itu.
Kenikamatan orgasme. Wuuff.., tubuhku yang tadi mengejang berubah
menjadi lemas dengan segala peluh di tubuhku, aku berusaha mengatur
nafasku sementara, kurasakan kegelian di selangkanganku, kulihat,
ternyata sekarang Rony telah mencicipi cairan yang keluar dari liang
kemaluanku. Lidahnya menjilat-jilat vaginaku sambil sesekali
menyedot-nyedotnya. “Sssrrpp.., ssrrpp.., seperti tidak mau membersihkan
cairan yang tadi keluar dari dalam lubang kenikmatanku. Sambil
kurasakan kenikmatan tiada tara itu, pikiranku melayang.., enaknya hidup
ini kalau dari dulu aku mengenal anak ini.., aku tidak perlu lagi
repot-repot bermasturbasi di depan TV.
Selagi pikiranku melanglang buana, tiba-tiba Rony menimpa tubuhku, dan menciumi mukaku dengan lembut.
“Bagaimana Lia, puas..?”, tanyanya sambil tersenyum.
“Wuah.., andaikan kamu dapat merasakan kenikmatan yang aku rasakan sekarang.., tiada taranya.., fantastis!”, kataku.., hey, tiba-tiba kusadari penis Rony yang masih mengeras di antara perutku dan perut Rony.
“Ron, kamu belum..?”, belum selesai aku berkata, kembali bibirnya memagut bibirku.
“Bagaimana Lia, puas..?”, tanyanya sambil tersenyum.
“Wuah.., andaikan kamu dapat merasakan kenikmatan yang aku rasakan sekarang.., tiada taranya.., fantastis!”, kataku.., hey, tiba-tiba kusadari penis Rony yang masih mengeras di antara perutku dan perut Rony.
“Ron, kamu belum..?”, belum selesai aku berkata, kembali bibirnya memagut bibirku.
mmhh, dan kurasakan badannya agak
ditinggikan, kemudian tangannya diarahkan ke bawah, dan tiba-tiba
kurasakan benda yang keras menyumbat mulut vaginaku. Aku mengerti
maksudnya. Kunaikan kakiku, merangkul pinggangnya. Sementara, mulut kami
masih saling bertaut, dengan tangannya, ia memainkan kepala penisnya di
mulut vaginaku. Birahiku kembali muncul atas perlakuan yang demikian.
mmhh.., aku sudah tak sabar ingin merasakan kenikamatan penis raksasa
itu.., kataku dalam hati.
Tapi Rony masih saja mempermainkan
penisnya, dan itu membuatku menggelinjang kegelian dan perasaanku sudah
tak sabar. Kulepaskan pagutan bibirnya.
“Ron.., ayo.., langsung aja”, kataku dengan nafas yang tidak teratur lagi. Kemudian dengan tangannya, ia meraba-raba vaginaku untuk mencari dimana “lubang surga dunia” itu berada. Setelah menemukannya, segera ia tusukkan kepala “terpedonya” ke lubang itu. Begitu pinggulnya menekan dengan keras, secara refleks (karena sakit..) pinggulku terdorong ke depan.
“Ahh.., Ronn.., pelan-pelan dong..”, kataku sambil meringis.
“Ron.., ayo.., langsung aja”, kataku dengan nafas yang tidak teratur lagi. Kemudian dengan tangannya, ia meraba-raba vaginaku untuk mencari dimana “lubang surga dunia” itu berada. Setelah menemukannya, segera ia tusukkan kepala “terpedonya” ke lubang itu. Begitu pinggulnya menekan dengan keras, secara refleks (karena sakit..) pinggulku terdorong ke depan.
“Ahh.., Ronn.., pelan-pelan dong..”, kataku sambil meringis.
Kemudian dicobanya lagi kepada penisnya
dicocokkan ke lubang vaginaku. Kali ini ia mencobanya berhati-hati dan
pelan. “oohhgg.., oohhgg..”, kepala terpedo Rony terasa menyesaki lubang
kemaluanku, aku mencoba menahan rasa sakit.., rasa sakit yang telah
lama tak kurasakan. Kemudian sedikit demi sedikit, “lontong kulit” itu
masuk ke dalam liang Vaginaku.., sampai akhirnya. “Bleess..”, masuk
semua.. “Ooohhgg”, kurasakan kenikmatan.., fantastis.., seluruh batang
penis Rony memenuhi liang Vaginaku.
“Goyang Ron..”, pintaku. Langsung, Rony menggoyangkan pinggulnya, keluar.., masuk.., keluar.., masuk.., “Ooohhgg.., oohhgg..” sungguh nikmat, teringat aku akan film BF yang aku tonton dulu. Goyangan pinggul Rony kubarengi dengan goyangan pinggulku, sehingga terasa penis Rony menggesek-gesek dinding vaginaku yang rasanya membengkak, sehingga bisa menyedot semua batang milik Rony.
“Goyang Ron..”, pintaku. Langsung, Rony menggoyangkan pinggulnya, keluar.., masuk.., keluar.., masuk.., “Ooohhgg.., oohhgg..” sungguh nikmat, teringat aku akan film BF yang aku tonton dulu. Goyangan pinggul Rony kubarengi dengan goyangan pinggulku, sehingga terasa penis Rony menggesek-gesek dinding vaginaku yang rasanya membengkak, sehingga bisa menyedot semua batang milik Rony.
Kurasakan saat itu bukan hanya tubuhku
yang bergetar, kasurpun ikut bergetar akibat dorongan pinggul Rony yang
kuat, terus menghunjam-hunjamkan penis raksasanya ke liang vaginaku.
Desahan-desahan kenikmatan dari kami berdua bersahut-sahutan. “Aahhgg..,
aahhgg.., aahhgg”, kadang kugigit bibir bawahku saking nikmatnya
permainan kami. Aku teringat akan film BF yang aku tonton, dan aku minta
kepada Rony untuk mencoba gaya Woman On Top. Kali ini, aku berada di
atas, dan Rony tidur di bawah. Dengan mudah penis Rony dapat masuk ke
liang Vaginaku, dan akupun mulai bergerak naik turun. Rony
mengimbanginya gerakanku itu.., “Ooohh nikmatnya”, melihat payudaraku
yang bergerak-gerak seiring pergerakan tubuhku, tangan Rony kemudian
memegangi kedua payudaraku, dan meremas-remasnya. Sementara itu.., aku
merasakan kenikmatan klimaks sudah dekat, aku terus menggenjot dengan
cepat.., aahh.., aahh.., aahh.., truss”, Rony dan aku saling mendesah,
hingga akhirnya aku merasakan kembali tubuhku mengejang, tanganku
mencengkram seprei dengan kuat dan sekali lagi aku mencapai orgasme.
“aahhgg.., aahghgg.., aahgg”, aku mengerang dengan lantang. Sukmaku kembali melejit ke langit ke tujuh.
“oohh.., Rony, engkau memang jagoanku”, Belum habis aku menikmati dahsyatnya orgasme keduaku, Rony memintaku untuk menungging, dan kemudian ia mulai menusukkan penisnya dari belakang. “oohh.., Oohh..”, aku kembali merasakan kenikmatan bersenggama, suara desahan kami berdua kembali mengalun dibarengi dengan suara “ceplok-ceplok.., plok.., plok.., plok..”.
“oohh.., Rony, engkau memang jagoanku”, Belum habis aku menikmati dahsyatnya orgasme keduaku, Rony memintaku untuk menungging, dan kemudian ia mulai menusukkan penisnya dari belakang. “oohh.., Oohh..”, aku kembali merasakan kenikmatan bersenggama, suara desahan kami berdua kembali mengalun dibarengi dengan suara “ceplok-ceplok.., plok.., plok.., plok..”.
Rony makin mempercepat hunjaman penisnya
ke vaginaku, tempo permainan semakin cepat. Kudengar suara desahan Rony
semakin keras dan pada akhirnya ia melenguh keras, seperti suara orang
menahan sesuatu dibarengi dengan dihunjamkannya kuat-kuat seluruh
penisnya ke dalam Vaginaku.
“aahhgg.., aahhgg.., aahhgg..”
“aahhgg.., aahhgg.., aahhgg..”
Akhirnya.., ia mengalami orgasme.dia mencabut penisnya dari vagina ku dan memasukkan kepala penisnya ke lubang pantatku, dan sperma nya disemburkan ke dalam pantatku. aku menikmati tiap semburan spermanya ke dalam pantatku.
Sejak saat itulah aku menemukan
kenikmatan seks sejati. Sementara dengan suamiku, hubungan kami
bertambah dingin, dan kukira ia tak menghiraukan akan hal tersebut, ia
masih menyibukkan dirinya dengan kegiatan di luar rumah, ia tak
menghiraukan lagi keindahan tubuh istrinya yang haus akan
hunjaman-hunjaman kenikmatan. Frekwensi hubungan seks-ku dengan Rony
makin bertambah sering, walaupun sekarang Pak Marlon telah kembali
menjadi supir keluarga kami, Rony kubekali dengan HP, yang sewaktu-waktu
bila keinginanku untuk “ditusuk-tusuk oleh terpedo” Rony muncul, aku
bisa langsung menghubunginya, dan bertemu di apartement (yang hingga
kini, apartement itu tidak aku sewakan, dan menjadi tempat rahasia kami
untuk bercinta).
Cerita Seks Dientot Supir Pribadi
Kisah Sex ini adalah kisah cerita sex yang terjadi ketika aku masih SMU,
ketika umurku masih 18 tahun, waktu itu rambutku masih sepanjang sedada
dan hitam (sekarang sebahu lebih dan sedikit merah). Di SMU aku
termasuk sebagai anak yang menjadi incaran para cowok. Tubuhku cukup
proporsional untuk seusiaku dengan buah dada yang sedang tapi kencang
serta pinggul yang membentuk, pinggang dan perutku pun ukurannya pas
karena rajin olahraga, ditambah lagi kulitku yang putih mulus ini. Aku
pertama mengenal seks dari pacarku yang tak lama kemudian putus,
pengalaman pertama itu membuatku haus seks dan selalu ingin mencoba
pengalaman yang lebih heboh. Beberapa kali aku berpacaran singkat yang
selalu berujung di ranjang. Aku sangat jenuh dengan kehidupan seksku,
aku menginginkan seseorang yang bisa membuatku menjerit-jerit dan tak
berkutik kehabisan tenaga. Ketika itu aku belum diijinkan untuk
membawa mobil sendiri, jadi untuk keperluan itu orang tuaku
mempekerjakaan Bang Tohir sebagai sopir pribadi keluarga kami merangkap
pembantu. Dia berusia sekitar 30-an dan mempunyai badan yang tinggi
besar serta berisi, kulitnya kehitam-hitaman karena sering bekerja di
bawah terik matahari (dia dulu bekerja sebagai sopir truk di pelabuhan).
Aku sering memergokinya sedang mengamati bentuk tubuhku, memang sih aku
sering memakai baju yang minim di rumah karena panasnya iklim di
kotaku. Waktu mengantar jemputku juga dia sering mencuri-curi pandang
melihat ke pahaku dengan rok seragam abu-abu yang mini. Begitu juga aku,
aku sering membayangkan bagaimana bila aku disenggamai olehnya, seperti
apa rasanya bila batangnya yang pasti kekar seperti tubuhnya itu
mengaduk-aduk kewanitaanku. Tapi waktu itu aku belum seberani sekarang,
aku masih ragu-ragu memikirkan perbedaan status diantara kami. Obsesiku
yang menggebu-gebu untuk merasakan ML dengannya akhirnya benar-benar
terwujud dengan rencana yang kusiapkan dengan matang. Hari itu aku baru
bubaran pukul 3 karena ada ekstra kurikuler, aku menuju ke tempat parkir
dimana Bang Tohir sudah menunggu. Aku berpura-pura tidak enak badan dan
menyuruhnya cepat-cepat pulang. Di mobil, sandaran kursi kuturunkan
agar bisa berbaring, tubuhku kubaringkan sambil memejamkan mata. Begitu
juga kusuruh dia agar tidak menyalakan AC dengan alasan badanku tambah
tidak enak, sebagai gantinya aku membuka dua kancing atasku sehingga bra putihku sedikit tersembul dan itu cukup menarik perhatiannya. "Non gak apa-apa kan? Sabar ya, bentar lagi sampai kok" hiburnya Waktu
itu dirumah sedang tidak ada siapa-siapa, kedua orang tuaku seperti
biasa pulang malam, jadi hanya ada kami berdua. Setelah memasukkan mobil
dan mengunci pagar aku memintanya untuk memapahku ke kamarku di lantai
dua. Di kamar, dibaringkannya tubuhku di ranjang. Waktu dia mau keluar
aku mencegahnya dan menyuruhnya memijat kepalaku. Dia tampak tegang dan
berkali-kali menelan ludah melihat posisi tidurku itu dan dadaku yang
putih agak menyembul karena kancing atasnya sudah terbuka, apalagi waktu
kutekuk kaki kananku sehingga kontan paha mulus dan CD-ku tersingkap.
Walaupun memijat kepalaku, namun matanya terus terarah pada pahaku yang
tersingkap. Karena terus-terusan disuguhi pemandangan seperti itu
ditambah lagi dengan geliat tubuhku, akhirnya dia tidak tahan lagi
memegang pahaku. Tangannya yang kasar itu mengelusi pahaku dan merayap
makin dalam hingga menggosok kemaluanku dari luar celana dalamku.
"Sshh.. Bang" desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam putih.
"Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga" katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya. Tohir mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Tohir yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi. Sesaat kemudian, Tohir menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalam putihku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.
"Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?" tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Tohir yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.
Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Tohir kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas. Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Tohir perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Tohir melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
"Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non" katanya. Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
"Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah" ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.
"Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan" katanya.Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku. Tohir memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Tohir lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Tohir yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.
"Oohh.. Non Citra, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!" ceracaunya di tengah aktivitasnya. Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok. "Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang" desahku dengan mempererat pelukanku. Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, "Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini".
Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Tohir meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku. Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku nungging. Akupun menungging memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Tohir mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
"Oouuhh.. Bang!" itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku. Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam. Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.
Tohir sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.Sejak saat itu, Tohir sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak ‘mood’ pun dia memaksaku. Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku. Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Tohir berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.
"Sshh.. Bang" desahku dengan agak gemetar ketika jarinya menekan bagian tengah kemaluanku yang masih terbungkus celana dalam putih.
"Tenang Non.. saya sudah dari dulu kesengsem sama Non, apalagi kalau ngeliat Non pake baju olahraga, duh tambah gak kuat Abang ngeliatnya juga" katanya merayu sambil terus mengelusi bagian pangkal pahaku dengan jarinya. Tohir mulai menjilati pahaku yang putih mulus, kepalanya masuk ke dalam rok abu-abuku, jilatannya perlahan-lahan mulai menjalar menuju ke tengah. Aku hanya dapat mencengkram sprei dan kepala Tohir yang terselubung rokku saat kurasakan lidahnya yang tebal dan kasar itu menyusup ke pinggir celana dalamku lalu menyentuh bibir vaginaku. Bukan hanya bibir vaginaku yang dijilatinya, tapi lidahnya juga masuk ke liang vaginaku, rasanya wuiihh..gak karuan, geli-geli enak seperti mau pipis. Tangannya yang terus mengelus paha dan pantatku mempercepat naiknya libidoku, apalagi sejak sejak beberapa hari terakhir ini aku belum melakukannya lagi. Sesaat kemudian, Tohir menarik kepalanya keluar dari rokku, bersamaan dengan itu pula celana dalam putihku ikut ditarik lepas olehnya. Matanya seperti mau copot melihat kewanitaanku yang sudah tidak tertutup apa-apa lagi dari balik rokku yang tersingkap. Dia dekap tubuhku dari belakang dalam posisi berbaring menyamping. Dengan lembut dia membelai permukaannya yang ditumbuhi bulu-bulu halus itu. Sementara tangan yang satunya mulai naik ke payudaraku, darahku makin bergolak ketika telapak tangannya yang kasar itu menyusup ke balik bra-ku kemudian meremas daging kenyal di baliknya.
"Non, teteknya bagus amat.. sama bagusnya kaya memeknya, Non marah ga saya giniin?" tanyanya dekat telingaku sehingga deru nafasnya serasa menggelitik.Aku hanya menggelengkan kepalaku dan meresapi dalam-dalam elusan-elusan pada daerah sensitifku. Tohir yang merasa mendapat restu dariku menjadi semakin buas, jari-jarinya kini bukan hanya mengelus kemaluanku tapi juga mulai mengorek-ngoreknya, cup bra-ku yang sebelah kanan diturunkannya sehingga dia dapat melihat jelas payudaraku dengan putingnya yang mungil.
Aku merasakan benda keras di balik celananya yang digesek-gesek pada pantatku. Tohir kelihatan sangat bernafsu melihat payudaraku yang montok itu, tangannya meremas-remas dan terkadang memilin-milin putingnya. Remasannya semakin kasar dan mulai meraih yang kiri setelah dia pelorotkan cup-nya. Ketika dia menciumi leher jenjangku terasa olehku nafasnya juga sudah memburu, bulu kudukku merinding waktu lidahnya menyapu kulit leherku disertai cupangan. Aku hanya bisa meresponnya dengan mendesah dan merintih, bahkan menjerit pendek waktu remasannya pada dadaku mengencang atau jarinya mengebor kemaluanku lebih dalam. Cupanganya bergerak naik menuju mulutku meninggalkan jejak berupa air liur dan bekas gigitan di permukaan kulit yang dilalui. Bibirnya akhirnya bertemu dengan bibirku menyumbat eranganku, dia menciumiku dengan gemas. Pada awalnya aku menghindari dicium olehnya karena Tohir perokok jadi bau nafasnya tidak sedap, namun dia bergerak lebih cepat dan berhasil melumat bibirku. Lama-lama mulutku mulai terbuka membiarkan lidahnya masuk, dia menyapu langit-langit mulutku dan menggelikitik lidahku dengan lidahnya sehingga lidahku pun turut beradu dengannya. Kami larut dalam birahi sehingga bau mulutnya itu seolah-olah hilang, malahan kini aku lebih berani memainkan lidahku di dalam mulutnya. Setelah puas berrciuman, Tohir melepaskan dekapannya dan melepas ikat pinggang usangnya, lalu membuka celana berikut kolornya. Maka menyembullah kemaluannya yang sudah menegang daritadi. Aku melihat takjub pada benda itu yang begitu besar dan berurat, warnanya hitam pula. Jauh lebih menggairahkan dibanding milik teman-teman SMU-ku yang pernah ML denganku. Dengan tetap memakai kaos berkerahnya, dia berlutut di samping kepalaku dan memintaku mengelusi senjatanya itu. Akupun pelan-pelan meraih benda itu, ya ampun tanganku yang mungil tak muat menggenggamnya, sungguh fantastis ukurannya.
"Ayo Non, emutin kontol saya ini dong, pasti yahud rasanya kalo diemut sama Non" katanya. Kubimbing penis dalam genggamanku ke mulutku yang mungil dan merah, uuhh.. susah sekali memasukkannya karena ukurannya. Sekilas tercium bau keringat dari penisnya sehingga aku harus menahan nafas juga terasa asin waktu lidahku menyentuh kepalanya, namun aku terus memasukkan lebih dalam ke mulutku lalu mulai memaju-mundurkan kepalaku. Selain menyepong tanganku turut aktif mengocok ataupun memijati buah pelirnya.
"Uaahh.. uueennakk banget, Non udah pengalaman yah" ceracaunya menikmati seponganku, sementara tangannya yang bercokol di payudaraku sedang asyik memelintir dan memencet putingku.Setelah lewat 15 menitan dia melepas penisnya dari mulutku, sepertinya dia tidak mau cepat-cepat orgasme sebelum permainan yang lebih dalam. Akupun merasa lebih lega karena mulutku sudah pegal dan dapat kembali menghirup udara segar. Dia berpindah posisi di antara kedua belah pahaku dengan penis terarah ke vaginaku. Bibir vaginaku disibakkannya sehingga mengganga lebar siap dimasuki dan tangan yang satunya membimbing penisnya menuju sasaran.
"Tahan yah Non, mungkin bakal sakit sedikit, tapi kesananya pasti ueenak tenan" katanya.Penisnya yang kekar itu menancap perlahan-lahan di dalam vaginaku. Aku memejamkan mata, meringis, dan merintih menahan rasa perih akibat gesekan benda itu pada milikku yang masih sempit, sampai mataku berair. Penisnya susah sekali menerobos vaginaku yang baru pertama kalinya dimasuki yang sebesar itu (milik teman-temanku tidak seperkasa yang satu ini) walaupun sudah dilumasi oleh lendirku. Tohir memaksanya perlahan-lahan untuk memasukinya. Baru kepalanya saja yang masuk aku sudah kesakitan setengah mati dan merintih seperti mau disembelih. Ternyata si Tohir lihai juga, dia memasukkan penisnya sedikit demi sedikit kalau terhambat ditariknya lalu dimasukkan lagi. Kini dia sudah berhasil memasukkan setengah bagiannya dan mulai memompanya walaupun belum masuk semua. Rintihanku mulai berubah jadi desahan nikmat. Penisnya menggesek dinding-dinding vaginaku, semakin cepat dan semakin dalam, saking keenakannya dia tak sadar penisnya ditekan hingga masuk semua. Ini membuatku merasa sakit bukan main dan aku menyuruhnya berhenti sebentar, namun Tohir yang sudah kalap ini tidak mendengarkanku, malahan dia menggerakkan pinggulnya lebih cepat. Aku dibuatnya serasa terbang ke awang-awang, rasa perih dan nikmat bercampur baur dalam desahan dan gelinjang tubuh kami.
"Oohh.. Non Citra, sayang.. sempit banget.. memekmu.. enaknya!" ceracaunya di tengah aktivitasnya. Dengan tetap menggenjot, dia melepaskan kaosnya dan melemparnya. Sungguh tubuhnya seperti yang kubayangkan, begitu berisi dan jantan, otot-ototnya membentuk dengan indah, juga otot perutnya yang seperti kotak-kotak. Dari posisi berlutut, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan menindihku, aku merasa hangat dan nyaman di pelukannya, bau badannya yang khas laki-laki meningkatkan birahiku. Kembali dia melancarkan pompaannya terhadapku, kali ini ditambah lagi dengan cupangan pada leher dan pundakku sambil meremas payudaraku. Genjotannya semakin kuat dan bertenaga, terkadang diselingi dengan gerakan memutar yang membuat vaginaku terasa diobok-obok. "Ahh.. aahh.. yeahh, terus entot gua Bang" desahku dengan mempererat pelukanku. Aku mencapai orgasme dalam 20 menit dengan posisi seperti ini, aku melepaskan perasaan itu dengan melolong panjang, tubuhku mengejang dengan dahsyat, kukuku sampai menggores punggungnya, cairan kenikmatanku mengalir deras seperti mata air. Setelah gelombang birahi mulai mereda dia mengelus rambut panjangku seraya berkata, "Non cantik banget waktu keluar tadi, tapi Non pasti lebih cantik lagi kalau telanjang, saya bukain bajunya yah Non, udah basah gini".
Aku cuma bisa mengangguk dengan nafas tersenggal-senggal tanda setuju. Memang badanku sudah basah berkeringat sampai baju seragamku seperti kehujanan, apalagi AC-nya tidak kunyalakan. Tohir meloloskan pakaianku satu persatu, yang terakhir adalah rok abu-abuku yang dia turunkan lewat kakiku, hingga kini yang tersisa hanya sepasang anting di telingaku dan sebuah cincin yang melingkar di jariku. Dia menelan ludah menatapi tubuhku yang sudah polos, butir-butir keringat nampak di tubuhku, rambutku yang terurai sudah kusut. Tak henti-hentinya di memuji keindahan tubuhku yang bersih terawat ini sambil menggerayanginya. Kemudian dia balikkan tubuhku dan menyuruhku nungging. Akupun menungging memamerkan vaginaku yang merah merekah di hadapan wajahnya. Tohir mendekatkan wajahnya ke sana dan menciumi kedua bongkahan pantatku, dengan gemas dia menjilat dan mengisap kulit pantatku, sementara tangannya membelai-belai punggung dan pahaku. Mulutnya terus merambat ke arah selangkangan. Aku mendesis merasakan sensasi seperti kesetrum waktu lidahnya menyapu naik dari vagina sampai anusku. Kedua jarinya kurasakan membuka kedua bibir vaginaku, dengusan nafasnya mulai terasa di sana lantas dia julurkan lidahnya dan memasukkannya disana. Aku mendesah makin tak karuan, tubuhku menggelinjang, wajahku kubenamkan ke bantal dan menggigitnya, pinggulku kugerak-gerakkan sebagai ekspresi rasa nikmat.
Di tengah-tengah desahan nikmat mendadak kurasakan kok lidahnya berubah jadi keras dan besar pula. Aku menoleh ke belakang, ternyata yang tergesek-gesek di sana bukan lidahnya lagi tapi kepala penisnya. Aku menahan nafas sambil menggigit bibir merasakan kejantanannya menyeruak masuk. Aku merasakan rongga kemaluanku hangat dan penuh oleh penisnya. Urat-urat batangnya sangat terasa pada dinding kemaluanku.
"Oouuhh.. Bang!" itulah yang keluar dari mulutku dengan sedikit bergetar saat penisnya amblas ke dalamku. Dia mulai mengayunkan pinggulnya mula-mula lembut dan berirama, namun semakin lama frekuensinya semakin cepat dan keras. Aku mulai menggila, suaraku terdengar keras sekali beradu dengan erangannya dan deritan ranjang yang bergoyang. Dia mencengkramkan kedua tangannya pada payudaraku, terasa sedikit kukunya di sana, tapi itu hanya perasaan kecil saja dibanding sensasi yang sedang melandaku. Hujaman-hujaman yang diberikannya menimbulkan perasaan nikmat ke seluruh tubuhku.
Aku menjerit kecil ketika tiba-tiba dia tarik rambutku dan tangan kanannya yang bercokol di payudaraku juga ikut menarikku ke belakang. Rupanya dia ingin menaikkanku ke pangkuannya. Sesudah mencari posisi yang enak, kamipun meneruskan permainan dengan posisi berpangkuan membelakanginya. Aku mengangkat kedua tanganku dan melingkari lehernya, lalu dia menolehkan kepalaku agar bisa melumat bibirku. Aku semakin intens menaik-turunkan tubuhku sambil terus berciuman dengan liar. Tangannya dari belakang tak henti-hentinya meremasi dadaku, putingku yang sudah mengeras itu terus saja dimain-mainkan. Gelinjang tubuhku makin tak terkendali karena merasa akan segera keluar, kugerakkan badanku sekuat tenaga sehingga penis itu menusuk semakin dalam. Mengetahui aku sudah diambang klimaks, tiba-tiba dia melepaskan pelukannya dan berbaring telentang. Disuruhnya aku membalikan badanku berhadapan dengannya. Harus kuakui dia sungguh hebat dan pandai mempermainkan nafsuku, aku sudah dibuatnya beberapa kali orgasme, tapi dia sendiri masih perkasa. Dia biarkan aku mencari kepuasanku sendiri dalam gaya woman on top. Kelihatannya dia sangat senang menyaksikan payudaraku yang bergoyang-goyang seirama tubuhku yang naik turun. Beberapa menit dalam posisi demikian dia menggulingkan tubuhnya ke samping sehingga aku kembali berada di bawah. Genjotan dan dengusannya semakin keras, menandakan dia akan segera mencapai klimaks, hal yang sama juga kurasakan pada diriku. Otot-otot kemaluanku berkontraksi semakin cepat meremas-remas penisnya. Pada detik-detik mencapai puncak tubuhku mengejang hebat diiringi teriakan panjang. Cairan cintaku seperti juga keringatku mengalir dengan derasnya menimbulkan suara kecipak.
Tohir sendiri sudah mulai orgasme, dia mendesah-desah menyebut namaku, penisnya terasa semakun berdenyut dan ukurannya pun makin membengkak, dan akhirnya.. dengan geraman panjang dia cabut penisnya dari vaginaku. Isi penisnya yang seperti susu kental manis itu dia tumpahkan di atas dada dan perutku. Setelah menyelesaikan hajatnya dia langsung terkulai lemas di sebelah tubuhku yang berlumuran sperma dan keringat. Aku yang juga sudah KO hanya bisa berbaring di atas ranjang yang seprei nya sudah berantakan, mataku terpejam, buah dadaku naik turun seiring nafasku yang ngos-ngosan, pahaku masih mekangkang, celah vaginaku serasa terbuka lebih lebar dari biasanya. Dengan sisa-sisa tenaga, kucoba menyeka ceceran sperma di dadaku, lalu kujilati maninya dijari-jariku.Sejak saat itu, Tohir sering memintaku melayaninya kapanpun dan dimanapun ada kesempatan. Waktu mengantar-jemputku tidak jarang dia menyuruhku mengoralnya. Tampaknya dia sudah ketagihan dan lupa bahwa aku ini nona majikannya, bayangkan saja terkadang saat aku sedang tidak ‘mood’ pun dia memaksaku. Bahkan pernah suatu ketika aku sedang mencicil belajar menjelang Ebtanas yang sudah 2 minggu lagi, tiba-tiba dia mendatangiku di kamarku (saat itu sudah hampir jam 12 malam dan ortuku sudah tidur), karena lagi belajar aku menolaknya, tapi saking nafsunya dia nekad memperkosaku sampai dasterku sedikit robek, untung kamar ortuku letaknya agak berjauhan dariku. Meskipun begitu aku selalu mengingatkannya agar menjaga sikap di depan orang lain, terutama ortuku dan lebih berhati-hati kalau aku sedang subur dengan memakai kondom atau membuang di luar. Tiga bulan kemudian Tohir berhenti kerja karena ingin mendampingi istrinya yang TKW di Timur Tengah, lagipula waktu itu aku sudah lulus SMU dan sudah diijinkan untuk membawa mobil sendiri.
Wednesday 21 September 2016
Cerita Seks Ngentot 3 lubangnya Tante Bohay
Nama saya Agus, umur 18 tahun. Cerita ini bermula dari chatting.
Suatu malam karena saya merasa suntuk dan bosan, lalu saya hidupkan
komputer dan mulai chatting. Iseng-iseng saya klik sebuah nama dan kami
mulai pengenalan diri masing-masing. Singkat kata kami janjian ketemu di
suatu tempat, dan dia bilang dia memakai pakaian putih dan bawahnya
jeans. Besoknya kami ketemu dan ternyata itu teman ibu saya. Gila!
langsung saja saya maunya menghindar tapi keburu dia menyapa duluan, ya
sudah terpaksa deh dengan muka tebal dan sedikit merah menyapa balik.
Namanya Tante D (34), orangnya cantik, tubuhnya seksi (karena setiap
saya mengantar ibu saya senam, dia selalu ada di sana) buah dadanya
besar, kulitnya mulus putih, pokoknya seksi habis. Saya saja waktu
melihat dia pertama kali waktu dia memakai baju senam, "adik" saya
langsung bangun tidak karuan kerasnya. Apalagi sekarang berhadapan
langsung sama orangnya, wah.. pokoknya tidak bisa dibayangkan deh.
Terus, dia menanyakan ibu saya,
"Mama kamu kok tidak pernah Tante liat lagi di senam, Gus?"
"Eh.. iya Tan, belakangan ini mama saya lagi sakit," jawab saya sambil sedikit senyum.
"Ooo.." jawab Tante D.
Tiba-tiba dia menyeletuk lagi,
"Kamu suka chatting di room #**** (edited) juga yah Gus..? padahal itu room khan khusus buat tante-tante," belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk lagi,
"Kamu suka sama tante-tante yah Gus..?"
Tiba-tiba saja muka saya jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, tapi setelah menghela nafas, saya memberanikan diri,
"Iya Tan.., abis yang tua khan lebih pengalaman," kata saya sambil tersenyum.
"Kamu bandel juga Gus..!" kata Tante D sambil tersenyum genit.
Karena di sana terlalu ramai, jadi saya diajak dia jalan-jalan pakai mobil saya (kalau pakai mobilnya dia takut ketahuan suaminya). Di jalan kami sempat ngobrol berbagai macam hal dari sekolah sampai kerjaan sambil nonton TV di mobil. Tante D ingin merubah channel TV, tapi dia salah tekan tombol. Yang ketekan malah tombol AV dan langsung saja muncul "BF" yang kemarin lupa mencabutnya dari changer (biasanya kalau lagi sama pacar saya, sering memutar blue film di mobil). Langsung saja mata Tante D setengah melotot melihat adegan "syur" yang ada di film itu (tapi saya malahan suka dengan kejadian yang tidak disengaja ini hehehe.. jadi tidak susah-susah merayu Tante D lagi). Tapi saya pura-pura sopan saja, langsung saya matikan TV-nya, tapi tiba-tiba Tante D memegang tangan kiri saya dan bilang, "Gus, kenapa kamu matikan? itu khan bagus buat pengetahuan seks!" Ya sudah tanpa basa-basi langsung saya hidupkan lagi.
Setelah beberapa menit kemudian saya lihat Tante D agak gelisah lalu saya pura-pura tanya saja,
"Tante kenapa gelisah?"
"Eh.. hmm.. tidak kok Gus.." mukanya kelihatan merah dan bicaranya sedikit tersendat-sendat.
"Gus.. kamu pernah ngelakuin yang kayak di film itu tidak?" tanya Tante D sambil menghela nafasnya yang sedikit tidak teratur.
"Belum tuh Tan.. kenapa?"
Saya tahu maksudnya tapi saya pura-pura tidak tahu saja.
"Pengen tidak kamu ngerasain yang kayak di film itu Gus..?"
Wah.. ini kesempatan bagus nih, jangan disia-siakan! Langsung saja saya jawab, tapi dengan nada polos biar tidak kelihatan seperti orang lagi kepingin, (dia khan teman ibu saya, jadi saya mesti extra hati-hati jawab pertanyaan dia!).
"Hmm.. mau Tante, emang Tante mau ajarin saya?" jawab saya dengan polosnya.
Terus dia jawab, "Mau dong Gus.. khan daun muda kayak kamu mainnya pasti kuat."
Langsung saja dada saya jadi berdebar kencang, dan pikiran-pikiran kotor langsung mendarat di otak saya (busyet.. ini tante sepertinya hyperseks deh). Tiba-tiba "adik" saya yang tadinya tidur pulas kini sudah bangun dan berdiri kencang sehingga tampak celana saya ada gundukannya. Tante D tersenyum melihat ke arah celana saya, "Gus.. segitu saja kamu sudah nafsu, sini Tante liat, 'adik' kamu cakep apa tidak sih..?" Langsung saja dia mengelus-elus dan membuka resleting celana saya, sementara saya hanya bisa diam saja dan lebih konsentrasi ke depan. "Gus.. 'adik' kamu kuat yah.. otot-ototnya keluar, 'adik' kamu sering ikut fitnes dimana Gus?" tanya dia sambil bercanda dan saya hanya bisa diam dan tersenyum. Tiba-tiba rasa hangat menyelimuti kepala kemaluan saya, dan sedikit demi sedikit rasa hangat itu menjalar ke bawah menuju batang kemaluan saya. Sekilas saya lihat Tante D sedang asyik mengulum kemaluan saya yang keras dan besar itu, saya merasa melayang dibuatnya dan sesekali saya kehilangan kendali atas mobil saya. "Gus.. punya kamu gede juga yah.. Tante suka Gus.. hmm.. uhhmm.." Saya semakin kehilangan kendali, cepat-cepat saja saya pinggirkan mobil dan kebetulan tempat itu jarang dilalui orang dan agak gelap.
Setelah mobil berhenti, saya langsung membuka baju kaos Tante D dan dia memakai bra hitam. Kemudian saya remas payudaranya yang besar dan empuk dan masih dibungkus bra nya, dan tangan kanan saya memegang kepala Tante D sambil sesekali menekan ke bawah, "Tante.. enak.. hhss.. terusin Tan.. lebih dalem lagi.." permainan mulut Tenta D semakin mengganas sehingga menimbulkan suara yang menambah birahi, "Cproot.. cproott.." dan tiba-tiba dia menghentikan permainannya itu dan.. "Gus.. sekarang giliran kamu muasin Tante.. hmm.." Sambil mengatur nafas dia pindah ke kursi belakang, langsung saja saya ikut pindah ke belakang dan segera membuka celana jeans-nya hingga dia hanya memakai bra dan CD hitam. lalu saya tindih tubuhnya Tante D lalu kami berciuman sambil berpagutan lidah dengan penuh nafsu, selama 10 menit kami saling berciuman dan beradu lidah, kemudian aku berdiri dan membuka bra dan CD hitamnya hingga Tante D telanjang bulat, aku menelan ludah melihat tubuhnya yang indah. dengan posisi duduk menghadap ke samping dan mengangkangkan kakinya ke atas, lalu saya mainkan klitorisnya sambil satu tangan meremas-remas buah dadanya dan satunya lagi memegangi pahanya yang kiri. Tante D menggelinjang-gelinjang keenakan dan ketika lidah saya masukkan ke dalam lubang kemaluannya, dia menekan kepala saya lebih masuk lagi sambil berkata, "Hhmm.. enak sayang, lebih masuk lagi.. oohhmm.." 'Adik' saya sudah tidak tahan lagi dan langsung saja saya rubah posisi satu kaki di kursi yang satunya lagi di bawah, dan saya tuntun kemaluan saya memasuki lubang kenikmatan itu. "Bless.." karena lubang itu sudah dipenuhi oleh ludah saya jadi agak sedikit gampang memasukkan setengah dari kejantannan saya, baru sepertiga kejantanan saya masuk. Tante D sudah mengerang kesakitan bercampur nikmat, "Hhmm.. oohh.. Gus punya kamu tidak muat di Tante yah.. pelan-pelan Gus.." Sedikit demi sedikit saya masukkan dan berkat pelumas yang dikeluarkan Tante D akhirnya semuanya amblas masuk. Jeritan dia semakin menjadi-jadi ketika saya sodokkan lebih cepat dan cepat.
Sambil memainkan buah dadanya yang mungkin 36B, gerakkan saya semakin mengganas dan tentu saja Tante D yang sudah berpengalaman itu membalasnya dengan goyangan yang erotis. Tiba-tiba tubuh Tante D menjadi kaku dan memperlambat gerakannya, dia pegangi pantat saya sambil menggerakkan ke dalam, dan ternyata Tante D mencapai puncak nikmatnya, "Oohh.. oohh.. Gus.. hmm.." Karena saya belum mencapai puncak, jadi saya suruh Tante D merubah posisi jadi menungging, dan dia menurut saja, timbullah ide gila yang selama ini didamba-dambakan yaitu memasuki di lubang pantatnya. Tanpa basa-basi langsung saja saya tancapkan berawal kepalanya dulu, tiba-tiba dia kaget, "Gus.. kamu mau masukin lubang pantat Tante yah!" Tanpa menghiraukan kata dia, saya tetap masukkan penis saya ke dalam lubang pantatnya, aku masukin 'adik' ku perlahan - lahan, aku menikmati setiap momen saat 'adik' ku menembus perlahan pantatnya yang montok dan mulus itu. Begitu masuk 3/4, aku langsung mendorong penisku hingga ambles semua, "Ahhh..... Gus pelan - pelan yaa..,, akkhhh" rintih nya, aku diamkan sebentar kemudian aku maju mundurkan penisku di lubang pantatnya dengan perlahan, dan aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, kulihat tante D merem melek saat kusodok pantatnya sambil nungging, 10 menit pantatnya kusodok, aku mencabut penisku dan segera aku bersiap menyodok vaginanya, saya memasukkan jari ku ke lubang vaginanya. Ketika saya keluarkan jari saya, tampak mani yang kental membasahi jari saya dan langsung saya masuki ke lubang kemaluan Tante D dan dan dia mengerang pasrah, setelang lubang itu agak membesar dan dipenuhi mani sebagai pelicin saya kembali lagi mencoba menerobos masuk dan akhirnya berhasil.
Tante D kembali mengerang, "Acchh.. ooacchh.." Kembali saya menghujam dengan penuh nafsu sambil memainkan puting susunya yang keras, saya mengerang keenakan seakan-akan kemaluan saya ada yang menyedot dan menggenggam erat dari dalam, "Acchh.. achh.. enak Tan..?" tanya saya. "Enak sayang.. occhh.. terusin saja.." dan sampailah pada akhirnya dari dalam saya merasakan ada yang mau menerobos keluar, dan langsung saja saya cabut dan arahkan kemaluan saya ke mulut Tante D, dia membalikkan tubuhnya dan mulai mengocok dan sesekali menjilatnya,
"Cproot.. cproot.."
"Cepetan dong keluarnya sayang!"
"Cproot.. cproot.."
"Oocchh.. sedikit lagi Tante.. hhuu.. aghh.."
Dan akhirnya puncak kenikmatan datang dan menyembur masuk ke mulut Tante D lalu saya dorong masuk ke dalam mulut Tante D. Dia dengan lahapnya menghisap kepala kemaluan saya dan sesekali mengeluarkan mani saya. Akhirnya kami berdua berpelukan sambil saling pagutan dan lidah Tante D terasa sedikit asin akibat air mani saya.
Kami beristirahat sejenak dan sambil membenahi pakaian masing-masing dan kami pindah ke kursi depan. Tante D mendekati telinga saya dan berbisik dengen lembut, "Gus.. besok-besok kalau keluar sama Tante kamu bawa tissue yah, biar mulut tante gak usah buat bersihin 'adik' kamu," dalam hati saya tertawa (hehehe.. bisa juga tante ini bercanda, padahal sedang capai-capainya). "Iya Tante, tapi Tante harus pake pakaian dalam yang seksi atau bikini juga boleh biar saya semakin terangsang dengan tante," balas saya. "Bisa saja kamu Gus.." dia tersenyum lalu mencubiti saya. Karena sudah jam sebelas malem jadi kami kembali ke tempat Tante D parkir mobilnya dan kami pisah di parkir itu."Tante, kalau misal aku ajak temen buat main bareng tante gimana" tanyaku, "boleh Gus, tante juga pengen nyoba digangbang brondong" kata Tante D dengan pandangan genit. akhirnya saya kembali ke rumah dengan perasaan puas berhasil ngentotin tante D
Terus, dia menanyakan ibu saya,
"Mama kamu kok tidak pernah Tante liat lagi di senam, Gus?"
"Eh.. iya Tan, belakangan ini mama saya lagi sakit," jawab saya sambil sedikit senyum.
"Ooo.." jawab Tante D.
Tiba-tiba dia menyeletuk lagi,
"Kamu suka chatting di room #**** (edited) juga yah Gus..? padahal itu room khan khusus buat tante-tante," belum sempet saya menjawab, dia nyeletuk lagi,
"Kamu suka sama tante-tante yah Gus..?"
Tiba-tiba saja muka saya jadi merah dan rasanya mulut susah dibuka, tapi setelah menghela nafas, saya memberanikan diri,
"Iya Tan.., abis yang tua khan lebih pengalaman," kata saya sambil tersenyum.
"Kamu bandel juga Gus..!" kata Tante D sambil tersenyum genit.
Karena di sana terlalu ramai, jadi saya diajak dia jalan-jalan pakai mobil saya (kalau pakai mobilnya dia takut ketahuan suaminya). Di jalan kami sempat ngobrol berbagai macam hal dari sekolah sampai kerjaan sambil nonton TV di mobil. Tante D ingin merubah channel TV, tapi dia salah tekan tombol. Yang ketekan malah tombol AV dan langsung saja muncul "BF" yang kemarin lupa mencabutnya dari changer (biasanya kalau lagi sama pacar saya, sering memutar blue film di mobil). Langsung saja mata Tante D setengah melotot melihat adegan "syur" yang ada di film itu (tapi saya malahan suka dengan kejadian yang tidak disengaja ini hehehe.. jadi tidak susah-susah merayu Tante D lagi). Tapi saya pura-pura sopan saja, langsung saya matikan TV-nya, tapi tiba-tiba Tante D memegang tangan kiri saya dan bilang, "Gus, kenapa kamu matikan? itu khan bagus buat pengetahuan seks!" Ya sudah tanpa basa-basi langsung saya hidupkan lagi.
Setelah beberapa menit kemudian saya lihat Tante D agak gelisah lalu saya pura-pura tanya saja,
"Tante kenapa gelisah?"
"Eh.. hmm.. tidak kok Gus.." mukanya kelihatan merah dan bicaranya sedikit tersendat-sendat.
"Gus.. kamu pernah ngelakuin yang kayak di film itu tidak?" tanya Tante D sambil menghela nafasnya yang sedikit tidak teratur.
"Belum tuh Tan.. kenapa?"
Saya tahu maksudnya tapi saya pura-pura tidak tahu saja.
"Pengen tidak kamu ngerasain yang kayak di film itu Gus..?"
Wah.. ini kesempatan bagus nih, jangan disia-siakan! Langsung saja saya jawab, tapi dengan nada polos biar tidak kelihatan seperti orang lagi kepingin, (dia khan teman ibu saya, jadi saya mesti extra hati-hati jawab pertanyaan dia!).
"Hmm.. mau Tante, emang Tante mau ajarin saya?" jawab saya dengan polosnya.
Terus dia jawab, "Mau dong Gus.. khan daun muda kayak kamu mainnya pasti kuat."
Langsung saja dada saya jadi berdebar kencang, dan pikiran-pikiran kotor langsung mendarat di otak saya (busyet.. ini tante sepertinya hyperseks deh). Tiba-tiba "adik" saya yang tadinya tidur pulas kini sudah bangun dan berdiri kencang sehingga tampak celana saya ada gundukannya. Tante D tersenyum melihat ke arah celana saya, "Gus.. segitu saja kamu sudah nafsu, sini Tante liat, 'adik' kamu cakep apa tidak sih..?" Langsung saja dia mengelus-elus dan membuka resleting celana saya, sementara saya hanya bisa diam saja dan lebih konsentrasi ke depan. "Gus.. 'adik' kamu kuat yah.. otot-ototnya keluar, 'adik' kamu sering ikut fitnes dimana Gus?" tanya dia sambil bercanda dan saya hanya bisa diam dan tersenyum. Tiba-tiba rasa hangat menyelimuti kepala kemaluan saya, dan sedikit demi sedikit rasa hangat itu menjalar ke bawah menuju batang kemaluan saya. Sekilas saya lihat Tante D sedang asyik mengulum kemaluan saya yang keras dan besar itu, saya merasa melayang dibuatnya dan sesekali saya kehilangan kendali atas mobil saya. "Gus.. punya kamu gede juga yah.. Tante suka Gus.. hmm.. uhhmm.." Saya semakin kehilangan kendali, cepat-cepat saja saya pinggirkan mobil dan kebetulan tempat itu jarang dilalui orang dan agak gelap.
Setelah mobil berhenti, saya langsung membuka baju kaos Tante D dan dia memakai bra hitam. Kemudian saya remas payudaranya yang besar dan empuk dan masih dibungkus bra nya, dan tangan kanan saya memegang kepala Tante D sambil sesekali menekan ke bawah, "Tante.. enak.. hhss.. terusin Tan.. lebih dalem lagi.." permainan mulut Tenta D semakin mengganas sehingga menimbulkan suara yang menambah birahi, "Cproot.. cproott.." dan tiba-tiba dia menghentikan permainannya itu dan.. "Gus.. sekarang giliran kamu muasin Tante.. hmm.." Sambil mengatur nafas dia pindah ke kursi belakang, langsung saja saya ikut pindah ke belakang dan segera membuka celana jeans-nya hingga dia hanya memakai bra dan CD hitam. lalu saya tindih tubuhnya Tante D lalu kami berciuman sambil berpagutan lidah dengan penuh nafsu, selama 10 menit kami saling berciuman dan beradu lidah, kemudian aku berdiri dan membuka bra dan CD hitamnya hingga Tante D telanjang bulat, aku menelan ludah melihat tubuhnya yang indah. dengan posisi duduk menghadap ke samping dan mengangkangkan kakinya ke atas, lalu saya mainkan klitorisnya sambil satu tangan meremas-remas buah dadanya dan satunya lagi memegangi pahanya yang kiri. Tante D menggelinjang-gelinjang keenakan dan ketika lidah saya masukkan ke dalam lubang kemaluannya, dia menekan kepala saya lebih masuk lagi sambil berkata, "Hhmm.. enak sayang, lebih masuk lagi.. oohhmm.." 'Adik' saya sudah tidak tahan lagi dan langsung saja saya rubah posisi satu kaki di kursi yang satunya lagi di bawah, dan saya tuntun kemaluan saya memasuki lubang kenikmatan itu. "Bless.." karena lubang itu sudah dipenuhi oleh ludah saya jadi agak sedikit gampang memasukkan setengah dari kejantannan saya, baru sepertiga kejantanan saya masuk. Tante D sudah mengerang kesakitan bercampur nikmat, "Hhmm.. oohh.. Gus punya kamu tidak muat di Tante yah.. pelan-pelan Gus.." Sedikit demi sedikit saya masukkan dan berkat pelumas yang dikeluarkan Tante D akhirnya semuanya amblas masuk. Jeritan dia semakin menjadi-jadi ketika saya sodokkan lebih cepat dan cepat.
Sambil memainkan buah dadanya yang mungkin 36B, gerakkan saya semakin mengganas dan tentu saja Tante D yang sudah berpengalaman itu membalasnya dengan goyangan yang erotis. Tiba-tiba tubuh Tante D menjadi kaku dan memperlambat gerakannya, dia pegangi pantat saya sambil menggerakkan ke dalam, dan ternyata Tante D mencapai puncak nikmatnya, "Oohh.. oohh.. Gus.. hmm.." Karena saya belum mencapai puncak, jadi saya suruh Tante D merubah posisi jadi menungging, dan dia menurut saja, timbullah ide gila yang selama ini didamba-dambakan yaitu memasuki di lubang pantatnya. Tanpa basa-basi langsung saja saya tancapkan berawal kepalanya dulu, tiba-tiba dia kaget, "Gus.. kamu mau masukin lubang pantat Tante yah!" Tanpa menghiraukan kata dia, saya tetap masukkan penis saya ke dalam lubang pantatnya, aku masukin 'adik' ku perlahan - lahan, aku menikmati setiap momen saat 'adik' ku menembus perlahan pantatnya yang montok dan mulus itu. Begitu masuk 3/4, aku langsung mendorong penisku hingga ambles semua, "Ahhh..... Gus pelan - pelan yaa..,, akkhhh" rintih nya, aku diamkan sebentar kemudian aku maju mundurkan penisku di lubang pantatnya dengan perlahan, dan aku merasakan kenikmatan yang luar biasa, kulihat tante D merem melek saat kusodok pantatnya sambil nungging, 10 menit pantatnya kusodok, aku mencabut penisku dan segera aku bersiap menyodok vaginanya, saya memasukkan jari ku ke lubang vaginanya. Ketika saya keluarkan jari saya, tampak mani yang kental membasahi jari saya dan langsung saya masuki ke lubang kemaluan Tante D dan dan dia mengerang pasrah, setelang lubang itu agak membesar dan dipenuhi mani sebagai pelicin saya kembali lagi mencoba menerobos masuk dan akhirnya berhasil.
Tante D kembali mengerang, "Acchh.. ooacchh.." Kembali saya menghujam dengan penuh nafsu sambil memainkan puting susunya yang keras, saya mengerang keenakan seakan-akan kemaluan saya ada yang menyedot dan menggenggam erat dari dalam, "Acchh.. achh.. enak Tan..?" tanya saya. "Enak sayang.. occhh.. terusin saja.." dan sampailah pada akhirnya dari dalam saya merasakan ada yang mau menerobos keluar, dan langsung saja saya cabut dan arahkan kemaluan saya ke mulut Tante D, dia membalikkan tubuhnya dan mulai mengocok dan sesekali menjilatnya,
"Cproot.. cproot.."
"Cepetan dong keluarnya sayang!"
"Cproot.. cproot.."
"Oocchh.. sedikit lagi Tante.. hhuu.. aghh.."
Dan akhirnya puncak kenikmatan datang dan menyembur masuk ke mulut Tante D lalu saya dorong masuk ke dalam mulut Tante D. Dia dengan lahapnya menghisap kepala kemaluan saya dan sesekali mengeluarkan mani saya. Akhirnya kami berdua berpelukan sambil saling pagutan dan lidah Tante D terasa sedikit asin akibat air mani saya.
Kami beristirahat sejenak dan sambil membenahi pakaian masing-masing dan kami pindah ke kursi depan. Tante D mendekati telinga saya dan berbisik dengen lembut, "Gus.. besok-besok kalau keluar sama Tante kamu bawa tissue yah, biar mulut tante gak usah buat bersihin 'adik' kamu," dalam hati saya tertawa (hehehe.. bisa juga tante ini bercanda, padahal sedang capai-capainya). "Iya Tante, tapi Tante harus pake pakaian dalam yang seksi atau bikini juga boleh biar saya semakin terangsang dengan tante," balas saya. "Bisa saja kamu Gus.." dia tersenyum lalu mencubiti saya. Karena sudah jam sebelas malem jadi kami kembali ke tempat Tante D parkir mobilnya dan kami pisah di parkir itu."Tante, kalau misal aku ajak temen buat main bareng tante gimana" tanyaku, "boleh Gus, tante juga pengen nyoba digangbang brondong" kata Tante D dengan pandangan genit. akhirnya saya kembali ke rumah dengan perasaan puas berhasil ngentotin tante D
Subscribe to:
Posts (Atom)