Jumat, 10 Mei 2024

Cerita Seks Aku dan Mama Hiking di Sebuah Hutan 3 (End)

"Hahh ... masih tiga hari yaa," gumamku.

Menurutku itu cukup dadakan, tapi aku gak masalah karena pertunjukan yang menanti disana sangat menarik hehehehe. Sekitar jam 5 sore, mama seperti biasa mengajakku mandi bersama di kamar mandi di dalam kamarku. 

"Ehhh, ini ada Jason sama papa lhoo," kataku dengan ekspresi takut, "kalo ketahuan gimana?"

"Santai aja, gak bakal ketahuan kok," kata mama dengan santai.

Aku nurut aja dan di dalam kamar mandi, sudah jelas terjadi peristiwa tak senonoh antara anak perempuan dengan mamanya sendiri. Saking bernafsunya, aku sampai dibuat tidak bisa berdiri oleh mama.

"Mama tanggung jawab nih! Gendong aku sampai ke kamar!" kataku.

"Hihihihi, iya - iya," jawab mama yang berjongkok di sampingku.

Mama menggendongku di punggungnya, lalu membawaku ke ranjang.

"Dah, sekarang mama cepetan keluar dari kamar, sebelum yang lain curiga," kataku.

"Iyaa yaa," sahut mama dengan senyum centil.

Mama mengenakan pakaiannya dan langsung pergi meninggalkan diriku yang berbaring telanjang di kasur. Malamnya, aku sengaja mengunci pintu kamarku agar aku tidak dicabuli oleh mamaku saat tengah malam. Besok paginya, saat aku membuka pintu kamar, aku terkejut mendapati mamaku berdiri di depan pintuku. Dia hari ini mengenakan tanktop biru dan celana hotpants berwarna putih.

"Kamu kok pake ngunci pintu segala kemarin malam?" tanya mama dengan wajah cemberut.

"Biar aku bisa tidur nyenyak hihihi," jawabku.

"Padahal memekku lagi gatel banget ini," kata mama, "pengen digaruk sama tanganmu."

"Hushh!! Jangan keras - keras Ma," ucapku. "kalo kedengaran papa sama Jason gimana?"

"Hihihihi, mereka lagi diluar sekarang," ujar mama, "mumpung cuma kita berdua, satu ronde yuk."

Mama tanpa rasa malu melepas pakaiannya di depanku, kemudian menarikku menuju ke ruang keluarga. Mama dengan kasar menelanjangiku, kemudian mendudukkan diriku ke sofa. Mama kemudian berlutut dan dia menjulurkan lidahnya ke bibir vaginaku. Aku dibuat mendesah keenakan saat mama mulai menjilati dan memainkan klitorisku dengan lidahnya.

"Memekmu gurih banget, rapet banget pula hihihihi," kata mama.

"Kan aku masih perawan," ucapku dengan senyum - senyum.

Vaginaku terasa makin sensitif sejak rambut kemaluanku diangkat sampai habis. Mama lalu menggunakan satu jarinya untuk menyodok - nyodok vagina perawanku. 

"Ohh yeah Ma, terusin ...," desahku.

Beberapa menit kemudian, mama menyudahi permainan lidah dan jarinya di liang senggamaku, kemudian dia berdiri dan naik ke lantai 2. Aku bingung kenapa mama tiba - tiba ngeluyur ke kamarnya. Tidak lama kemudian, mama kembali membawa beberapa barang yang asing di mataku.

"Apa itu Ma?" tanyaku.

"Kamu pegang ini," kata mama sambil menyerahkan sebuah benda yang bentuknya lonjong seperti sosis besar.

Mama kemudian berbaring di lantai seraya melebarkan pahanya. "Entotin mama pake tuh dildo yaa."

"Dildo?" kataku sembari menatap benda lonjong berwarna oranye yang aku pegang ini.

"Iyapp, mainan seks pengganti kontol hihihihi," ucap mama.

Dengan dipandu mama, aku arahkan dildo sepanjang 17 cm ini ke vaginanya mama yang sudah sangat becek. Dengan sekali dorongan, dildo tersebut masuk ke dalam liang senggamanya mama. Aku mulai melakukan gerakan mengocok, yang membuat mamaku mendesah diikuti dengan tubuh seksinya yang menggeliat dengan binalnya.

"Nyodoknya yang lebih keras non," pinta mama.

"Siap!!" seruku.

Dengan kasar, aku sodok - sodok vaginanya mama dengan dildo yang aku genggam. Mama mendesah makin keras, dan dari lubang kenikmatannya, keluar cairan dalam jumlah yang banyak.

"Wihhh udah orgasme," kataku.

"Habisnya enak banget hihihi," ujar mama.

Beberapa detik kemudian, mama mengambil posisi menungging dengan berpegangan pada sofa. 

"Sodok mama dari belakang yaa hihihi," pinta mama.

Aku melihat ke meja untuk mencari dildo lain, dan kutemukan jenis dildo yang menempel di sebuah celana dalam hitam model G-string.

"Kayaknya seru kalo pake yang ini," kataku dalam hati.

Aku memakai celana dalam itu, kemudian aku berlutut di belakangnya mama, lalu kuremas - remas pantatnya yang mulus dan montok itu. Dengan hati - hati, aku arahkan dildo yang menempel di celana dalam ini ke vaginanya.

"Lhooo??" -mama menoleh ke belakang- "ohh, kamu pake celana dalam itu yaa ...."

"Iyaa hihihihi," sahutku.

Mama membantuku mengarahkan dildo berwarna biru itu ke liang senggamanya, kemudian aku diminta untuk mendorongnya dengan kuat - kuat. Dengan sekali hentakan, langsung masuk ke dalam vaginanya mama dengan mudah, padahal dildo ini lebih besar dari yang aku pakai sebelumnya. Mama mendesah panjang menikmati liang senggamanya dimasukin dildo sepanjang 18 cm. Aku mulai melakukan gerakan maju-mundur seperti yang dilakukan oleh tiga pria misterius itu.

"Ohhh ... yeah ... ahhh, ahhh, ahhh ... terus non ...," desah mama.

Sambil kugenjot, aku sesekali menampar pantatnya mama, diikuti dengan meremas payudaranya yang bergoyang - goyang. Hanya butuh waktu 5 menit bagi mama untuk mendapatkan orgasme keduanya.

"Mama puas banget ini hihihihi," kata mama dengan wajah kelelahan.

"Dah kita pake baju lalu kembali beraktivitas seperti biasa," ujarku.

"Iyaa," sahut mama.

Kami berdua kembali ke kamarku untuk mengenakan kembali pakaian kami. Setelahnya, mama kembali ke dapur, sementara aku asik rebahan di kamar. Sekitar jam 4 sore, mama mengajakku untuk berenang di kolam renang di rumah kita.

"Oke deh," sahutku.

Aku melepas pakaianku, lalu kukenakan pakaian renang model one piece. Saat tiba di halaman belakang, aku terkejut mendapati mama hanya mengenakan bikini pink yang seksi.

"Gimana? Mama masih cocok kan pake beginian?" tanya mama dengan pose seksi.

"Cocok banget!" pujiku dengan riang.

"Sesekali kamu beli bikini lahh," kata mama, "badan seksi gitu masak gak dipamerin hihihihi."

"Mau dipamerin ke sapa coba," kataku.

"Ke pacarmu lahh hihihihi," ucap mama dengan genit.

"Hushhh!" semprotku.

Kami berdua masuk ke dalam kolam renang, lalu berenang dari ujung ke ujung dengan berbagai gaya. Aku dan mamaku memang jago kalo soal berenang, sementara adikku bisanya gaya batu hahahaha. Setelah melakukan 10 putaran, aku beristirahat sejenak di tepian. Saat aku berbalik, aku terkejut mendapati mamaku sudah berenang tanpa busana.

"Mama ngapain coba berenang bugil," kataku sambil geleng - geleng.

"Biar asik," sahut mama, "ayo kamu ikutan bugil lahh."

Aku mengangguk kemudian kulepaskan pakaian renangku, dan kulemparkan entah kemana. Aku lanjut berenang bersama mama dengan bertelanjang ria. Setelahnya, mama mentas dan menuju ke kursi santai. Aku turut mentas dari kolam renang, lalu berjalan menuju ke kamar mandi untuk bilas. Selesai bilas, aku keluar dan kudapati mama malah masih asik tiduran di kursi santai.

"Kok gak bilas?" tanyaku.

"Habis ini non," jawab mama.

"Hati - hati ketiduran lhoo," kataku sambil mencolek payudaranya.

"Santai hihihihi," sahut mama dengan senyum centilnya.

Aku kembali ke kamar dan langsung tiduran dengan posisi tengkurap. Malamnya, aku makan malam bersama dengan papa, mama dan adikku. Selama makan, mama terus memandangiku dengan tatapan penuh maksud. Aku hanya membalasnya dengan senyuman kecil. Selesai menyantap makan malam, aku menyempatkan diri nonton TV bareng bersama dengan adikku. 

"Belakangan ini, aku lihat kamu sama mama jadi lebih dekat dari biasanya," kata Jason.

"Masak?? Perasaanmu aja kali," timpalku.

Semoga mamaku gak coba - coba dekat sama adikku. Bisa - bisa dia dicabuli sama mama nanti. Cukup aku aja yaa, kamu jangan sampe deh. Sekitar jam 9 malam, aku kembali ke kamarku untuk rebahan sambil main HP. Sekitar 30 menit kemudian, aku mendapatkan chat dari mamaku sendiri.

"Habis ini mama ke kamarmu yaa," tulisnya.

"Oke," tulisku di pesan chat.

Sekitar jam 9.30 malam, mama langsung masuk begitu saja ke kamarku dengan membawa beberapa mainan seks-nya.

"Yuk kita main sekarang hihihi," kata mama seraya melepas baju tidurnya.

Aku juga melepas bajuku, kemudian kita foreplay sejenak untuk pemanasan. Kami saling berpelukan sembari berciuman dengan binalnya. Mama memintaku untuk menyudahi foreplay, lalu dia mengambil celana dalam hitam yang terdapat dildo di depannya dan sebuah dildo berwarna putih dan pink.

"Ini vibrator kamu masukin ke memeknya mama yaa," kata mama seraya menyerahkan dildo putih dan pink itu kepadaku.

Mama kemudian naik ke ranjangku lalu menungging membelakangiku. Sebelum kumasukkan, aku menggelitiki bibir vaginanya agar menjadi becek lebih dahulu. Setelahnya, aku sodok - sodok dengan tiga jariku. 

"Hmmm ... sudah lumayan becek nih," kataku.

"Cepet masukin non. Memek mama udah gatel nih pengen dientot," kata mama dengan nada mesum.

Aku arahkan vibrator ke liang senggamanya mama, kemudian dengan sekali dorongan, masuk setengahnya. Mama mendesah cukup panjang saat kunyalakan vibratornya.

"Sekarang kamu pake tuh celana dalam berdildo, lalu kamu entotin bool-nya mama yaa," kata mama.

"Hahh?? Serius mama mau disodok di lubang pantat?" tanyaku dengan ekspresi terkejut.

"Iyapp," jawab mama.

Aku memakai celana dalam hitam itu, kemudian aku naik ke ranjang, berlutut di belakangnya mama. Aku arahkan dildo tersebut ke lubang pantat mamaku. Dengan perlahan, aku dorong masuk ke dalamnya. Mama mendesah keenakan saat dildo tersebut masuk perlahan ke anusnya.

"Ouhhhh, non ... mama keenakan ini," ceracau mama.

Tidak kusangka mama sangat menikmati kedua lubangnya disumpal dengan dildo dan vibrator. Aku mulai mempercepat sodokanku setelah mama memintaku untuk mempercepatnya.

"Ouhhh yeahhh, mama mau keluar nih ...," ucap mama.

Aku percepat sodokanku agar mama segera menyemburkan cairan cintanya. Dan dalam hitungan dua menit, mama mendapatkan orgasmenya. Mama langsung ambruk ke samping kanan dengan tubuh basah karena keringat. Cairan dari vaginanya mengalir membasahi spreiku.

"Mama tidur disini yaa," kata mama dengan suara lirih.

"Enak aja!" seruku sambil menampar pantatnya.

"Auchhh! Nakal yaa kamu hihihi," ucap mama.

Mama perlahan bangkit sembari mencabut vibrator yang masih menancap di luabng vaginanya. Dia lalu mengenakan kembali pakaiannya dan kembali ke kamarnya.

"Dasar!!" kataku dalam hati.

Aku kemudian langsung tidur tanpa mengenakan piyamaku. Tanpa terasa, hari itu akhirnya tiba. Mama terlihat sangat bersemangat pergi hiking ke gunung itu, sedangkan aku antusias, tapi tidak terlihat terang - terangan.

"Sudah siap non?" tanya mama dengan wajah riang.

"Siap dong," sahutku.

Supir kami telah menyiapkan mobil dan tinggal menunggu kami datang. Aku dan mama menuju ke mobil dan supir kami langsung menjalankan mobil kami menuju ke lokasi tujuan.

"Kangen dengan tempat hiking itu yaa?" tanya pak supir.

"Iyaa," jawab mama.

"Tempatnya asik, jadi kita balik lagi," imbuhku seraya melirik mama.

"Ohhh, tiba - tiba saya malah jadi pengen hiking disana hahahaha," ujar supir kami.

"Kalo liburan aja coba kesana," kata mama.

"Hahahaha, siap nyonya," sahut si pak supir.

Tanpa terasa, kita akhirnya tiba di lokasi tujuan. Seperti sebelumnya, kami makan terlebih dahulu, lalu naik bis kecil untuk menuju ke lokasi hiking. Setibanya di lokasi tujuan, mama langsung menarikku menuju ke spot yang akan kita tuju.

"Semoga gak ada orang," kata mama.

"Gak seru dong kalo misal ada orang," kataku.

"Bener banget," sahut mama.

Kami berjalan dengan agak terburu - buru menuju ke lokasi dimana gubuk reyot itu berada. Beruntung, tidak ada siapapun di sekitar situ. Mama langsung menarikku masuk, dan dia menyiapkan terpal untuk tiduran.

"Sudah siap non?" tanya mama.

"Siap dong," jawabku.

Kami berdua langsung tiduran dan hanya butuh waktu semenit bagi kami untuk terbangun secara tiba - tiba. si X, Y, Z dan C sudah berada di dalam gubuk, dan mereka mengerubungi mamaku yang rebahan dengan wajah binal.

"Wahh, mereka dateng lagi nih hehehehe," ucap si Z.

"Hey lonte, ayo cepet bangun!" perintah si Y kepada mama.

Mama langsung bangkit berdiri dengan senyum mesum.

"Sekarang, buka semua pakaianmu!" perintah si C.

Mama menuruti perintahnya dan mulai menanggalkan pakaiannya hingga tak tersisa apapun di tubuh seksinya.

"Sekarang berlutut, dan lepaskan celana kami," kata si X dengan tegas.

Mama kembali menurutinya dan melepaskan celana dari keempat pria itu. Dia kemudian mulai mengocok satu per satu penis besar dan hitam mereka.

"Ohh yeahh, terusin ...," desah si X.

"Mulutnya juga dipake!" perintah si Z.

Mama membuka mulutnya dan si Z langsung menyorongkan penisnya ke mulut mungilnya mama. Bukannya terangsang, aku malah sedikit dongkol karena diacuhin oleh mereka. 5 menit berlalu, dan mama masih asik melakukan foreplay kepada 4 pria itu.

"Sudah cukup main - mainnya, sekarang kamu berdiri dan membelakangi kami!" perintah si Z.

Mama bangkit berdiri, lalu dia berbalik ke kanan. Si Z lalu mendorong punggungnya mama hingga membungkuk 90 derajat. Si Y menguak belahan pantatnya mama dan memainkan lubang anusnya dengan jari telunjuknya.

"Siapa dulu nih yang garap memeknya?" tanya si Z.

Mereka berempat berunding sebentar, kemudian diputuskan kalau si Z yang mendapatkan kehormatan untuk menyetubuhi mamaku lebih dulu. Si Z berada di belakangnya mama, dan dia menampar pantat seksi mamaku. Si Z mengarahkan penisnya ke lubang vaginanya mama, dan dia langsung menusukkannya dengan kuat, membuat tubuhnya mama terdorong ke depan. Pria berbadan gelap itu langsung menyodok - nyodok mamaku sembari menarik kedua tangannya ke belakang. Si C kemudian berjalan ke depan dan dia menyumpal mulutnya mama dengan penisnya. Si Y dan X kemudian mendekatiku dan memintaku untuk membuka bajuku. Aku menuruti permintaan mereka dan kulepaskan semua bajuku sampai tubuh seksiku tidak tertutup apa - apa lagi.

"Nah sekarang kamu push up 20 kali," perintah si Y.

"Hahh!? Serius??" tanyaku tidak percaya.

"Iya serius," jawab si Y, "cepetan!!"

Aku menurutinya dan segera melakukan push up bugil di depan kedua pria itu. Mereka berdua tertawa melihat aku push up. Setelah selesai push up, si X memintaku untuk menungging.

"Sekarang kamu berjalan merangkak mengelilingi ruangan ini," kata si X.

Seperti kerbau yang dicucuk, aku nurut - nurut aja dan mulai berjalan merangkak seperti seekor anjing. Si Y dan X mengikutiku dari belakang, dan sesekali mereka menampar pantat montokku. Setelah berjalan 3 putaran, si Y memintaku berhenti.

"Kamu sekarang duduk dan nikmati pemandangan si wanita lacur itu kita setubuhi," kata si Y.

"Oke," sahutku singkat.

Si X menghampiri si C dan memintanya untuk gantian. Si C mencabut penisnya dari mulutnya mama dan penis si X langsung menggantikannya. Si Z terlihat masih bersemangat menyodok mamaku dari belakang, sampai bersuara plok plok plok, akibat dari benturan antara pahanya si Z dengan pantat montok mamaku. Si C kemudian menghampiriku dan dia memintaku untuk berbaring tengkurap. Si C kemudian duduk di atas pantatku dan dia menggesek - gesekkan penisnya di belahan pantatku.

"Santai saja, aku tidak akan memasukkannya ke dalam boolmu," kata si C, "aku hanya ingin menggesek - gesek saja."

"Ahhh ... iyaa ...," sahutku sembari menikmati gesekan penisnya di belahan pantatku.

Aku melirik mama dan dia terlihat menikmati disetubuhi dengan posisi membungkuk. Si Y kulihat sibuk memilin putingnya mama diikuti dengan meremas - remas payudaranya yang gondal - gandul. Berselang beberapa menit kemudian, si Z melolong dan menancapkan penisnya dalam - dalam ke liang senggamanya mama. Dia lalu mencabut penisnya dan si Y langsung menggantikannya. Mama terlihat mengejang ketika si Y baru saja  menancapkan penisnya di vaginanya.

"Ehhh, udah mau keluar yaa hahahaha," kata si Y.

"Bangsat!! Aku juga mau keluar!" seru si C.

Si C mendorong penisnya hingga masuk seluruhnya ke dalam mulutnya mama. Kulihat mama agak terkejut penis yang panjangnya kira - kira 18 cm itu masuk semuanya ke dalam mulut mungilnya.

"Ayo, disedot sampe bersih huahahahahaha," ucap si C.

Si C mencabut penisnya dan aku bisa melihat sebagian dari cairan spermanya mengalir keluar dari mulutnya mama. Si Y lalu menarik badannya mama, membuat dia jadi setengah membungkuk, kemudian pria berwajah agak jelek itu meremas - remas kedua payudaranya mama sembari menggenjot vaginanya. Dari sisi kanan, si Z mendekatiku dan dia meraba - raba punggungku yang mulus.

"Terusin Pak ...," gumamku.

"Keenakan dia hahahaha," ucap si X yang duduk di samping kiriku.

"Ohh yaa, habis ini aku mau entot bool si pelacur itu hahahaha," ucap si C.

"Kalo aku mau ngentotin memeknya," celetuk si X.

"Tunggu si Y muncrat dulu, baru kita garap tuh lacur," kata si Z yang merendahkan mamaku.

Si Y cukup lama menggenjot mamaku yang badannya mulai penuh dengan peluh. 

"Anjing!!! Aku keluaarrr!!!" seru si Y.

Mereka berdua ambruk di atas terpal dengan penisnya yang tercabut dari vaginanya mama. Sperma menyembur dari penisnya si Y yang masih mengacung tegak.

"Huahahaha ... kayak air mancur aja," kata si Z menertawai orgasmenya si Y.

"Yuk, langsung kita garap aja lacur itu," ajak si X.

Si Z, X, dan C mengerubungi mamaku yang masih terbaring lelah, lalu mereka mulai meraba - raba tubuh seksinya mama. Mama merintih keenakan saat payudara, vagina dan perutnya dijamah para pria asing itu.

"Gass kita entot semua lubangnya," kata si Z.

Si Z mengambil posisi berbaring, lalu si X dan C mengangkat badannya mama, kemudian mereka membaringkannya telungkup di atas badannya si Z. 

"Cepat masukkan kontolku ke memekmu!" perintah si Z.

Mama mengangguk dan menggapai penisnya si Z, kemudian dia arahkan ke vaginanya. Mama sedikit menurunkan pinggulnya, dan blesss, masuk semua penis sepanjang 18 cm itu. Si C kemudian mengarahkan penisnya ke lubang pantatnya mama. Dengan beberapa kali dorongan, penisnya si C sudah menancap dengan sempurna di anusnya mama. Si X berjalan ke depan dan dia arahkan penisnya ke mulutnya mama. Sekarang semua lubang di tubuhnya mama telah dijejali oleh penis ketiga pria asing itu. Mereka menggenjot mamaku dengan berirama dan kasar. 

"Menarik kan nduk?" tanya si Y dari belakang seraya meraba payudaraku.

"Iya hehehe," jawabku.

"Sekarang kamu nungging yaa," kata si Y.

"Buat apa?" tanyaku sembari mengambil posisi menungging.

Si Y meraba - raba bongkahan pantatku, kemudian meremas - remasnya, membuatku mendesah kecil. Dari tempat lain, mama terlihat sangat menikmati disetubuhi oleh tiga pria sekaligus. Matanya terpejam seolah dia larut dalam kenikmatan yang tiada tara.

"Rasanya gimana yaa digangbang seperti itu," kataku.

"Kalo kamu sudah gak perawan, kamu nanti bisa datang ke kita untuk menikmati sensasinya hehe," ucap si Y.

Si Z, X dan C saling bertukar posisi untuk menikmati setiap lubang yang ada di tubuhnya mama. Aku mencoba mendekat dengan cara merangkak untuk melihat lebih dekat bagaimana mamaku. Tubuhnya penuh dengan peluh dan di sekitar mulutnya penuh dengan sperma yang mengalir ke dagu dan leher. 20 menit berlalu, kulihat si Z mau mengakhiri genjotannya di lubang anusnya mama.

"Nih!! Aku bikin anget boolmu!" seru si Z seraya menancapkan penisnya dalam - dalam ke pantatnya mama.

Si z mendiamkan penisnya sejenak di dalam lubang pantatnya mama, kemudian dia mencabutnya dan ambruk ke lantai. Terlihat cairan putih mengalir cukup banyak dari anusnya mama.

"Hehehe, sekarang kesempatanku," kata si Y.

Pria berbadan tegap itu berlutut di belakangnya mama, dan dia langsung menyorongkan penisnya ke dalam lubang anusnya mama. Mamaku terlihat sangat seksi saat digenjot dari tiga arah, membuatku makin horny. Aku tanpa sadar mulai mengusap - usap vaginaku yang telah becek. Semenit kemudian, si X mencabut penisnya dari mulutnya mama, dan dia semburkan spermanya ke wajah cantik mamaku.

"Rasain nih!!" seru si X.

"Sialan!! Aku mau keluar juga!!" seru si C yang penisnya menancap di vaginanya mama.

Aku bisa melihat ekspresi mesum si C saat dia mengalami orgasme, dan mamanya sepertinya juga turut orgasme kalau kulihat dari ekspresi wajahnya. 

"Berdiri dong," pinta si C.

Si Y mencabut penisnya dari lubang anusnya mama untuk memberikan kesempatan buat dia berdiri. Si C berguling ke samping dan dia terlihat kelelahan.

"Ayo nungging!" perintah si Y.

Mama menurut dan dia mengambil posisi menungging. Si Y kembali menusukkan penisnya ke lubang pantatnya mama dan dia menggenjot lubang itu selama 3 menit. Setelah si Y muncrat, mama ambruk ke samping, sedangkan si Y terduduk dengan wajah puas. 

Si Z kemudian menghampiriku dan bertanya, "Bolehkah kami meminjam ibumu untuk dipakai oleh teman - teman kita yang lain?"

"Hah?? Teman - teman yang lain?" Aku bingung dengan pertanyaannya. "Ummm ... gimana yaa ...."

"Cuma dua hari aja kok," kata si Z.

"waduh, itu lama dong," ucapku.

"Bentar, ini tidak memakai standar waktu duniamu, tapi dunia kita," kata si Z.

"Bakal lama gak yaa? Kalo kelamaan, bisa bingung kita nanti," ujarku.

"Ohh, tidak," ucap si Z, "bakal terasa cepat kok."

Setelah menimbang - nimbang, aku akhirnya memperbolehkan si Z untuk meminjam mamaku buat dijadikan pelampiasan nafsu oleh teman - temannya. Si Y dan X kemudian berdiri dan mengambil sebuah tali dan kain berbentuk persegi panjang. Si X memposisikan mamaku telungkup, kemudian dia mengikat kedua tangannya mama di belakang punggung. Si Y lalu menutup kedua matanya mama dengan kain putih yang dia pegang. Setelahnya, mereka memberdirikan mama yang terihat seperti seorang tawanan, berdiri dengan tangan terikat dan mata tertutup.

"Baik, kita permisi dulu yaa hehehe," kata si Z.

Keempat pria itu lalu membawa mama ke luar dari gubuk, sementara aku hanya bisa duduk menatap mereka kepergian mereka. Kemudian, aku merasa ngantuk dan segera diriku berbaring di terpal. Tak berselang lama, aku terbangun dan kulihat di sampingku hanya ada pakaiannya mama yang posisinya sama seperti ketika dia tiduran. Aku cek dalam kaosnya, terdapat BH-nya yang posisinya pas, lalu aku cek bagian dalam celana panjangnya, dan CD-nya juga di posisi yang pas. Kalau diliat, seolah tubuhnya mama menghilang, meninggalkan pakaiannya saja.

"Waduh, berapa lama yaa mama di dunia lain sana," gumamku.

Aku lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar dari gubuk. Saat tiba di luar, aku terkejut mendapati mama terbaring menyamping di luar dengan kondisi telanjang bulat.

"Mama," panggilku.

Mama perlahan membuka matanya dan aku membantu dia untuk berdiri. Dengan cekatan, aku membawanya masuk ke dalam gubuk. 

"Ma, coba ceritakan apa yang mama alami," kataku.

Dengan wajah lesu, mama tersenyum kepadaku seraya mengacungkan jempolnya.

"Mama puas banget digarap sampe 10 orang," ucap mama.

"Dasar binal!" kataku.

Aku tidak bisa membayangkan kenikmatan dan kegilaan yang mama alami di dunia lain sana. Mama mengenakan kembali pakaiannya dan kita beristirahat sejenak sebelum kita kembali turun. Hiking hari ini terasa menyenangkan dan penuh dengan nuansa kemesuman. Kira - kira, apakah mama akan kembali lagi kesini? Aku juga tidak dapat memastikannya. Yang jelas, ketika aku sudah tidak perawan, aku akan mendapatkan giliran untuk digarap oleh keempat pria misterius itu. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar