Sabtu, 25 Mei 2024

Cerita Seks Boneka Teddy Bear yang Aneh part 1

 POV Glenn

Aku hanyalah pemuda biasa berumur 19 tahun. Namaku Glenn dan saat ini aku sedang sibuk - sibuknya kuliah. Karena kampusku berada di kota kelahiranku, jadi aku gak perlu kost dan bisa tinggal di rumah orangtuaku. Di rumah, aku hanya tinggal bersama dengan mama saja. Kedua kakakku kerja dan kuliah di luar kota, sementara papaku sibuk ngurus kerjaan di luar kota. Hari ini, aku sedang duduk - duduk di sofa seperti orang bego. Dari luar, aku mendengar suara pintu gerbang dibuka, menandakan mamaku baru pulang dari shopping-nya. 

"Halo Glenn, kamu lagi ngapain?" tanya mama.

"Lagi ngalamun," jawabku.

"Jangan kebanyakan ngalamun," kata mama, "mending kamu jalan - jalan atau belajar."

"Iya," sahutku.

Saat aku menoleh untuk sekedar melirik ke belakang, aku terkejut melihat mama membawa boneka teddy bear berukuran besar.

"Lahh!? Beli dimana tuh boneka teddy?" tanyaku.

"Beli dari temennya mama," jawab mama.

"Ohhh." Aku hanya mengangguk saja.

Saat kuperhatikan, aku merasakan hawa yang aneh dari boneka teddy bear itu, seolah dia hidup. Aku kembali lanjut menonton TV sambil tiduran di sofa, sedangkan mama lanjut pergi kembali. Beberapa menit setelah mama pergi, entah kenapa aku jadi penasaran dengan boneka teddy itu. Aku lalu menuju ke kamarnya mama dan kulihat boneka itu tergeletak di atas kasurnya.

"Beli boneka sebesar ini buat apa coba? Buat kelonan, kah?" gumamku.

Boneka teddy tersebut tingginya hampir setara denganku, permukaannya terasa begitu halus.

"Pasti harganya mahal," kataku.

Tiba - tiba, kepala dari boneka teddy itu bergerak ke samping kanan. Aku langsung melompat ke belakang karena kaget.

"Apa itu tadi?? Kok kayaknya bergerak sendiri itu tadi ...," kataku.

Aku lalu berlari kecil keluar dari kamar mama dan papa, lalu kembali ke ruang keluarga. Sore dan malamnya, aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamarku untuk main game dan membuat meme yang akan ku-upload di sebuah web. Entah kenapa, aku jadi teringat dengan boneka teddy bear yang aneh tadi. 

"Cuma perasaanku saja mungkin," gumamku.

Karena haus, aku ke luar dari kamar dan berjalan menuju ke dapur. Aku sedikit terkejut mendapati mama duduk di kursi meja makan dengan mengenakan jubah tidur.

"Kok mama belum tidur?" tanyaku.

"Sebenarnya mama udah tidur tadi, cuma mama terbangun karena boneka teddy yang mama beli tadi, tiba - tiba berada di sampingnya mama," jawab mama, "mungkin terguling karena gak sengaja aku senggol."

Jika aku tidak melihat keanehan dari boneka itu, mungkin aku gak akan merinding mendengar ceritanya mama.

"Mending bonekanya disingkirin aja," usulku.

"Yaa jangan dong, lagian mama beli itu boneka biar bisa nemenin mama tidur," timpal mama.

"Yaa udah deh," kataku sambil berjalan menuju ke kulkas.

Setelah minum, aku kembali ke kamar meninggalkan mamaku yang masih duduk - duduk di meja makan.

Aku lanjut mengerjakan kerjaanku sampai jam 10 malam, lalu aku tidur di kasurku yang empuk. Besok paginya, aku terbangun di jam 5 pagi. Saat aku turun, aku menjumpai mama yang rambutnya acak - acakan.

"Lahh!? Kok gak sisiran?" tanyaku.

"Lagi gak mood aja," jawabnya dengan senyum tipis.

Gak biasanya mama bangun tanpa menyisir rambutnya. Bodo lahh, aku gak mau mikirin lebih jauh. Aku ada kelas jam 9, jadi aku tidak terlalu terburu - buru untuk sarapan dan mandi. Selesai sarapan, aku kembali ke kamar untuk sekedar main HP sambil menunggu waktu. Entah kenapa, saat melihat kamarnya mama, aku jadi penasaran ingin masuk ke dalamnya. Kulihat kamarnya terbuka sedikit, lalu aku mengintip ke dalam, mencari boneka teddy bear-nya mama.

"Ohhh, itu dia," kataku.

Boneka teddy berukuran besar itu berada di tengah ranjang dengan posisi telentang. Aku lalu masuk ke kamarnya mama untuk melihatnya lebih dekat.

"Hmmm ... mungkin ini cuma boneka biasa," ucapku.

Aku lalu melihat ke sisi lain secara sekilas, dan saat aku berbalik untuk melihat boneka itu lagi, aku terkejut mendapati posisi tangan kanannya yang berubah. 

"Hahh!? Bukannya tadi tangannya terentang ya??" kataku, "kok sekarang berada di atas dadanya??"

Sepertinya itu boneka memang ada yang aneh deh, tapi keanehannya sulit untuk dijelaskan. Aku menatap boneka itu cukup lama, dan tidak ada pergerakan sama sekali.

"Apa cuma perasaanku yaa? Sepertinya aku kebanyakan liat foto cewe, jadinya aku konslet begini," ujarku.

Aku lalu kembali ke kamarku buat persiapan berangkat ke kampus. Siangnya, aku kembali ke rumah sejenak untuk mengambil flashdisk yang ada di kamarku. Seperti biasa, rumah kosong karena mama sedang bekerja. Ketika aku sudah mengambil flashdisk dari kamarku, aku kembali penasaran dengan boneka teddy itu. Aku kembali menuju ke kamarnya mama, dan perlahan aku buka pintunya. Kulihat boneka itu berada di atas ranjang dengan posisi duduk disandarkan di dipan kasur.

"Kalo ini pasti mama yang naruh disitu," kataku.

Aku lalu keluar dari kamarnya mama dan lanjut pergi menemui temanku. Saat aku menutup pintu, aku mendengar suara seperti orang yang terjatuh ke ranjang.

"Apaan itu?" kataku.

Tapi karena aku teringat dengan janji sama teman, aku tidak menghiraukannya dan langsung menuju ke mobilku. Aku yakin sekali itu pasti dari boneka teddy tersebut. 

"Sepertinya ada sesuatu yang gak beres," kataku dalam hati.

Sekitar jam 3 siang, aku kembali ke rumah. 

"Mama pulang sekitar jam 5, jadi aku bisa mengecek tuh boneka teddy," kataku.

Yang pertama aku lakukan adalah ganti pakaian dulu, setelah itu aku langsung menuju ke kamarnya mama. Kulihat boneka tersebut masih berada di tempat yang sama.

"Trus tadi itu suara jatuh darimana coba," gumamku seraya menatap boneka itu.

Kalau kuperhatikan, memang gak ada yang aneh, tapi aku diselimuti rasa merinding saat menatap boneka itu.

"Apa karena aku tatap, dia jadi diem aja?" kataku dalam hati.

Sepertinya emang gak mungkin dia bakal gerak kalo aku awasi. Aku mencoba memikirkan sebuah ide untuk bisa memergoki dia bergerak. Aku lalu berjalan ke luar, dan aku tutup pintunya tidak sampai penuh. Aku mengintip dari celah pintu, sapa tau dia gak tau kalo aku ngintip dari balik pintu. 10 menit berlalu, tidak ada tanda - tanda pergerakannya.

"Apa jangan - jangan memang boneka biasa yaa? Sepertinya gak mungkin. Atau mungkin dia tau kalo aku ngintip dari balik pintu," kataku dalam hati.

Aku tiba - tiba kepikiran untuk menggunakan sebuah kamera pengintai. Tapi kebetulan aku gak punya, jadi yaa harus beli dulu. Aku kembali ke kamarku untuk mengecek kamera pengintai di olshop.

"Aku harus cari yang bisa disembunyikan dan terlihat tidak mencurigakan," kataku dalam hati.

Setelah mencari - cari, akhirnya kutemukan kamera pengintai yang cocok dan harganya juga terjangkau. Butuh sekitra 4 hari untuk tiba di rumahku. Sekitar jam 5 sore, mama tiba di rumah dengan wajah lelah.

"Gimana kuliahmu hari ini?" tanya mama.

"Yaa begitulah hehe," jawabku.

Mama langsung menuju ke kamarnya untuk mandi. Aku jadi kepikiran, jangan - jangan mama juga gak tau kalo tuh boneka teddy sepertinya ada unsur ghoib-nya. Saat makan malam, aku iseng bertanya ke mama apakah ada keanehan dengan boneka itu.

"Yaa jelas gak ada lahh, kan itu cuma boneka," kata mama.

"Yakin gak pernah denger suara atau mergokin tuh boneka bergerak?" tanyaku.

"Enggak," jawab mama, "kok kamu tiba - tiba tanya kayak gitu sih?"

"Kayaknya tuh boneka teddy ada yang gak beres deh," ujarku.

"Hahahaha, kamu kebanyakan berkhayal deh," ucap mama, "dah lahh, kamu fokus dengan kuliahmu aja."

Mama lalu membereskan meja dan memintaku untuk membantu dia cuci piring. Saat aku sudah di kamar, aku berbaring sambil memikirkan tentang boneka teddy itu. 

"Masak mama juga gak tau kalo ada yang aneh dengan boneka itu," gumamku.

Karena kesal sendiri, aku memutuskan main game supaya pikiranku bisa teralihkan dari boneka aneh itu. Aku bermain sampai jam 9 malam, setelah itu aku lanjut membuka laptop untuk mencicil tugas. Sekitar jam 10 malam, aku keluar dari kamar untuk mengambil minum. Aku berdiri terdiam saat menatap kamarnya mama. Ingin sekali aku mencoba mengintipnya, tapi aku tau kalau mama ada di dalam sana. 

"Apa aku mencoba menguping aja yaa," pikirku.

Aku iseng mendekati kamarnya mama dan mencoba menguping dari balik pintu kamarnya. Tidak terdengar apapun dari dalam.

"Sepertinya mama sudah tidur," gumamku, "dah lahh, aku mending ke dapur aja."

Aku lalu mengambil minum di dapur dan kembali lagi ke kamarku. Selama 4 hari menunggu, aku selalu mencari - cari kesempatan untuk mencari bukti kalau boneka teddy itu memang memiliki keanehan, tapi selalu berujung dengan kegagalan. Setiap kali aku bertanya ke mama, dia selalu bilang kalo tuh boneka gak kenapa - kenapa. Meskipun begitu, aku merasa lega ketika kamera pengintai yang aku pesan akhirnya tiba.

"Dengan ini, aku bisa mengungkap kebenaran di balik boneka itu," kataku dengan senyum menyeringai.

Kebetulan jam sedang berada di angka 2, jadi aku bisa masuk ke kamarnya mama dengan bebas. Kubuka perlahan pintu kamarnya, kudapati tuh boneka dalam posisi telungkup. Karena ini kamera wireless, jadi aku hanya perlu meletakkannya di posisi yang pas. Sambil mencari spot yang pas, aku juga terus melirik tuh boneka, sapa tau dia bergerak atau mencoba mengintip aku. 

"Aku taruh sini saja, hehehe," gumamku.

Aku lalu berjalan menuju ke pintu, tentu saja sambil mataku tertuju ke boneka itu. Aku yakin dia diam - diam saja karena aku terus menatapnya. Aku langsung menuju ke kamar dan kucoba kuhubungkan dengan HP-ku.

"Mantap, terhubung ...," kataku dengan girang.

Kamera kuarahkan ke ranjangnya papa dan mama, dan aku bisa melihat dengan jelas boneka teddy itu masih terbaring telungkup. Selama 30 menit aku menatap ke layar HP, tidak ada pergerakan dari boneka itu.

"Hmmmm ... gak ada pergerakan sama sekali," kataku, "apa aku harus menunggu mama balik yaa, sapa tau ada sesuatu nanti."

Kumatikan HP-ku dan aku akan melihatnya lagi saat mama datang. Sekitar jam 5 lebih 30 menit, mama tiba di rumah dan dia langsung masuk ke kamarnya.

"Ini dia kesempatanku," kataku.

Aku langsung menyalakan HP dan dari kameraku, aku bisa melihat mama tengah terduduk di kursi depan meja rias. Boneka teddy itu sepertinya agak berubah posisinya. Aku masih ingat kalau tangan kirinya terentang, sedangkan yang kulihat saat ini tangan kirinya terangkat ke atas. Agak tidak mungkin kalo itu digerakkan oleh mamaku. Kemudian aku lihat mama berdiri dan melepas jas hitam blazer-nya.

"Waduh ...." Aku langsung menutup mataku, tapi tidak sepenuhnya tertutup.

Sialan, kenapa aku malah ada keinginan melihat yaa, padahal mama kandungku sendiri. Mau gimana lagi, meski udah berumur 43 tahun, tapi mamaku punya body yang seksi dan wajah cantik awet muda. Dari balik jari - jari tanganku, aku bisa melihat mama melepas seluruh pakaian kantornya, menyisakan BH dan CD merah tua di tubuhnya yang masih kencang dan mulus itu. Seketika, aku dibuat terkejut dengan pergerakan kecil dari tangan kiri boneka itu.

"Ehhhh!? Bergerak!!" seruku.

Sudah kuduga, itu boneka memang boneka ghoib. Setelah mama ganti pakaian rumah dan berjalan ke luar dari kamar, aku langsung keluar dari kamar dan menghampiri mama.

"Ehh, Ma! Itu boneka teddy-nya Mama bergerak lhooo," kataku.

"Hahh!? Kamu kok bisa tiba - tiba bilang begitu??" tanya mamaku dengan tatapan bingung.

"Ehhh ... anu ...." Aku malah jadi bingung sendiri. Kalau aku bilang tau dari kamera pengintaiku, sudah pasti aku bakal disemprot sama mama karena masang kamera di kamarnya.

"Kamu kayaknya ngelindur deh," ucap mama, "dah kamu mandi dulu aja sana!"

Sialan!! Aku benar - benar di posisi yang tidak tepat. Gimana yaa cara nunjukkin buktinya?? Itu kamera juga gak ada fitur menyimpan rekaman pula. Harusnya aku rekam pake fitur recording di HP-ku. Payah banget aku.

"Aku tunggu pas malam aja deh," ucapku.

Aku menunggu sampai jam 9 malam, saat mama mulai masuk ke dalam kamarnya. Aku langsung menyalakan HP-ku dan aku dapat melihat mama duduk di ranjang, bersandar di dipan dengan boneka teddy itu berada di samping kirinya. Aku agak melongo melihat gaun tidur mamaku yang pendek, membuat paha mulusnya terlihat. Selain itu, aku bisa melihat dengan jelas kalau tangan kanan dari boneka itu berada dekat selangkangannya mama. Aku tidak dapat memastikan apakah memang mama yang memposisikan tangan si teddy bear itu, atau itu dari bonekanya sendiri. Tapi sepertinya mama tidak terganggu, dan kayaknya tuh tangan si teddy buat sandaran tangannya mama yang sedang asik main HP. Selama 15 menit aku memata - matai mamaku sendiri yang belum selesai main HP, mungkin sedang sibuk chatting dengan koleganya. Tidak lama kemudian, mama beranjak dari kasur, dia letakkan HP-nya di meja dekat ranjang, lalu dia mematikan lampu kamarnya.

"Wahh, kalo gelap gini, aku gak bisa lihat apa - apa dong," ucapku.

Aku matikan HP-ku, lalu aku lanjut bermain game di laptopku. Saat main game, entah kenapa aku kepikiran untuk sekalian pasang mikrofon. Tapi kalau aku masang kayak gitu, aku malah kayak memata - matai mamaku. Lagian aku hanya ingin menangkap basah boneka itu, bukan merekam suaranya. Lagipula, mana ada boneka yang bisa bicara kecuali dimasukin semacam alat untuk mengeluarkan suara, itupun suaranya juga itu - itu aja. Sepertinya usahaku sia - sia lagi. Besoknya, karena hari ini adalah hari Sabtu, mama tidak bekerja dan dia saat ini tengah pergi bersama dengan temannya. Sementara aku di rumah dan masih iseng - iseng melihat kamera pengintaiku dari HP. Sekitar jam 1 siang, aku mendengar suara mobilnya mama di depan gerbang rumah. Aku membukakan gerbang rumah dan betapa terkejutnya aku saat mendapati mama membawa sebuah boneka teddy berukuran cukup besar dengan warna putih.

"Kok mama beli boneka lagi??" tanyaku.

"Habisnya temennya mama nawarin nih boneka dengan harga diskon," jawab mama.

"Tapi boneka kayak gitu buat apa ocoba?" tanyaku lagi.

"Yaa buat kelonan lahh," jawab mama.

Aku hanya geleng - geleng melihat mama membawa boneka teddy barunya ke kamar. Saat di dalam kamar, aku jadi sadar kalau mama terlihat lebih ceria sejak dia membeli boneka teddy. Mungkin mama memang merasa kesepian karena papa jarang pulang, dan aku juga tidak begitu sering mengajak ngobrol mama. Dan boneka teddy yang dia beli seperti mengisi kekosongan di dalam hidupnya. Setelah menimbang - nimbang, aku memutuskan untuk menghentikan penyelidikanku terhadap boneka teddy itu. Aku masuk ke kamarnya dan kuambil kamera pengintaiku.

"Kalau kamu memang bisa membuat mama jadi bahagia, yaa udah deh," gumamku sembari menatap boneka teddy yang pertama.

Tiga hari berlalu sejak mama membeli boneka teddy yang kedua. Aku perhatikan mama seperti menjadi lebih bersemangat dan mukanya lebih cerah. Hari ini, papa memberi kabar kalo dia akan pulang dan tidur di rumah selama dua hari. Aku dan mama senang mendengar pesan kedatangannya, karena sudah hampir tiga minggu di luar kota. Mama tiba - tiba berlari kecil menuju ke kamarnya, dan dia membawa dua boneka teddy-nya ke luar dari kamar.

"Kok dibawa keluar?" tanyaku.

"Kan papamu pulang hari ini. Kalo nih boneka gak mama pindahin, trus papamu tidur dimana?" kata mama.

"Ohh iyaa, bonekanya menuh - menuhin kamar yaa," kataku.

Jadinya selama dua hari berikutnya, boneka - boneka teddy bear-nya berada di kamar tamu, dan papa sepertinya tidak tahu keberadaan dari boneka - boneka itu. Setelah papa kembali pergi untuk urusan bisnis, boneka - boneka itu kembali ke kamarnya papa dan mama. 

"Dah lahh," ucapku singkat seraya berjalan menuju ke kamarku.


POV mama


Aku adalah seorang wanita karir yang bekerja di sebuah bank nasional. Namaku Bella dan saat ini umurku 43 tahun. Aku memiliki tiga orang anak yang sudah beranjak dewasa. Anak pertamaku perempuan dan saat ini bekerja di luar kota, anak keduaku juga perempuan dan masih menempuh kuliah di luar kota. Anak ketigaku cowo dan baru masuk kuliah. Aku meminta anak bungsuku untuk kuliah di dalam kota buat menemani mamanya. Suamiku sendiri sibuk di luar kota terus untuk urusan bisnis, dan jarang pulang ke rumah. Kalo semuanya ke luar kota, otomatis aku bakal sendirian di rumah dan hidupku akan terasa sangat sepi. Meskipun anakku yang cowo mau kuliah di kota kelahirannya, tapi aku tetap merasa kesepian. Mungkin karena dia sibuk dengan acaranya di luar dan jarang mengobrol denganku. Suatu hari, salah satu teman dekatku menawariku sebuah boneka teddy bear berukuran besar.

"Buat apa?" tanyaku.

"Biar kamu gak merasa kesepian," katanya, "sejak aku membelinya, hidupku tidak hampa lagi."

"Iyakah?? Emang keistimewaannya apa?" tanyaku.

"Dia bisa memberikan sesuatu yang bikin para wanita bahagia," ucap temanku itu.

Aku mencoba menimbang - nimbang dulu. Memang sih harganya cukup mahal, tapi kalau memang bisa menghalau rasa kesepianku, bakal aku beli sih. Setelah diyakinkan sama temanku, aku akhirnya membelinya dan aku memilih yang warna coklat. 

"Bonekanya datang besok yaa," kata temanku.

"Okee," sahutku.

"Ohh yaa, ada satu hal lagi," kata temanku.

"Kenapa?" tanyaku.

"Itu boneka bisa semacam bergerak sendiri, tapi kamu gak perlu takut," katanya.

"Lahhh!? Yaa serem lahh boneka bisa gerak sendiri," ucapku dengan agak merinding.

"Enggak kok, aku berani jamin," ucapnya dengan muka serius.

Karena temanku terlihat meyakinkan, aku akhirnya memantapkan diri membeli boneka teddy yang dia tunjukkan di HP-nya. Besoknya, aku menemui temanku yang membawakan sebuah boneka teddy besar berwarna coklat.

"Besar juga ternyata," kataku dalam hati.

"Ini dia," kata temanku, "selamat menikmati hihihi."

Saat kuangkat, ternyata cukup berat juga nih boneka. Aku masukkan ke dalam mobil, lalu aku segera membawanya pulang. Setibanya di rumah, anakku kaget melihat mamanya bawa boneka teddy besar. Aku langsung menuju ke kamar dan kuletakkan di atas ranjang. 

"Apa benar sih nih boneka bisa bergerak," kataku dalam hati.

Tiba - tiba, aku melihat tangan kirinya bergerak, diikuti dengan tangan kanannya.

"Wahh, ternyata benar," batinku.

Aku lalu teringat ada janji dengan teman, jadinya aku lanjut pergi lagi meninggalkan Glenn di rumah sendirian. Aku yakin dia pasti penasaran sama boneka itu. Semoga gak terjadi apa - apa. Malamnya, aku penasaran dengan apa yang akan dilakukan boneka itu agar bisa mengusir rasa kesepianku. Aku mendekati boneka teddy itu, dan boneka tersebut menggerakkan tangan kanannya menjamah tanganku. Awalnya aku terkejut, tapi setelahnya aku merasakan sebuah kenyamanan. Boneka itu menggerakkan badannya ke sampingku, lalu tangan kirinya menjamah pahaku yang mulus. Aku dibuat merem melek akibat sentuhannya yang lembut. Boneka teddy itu lalu perlahan mengangkat gaun tidurku, dan tanpa sadar aku mengangkat kedua tanganku, membantu dia meloloskan gaun tidur. Sekarang hanya tersisa celana dalam G-string saja di badanku. Boneka teddy itu meraba - raba area selangkanganku, membuatku serasa terbang ke awan. Saking merasa keenakan, aku sampai tidak sadar kalau boneka teddy itu telah melepaskan celana dalamku.

"Ehhh!?" Aku terkejut setelah menyadari kalau diriku sudah telanjang bulat. "Bentar - bentar."

Boneka teddy itu menghentikan aksi merabanya. Aku lalu beranjak dari kasurku, kuambil jubah tidurku, kemudian aku berjalan ke luar kamar menuju ke dapur. Aku duduk di kursi meja makan sambil minum segelas air dingin. Tak berselang lama, Gleen datang ke ruang makan untuk minum. Dia terkejut saat mendapati aku hanya mengenakan jubah tidur. Dia bertanya kenapa aku belum tidur, aku malah jawab seenaknya. Aku lalu tersadar kalau jawabanku itu malah terkesan absurd. Gara - gara aku jawab begitu, anakku malah nyuruh aku nyingkirin tuh boneka, aduh payahnya aku ini. Beruntung obrolan kita tidak jadi perdebatan setelah aku fokus sepenuhnya. Gleen pergi kembali ke kamarnya, sedangkan aku masih terduduk sambil memikirkan mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kalo dia melepas pakaianku, berarti dia mau ... ngeseks sama aku ...," kataku dalam hati.

Aku masih ragu - ragu karena rasanya sangat janggal jika melakukan hal seperti itu dengan sebuah boneka.

"Apa ini yaa yang dimaksud temanku? 'bisa membuat wanita bahagia'," batinku.

Setelah berpikir cukup lama, aku akhirnya memberanikan diri untuk kembali ke kamar. Apapun yang akan dilakukan oleh boneka itu, akan kuhadapi. Dengan perlahan kubuka pintu kamarku, kulihat boneka teddy itu menatap ke arahku. Aku tutup pintuku, sekalian aku kunci juga. Aku menekan tombol lampu tidur, supaya tidak gelap - gelap-an hehehe. Perlahan kubuka ikat jubah tidurku, lalu aku loloskan dari tubuhku yang masih seksi meski sudah kepala 4. Aku berjalan menuju ke ranjangku yang empuk, lalu aku dekati boneka teddy itu. Tangannya yang lembut dan tidak berjari itu meraba payudaraku yang besar dan masih kencang. Aku mengeluarkan desahan pelan menikmati sentuhannya yang lembut. Aku kemudian terkejut saat melihat selangkangan dari boneka itu, muncul sebuah tonjolan panjang yang juga berbulu seperti badannya.

"Apakah itu penisnya?" batinku.

Tonjolan lonjong itu kuperkirakan memiliki panjang 18 cm dan lebarnya mungkin sekitar 3 cm. Gila, besar banget. Tidak lama kemudian, si teddy menghentikan sentuhannya di payudaraku, kemudian dia menunjuk ke arah penisnya. Aku mencoba menerka apa yang dia maksud, dan yang terbersit dalam pikiranku adalah menggenggam penisnya. Tangan kananku bergerak menuju penisnya dan aku genggam dengan perlahan.

"Lembutnya ...," kataku dalam hati.

Si teddy kemudian memberikan gestur kepada diriku untuk mendekat ke penisnya. Apa dia ingin aku menatap penisnya dari dekat? Aku sedikit membungkukkan punggungku dan posisi kepalaku sekarang cukup dekat dengan penisnya. Si teddy tiba - tiba memegang kepalaku dan mendorongnya ke bawah, membuat wajahku tepat berada di depan ujung penisnya.

"Bentar, kamu mau apa?" tanyaku bingung.

Aku mencoba menahan dorongannya, tapi tenaganya cukup kuat. Ujung penisnya mulai menempel di mulutku, dan seketika aku paham apa yang dia mau.

"Bentar, aku belum pernah- mmmggghh." Perkataanku terhenti ketika penisnya masuk ke dalam mulutku.

Aku sendiri belum pernah melakukan oral seks, dan ini menjadi pertama kalinya aku melakukan oral seks. Hanya saja, penis pertama yang ku-oral adalah penis sebuah boneka. Aku mencoba melepaskannya, tapi si teddy menahan kepalaku. Penis tersebut terasa lembut di permukaan, tapi keras di dalamnya. Aku hanya bisa pasrah mulutku dijejali oleh penisnya, dan sekarang dia mulai mendorong - dorong kepalaku, seperti tengah menyetubuhi mulutku. Dorongan yang dilakukan si teddy membuat penisnya masuk ke dalam tenggorokanku. Aku menepuk - nepuk tangannya meminta dia menghentikan mendorong - dorong kepalaku. Akhirnya si teddy menghentikan aksinya dan aku segera mencabut penisnya dari mulutku. Aku terbatuk - batuk akibat ulahnya, tapi entah kenapa aku jadi ingin mengulumnya lagi.

"Jangan kasar dong," kataku, "aku coba kulum sendiri yaa."

Aku kembali memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Dengan perlahan aku mencoba memasukkannya sedalam yang aku bisa, dan aku hanya berhasil memasukkan sepertiganya saja. Aku melakukan gerakan maju mundur dan sepertinya aku mulai memahami cara melakukan oral seks. 6 menit kemudian, si teddy melepaskan penisnya dari mulutku, lalu dia memposisikan diriku berbaring telentang. Dia melebarkan pahaku dan tangannya mulai meraba - raba vaginaku yang bersih dari bulu.

"Ohh .. yahhh ... terusin ...," desahku.

Setelahnya, aku merasakan sebuah benda berbulu halus menyentuh bibir vaginaku.

"Ini dia," kataku dalam hati.

Si teddy mendorong penisnya secara perlahan. Vaginaku terasa sedikit sakit saat ujung penisnya mulai masuk ke dalam liang senggamaku. Rasa sakit ini mungkin karena sudah lama sekali aku tidak berhubungan seks, jadinya vaginaku agak kaku. 

"Pelan - pelan dong," pintaku.

Penis 18 cm itu perlahan mengisi vaginaku. Aku mencoba menahan rasa sakit akibat vaginaku dipaksa melebar menerima sebuah penis yang besar. Setelah masuk setengahnya, si teddy menghentikan gerakan mendorongnya, dan dia menarik penisnya perlahan, lalu mendorongnya lagi hingga masuk seluruhnya. Vaginaku terasa penuh sesak dijejali penisnya si teddy, yang saat ini mendiamkan penisnya di dalam liang kenikmatanku. Si teddy mulai menggerakkan pinggulnya dan rasa sakit di vaginaku berubah menjadi rasa nikmat. Setelah sekian lama, aku akhirnya bisa merasakan kenikmatan dari seks, meski yang menyetubuhiku adalah sebuah boneka. Tubuhku bergoncang akibat hentakan dari si teddy, kedua payudaraku juga bergoyang dengan hebat. Tubuhku mulai berkeringat banyak akibat persetubuhan ini. Beberapa saat kemudian, si teddy mencabut penisnya.

"Kok dicabut," kataku dengan kecewa.

Dia lalu membalik tubuhku dan memposisikan diriku doggy style. Si teddy meraba - raba pantatku yang mulus, kemudian dia hujamkan penisnya ke dalam liang vaginaku. Karena sudah basah kuyub, penisnya bisa langsung masuk seluruhnya. Boneka teddy itu menghajar vaginaku dengan kasar, membuat badanku bergoncang ke depan dengan hebat.

"Ahhh ... yeahhhh ... terus setubuhi aku ...," racauku.

Semenit kemudian, aku mendapatkan orgasme pertamaku, sesuatu yang sudah sangat lama tidak aku rasakan. Vaginaku menyemburkan cairan dengan deras seperti air mancur. Badanku ambruk ke kasur karena tanganku agak gemetar, smeentara pantatku masih menungging dan si teddy terus menyodokku tanpa memberiku jeda istirahat. Beberapa menit kemudian, dia melepaskan penisnya dari vaginaku lalu dia berbaring di sampingku. Aku membelai wajahnya dengan senyum puas.

"Makasih yaa," ucapku dengan lirih.

Aku lalu tertidur dengan perasaan puas, tanpa berpakaian sama sekali. Besoknya aku terbangun dengan rambut acak - acakan, vaginaku terasa agak nyeri. Aku lalu mengenakan pakaianku dan berjalan menuju ke ruang makan. Sebelum keluar dari kamar, aku mengecup si teddy terlebih dahulu.

"Pagi, sayangku, hihihihi," ucapku.

Aku sangat menantikan malam nanti, karena aku ingin sekali disodok - sodok sama boneka teddy-ku lagi.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar