Rabu, 08 Mei 2024

Cerita Seks Aku dan Mama Hiking di Sebuah Hutan

Namaku Cynthia, seorang mahasiswi berumur 20 tahun. Aku memiliki wajah yang cantik, kulit putih mulus yang terawat dan body yang seksi, sombong dikit gapapa lahh yaa hehehe. Hari ini aku dan mamaku akan hiking di gunung xxx yang terkenal dengan jalurnya yang masih perawan dan sulit. Mamaku sendiri meskipun sudah berumur 40 tahun, tapi dia tidak kalah seksi dariku karena rajin perawatan, makan makanan bergizi dan olahraga. 

"Barang bawaan sudah lengkap?" tanya mama.

"Udah dong," jawabku.

Kami berangkat ke lokasi tujuan dengan diantar oleh supir pribadi kami. Jalanan terasa sepi karena kami memilih pergi di hari kerja, dan mamaku emang suka bepergian kalo pas bukan hari libur. Setelah melewati 2 jam perjalanan, kami pun tiba di lokasi tujuan.

"Gapapa yaa ini aku tinggal?" tanya supir kami yang terlihat agak khawatir.

"Gapapa Pak, santai aja," jawab mama.

"Oke deh, saya kembali ke rumah lhoo ini," ucap supir kami.

"Iyaa, hati - hati Pak!" seruku.

Kami memang dekat dengan supir kami yang sudah bekerja di keluargaku selama 8 tahun. Supir kami memang sangat loyal dan penuh rasa hormat.

"Ini kita kemana dulu Ma?" tanyaku.

"Kita mau ke pinggir pantai nyari seluncuran," jawab mama dengan muka datar.

"Ahhh! Mama bisa aja hahaha," ucapku dengan tawa lepas.

Mama lalu mengajakku untuk cari makan di dekat sini, karena setelah itu kita bakal menghabiskan banyak waktu di area hutan. Kami lalu menuju ke sebuah rumah makan yang menjajakan hidangan lokal. Di dalam, ada beberapa orang yang sepertinya akan mengisi perut mereka sebelum hiking. Aku memesan sup dan jeruk dingin, sementara mama hanya memesan nasi telur dengan sayur dan teh hangat. 

"Kalo misal kita laper pas di tengah hutan, gimana Ma?" tanyaku.

"Yaa kita berburu babi hutan lahh," jawab mama seenaknya.

"Kayak Mama bisa berburu aja," timpalku, "nangkep nyamuk aja ga bisa."

"Itu beda non," balas mama, "yang satu serangga, yang satunya lagi hewan.

"Halah, banyak alesan," celetukku.

Tidak berselang lama kemudian, makanan kami tiba dan kita berdua segera menyantapnya. Selesai makan, kami segera menuju ke halte untuk menunggu kendaraan yang akan membawa kami ke titik kumpul untuk orang - orang yang mau hiking. Tidak hanya kami berdua saja yang menunggu, ada 3 orang cowo yang juga menunggu jemputan. 5 menit kemudian, bis mini yang kami tunggu akhirnya tiba. Kami masuk dan duduk di samping kanan dengan aku duduk di samping jendela, sementara mama di samping kiriku. Bis mini tersebut mulai melaju dan melewati jalanan yang mulai menanjak. Tidak butuh waktu lama bagi bis mini tersebut untuk tiba di lokasi start untuk para wisatawan yang mau hiking.

"Sudah siap non?" tanya mama.

"Siap dong hehehe," jawabku.

Terdapat 3 jalur hiking disini, dan mama memilih jalur yang mengarah ke utara. Aku hanya ngikut aja dari belakang dan kita pun mulai memasuki area hutan. Suasana hutan terasa begitu asri, dengan suara burung dan serangga saling bersahutan.

"Nyaman banget yaa disini," ucapku.

"Gak salah kan mama memilih tempat ini," kata mama dengan ekspresi bangga.

Sambil berjalan, kami juga menatap sekitar, mengamati kumbang yang hinggap di batang pohon, dan bercanda aneh - aneh dengan mamaku yang gaul ini.

"Ehh, non, kamu pernah bayangin misal tiba - tiba muncul monyet dari atas, lalu grepe - grepe badan seksi kita," kata mama.

"Husss!! Jangan ngomong yang aneh - aneh!" ketusku.

"Hahahaha, mama bercanda," ucap mama sambil tertawa lepas.

Kami berdua lanjut menyusuri hutan yang sepertinya jarang dijamah manusia ini. Tanpa terasa, kita berdua telah berada di tengah - tengah hutan.

"Ehh Ma, ini dimana kita?" tanyaku sambil melihat sekeliling.

"Kita udah di area hutan yang masih perawan hehe," jawab mama.

"Gak bahaya nih kita masuk terlalu dalam?" tanyaku dengan agak cemas.

"Santai aja hehehe," jawab mama.

Mama lalu mengajakku masuk lebih dalam dan kami menemukan sebuah gubuk reyot berukuran kecil.

"Lahhh!? Kok ada gubuk di hutan yang katanya masih perawan??" kataku dengan mulut melongo.

"Hmmm ... kalo mama liat, ini gubuk sepertinya sudah lama berdiri disini," ucap mama sembari meraba bagian luar dari gubuk itu.

"Berarti nih hutan udah pernah dijelajahi orang dong," ujarku.

"Bisa jadi sih," kata mama, " toh ini gubuk bisa kita pake buat istirahat," lanjutnya.

Mama lalu masuk ke dalam gubuk yang reyot dan kotor itu, lalu dia mengeluarkan beberapa perlengkapan dari tasnya dan menatanya di lantai gubuk.

"Ayo sini masuk non," panggil mama.

Aku mengangguk dan melangkah masuk ke dalam gubuk itu. Sekelilingnya dipenuhi debu dan di dalam juga agak gelap karena jendelanya hanya ada satu, itupun ukurannya juga kecil. Mama lalu membentangkan terpal tenda di lantai, kemudian kita duduk di atasnya. 

"Dah, kita cuma duduk aja disini?" tanyaku.

"Iyapp, kita duduk - duduk bentar disini," jawab mama, "lagian kita udah berjalan satu jam-an lhoo."

"Iya juga sih," sahutku.

Aku lalu mengeluarkan botol minumku dan meminumnya, sementara mama mengeluarkan camilan dan membagikannya kepadaku.

"Sambil istirahat, mama mau tanya - tanya dong," ujar mama.

"Tanya apa Ma?" tanyaku.

"Kamu udah punya pacar, kan?" tanya mama dengan tatapan genit.

"Ummm, udah," jawabku singkat.

"Kamu udah pernah begituan sama pacarmu belum?" tanya mama dengan senyum penuh arti.

"Yaa gak pernah lahh!!" ketusku, "lagian kita masih kuliah dan belum menikah!"

"Hihihihi, kamu memang anak yang baik," ucap mama sembari menepuk bahuku.

"Apaan sih Mama ini! Pertanyaan kok kayak gitu!" ucapku dengan kesal.

"Hehehehe." Mama hanya tertawa kecil. "Yuk kita tiduran bentar disini, habis itu lanjut jalan."

"Hah!! Masak tiduran di tempat kayak gini??" seruku dengan mata terbelalak.

"Lhaa kamu mau tidur di tengah hutan berarti??" kata mama.

Aku sendiri hanya terdiam mendengar perkataannya mama, dan aku akhirnya menyetujui idenya. Kami lalu berbaring di atas terpal buat hiking dan kita tidur sejenak. Tiba - tiba, aku terbangun karena mendengar suara aneh dari mamaku. Saat aku melirik ke arahnya, betapa terkejutnya diriku saat mendapati seorang pria dengan kulit gelap tengah meraba - raba paha mamaku yang masih memakai celana panjang. Anehnya, bukannya aku berdiri dan menendang pria itu, aku malah masih berbaring dan menonton apa yang dilakukan pria asing tersebut kepada mamaku yang masih terlelap.

"Kamu menikmati yaa melihat ibumu dimesumin begitu?" kata seseorang yang sepertinya berada di kiriku.

Aku terkejut ketika mendapati ada pria lain di samping kiriku. Dia menjamah pipiku dengan tangannya yang kasar dan menatapku dengan senyum menyeringai.

"Ayo berdiri nduk," katanya dengan lembut.

Entah kenapa aku menuruti perkataannya dan beranjak dengan posisi duduk di atas terpal. Aku kembali menyaksikan pria yang ada di depanku meraba - raba perut dan payudara mamaku yang besar.

"Kamu suka yaa melihat adegan di depan?" bisik sosok pria yang ada di belakangku itu.

Aku hanya terdiam dengan perasaan malu seraya menatap adegan mesum yang ada di hadapanku. 

"Perkenalkan, namaku Z," ucap pria yang duduk di belakangku itu, "yang sedang mengerjai ibumu namanya X."

Aku melirik ke belakang dan hanya kubalas dengan senyuman saja. Kemudian, Z menepuk tangannya beberapa kali, dan dari arah pintu, masuklah dua pria lagi yang wajahnya terlihat samar - samar.

"Lahhh!? Siapa lagi mereka??" tanyaku dengan tatapan merinding.

"Mereka tukang las!" jawab Z, "yaa jelas mereka temen - temen saya lahhh!"

"Ta-tapi ... kenapa kamu panggil mereka?" tanyaku sembari menoleh menatap si Z.

"Mau saya ajak main tenis!" jawab Z, "yaa mau saya ajak menikmati ibumu lahh!!"

"Ohhh ...." Aku dengan begonya malah mengangguk - angguk saja.

Pandanganku kemudian beralih ke mamaku lagi, dan kulihat dua pendatang baru itu mulai menggrepe - grepe body seksi mama kandungku sendiri. Pria yang bernama X itu mulai melepas jaket yang dipakai oleh mama, diikuti dengan celananya yang dipelorotkan oleh pria yang satunya.

"Yang sedang melorotin celana ibumu bernama Y," ucap Z, "yang sedang meraba pipi ibumu bernama C."

Ketiga pria mesum itu melucuti pakaian luar mamaku, dilanjutkan dengan BH dan CD hitamnya. Aku dibuat terpana saat melihat vagina mamaku yang sama sekali tidak ada rambutnya. Pria yang bernama Y itu lalu meraba - raba vagina mamaku, membuatnya mendesah dalam tidur, pria berambut gondrong yang bernama X sibuk mengenyot payudara mamaku yang terlihat begitu indah, sementara pria satunya sibuk menciumi pipi mamaku dengan mulut tonggosnya. Tidak lama kemudian, aku melihat mama terbangun. Aku sedikit takut harus berbuat apa jika mama tersadar dirinya tengah dimesumin, sementara anak perempuannya malah diam saja. 

"Waduh gimana nih," bisikku kepada si Z.

"Santai aja," sahut si Z sembari menepuk bahuku.

Mama terlihat kebingungan saat melihat sekitarnya, tetapi dia sama sekali tidak menunjukkan tanda - tanda perlawanan. Dari sisi kanannya, kulihat si C sudah melepas celananya.

"Wahh udah bangun aja nih si cantik," ujar si C, "daripada bingung, sini kulum kontolku."

Pria tonggos itu mengarahkan penis hitamnya ke mulut mama, dan mama tanpa rasa jijik membuka mulutnya dan membiarkan batang hitam besar itu masuk ke mulut mungilnya. Mama terlihat sangat menikmati penis dari pria bernama C itu.

"Gileee!! Enak banget mulut nih cewe!!" seru si C sambil memaju-mundurkan penisnya.

Kedua pria lainnya kemudian juga turut melepas celana mereka dan mulai lanjut mesumin mamaku sendiri. 

"Kamu ndak ikut buka baju juga nduk?" tanya si Z seraya meraba - raba lenganku.

"Buat apa?" tanyaku.

"Biar lebih hot aja," jawab si Z, "kapan lagi ibu dan anak telanjang bareng hehehe."

Entah kenapa, aku menuruti perkataan dari pria yang tidak kukenal itu. Aku perlahan melepas jaket, kaos lengan panjangku, dilanjutkan dengan celana panjangku, dan terakhir BH dan CD-ku yang berwarna merah.

"Wihhh, kamu gak kalah seksi dari ibumu," puji si Z.

Aku hanya tersenyum dengan wajah tersipu. Dalam kondisi telanjang bulat, diriku malah semakin terangsang melihat mamaku yang tengah dicabuli oleh orang - orang tak dikenal ini. Saat ini, si X sedang asik memaju-mundurkan penisnya diantara kedua payudara mamaku yang dia himpitkan ke penisnya, sedangkan si Y sibuk menyodok vagina mamaku dengan kedua jarinya.

"Kok mama diem aja yaa?" pikirku.

Kemudian kurasakan ada yang meremas - remas buah dadaku dari belakang. Bukannya melawan, aku malah diam saja dilecehkan seperti ini.

"Toketmu kenyel juga yaa, besar pula hehehe," ucap si Z.

"Makasih," kataku dengan wajah tersipu.

Pria berwajah agak jelek itu mulai meraba - raba tubuhku, sementara diriku malah asik melihat mamaku yang tengah dicabuli oleh tiga pria tidak dikenal. 

"Jasik!!! Aku mau keluar!!" seru si C sambil mendorong seluruh penisnya masuk ke dalam mulut mamaku.

"Wahhh, kayaknya enak banget mulut nih cewe," ujar si X yang masih asik gesek - gesek penis di belahan payudara mamaku.

"Kamu harus nyobain habis ini," kata si C sembari mengacungkan jempolnya.

Aku lalu beralih ke si Y yang mulai mengambil posisi untuk menyetubuhi mamaku. Pria berwajah gelap itu melebarkan kaki mamaku, kemudian dia arahkan penis besarnya ke liang senggamanya mama. Aku jadi panas-dingin melihat penis dari si Y yang mulai ditempelkan di bibir vagina mamaku, kemudian perlahan masuk ke dalam. Kulihat mama memejamkan matanya sambil menggigit bibirnya, menikmati lubang vaginanya dimasuki oleh penis dari seorang pria yang bukan suaminya.

"Akkkhhh!!" jerit mama saat si Y menghentakkan pinggulnya, membuat penisnya masuk seutuhnya ke liang kenikmatannya mama.

Kemudian kurasakan tangan kanannya si Z meraba - raba vaginaku yang berbulu tipis.

"Wuihhh udah basah hehehe," kata si Z.

"Gimana gak basah kalo pemandangan di depanku menggairahkan," ucapku.

"Hehehe, itu namanya normal," kata Z, "ohh yaa nduk, kamu masih perawan yaa?" tanyanya kemudian.

"Kok tau??" tanyaku balik.

"Tau dong hehehe," jawab si Z, "kalo masih perawan, gak akan aku garap."

"Ternyata kamu baik juga yaa," kataku dengan pipi tersipu.

"Meskipun kita mesum, kita gak akan pernah ngentotin wanita yang masih perawan," ujar si Z, "kalo udah gak perawan, kamu bakal aku genjot disini hehehe."

Aku kembali lanjut melihat mamaku yang sedang menikmati disetubuhi oleh si Y. Tubuhnya terlihat bergoyang - goyang akibat disodok dengan keras oleh si Y.

"Mulutnya dari tadi nganggur, aku entot aja deh," kata si X sembari menyodorkan penisnya ke mulutnya mama.

Mama dengan senang hati membuka mulutnya dan si X langsung menyorongkannya sampai masuk semua. Aku menjadi makin terangsang melihat mamaku tengah disetubuhi oleh dua pria berwajah gak jelas. 5 menit berlalu, dan si Y mencabut penisnya dari vagina mama.

"Oyy, kamu cobain deh, aku mau nyobain toket besarnya," kata si Y kepada si C.

"Siappp!!" sahut si C.

Si C mengarahkan penisnya ke liang senggamanya mama, dan hanya dengan sekali hentakan, penisnya langsung tenggelam ke dalam vaginanya mama.

"Asem!!! Sempit banget!!" seru si C.

Sekarang ini, mamaku yang masih cantik dan seksi tengah dikerjain oleh tiga pria secara bersamaan. Si Y terdengar melolong dengan keras dan dia menyemburkan maninya di atas buah dada mamaku yang indah.

"Gilaa!! Enak banget nih toket," kata si Y.

"Cok!! Aku mau keluar juga!!" seru si X sambil menjambak rambut panjang mamaku.

Vaginaku berkedut - kedut menyaksikan mamaku diperlakukan seperti pelacur rendahan. Kayaknya aku sudah gila ini. Setelah si X mencabut penisnya, mama mulai mendesah seperti wanita binal.

"Lihat, ibumu benar - benar seorang lacur sejati," kata si Z yang masih meraba - raba tubuh telanjangku.

"Ohh yeahhhh ... entotin aku, ohhhh ... ahhhh ... lebih keras ...," desah mamaku.

"Aku mau keluar juga!! Rasakan nih pejuku!!" seru si C.

"Aku juga mau keluaaaaarrrrrrr!!!" seru mamaku.

Mereka berdua orgasme secara bersamaan, diiringi dengan tepuk tangan dari si Y dan si X. Mama dan ketiga pria itu beristirahat sejenak. Mama menatapku dengan tatapan mesum, membuatku jadi malu - malu.

"Okee, sekarang giliranku," kata si Z sambil beranjak berdiri.

Si Z lalu menghampiri mamaku yang masih terbarin bugil, kemudian menepuk pahanya.

"Ayo bangun!" ucap si Z.

Mamaku langsung beranjak berdiri, kemudian si Z memegang bahunya, lalu mendorongnya sampai mendempet ke dinding gubuk yang kotor. 

"Ayo pantatnya agak ditunggingin!" ucap si Z sambil menampar pantat mamaku.

Mama mendesah kecil dan sedikit menaikkan pantatnya. Aku lalu berdiri untuk melihat lebih dekat bagaimana si Z akan menyetubuhi mamaku. Pria dengan wajah yang tidak terlalu jelas itu lalu mengarahkan penisnya yang besar dan berurat itu ke vaginanya mama.

"Rasakan ini!!" seru si Z sambil mendorong penisnya kuat - kuat.

"Akkkhhhh!!!" Mama menjerit dengan wajah mesum.

Ketiga pria yang lain langsung bersorak sambil tepuk tangan saat si Z berhasil menenggelamkan seluruh penisnya ke dalam liang kenikmatan mama kandungku. Aku sendiri malah menggesek - gesek vaginaku saat melihat adegan tersebut.
Si Z mulai menyetubuhi mamaku dengan kasar, dan kulihat mama sangat menikmati digenjot dengan kasar seperti itu. Tanpa kusadari, aku mulai meremas - remas payudaraku sembari menggosok - gosok vaginaku yang basah kuyup.

"Ahh ... ahhhh ... ohhh ... a-aku ma-mau keluaarr ...," racau mama.

"Hehehe, ayo cepet keluarin," kata si Z.

Kulihat ada cairan yang menetes begitu banyak dari vaginanya mama, sebagian mengalir melewati pahanya. Aku yakin mama pasti mendapatkan orgasme yang dahsyat. Si Z masih terus menyodok mamaku dengan penuh semangat, sembari meremas pinggulnya yang seksi. 

"Hebat bener nih kawan kita," ucap si C.

"Jelas itu," sahut si Y, "nih lacur bakal keluar dua kali huahahaha."

Apa yang diucapkan si Y menjadi kenyataan. Baru beberapa menit mama orgasme, dia sudah melolong pertanda mau orgasme lagi.

"Sialan, aku juga mau keluar!" seru si Z.

Si Z mencengkeram erat pantat putih mamaku dan dia meracau gak jelas. Setelahnya, dia mencabut penisnya yang mengkilap karena berlumuran cairan cinta dari mamaku. Si Z kembali ke tempat dimana dia duduk, sementara mama terjatuh berlutut di tempat dimana dia berdiri. Tubuhnya penuh dengan keringat, yang malah membuatku makin panas-dingin. Sepertinya aku sudah gila terangsang dengan tubuh telanjang mamaku yang penuh keringat, padahal aku sendiri juga perempuan.

"Nduk, kamu ambilkan minum buat ibumu," perintah si Z.

Aku menurutinya dan mengambil botol minum yang ada di tas hiking mamaku. Kuberikan botol itu kepada mama, dan mama langsung meminumnya sampai ada yang mengalir keluar dari mulutnya. Si C kemudian menghampiri mamaku dan meminta di untuk menungging.

"Nduk, kamu juga ikut nungging berhadapan dengan ibumu," perintah si Z.

Seperti kerbau yang dicucuk, aku menuruti kata - katanya dan menungging di lantai. Wajah kami saling berhadapan dan aku perhatikan, mama tersenyum dengan tatapan kosong.

"Ahhh ...." Aku terkejut ketika ada yang menjamah selangkanganku.

"Akhhh!" Mama tiba - tiba mendesah cukup keras.

Saat kulihat, rupanya si C sedang menyodok mamaku dari belakang. Dengan posisi seperti ini, aku bisa melihat dengan jelas wajah binal dari mamaku sendiri.

"Ayo, sekarang kalian berdua saling berciuman," perintah si Z.

"Hah!?" Aku menoleh ke belakang, terkejut dengan apa yang diucapkan oleh pria gak jelas itu.

Tiba - tiba, kurasakan ada yang menyentuh pipiku, kemudian memalingkan wajahku ke depan. Rupanya mamaku yang menyentuh pipi kiriku, dan dia tersenyum menatapku. Entah kenapa aku mulai merasakan dorongan untuk mencium bibirnya yang mungil dan seksi itu. Dengan perlahan, aku merangkak ke depan hingga bibir kita akhirnya saling bersentuhan. Kami pun mulai berciuman layaknya sepasang kekasih yang sedang dilanda hawa nafsu. Dari belakang, si Z sibuk menggosok - gosok vaginaku sembari meremas - remas pantat montokku, sedangkan mama masih digenjot dengan buas oleh pria tonggos bernama C itu.

"Seru juga yaa liat ibu dan anak saling ciuman kayak gitu," ucap si Y.

"Adegan kayak gini malah bikin aku sange lagi hehe," kata si X dengan penisnya yang mulai tegak lagi.

Si Y dan X lalu menghampiri si C dan meminta dia menghentikan aktivitasnya.

"Yahhh, padahal lagi enak - enaknya ini," kata si C dengan wajah kecewa.

"Kita juga pengen ngentotin nih cewe, jangan kamu doang lahhh!" protes si Y.

Bukannya kesal, aku malah semakin beringas memagut bibir mamaku saat mendengar perkataan si Y yang merendahkan mama kandungku. Si C mencabut penisnya dari vagina mamaku, kemudian si Y dan X menarik mamaku untuk berdiri, sementara diriku masih setia menungging.

"Ayo sekarang kamu duduk di pangkuanku," perintah si Z kepadaku.

Aku menurutinya dan duduk di atas pangkuannya. Aku dapat merasakan sebuah benda tumpul yang keras menempel di punggungku. Si C memposisikan dirinya berbaring di atas terpal, kemudian meminta mama untuk memasukkan penisnya ke dalam vaginanya. Mama tersenyum sambil menurunkan badannya dengan perlahan. Dia arahkan penis hitam dan besar itu ke bibir vaginanya yang terawat itu, dan setelah pas, mama menurunkan pinggulnya hingga penis itu tenggelam di dalam liang kenikmatannya.

"Ouhhhh ... enak banget cok!!" seru si C.

Si Y kemudian menatap ke arahku dan bertanya, "Nduk, mau tanya. Bool ibumu pernah dientot gak?"

"Yaa gak tau lahh," jawabku.

"Hmmmm ... aku cek dulu deh," kata si Y.

Pria gaje itu membuka sedikit belahan pantat mamaku yang masih asik bergoyang di atasnya si C. Dia lalu memasukkan satu jarinya ke lubang pantat mama, dan hal itu membuat mamaku makin mendesah.

"Wahh sempit banget. Ini sih udah pasti masih perawan," kata si Y dengan girang.

Si Y kemudian mengambil posisi di belakangnya mama. Dia lalu mendorong punggungnya, kemudian dia arahkan penisnya ke lubang pantatnya mama. Aku menjadi salah tingkah saat menatap penis si Y yang perlahan mulai masuk ke lubang anus mamaku. Aku perhatikan mama seperti menahan sakit dan nikmat saat lubang anusnya dimasukin sebuah penis yang hitam dan besar. Si Y kemudian mendorong setengah penisnya masuk ke dalam pantat mamaku, membuat dia menjerit keenakan.

"Gimana? Menarik bukan melihat dua lubang ibumu dientot?" kata si Z sembari meraba - raba perutku.

Aku hanya terdiam dengan kedua mataku melihat bagaimana mamaku digenjot secara bersamaan oleh dua pria berkulit gelap. Kemudian si X berdiri dan menampar - namparkan penisnya ke pipi mamaku.

"Tuh mulutnya nganggur, bisa kamu entot," kata si Y.

Si X mencengkeram kedua pipinya mama, kemudian dia sorongkan penisnya ke mulut mama. Bukannya marah, aku malah makin terangsang melihat semua lubang di tubuh mamaku sekarang dijejali oleh penis. Selama 5 menit-an mamaku disetubuhi oleh tiga pria secara bersamaan, kemudian si X meminta tukar posisi.

"Wokeee, aku pindah ngentotin memek nih cewe," ucap si Y.

"Aku brarti nyodok mulutnya yaa," ujar si C.

"Sipp, aku dapet boolnya," kata si X sembari mencabut penisnya dari mulut mama.

Mereka meminta mamaku berdiri, kemudian si Y berbaring dengan penis mengacung. Mama segera mendudukinya, diikuti dengan si X yang langsung memasukkan penisnya ke anus mamaku, dan terakhir si C yang menjejali mulut mamaku dengan penis.

"Tolong gosok - gosok vaginaku dong," pintaku kepada si Z.

"Dengan senang hati nduk hehehe," kata si Z.

Kedua tangan kasar si Z mulai menggosok - gosok bibir vaginaku dengan bertenaga. Tanganku sibuk meremas - remas payudaraku sendiri menikmati tontonan menarik yang ada di depanku, dengan mamaku sebagai bintang utamanya.
Ketiga pria itu kembali ganti posisi untuk mencoba setiap lubang di tubuh mamaku.

"Nih lacur udah orgasme belum yaa?" tanya si Y.

"Kayaknya udah dua kali deh," jawab si C.

"Perasaan udah tiga kali deh," celetuk si X.

"Dah kita lanjut garap nih cewe sampe kita lemes huahahahaha," kata si Y dengan tawa lepas.

"Setuju!!" seru si C dan X.

Menit demi menit berlalu, ketiga pria jelek itu masih bersemangat menggangbang mamaku, belum ada tanda - tanda mereka mau selesai.

"Apa ndak capek mereka genjot mamaku sampe bermenit - menit gitu?" tanyaku kepada si Z.

"Ohhh jelas tidak dong," jawab si Z, "kan kita pria tangguh hehehe."

Berselang dua menit kemudian, si Y mulai menunjukkan tanda - tanda mau orgasme.

"Jasik!! Aku mau keluar!!" serunya seraya menekan dalam - dalam penisnya ke lubang anus mamaku.

Wajahnya terlihat sangat menikmati saat menyemburkan maninya ke dalam pantat mamaku. Dia lalu mencabut penisnya dan ambruk ke belakang. Si C yang asik menyodok mulut mamaku juga turut mencabut penisnya. Sepertinya dia juga sudah orgasme. Sekarang tersisa si X yang masih menikmati goyangan binal dari mamaku.

"Sialan!! Aku mau keluar juga!!" seru si X sembari menghentak - hentakkan pinggulnya ke atas.

Mama memejamkan matanya saat si X sedang menumpahkan maninya ke tempat dimana dulu aku lahir. Setelahnya, dia menggulingkan tubuh mama ke samping kiri, dan aku bisa melihat wajah puas dari mamaku. Aku mendekatinya dan meraba perut beserta dengan payudaranya yang penuh dengan keringat.

"Baiklah, tugas kami sudah selesai," ucap si Z yang telah mengenakan kembali celananya, "yuk kita balik."

"Wokee!" seru si Y, "sampai ketemu lagi hehehe."

Keempat pria asing itu pergi meninggalkan kita begitu saja. Aku kembali menatap mamaku, dan kulihat dia malah tertidur. Melihatnya tertidur dengan pulas, membuatku merasa ngantuk juga. Aku lalu berbaring di sampingnya mama dan ikut tertidur juga. Aku membuka mataku dan baru kusadari apa yang telah aku lakukan tadi.

"Aku pasti sudah gila tadi," kataku.

Aku lalu meraba badanku dan aku terkejut karena aku berpakaian lengkap, padahal aku tadi tertidur dalam kondisi telanjang bulat. Aku lau menatap samping kananku dan kudapati mama tertidur dengan pakaian lengkap juga.

"Apa tadi itu mimpi yaa?" gumamku.

Aku mencoba meraba - raba selangkanganku, dan tidak kutemukan tanda - tanda basah di area vaginaku. Aku lalu iseng mencoba mengecek tubuh mamaku dengan cara melihat sekilas area payudara dan mulutnya. Aku tidak menemukan tanda - tanda telah disetubuhi oleh keempat pria tadi.

"Sepertinya mimpi deh," ucapku, "tapi kenapa mimpinya harus kayak gitu!"

Tidak berselang lama, mamaku terbangun dengan raut wajah bahagia. "Tidurku nyenyak banget hihihi."

"Iyakah?" tanyaku.

"Iyapp," sahut mama dengan senyum ceria.

Kita lalu beres - beres, kemudian kita memutuskan kembali ke titik keberangkatan karena hari mau sore. Sepanjang berjalan, aku tidak banyak bersuara karena masih kepikiran dengan mimpi anehku itu.

"Kok kamu diem aja? Ada sesuatu kah?" tanya mama.

"Ehh!? Ummm, enggak kok," jawabku dengan salah tingkah.

Mama tersenyum kepadaku sambil mengangguk - angguk. Tidak lama kemudian, kami tiba di titik awal untuk hiking, lalu kami naik bis mini untuk kembali ke tempat dimana kami akan dijemput oleh supir kami. Setibanya di area kota, supir kami telah menunggu dan menyambut kita berdua.

"Bagaimana hikingnya tadi?" tanya supir kami.

"Seru banget hihihihi," jawab mama dengan penuh semangat.

Melihat ekspresinya aku malah jadi agak curiga. Selama di mobil, aku juga lebih banyak diam, sementara mama terlihat riang gembira. Ketika tiba di rumah, aku langsung menuju ke kamarku dan segera kukunci pintunya. Kulepas seluruh pakaianku dan segera aku mandi untuk membersihkan badanku. Malamnya, mama terlihat masih bergembira, bahkan membuat papa dan adikku kebingungan.

"Gak biasanya mama bisa gembira kayak gini," kata adikku.

"Mama emang ceria, tapi lagi kali ini ceria seperti ini," ucap papa, "bikin papa juga ikut senang."

"Hihihihihi." Mamaku hanya tertawa kecil menanggapinya.

Sekitar jam 10 malam, aku masih berbaring di kasur sambil liat - liat IG. Tiba - tiba, seseorang mengetuk pintu kamarku. Aku beranjak berdiri dan membuka pintu.

"Halo non, kamu masih belum ngantuk kan?" tanya mama, "mama mau ngobrol sebentar."

Aku agak terkejut melihat mama mendatangi diriku dengan hanya memakai jubah buat tidur. Aku persilahkan dia masuk, dan mama langsung berbaring di ranjangku.

"Ayo sini tiduran di samping mama," kata mama dengan senyum mencurigakan.

Aku masih terdiam dengan penuh kebingungan, yang jelas ajakannya terlihat sangat mencurigakan.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar