Kamis, 30 Mei 2024

Cerita Seks Boneka Teddy Bear yang Aneh part 2

 POV mama

Malam kedua akhirnya tiba, aku menunggu jam yang tepat supaya Glenn tidak curiga. Sekitar jam 10, aku cek apakah di luar sudah sepi.

"Sipp, Glenn sudah di kamarnya," gumamku.

Segera kukunci pintu kamarku dan aku berpaling menatap si teddy dengan wajah mesum. Aku matikan lampu kamar, dan kuganti dengan lampu tidur yang lebih remang - remang. Aku mulai melepas kaos dan hot pants-ku, menyisakan BH dan CD-ku saja. Aku menghampiri si teddy bear yang duduk di pinggir ranjang, kemudian aku berlutut di depannya.

"Wihh, udah tegang aja. Sini aku kulum," kataku dengan mesra.

Aku belai penis lembut itu, kemudian aku jilat batang besar itu. Aku lalu memasukkan penis si teddy ke dalam mulutku. Aku sedot - sedot sambil aku maju-mundurkan di dalam mulutku. Kedua tangan si teddy berada di atas kepalaku dan dia sedikit mendorong - dorong kepalaku agar penisnya masuk lebih dalam ke tenggorokanku. Sepertinya aku sudah tau bagaimana caranya memberikan oral seks, terlihat dari diriku yang sudah tidak terbatuk - batuk lagi. Setelah lewat sekitar 5 menit, aku menyudahi mengulum penisnya. Aku lalu berdiri, melepaskan pakaian dalamku, dan sekarang aku berdiri di depan si teddy dengan tubuh telanjang bulat. Aku menghampiri si teddy, lalu kuposisikan diriku untuk duduk di atas pangkuannya seraya menggenggam penisnya. Aku arahkan penisnya ke vaginaku yang sudah basah, dan penis besar itu perlahan masuk ke dalam liang senggamaku.

"Ahhhhhh ...," desahku.

Aku diamkan sejenak penis si teddy yang telah menancap seutuhnya di dalam liang kenikmatanku. Setelahnya, aku mulai menggoyangkan pinggul diikuti dengan melakukan gerakan naik turun. Si teddy memelukku dengan erat, membuat aku semakin bernafsu menggenjot penisnya. Hanya dalam waktu 3 menit, tubuhku sudah penuh dengan keringat. AC di kamarku tidak mampu untuk mendinginkan badanku yang hangat karena persenggamaan aneh ini. Semenit kemudian, aku mendapatkan orgasme dahsyat, sampai cairan cintaku muncrat seperti air terjun. Aku menghentikan goyanganku karena badanku terasa lemas. Si teddy lalu membaringkan badanku di atas kasur dan dia memberiku kesempatan untuk beristirahat. Setelah aku mulai mendapatkan energiku kembali, si teddy memposisikan diriku menungging.

"Mau ngeseks pake gaya anjing yaa?" kataku dengan nada genit.

Si teddy meraba - raba pinggul dan pantatku, lalu dia meraba bibir vaginaku yang basah kuyup.

"Ayo cepet masukin," pintaku.

Boneka teddy itu menghentikan aksi merabanya, lalu kurasakan benda keras nan lembut menempel di vaginaku, dengan sekali dorongan, penis 18 cm itu masuk seluruhnya ke dalam liang senggamaku. Aku mendesah panjang menikmati penis besar dari si teddy yang masuk dengan mudahnya ke dalam vaginaku. Dia kemudian menggenjotku dengan kasar, membuat badanku berguncang hebat ke depan. Baru kali ini aku merasakan kalau seks bisa se-nikmat ini, hanya saja kenapa aku mendapatkannya dari sebuah boneka yang misterius, tapi karena sudah terlanjur keenakan, yaa udah lah hihihi. Baru beberapa menit digenjot, aku kembali mendapatkan orgasme yang sangat nikmat. Si teddy menghentikan genjotannya dan mendiamkan penisnya di dalam vaginaku. Setelah aku selesai orgasme, dia mencabut penisnya dari vaginaku dan berbaring di sampingku. Si teddy memberikan gestur untuk aku juga berbaring di sampingnya.

"Baiklah," sahutku.

Aku berbaring di sampingnya seraya memeluknya seperti aku memeluk suamiku. Rasanya empuk dan hangat, membuat aku merasa tidak kesepian lagi. Si teddy mengelus badanku dengan lembut, memberikan sensasi nikmat kepadaku. Sekitar satu menit kemudian, si teddy beranjak dan dia memposisikan diriku telungkup, kemudian menarik pantatku untuk menungging.

"Mau doggy style lagi?" tanyaku.

Si teddy mengangguk dengan pelan. Aku kembali mengambil posisi menungging, dan si teddy berjalan pelan menuju ke belakangku. Dia menggosok - gosokkan tangannya di belahan pantatku, lalu dia membukanya sedikit. Aku bisa merasakan hidungnya ditempelkan di bongkahan pantatku, yang kemudian dia pindahkan ke belahan pantatku, lalu menggesekkannya di sana.

"Ayo cepet sodok aku," pintaku.

Kemudian, aku merasakan benda keras nan lembut digesek - gesekkan di belahan pantatku, lalu benda itu menempel di lubang pantatku.

"Bentar, kamu mau masukin ke pantatku? Aku belum pernah main disitu," kataku dengan nada panik.

Si teddy meraba pelan bongkahan pantatku, seolah dia memberitahuku untuk tenang dan tidak perlu panik. Aku akhirnya hanya bisa pasrah setelah dia cukup lama mengelus bongkahan pantatku yang montok.

"Pelan - pelan yaa," ucapku.

Si teddy mengangguk, lalu dia dorong penisnya pelan - pelan menyeruak lubang anusku yang masih perawan. Aku meringis menahan sakit saat kepala penis si teddy masuk ke dalam lubang pantatku. Rasanya pantatku seperti mau dibelah dua. Aku membenamkan kepalaku ke bantal untuk membantuku menahan rasa sakit akibat penetrasi dari penis besar si teddy. Tidak lama kemudian, aku bisa merasakan tubuh si teddy menempel di pantatku, menandakan kalau penisnya sudah masuk semua ke dalam anusku. Aku tidak percaya bisa menerima semua penisnya di dalam lubang anusku. Si teddy menarik penisnya perlahan, kemudian mendorongnya kembali, memberikan sensasi sakit dan nikmat kepadaku. Perlahan, aku mulai merasakan kenikmatan anal seks setelah dinding anusku mulai terbiasa dengan penisnya si teddy.

"Agak cepetan dikit yaa," pintaku.

Si teddy mulai mempercepat genjotannya, dan itu membuatku mendesah dengan binal. Sungguh suatu kenikmatan yang membuatku seperti melayang - layang di udara. Berselang semenit kemudian, si teddy mencabut penisnya dari lubang pantatku, lalu dia tancapkan ke vaginaku yang sudah banjir cairan cinta. Aku tidak tahu berapa lama kita bercinta. Yang aku tahu, aku mengalami orgasme sampai 4 kali dan si teddy menggenjot vagina dan pantatku secara bergantian. Tidur malamku sangatlah nyenyak akibta persetubuhan dahsyat ini. Hampir setiap malam, aku selalu bersenggama dengan si teddy, dan selalu berakhir dengan sprei-ku yang basah kuyup. Tapi ada satu malam dimana si teddy tidak menyetubuhiku, tapi aku tidak memaksanya, mungkin dia sedang kecapekan.

"Bentar, emang boneka bisa kecapekan?" pikirku.

Suatu hari, temanku menanyaiku bagaimana servis dari si teddy. Aku menjawab kalau aku sangatlah menikmatinya, bahkan rasa kesepianku sudah lenyap dari pikiranku. Dia lalu menawariku untuk membeli boneka teddy lagi, untuk memberikan pengalaman yang lebih nikmat. Satu teddy aja sudah membuatku nyaris pingsan, apalagi dua teddy, bisa habis nih badanku digarap semalaman. Memikirkannya saja membuat vaginaku jadi basah. Tanpa berlama - lama, aku mengiyakan dan membeli boneka teddy baru. Aku memilih yang warna putih dan temanku bilang kalau pesananku akan tiba dalam dua hari. Jadi gak sabar aku menantikannya hihihihi.

Bersambung.... 

Sabtu, 25 Mei 2024

Cerita Seks Boneka Teddy Bear yang Aneh part 1

 POV Glenn

Aku hanyalah pemuda biasa berumur 19 tahun. Namaku Glenn dan saat ini aku sedang sibuk - sibuknya kuliah. Karena kampusku berada di kota kelahiranku, jadi aku gak perlu kost dan bisa tinggal di rumah orangtuaku. Di rumah, aku hanya tinggal bersama dengan mama saja. Kedua kakakku kerja dan kuliah di luar kota, sementara papaku sibuk ngurus kerjaan di luar kota. Hari ini, aku sedang duduk - duduk di sofa seperti orang bego. Dari luar, aku mendengar suara pintu gerbang dibuka, menandakan mamaku baru pulang dari shopping-nya. 

"Halo Glenn, kamu lagi ngapain?" tanya mama.

"Lagi ngalamun," jawabku.

"Jangan kebanyakan ngalamun," kata mama, "mending kamu jalan - jalan atau belajar."

"Iya," sahutku.

Saat aku menoleh untuk sekedar melirik ke belakang, aku terkejut melihat mama membawa boneka teddy bear berukuran besar.

"Lahh!? Beli dimana tuh boneka teddy?" tanyaku.

"Beli dari temennya mama," jawab mama.

"Ohhh." Aku hanya mengangguk saja.

Saat kuperhatikan, aku merasakan hawa yang aneh dari boneka teddy bear itu, seolah dia hidup. Aku kembali lanjut menonton TV sambil tiduran di sofa, sedangkan mama lanjut pergi kembali. Beberapa menit setelah mama pergi, entah kenapa aku jadi penasaran dengan boneka teddy itu. Aku lalu menuju ke kamarnya mama dan kulihat boneka itu tergeletak di atas kasurnya.

"Beli boneka sebesar ini buat apa coba? Buat kelonan, kah?" gumamku.

Boneka teddy tersebut tingginya hampir setara denganku, permukaannya terasa begitu halus.

"Pasti harganya mahal," kataku.

Tiba - tiba, kepala dari boneka teddy itu bergerak ke samping kanan. Aku langsung melompat ke belakang karena kaget.

"Apa itu tadi?? Kok kayaknya bergerak sendiri itu tadi ...," kataku.

Aku lalu berlari kecil keluar dari kamar mama dan papa, lalu kembali ke ruang keluarga. Sore dan malamnya, aku lebih banyak menghabiskan waktu di kamarku untuk main game dan membuat meme yang akan ku-upload di sebuah web. Entah kenapa, aku jadi teringat dengan boneka teddy bear yang aneh tadi. 

"Cuma perasaanku saja mungkin," gumamku.

Karena haus, aku ke luar dari kamar dan berjalan menuju ke dapur. Aku sedikit terkejut mendapati mama duduk di kursi meja makan dengan mengenakan jubah tidur.

"Kok mama belum tidur?" tanyaku.

"Sebenarnya mama udah tidur tadi, cuma mama terbangun karena boneka teddy yang mama beli tadi, tiba - tiba berada di sampingnya mama," jawab mama, "mungkin terguling karena gak sengaja aku senggol."

Jika aku tidak melihat keanehan dari boneka itu, mungkin aku gak akan merinding mendengar ceritanya mama.

"Mending bonekanya disingkirin aja," usulku.

"Yaa jangan dong, lagian mama beli itu boneka biar bisa nemenin mama tidur," timpal mama.

"Yaa udah deh," kataku sambil berjalan menuju ke kulkas.

Setelah minum, aku kembali ke kamar meninggalkan mamaku yang masih duduk - duduk di meja makan.

Aku lanjut mengerjakan kerjaanku sampai jam 10 malam, lalu aku tidur di kasurku yang empuk. Besok paginya, aku terbangun di jam 5 pagi. Saat aku turun, aku menjumpai mama yang rambutnya acak - acakan.

"Lahh!? Kok gak sisiran?" tanyaku.

"Lagi gak mood aja," jawabnya dengan senyum tipis.

Gak biasanya mama bangun tanpa menyisir rambutnya. Bodo lahh, aku gak mau mikirin lebih jauh. Aku ada kelas jam 9, jadi aku tidak terlalu terburu - buru untuk sarapan dan mandi. Selesai sarapan, aku kembali ke kamar untuk sekedar main HP sambil menunggu waktu. Entah kenapa, saat melihat kamarnya mama, aku jadi penasaran ingin masuk ke dalamnya. Kulihat kamarnya terbuka sedikit, lalu aku mengintip ke dalam, mencari boneka teddy bear-nya mama.

"Ohhh, itu dia," kataku.

Boneka teddy berukuran besar itu berada di tengah ranjang dengan posisi telentang. Aku lalu masuk ke kamarnya mama untuk melihatnya lebih dekat.

"Hmmm ... mungkin ini cuma boneka biasa," ucapku.

Aku lalu melihat ke sisi lain secara sekilas, dan saat aku berbalik untuk melihat boneka itu lagi, aku terkejut mendapati posisi tangan kanannya yang berubah. 

"Hahh!? Bukannya tadi tangannya terentang ya??" kataku, "kok sekarang berada di atas dadanya??"

Sepertinya itu boneka memang ada yang aneh deh, tapi keanehannya sulit untuk dijelaskan. Aku menatap boneka itu cukup lama, dan tidak ada pergerakan sama sekali.

"Apa cuma perasaanku yaa? Sepertinya aku kebanyakan liat foto cewe, jadinya aku konslet begini," ujarku.

Aku lalu kembali ke kamarku buat persiapan berangkat ke kampus. Siangnya, aku kembali ke rumah sejenak untuk mengambil flashdisk yang ada di kamarku. Seperti biasa, rumah kosong karena mama sedang bekerja. Ketika aku sudah mengambil flashdisk dari kamarku, aku kembali penasaran dengan boneka teddy itu. Aku kembali menuju ke kamarnya mama, dan perlahan aku buka pintunya. Kulihat boneka itu berada di atas ranjang dengan posisi duduk disandarkan di dipan kasur.

"Kalo ini pasti mama yang naruh disitu," kataku.

Aku lalu keluar dari kamarnya mama dan lanjut pergi menemui temanku. Saat aku menutup pintu, aku mendengar suara seperti orang yang terjatuh ke ranjang.

"Apaan itu?" kataku.

Tapi karena aku teringat dengan janji sama teman, aku tidak menghiraukannya dan langsung menuju ke mobilku. Aku yakin sekali itu pasti dari boneka teddy tersebut. 

"Sepertinya ada sesuatu yang gak beres," kataku dalam hati.

Sekitar jam 3 siang, aku kembali ke rumah. 

"Mama pulang sekitar jam 5, jadi aku bisa mengecek tuh boneka teddy," kataku.

Yang pertama aku lakukan adalah ganti pakaian dulu, setelah itu aku langsung menuju ke kamarnya mama. Kulihat boneka tersebut masih berada di tempat yang sama.

"Trus tadi itu suara jatuh darimana coba," gumamku seraya menatap boneka itu.

Kalau kuperhatikan, memang gak ada yang aneh, tapi aku diselimuti rasa merinding saat menatap boneka itu.

"Apa karena aku tatap, dia jadi diem aja?" kataku dalam hati.

Sepertinya emang gak mungkin dia bakal gerak kalo aku awasi. Aku mencoba memikirkan sebuah ide untuk bisa memergoki dia bergerak. Aku lalu berjalan ke luar, dan aku tutup pintunya tidak sampai penuh. Aku mengintip dari celah pintu, sapa tau dia gak tau kalo aku ngintip dari balik pintu. 10 menit berlalu, tidak ada tanda - tanda pergerakannya.

"Apa jangan - jangan memang boneka biasa yaa? Sepertinya gak mungkin. Atau mungkin dia tau kalo aku ngintip dari balik pintu," kataku dalam hati.

Aku tiba - tiba kepikiran untuk menggunakan sebuah kamera pengintai. Tapi kebetulan aku gak punya, jadi yaa harus beli dulu. Aku kembali ke kamarku untuk mengecek kamera pengintai di olshop.

"Aku harus cari yang bisa disembunyikan dan terlihat tidak mencurigakan," kataku dalam hati.

Setelah mencari - cari, akhirnya kutemukan kamera pengintai yang cocok dan harganya juga terjangkau. Butuh sekitra 4 hari untuk tiba di rumahku. Sekitar jam 5 sore, mama tiba di rumah dengan wajah lelah.

"Gimana kuliahmu hari ini?" tanya mama.

"Yaa begitulah hehe," jawabku.

Mama langsung menuju ke kamarnya untuk mandi. Aku jadi kepikiran, jangan - jangan mama juga gak tau kalo tuh boneka teddy sepertinya ada unsur ghoib-nya. Saat makan malam, aku iseng bertanya ke mama apakah ada keanehan dengan boneka itu.

"Yaa jelas gak ada lahh, kan itu cuma boneka," kata mama.

"Yakin gak pernah denger suara atau mergokin tuh boneka bergerak?" tanyaku.

"Enggak," jawab mama, "kok kamu tiba - tiba tanya kayak gitu sih?"

"Kayaknya tuh boneka teddy ada yang gak beres deh," ujarku.

"Hahahaha, kamu kebanyakan berkhayal deh," ucap mama, "dah lahh, kamu fokus dengan kuliahmu aja."

Mama lalu membereskan meja dan memintaku untuk membantu dia cuci piring. Saat aku sudah di kamar, aku berbaring sambil memikirkan tentang boneka teddy itu. 

"Masak mama juga gak tau kalo ada yang aneh dengan boneka itu," gumamku.

Karena kesal sendiri, aku memutuskan main game supaya pikiranku bisa teralihkan dari boneka aneh itu. Aku bermain sampai jam 9 malam, setelah itu aku lanjut membuka laptop untuk mencicil tugas. Sekitar jam 10 malam, aku keluar dari kamar untuk mengambil minum. Aku berdiri terdiam saat menatap kamarnya mama. Ingin sekali aku mencoba mengintipnya, tapi aku tau kalau mama ada di dalam sana. 

"Apa aku mencoba menguping aja yaa," pikirku.

Aku iseng mendekati kamarnya mama dan mencoba menguping dari balik pintu kamarnya. Tidak terdengar apapun dari dalam.

"Sepertinya mama sudah tidur," gumamku, "dah lahh, aku mending ke dapur aja."

Aku lalu mengambil minum di dapur dan kembali lagi ke kamarku. Selama 4 hari menunggu, aku selalu mencari - cari kesempatan untuk mencari bukti kalau boneka teddy itu memang memiliki keanehan, tapi selalu berujung dengan kegagalan. Setiap kali aku bertanya ke mama, dia selalu bilang kalo tuh boneka gak kenapa - kenapa. Meskipun begitu, aku merasa lega ketika kamera pengintai yang aku pesan akhirnya tiba.

"Dengan ini, aku bisa mengungkap kebenaran di balik boneka itu," kataku dengan senyum menyeringai.

Kebetulan jam sedang berada di angka 2, jadi aku bisa masuk ke kamarnya mama dengan bebas. Kubuka perlahan pintu kamarnya, kudapati tuh boneka dalam posisi telungkup. Karena ini kamera wireless, jadi aku hanya perlu meletakkannya di posisi yang pas. Sambil mencari spot yang pas, aku juga terus melirik tuh boneka, sapa tau dia bergerak atau mencoba mengintip aku. 

"Aku taruh sini saja, hehehe," gumamku.

Aku lalu berjalan menuju ke pintu, tentu saja sambil mataku tertuju ke boneka itu. Aku yakin dia diam - diam saja karena aku terus menatapnya. Aku langsung menuju ke kamar dan kucoba kuhubungkan dengan HP-ku.

"Mantap, terhubung ...," kataku dengan girang.

Kamera kuarahkan ke ranjangnya papa dan mama, dan aku bisa melihat dengan jelas boneka teddy itu masih terbaring telungkup. Selama 30 menit aku menatap ke layar HP, tidak ada pergerakan dari boneka itu.

"Hmmmm ... gak ada pergerakan sama sekali," kataku, "apa aku harus menunggu mama balik yaa, sapa tau ada sesuatu nanti."

Kumatikan HP-ku dan aku akan melihatnya lagi saat mama datang. Sekitar jam 5 lebih 30 menit, mama tiba di rumah dan dia langsung masuk ke kamarnya.

"Ini dia kesempatanku," kataku.

Aku langsung menyalakan HP dan dari kameraku, aku bisa melihat mama tengah terduduk di kursi depan meja rias. Boneka teddy itu sepertinya agak berubah posisinya. Aku masih ingat kalau tangan kirinya terentang, sedangkan yang kulihat saat ini tangan kirinya terangkat ke atas. Agak tidak mungkin kalo itu digerakkan oleh mamaku. Kemudian aku lihat mama berdiri dan melepas jas hitam blazer-nya.

"Waduh ...." Aku langsung menutup mataku, tapi tidak sepenuhnya tertutup.

Sialan, kenapa aku malah ada keinginan melihat yaa, padahal mama kandungku sendiri. Mau gimana lagi, meski udah berumur 43 tahun, tapi mamaku punya body yang seksi dan wajah cantik awet muda. Dari balik jari - jari tanganku, aku bisa melihat mama melepas seluruh pakaian kantornya, menyisakan BH dan CD merah tua di tubuhnya yang masih kencang dan mulus itu. Seketika, aku dibuat terkejut dengan pergerakan kecil dari tangan kiri boneka itu.

"Ehhhh!? Bergerak!!" seruku.

Sudah kuduga, itu boneka memang boneka ghoib. Setelah mama ganti pakaian rumah dan berjalan ke luar dari kamar, aku langsung keluar dari kamar dan menghampiri mama.

"Ehh, Ma! Itu boneka teddy-nya Mama bergerak lhooo," kataku.

"Hahh!? Kamu kok bisa tiba - tiba bilang begitu??" tanya mamaku dengan tatapan bingung.

"Ehhh ... anu ...." Aku malah jadi bingung sendiri. Kalau aku bilang tau dari kamera pengintaiku, sudah pasti aku bakal disemprot sama mama karena masang kamera di kamarnya.

"Kamu kayaknya ngelindur deh," ucap mama, "dah kamu mandi dulu aja sana!"

Sialan!! Aku benar - benar di posisi yang tidak tepat. Gimana yaa cara nunjukkin buktinya?? Itu kamera juga gak ada fitur menyimpan rekaman pula. Harusnya aku rekam pake fitur recording di HP-ku. Payah banget aku.

"Aku tunggu pas malam aja deh," ucapku.

Aku menunggu sampai jam 9 malam, saat mama mulai masuk ke dalam kamarnya. Aku langsung menyalakan HP-ku dan aku dapat melihat mama duduk di ranjang, bersandar di dipan dengan boneka teddy itu berada di samping kirinya. Aku agak melongo melihat gaun tidur mamaku yang pendek, membuat paha mulusnya terlihat. Selain itu, aku bisa melihat dengan jelas kalau tangan kanan dari boneka itu berada dekat selangkangannya mama. Aku tidak dapat memastikan apakah memang mama yang memposisikan tangan si teddy bear itu, atau itu dari bonekanya sendiri. Tapi sepertinya mama tidak terganggu, dan kayaknya tuh tangan si teddy buat sandaran tangannya mama yang sedang asik main HP. Selama 15 menit aku memata - matai mamaku sendiri yang belum selesai main HP, mungkin sedang sibuk chatting dengan koleganya. Tidak lama kemudian, mama beranjak dari kasur, dia letakkan HP-nya di meja dekat ranjang, lalu dia mematikan lampu kamarnya.

"Wahh, kalo gelap gini, aku gak bisa lihat apa - apa dong," ucapku.

Aku matikan HP-ku, lalu aku lanjut bermain game di laptopku. Saat main game, entah kenapa aku kepikiran untuk sekalian pasang mikrofon. Tapi kalau aku masang kayak gitu, aku malah kayak memata - matai mamaku. Lagian aku hanya ingin menangkap basah boneka itu, bukan merekam suaranya. Lagipula, mana ada boneka yang bisa bicara kecuali dimasukin semacam alat untuk mengeluarkan suara, itupun suaranya juga itu - itu aja. Sepertinya usahaku sia - sia lagi. Besoknya, karena hari ini adalah hari Sabtu, mama tidak bekerja dan dia saat ini tengah pergi bersama dengan temannya. Sementara aku di rumah dan masih iseng - iseng melihat kamera pengintaiku dari HP. Sekitar jam 1 siang, aku mendengar suara mobilnya mama di depan gerbang rumah. Aku membukakan gerbang rumah dan betapa terkejutnya aku saat mendapati mama membawa sebuah boneka teddy berukuran cukup besar dengan warna putih.

"Kok mama beli boneka lagi??" tanyaku.

"Habisnya temennya mama nawarin nih boneka dengan harga diskon," jawab mama.

"Tapi boneka kayak gitu buat apa ocoba?" tanyaku lagi.

"Yaa buat kelonan lahh," jawab mama.

Aku hanya geleng - geleng melihat mama membawa boneka teddy barunya ke kamar. Saat di dalam kamar, aku jadi sadar kalau mama terlihat lebih ceria sejak dia membeli boneka teddy. Mungkin mama memang merasa kesepian karena papa jarang pulang, dan aku juga tidak begitu sering mengajak ngobrol mama. Dan boneka teddy yang dia beli seperti mengisi kekosongan di dalam hidupnya. Setelah menimbang - nimbang, aku memutuskan untuk menghentikan penyelidikanku terhadap boneka teddy itu. Aku masuk ke kamarnya dan kuambil kamera pengintaiku.

"Kalau kamu memang bisa membuat mama jadi bahagia, yaa udah deh," gumamku sembari menatap boneka teddy yang pertama.

Tiga hari berlalu sejak mama membeli boneka teddy yang kedua. Aku perhatikan mama seperti menjadi lebih bersemangat dan mukanya lebih cerah. Hari ini, papa memberi kabar kalo dia akan pulang dan tidur di rumah selama dua hari. Aku dan mama senang mendengar pesan kedatangannya, karena sudah hampir tiga minggu di luar kota. Mama tiba - tiba berlari kecil menuju ke kamarnya, dan dia membawa dua boneka teddy-nya ke luar dari kamar.

"Kok dibawa keluar?" tanyaku.

"Kan papamu pulang hari ini. Kalo nih boneka gak mama pindahin, trus papamu tidur dimana?" kata mama.

"Ohh iyaa, bonekanya menuh - menuhin kamar yaa," kataku.

Jadinya selama dua hari berikutnya, boneka - boneka teddy bear-nya berada di kamar tamu, dan papa sepertinya tidak tahu keberadaan dari boneka - boneka itu. Setelah papa kembali pergi untuk urusan bisnis, boneka - boneka itu kembali ke kamarnya papa dan mama. 

"Dah lahh," ucapku singkat seraya berjalan menuju ke kamarku.


POV mama


Aku adalah seorang wanita karir yang bekerja di sebuah bank nasional. Namaku Bella dan saat ini umurku 43 tahun. Aku memiliki tiga orang anak yang sudah beranjak dewasa. Anak pertamaku perempuan dan saat ini bekerja di luar kota, anak keduaku juga perempuan dan masih menempuh kuliah di luar kota. Anak ketigaku cowo dan baru masuk kuliah. Aku meminta anak bungsuku untuk kuliah di dalam kota buat menemani mamanya. Suamiku sendiri sibuk di luar kota terus untuk urusan bisnis, dan jarang pulang ke rumah. Kalo semuanya ke luar kota, otomatis aku bakal sendirian di rumah dan hidupku akan terasa sangat sepi. Meskipun anakku yang cowo mau kuliah di kota kelahirannya, tapi aku tetap merasa kesepian. Mungkin karena dia sibuk dengan acaranya di luar dan jarang mengobrol denganku. Suatu hari, salah satu teman dekatku menawariku sebuah boneka teddy bear berukuran besar.

"Buat apa?" tanyaku.

"Biar kamu gak merasa kesepian," katanya, "sejak aku membelinya, hidupku tidak hampa lagi."

"Iyakah?? Emang keistimewaannya apa?" tanyaku.

"Dia bisa memberikan sesuatu yang bikin para wanita bahagia," ucap temanku itu.

Aku mencoba menimbang - nimbang dulu. Memang sih harganya cukup mahal, tapi kalau memang bisa menghalau rasa kesepianku, bakal aku beli sih. Setelah diyakinkan sama temanku, aku akhirnya membelinya dan aku memilih yang warna coklat. 

"Bonekanya datang besok yaa," kata temanku.

"Okee," sahutku.

"Ohh yaa, ada satu hal lagi," kata temanku.

"Kenapa?" tanyaku.

"Itu boneka bisa semacam bergerak sendiri, tapi kamu gak perlu takut," katanya.

"Lahhh!? Yaa serem lahh boneka bisa gerak sendiri," ucapku dengan agak merinding.

"Enggak kok, aku berani jamin," ucapnya dengan muka serius.

Karena temanku terlihat meyakinkan, aku akhirnya memantapkan diri membeli boneka teddy yang dia tunjukkan di HP-nya. Besoknya, aku menemui temanku yang membawakan sebuah boneka teddy besar berwarna coklat.

"Besar juga ternyata," kataku dalam hati.

"Ini dia," kata temanku, "selamat menikmati hihihi."

Saat kuangkat, ternyata cukup berat juga nih boneka. Aku masukkan ke dalam mobil, lalu aku segera membawanya pulang. Setibanya di rumah, anakku kaget melihat mamanya bawa boneka teddy besar. Aku langsung menuju ke kamar dan kuletakkan di atas ranjang. 

"Apa benar sih nih boneka bisa bergerak," kataku dalam hati.

Tiba - tiba, aku melihat tangan kirinya bergerak, diikuti dengan tangan kanannya.

"Wahh, ternyata benar," batinku.

Aku lalu teringat ada janji dengan teman, jadinya aku lanjut pergi lagi meninggalkan Glenn di rumah sendirian. Aku yakin dia pasti penasaran sama boneka itu. Semoga gak terjadi apa - apa. Malamnya, aku penasaran dengan apa yang akan dilakukan boneka itu agar bisa mengusir rasa kesepianku. Aku mendekati boneka teddy itu, dan boneka tersebut menggerakkan tangan kanannya menjamah tanganku. Awalnya aku terkejut, tapi setelahnya aku merasakan sebuah kenyamanan. Boneka itu menggerakkan badannya ke sampingku, lalu tangan kirinya menjamah pahaku yang mulus. Aku dibuat merem melek akibat sentuhannya yang lembut. Boneka teddy itu lalu perlahan mengangkat gaun tidurku, dan tanpa sadar aku mengangkat kedua tanganku, membantu dia meloloskan gaun tidur. Sekarang hanya tersisa celana dalam G-string saja di badanku. Boneka teddy itu meraba - raba area selangkanganku, membuatku serasa terbang ke awan. Saking merasa keenakan, aku sampai tidak sadar kalau boneka teddy itu telah melepaskan celana dalamku.

"Ehhh!?" Aku terkejut setelah menyadari kalau diriku sudah telanjang bulat. "Bentar - bentar."

Boneka teddy itu menghentikan aksi merabanya. Aku lalu beranjak dari kasurku, kuambil jubah tidurku, kemudian aku berjalan ke luar kamar menuju ke dapur. Aku duduk di kursi meja makan sambil minum segelas air dingin. Tak berselang lama, Gleen datang ke ruang makan untuk minum. Dia terkejut saat mendapati aku hanya mengenakan jubah tidur. Dia bertanya kenapa aku belum tidur, aku malah jawab seenaknya. Aku lalu tersadar kalau jawabanku itu malah terkesan absurd. Gara - gara aku jawab begitu, anakku malah nyuruh aku nyingkirin tuh boneka, aduh payahnya aku ini. Beruntung obrolan kita tidak jadi perdebatan setelah aku fokus sepenuhnya. Gleen pergi kembali ke kamarnya, sedangkan aku masih terduduk sambil memikirkan mengenai apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Kalo dia melepas pakaianku, berarti dia mau ... ngeseks sama aku ...," kataku dalam hati.

Aku masih ragu - ragu karena rasanya sangat janggal jika melakukan hal seperti itu dengan sebuah boneka.

"Apa ini yaa yang dimaksud temanku? 'bisa membuat wanita bahagia'," batinku.

Setelah berpikir cukup lama, aku akhirnya memberanikan diri untuk kembali ke kamar. Apapun yang akan dilakukan oleh boneka itu, akan kuhadapi. Dengan perlahan kubuka pintu kamarku, kulihat boneka teddy itu menatap ke arahku. Aku tutup pintuku, sekalian aku kunci juga. Aku menekan tombol lampu tidur, supaya tidak gelap - gelap-an hehehe. Perlahan kubuka ikat jubah tidurku, lalu aku loloskan dari tubuhku yang masih seksi meski sudah kepala 4. Aku berjalan menuju ke ranjangku yang empuk, lalu aku dekati boneka teddy itu. Tangannya yang lembut dan tidak berjari itu meraba payudaraku yang besar dan masih kencang. Aku mengeluarkan desahan pelan menikmati sentuhannya yang lembut. Aku kemudian terkejut saat melihat selangkangan dari boneka itu, muncul sebuah tonjolan panjang yang juga berbulu seperti badannya.

"Apakah itu penisnya?" batinku.

Tonjolan lonjong itu kuperkirakan memiliki panjang 18 cm dan lebarnya mungkin sekitar 3 cm. Gila, besar banget. Tidak lama kemudian, si teddy menghentikan sentuhannya di payudaraku, kemudian dia menunjuk ke arah penisnya. Aku mencoba menerka apa yang dia maksud, dan yang terbersit dalam pikiranku adalah menggenggam penisnya. Tangan kananku bergerak menuju penisnya dan aku genggam dengan perlahan.

"Lembutnya ...," kataku dalam hati.

Si teddy kemudian memberikan gestur kepada diriku untuk mendekat ke penisnya. Apa dia ingin aku menatap penisnya dari dekat? Aku sedikit membungkukkan punggungku dan posisi kepalaku sekarang cukup dekat dengan penisnya. Si teddy tiba - tiba memegang kepalaku dan mendorongnya ke bawah, membuat wajahku tepat berada di depan ujung penisnya.

"Bentar, kamu mau apa?" tanyaku bingung.

Aku mencoba menahan dorongannya, tapi tenaganya cukup kuat. Ujung penisnya mulai menempel di mulutku, dan seketika aku paham apa yang dia mau.

"Bentar, aku belum pernah- mmmggghh." Perkataanku terhenti ketika penisnya masuk ke dalam mulutku.

Aku sendiri belum pernah melakukan oral seks, dan ini menjadi pertama kalinya aku melakukan oral seks. Hanya saja, penis pertama yang ku-oral adalah penis sebuah boneka. Aku mencoba melepaskannya, tapi si teddy menahan kepalaku. Penis tersebut terasa lembut di permukaan, tapi keras di dalamnya. Aku hanya bisa pasrah mulutku dijejali oleh penisnya, dan sekarang dia mulai mendorong - dorong kepalaku, seperti tengah menyetubuhi mulutku. Dorongan yang dilakukan si teddy membuat penisnya masuk ke dalam tenggorokanku. Aku menepuk - nepuk tangannya meminta dia menghentikan mendorong - dorong kepalaku. Akhirnya si teddy menghentikan aksinya dan aku segera mencabut penisnya dari mulutku. Aku terbatuk - batuk akibat ulahnya, tapi entah kenapa aku jadi ingin mengulumnya lagi.

"Jangan kasar dong," kataku, "aku coba kulum sendiri yaa."

Aku kembali memasukkan penisnya ke dalam mulutku. Dengan perlahan aku mencoba memasukkannya sedalam yang aku bisa, dan aku hanya berhasil memasukkan sepertiganya saja. Aku melakukan gerakan maju mundur dan sepertinya aku mulai memahami cara melakukan oral seks. 6 menit kemudian, si teddy melepaskan penisnya dari mulutku, lalu dia memposisikan diriku berbaring telentang. Dia melebarkan pahaku dan tangannya mulai meraba - raba vaginaku yang bersih dari bulu.

"Ohh .. yahhh ... terusin ...," desahku.

Setelahnya, aku merasakan sebuah benda berbulu halus menyentuh bibir vaginaku.

"Ini dia," kataku dalam hati.

Si teddy mendorong penisnya secara perlahan. Vaginaku terasa sedikit sakit saat ujung penisnya mulai masuk ke dalam liang senggamaku. Rasa sakit ini mungkin karena sudah lama sekali aku tidak berhubungan seks, jadinya vaginaku agak kaku. 

"Pelan - pelan dong," pintaku.

Penis 18 cm itu perlahan mengisi vaginaku. Aku mencoba menahan rasa sakit akibat vaginaku dipaksa melebar menerima sebuah penis yang besar. Setelah masuk setengahnya, si teddy menghentikan gerakan mendorongnya, dan dia menarik penisnya perlahan, lalu mendorongnya lagi hingga masuk seluruhnya. Vaginaku terasa penuh sesak dijejali penisnya si teddy, yang saat ini mendiamkan penisnya di dalam liang kenikmatanku. Si teddy mulai menggerakkan pinggulnya dan rasa sakit di vaginaku berubah menjadi rasa nikmat. Setelah sekian lama, aku akhirnya bisa merasakan kenikmatan dari seks, meski yang menyetubuhiku adalah sebuah boneka. Tubuhku bergoncang akibat hentakan dari si teddy, kedua payudaraku juga bergoyang dengan hebat. Tubuhku mulai berkeringat banyak akibat persetubuhan ini. Beberapa saat kemudian, si teddy mencabut penisnya.

"Kok dicabut," kataku dengan kecewa.

Dia lalu membalik tubuhku dan memposisikan diriku doggy style. Si teddy meraba - raba pantatku yang mulus, kemudian dia hujamkan penisnya ke dalam liang vaginaku. Karena sudah basah kuyub, penisnya bisa langsung masuk seluruhnya. Boneka teddy itu menghajar vaginaku dengan kasar, membuat badanku bergoncang ke depan dengan hebat.

"Ahhh ... yeahhhh ... terus setubuhi aku ...," racauku.

Semenit kemudian, aku mendapatkan orgasme pertamaku, sesuatu yang sudah sangat lama tidak aku rasakan. Vaginaku menyemburkan cairan dengan deras seperti air mancur. Badanku ambruk ke kasur karena tanganku agak gemetar, smeentara pantatku masih menungging dan si teddy terus menyodokku tanpa memberiku jeda istirahat. Beberapa menit kemudian, dia melepaskan penisnya dari vaginaku lalu dia berbaring di sampingku. Aku membelai wajahnya dengan senyum puas.

"Makasih yaa," ucapku dengan lirih.

Aku lalu tertidur dengan perasaan puas, tanpa berpakaian sama sekali. Besoknya aku terbangun dengan rambut acak - acakan, vaginaku terasa agak nyeri. Aku lalu mengenakan pakaianku dan berjalan menuju ke ruang makan. Sebelum keluar dari kamar, aku mengecup si teddy terlebih dahulu.

"Pagi, sayangku, hihihihi," ucapku.

Aku sangat menantikan malam nanti, karena aku ingin sekali disodok - sodok sama boneka teddy-ku lagi.

Bersambung....

Jumat, 10 Mei 2024

Cerita Seks Aku dan Mama Hiking di Sebuah Hutan 3 (End)

"Hahh ... masih tiga hari yaa," gumamku.

Menurutku itu cukup dadakan, tapi aku gak masalah karena pertunjukan yang menanti disana sangat menarik hehehehe. Sekitar jam 5 sore, mama seperti biasa mengajakku mandi bersama di kamar mandi di dalam kamarku. 

"Ehhh, ini ada Jason sama papa lhoo," kataku dengan ekspresi takut, "kalo ketahuan gimana?"

"Santai aja, gak bakal ketahuan kok," kata mama dengan santai.

Aku nurut aja dan di dalam kamar mandi, sudah jelas terjadi peristiwa tak senonoh antara anak perempuan dengan mamanya sendiri. Saking bernafsunya, aku sampai dibuat tidak bisa berdiri oleh mama.

"Mama tanggung jawab nih! Gendong aku sampai ke kamar!" kataku.

"Hihihihi, iya - iya," jawab mama yang berjongkok di sampingku.

Mama menggendongku di punggungnya, lalu membawaku ke ranjang.

"Dah, sekarang mama cepetan keluar dari kamar, sebelum yang lain curiga," kataku.

"Iyaa yaa," sahut mama dengan senyum centil.

Mama mengenakan pakaiannya dan langsung pergi meninggalkan diriku yang berbaring telanjang di kasur. Malamnya, aku sengaja mengunci pintu kamarku agar aku tidak dicabuli oleh mamaku saat tengah malam. Besok paginya, saat aku membuka pintu kamar, aku terkejut mendapati mamaku berdiri di depan pintuku. Dia hari ini mengenakan tanktop biru dan celana hotpants berwarna putih.

"Kamu kok pake ngunci pintu segala kemarin malam?" tanya mama dengan wajah cemberut.

"Biar aku bisa tidur nyenyak hihihi," jawabku.

"Padahal memekku lagi gatel banget ini," kata mama, "pengen digaruk sama tanganmu."

"Hushh!! Jangan keras - keras Ma," ucapku. "kalo kedengaran papa sama Jason gimana?"

"Hihihihi, mereka lagi diluar sekarang," ujar mama, "mumpung cuma kita berdua, satu ronde yuk."

Mama tanpa rasa malu melepas pakaiannya di depanku, kemudian menarikku menuju ke ruang keluarga. Mama dengan kasar menelanjangiku, kemudian mendudukkan diriku ke sofa. Mama kemudian berlutut dan dia menjulurkan lidahnya ke bibir vaginaku. Aku dibuat mendesah keenakan saat mama mulai menjilati dan memainkan klitorisku dengan lidahnya.

"Memekmu gurih banget, rapet banget pula hihihihi," kata mama.

"Kan aku masih perawan," ucapku dengan senyum - senyum.

Vaginaku terasa makin sensitif sejak rambut kemaluanku diangkat sampai habis. Mama lalu menggunakan satu jarinya untuk menyodok - nyodok vagina perawanku. 

"Ohh yeah Ma, terusin ...," desahku.

Beberapa menit kemudian, mama menyudahi permainan lidah dan jarinya di liang senggamaku, kemudian dia berdiri dan naik ke lantai 2. Aku bingung kenapa mama tiba - tiba ngeluyur ke kamarnya. Tidak lama kemudian, mama kembali membawa beberapa barang yang asing di mataku.

"Apa itu Ma?" tanyaku.

"Kamu pegang ini," kata mama sambil menyerahkan sebuah benda yang bentuknya lonjong seperti sosis besar.

Mama kemudian berbaring di lantai seraya melebarkan pahanya. "Entotin mama pake tuh dildo yaa."

"Dildo?" kataku sembari menatap benda lonjong berwarna oranye yang aku pegang ini.

"Iyapp, mainan seks pengganti kontol hihihihi," ucap mama.

Dengan dipandu mama, aku arahkan dildo sepanjang 17 cm ini ke vaginanya mama yang sudah sangat becek. Dengan sekali dorongan, dildo tersebut masuk ke dalam liang senggamanya mama. Aku mulai melakukan gerakan mengocok, yang membuat mamaku mendesah diikuti dengan tubuh seksinya yang menggeliat dengan binalnya.

"Nyodoknya yang lebih keras non," pinta mama.

"Siap!!" seruku.

Dengan kasar, aku sodok - sodok vaginanya mama dengan dildo yang aku genggam. Mama mendesah makin keras, dan dari lubang kenikmatannya, keluar cairan dalam jumlah yang banyak.

"Wihhh udah orgasme," kataku.

"Habisnya enak banget hihihi," ujar mama.

Beberapa detik kemudian, mama mengambil posisi menungging dengan berpegangan pada sofa. 

"Sodok mama dari belakang yaa hihihi," pinta mama.

Aku melihat ke meja untuk mencari dildo lain, dan kutemukan jenis dildo yang menempel di sebuah celana dalam hitam model G-string.

"Kayaknya seru kalo pake yang ini," kataku dalam hati.

Aku memakai celana dalam itu, kemudian aku berlutut di belakangnya mama, lalu kuremas - remas pantatnya yang mulus dan montok itu. Dengan hati - hati, aku arahkan dildo yang menempel di celana dalam ini ke vaginanya.

"Lhooo??" -mama menoleh ke belakang- "ohh, kamu pake celana dalam itu yaa ...."

"Iyaa hihihihi," sahutku.

Mama membantuku mengarahkan dildo berwarna biru itu ke liang senggamanya, kemudian aku diminta untuk mendorongnya dengan kuat - kuat. Dengan sekali hentakan, langsung masuk ke dalam vaginanya mama dengan mudah, padahal dildo ini lebih besar dari yang aku pakai sebelumnya. Mama mendesah panjang menikmati liang senggamanya dimasukin dildo sepanjang 18 cm. Aku mulai melakukan gerakan maju-mundur seperti yang dilakukan oleh tiga pria misterius itu.

"Ohhh ... yeah ... ahhh, ahhh, ahhh ... terus non ...," desah mama.

Sambil kugenjot, aku sesekali menampar pantatnya mama, diikuti dengan meremas payudaranya yang bergoyang - goyang. Hanya butuh waktu 5 menit bagi mama untuk mendapatkan orgasme keduanya.

"Mama puas banget ini hihihihi," kata mama dengan wajah kelelahan.

"Dah kita pake baju lalu kembali beraktivitas seperti biasa," ujarku.

"Iyaa," sahut mama.

Kami berdua kembali ke kamarku untuk mengenakan kembali pakaian kami. Setelahnya, mama kembali ke dapur, sementara aku asik rebahan di kamar. Sekitar jam 4 sore, mama mengajakku untuk berenang di kolam renang di rumah kita.

"Oke deh," sahutku.

Aku melepas pakaianku, lalu kukenakan pakaian renang model one piece. Saat tiba di halaman belakang, aku terkejut mendapati mama hanya mengenakan bikini pink yang seksi.

"Gimana? Mama masih cocok kan pake beginian?" tanya mama dengan pose seksi.

"Cocok banget!" pujiku dengan riang.

"Sesekali kamu beli bikini lahh," kata mama, "badan seksi gitu masak gak dipamerin hihihihi."

"Mau dipamerin ke sapa coba," kataku.

"Ke pacarmu lahh hihihihi," ucap mama dengan genit.

"Hushhh!" semprotku.

Kami berdua masuk ke dalam kolam renang, lalu berenang dari ujung ke ujung dengan berbagai gaya. Aku dan mamaku memang jago kalo soal berenang, sementara adikku bisanya gaya batu hahahaha. Setelah melakukan 10 putaran, aku beristirahat sejenak di tepian. Saat aku berbalik, aku terkejut mendapati mamaku sudah berenang tanpa busana.

"Mama ngapain coba berenang bugil," kataku sambil geleng - geleng.

"Biar asik," sahut mama, "ayo kamu ikutan bugil lahh."

Aku mengangguk kemudian kulepaskan pakaian renangku, dan kulemparkan entah kemana. Aku lanjut berenang bersama mama dengan bertelanjang ria. Setelahnya, mama mentas dan menuju ke kursi santai. Aku turut mentas dari kolam renang, lalu berjalan menuju ke kamar mandi untuk bilas. Selesai bilas, aku keluar dan kudapati mama malah masih asik tiduran di kursi santai.

"Kok gak bilas?" tanyaku.

"Habis ini non," jawab mama.

"Hati - hati ketiduran lhoo," kataku sambil mencolek payudaranya.

"Santai hihihihi," sahut mama dengan senyum centilnya.

Aku kembali ke kamar dan langsung tiduran dengan posisi tengkurap. Malamnya, aku makan malam bersama dengan papa, mama dan adikku. Selama makan, mama terus memandangiku dengan tatapan penuh maksud. Aku hanya membalasnya dengan senyuman kecil. Selesai menyantap makan malam, aku menyempatkan diri nonton TV bareng bersama dengan adikku. 

"Belakangan ini, aku lihat kamu sama mama jadi lebih dekat dari biasanya," kata Jason.

"Masak?? Perasaanmu aja kali," timpalku.

Semoga mamaku gak coba - coba dekat sama adikku. Bisa - bisa dia dicabuli sama mama nanti. Cukup aku aja yaa, kamu jangan sampe deh. Sekitar jam 9 malam, aku kembali ke kamarku untuk rebahan sambil main HP. Sekitar 30 menit kemudian, aku mendapatkan chat dari mamaku sendiri.

"Habis ini mama ke kamarmu yaa," tulisnya.

"Oke," tulisku di pesan chat.

Sekitar jam 9.30 malam, mama langsung masuk begitu saja ke kamarku dengan membawa beberapa mainan seks-nya.

"Yuk kita main sekarang hihihi," kata mama seraya melepas baju tidurnya.

Aku juga melepas bajuku, kemudian kita foreplay sejenak untuk pemanasan. Kami saling berpelukan sembari berciuman dengan binalnya. Mama memintaku untuk menyudahi foreplay, lalu dia mengambil celana dalam hitam yang terdapat dildo di depannya dan sebuah dildo berwarna putih dan pink.

"Ini vibrator kamu masukin ke memeknya mama yaa," kata mama seraya menyerahkan dildo putih dan pink itu kepadaku.

Mama kemudian naik ke ranjangku lalu menungging membelakangiku. Sebelum kumasukkan, aku menggelitiki bibir vaginanya agar menjadi becek lebih dahulu. Setelahnya, aku sodok - sodok dengan tiga jariku. 

"Hmmm ... sudah lumayan becek nih," kataku.

"Cepet masukin non. Memek mama udah gatel nih pengen dientot," kata mama dengan nada mesum.

Aku arahkan vibrator ke liang senggamanya mama, kemudian dengan sekali dorongan, masuk setengahnya. Mama mendesah cukup panjang saat kunyalakan vibratornya.

"Sekarang kamu pake tuh celana dalam berdildo, lalu kamu entotin bool-nya mama yaa," kata mama.

"Hahh?? Serius mama mau disodok di lubang pantat?" tanyaku dengan ekspresi terkejut.

"Iyapp," jawab mama.

Aku memakai celana dalam hitam itu, kemudian aku naik ke ranjang, berlutut di belakangnya mama. Aku arahkan dildo tersebut ke lubang pantat mamaku. Dengan perlahan, aku dorong masuk ke dalamnya. Mama mendesah keenakan saat dildo tersebut masuk perlahan ke anusnya.

"Ouhhhh, non ... mama keenakan ini," ceracau mama.

Tidak kusangka mama sangat menikmati kedua lubangnya disumpal dengan dildo dan vibrator. Aku mulai mempercepat sodokanku setelah mama memintaku untuk mempercepatnya.

"Ouhhh yeahhh, mama mau keluar nih ...," ucap mama.

Aku percepat sodokanku agar mama segera menyemburkan cairan cintanya. Dan dalam hitungan dua menit, mama mendapatkan orgasmenya. Mama langsung ambruk ke samping kanan dengan tubuh basah karena keringat. Cairan dari vaginanya mengalir membasahi spreiku.

"Mama tidur disini yaa," kata mama dengan suara lirih.

"Enak aja!" seruku sambil menampar pantatnya.

"Auchhh! Nakal yaa kamu hihihi," ucap mama.

Mama perlahan bangkit sembari mencabut vibrator yang masih menancap di luabng vaginanya. Dia lalu mengenakan kembali pakaiannya dan kembali ke kamarnya.

"Dasar!!" kataku dalam hati.

Aku kemudian langsung tidur tanpa mengenakan piyamaku. Tanpa terasa, hari itu akhirnya tiba. Mama terlihat sangat bersemangat pergi hiking ke gunung itu, sedangkan aku antusias, tapi tidak terlihat terang - terangan.

"Sudah siap non?" tanya mama dengan wajah riang.

"Siap dong," sahutku.

Supir kami telah menyiapkan mobil dan tinggal menunggu kami datang. Aku dan mama menuju ke mobil dan supir kami langsung menjalankan mobil kami menuju ke lokasi tujuan.

"Kangen dengan tempat hiking itu yaa?" tanya pak supir.

"Iyaa," jawab mama.

"Tempatnya asik, jadi kita balik lagi," imbuhku seraya melirik mama.

"Ohhh, tiba - tiba saya malah jadi pengen hiking disana hahahaha," ujar supir kami.

"Kalo liburan aja coba kesana," kata mama.

"Hahahaha, siap nyonya," sahut si pak supir.

Tanpa terasa, kita akhirnya tiba di lokasi tujuan. Seperti sebelumnya, kami makan terlebih dahulu, lalu naik bis kecil untuk menuju ke lokasi hiking. Setibanya di lokasi tujuan, mama langsung menarikku menuju ke spot yang akan kita tuju.

"Semoga gak ada orang," kata mama.

"Gak seru dong kalo misal ada orang," kataku.

"Bener banget," sahut mama.

Kami berjalan dengan agak terburu - buru menuju ke lokasi dimana gubuk reyot itu berada. Beruntung, tidak ada siapapun di sekitar situ. Mama langsung menarikku masuk, dan dia menyiapkan terpal untuk tiduran.

"Sudah siap non?" tanya mama.

"Siap dong," jawabku.

Kami berdua langsung tiduran dan hanya butuh waktu semenit bagi kami untuk terbangun secara tiba - tiba. si X, Y, Z dan C sudah berada di dalam gubuk, dan mereka mengerubungi mamaku yang rebahan dengan wajah binal.

"Wahh, mereka dateng lagi nih hehehehe," ucap si Z.

"Hey lonte, ayo cepet bangun!" perintah si Y kepada mama.

Mama langsung bangkit berdiri dengan senyum mesum.

"Sekarang, buka semua pakaianmu!" perintah si C.

Mama menuruti perintahnya dan mulai menanggalkan pakaiannya hingga tak tersisa apapun di tubuh seksinya.

"Sekarang berlutut, dan lepaskan celana kami," kata si X dengan tegas.

Mama kembali menurutinya dan melepaskan celana dari keempat pria itu. Dia kemudian mulai mengocok satu per satu penis besar dan hitam mereka.

"Ohh yeahh, terusin ...," desah si X.

"Mulutnya juga dipake!" perintah si Z.

Mama membuka mulutnya dan si Z langsung menyorongkan penisnya ke mulut mungilnya mama. Bukannya terangsang, aku malah sedikit dongkol karena diacuhin oleh mereka. 5 menit berlalu, dan mama masih asik melakukan foreplay kepada 4 pria itu.

"Sudah cukup main - mainnya, sekarang kamu berdiri dan membelakangi kami!" perintah si Z.

Mama bangkit berdiri, lalu dia berbalik ke kanan. Si Z lalu mendorong punggungnya mama hingga membungkuk 90 derajat. Si Y menguak belahan pantatnya mama dan memainkan lubang anusnya dengan jari telunjuknya.

"Siapa dulu nih yang garap memeknya?" tanya si Z.

Mereka berempat berunding sebentar, kemudian diputuskan kalau si Z yang mendapatkan kehormatan untuk menyetubuhi mamaku lebih dulu. Si Z berada di belakangnya mama, dan dia menampar pantat seksi mamaku. Si Z mengarahkan penisnya ke lubang vaginanya mama, dan dia langsung menusukkannya dengan kuat, membuat tubuhnya mama terdorong ke depan. Pria berbadan gelap itu langsung menyodok - nyodok mamaku sembari menarik kedua tangannya ke belakang. Si C kemudian berjalan ke depan dan dia menyumpal mulutnya mama dengan penisnya. Si Y dan X kemudian mendekatiku dan memintaku untuk membuka bajuku. Aku menuruti permintaan mereka dan kulepaskan semua bajuku sampai tubuh seksiku tidak tertutup apa - apa lagi.

"Nah sekarang kamu push up 20 kali," perintah si Y.

"Hahh!? Serius??" tanyaku tidak percaya.

"Iya serius," jawab si Y, "cepetan!!"

Aku menurutinya dan segera melakukan push up bugil di depan kedua pria itu. Mereka berdua tertawa melihat aku push up. Setelah selesai push up, si X memintaku untuk menungging.

"Sekarang kamu berjalan merangkak mengelilingi ruangan ini," kata si X.

Seperti kerbau yang dicucuk, aku nurut - nurut aja dan mulai berjalan merangkak seperti seekor anjing. Si Y dan X mengikutiku dari belakang, dan sesekali mereka menampar pantat montokku. Setelah berjalan 3 putaran, si Y memintaku berhenti.

"Kamu sekarang duduk dan nikmati pemandangan si wanita lacur itu kita setubuhi," kata si Y.

"Oke," sahutku singkat.

Si X menghampiri si C dan memintanya untuk gantian. Si C mencabut penisnya dari mulutnya mama dan penis si X langsung menggantikannya. Si Z terlihat masih bersemangat menyodok mamaku dari belakang, sampai bersuara plok plok plok, akibat dari benturan antara pahanya si Z dengan pantat montok mamaku. Si C kemudian menghampiriku dan dia memintaku untuk berbaring tengkurap. Si C kemudian duduk di atas pantatku dan dia menggesek - gesekkan penisnya di belahan pantatku.

"Santai saja, aku tidak akan memasukkannya ke dalam boolmu," kata si C, "aku hanya ingin menggesek - gesek saja."

"Ahhh ... iyaa ...," sahutku sembari menikmati gesekan penisnya di belahan pantatku.

Aku melirik mama dan dia terlihat menikmati disetubuhi dengan posisi membungkuk. Si Y kulihat sibuk memilin putingnya mama diikuti dengan meremas - remas payudaranya yang gondal - gandul. Berselang beberapa menit kemudian, si Z melolong dan menancapkan penisnya dalam - dalam ke liang senggamanya mama. Dia lalu mencabut penisnya dan si Y langsung menggantikannya. Mama terlihat mengejang ketika si Y baru saja  menancapkan penisnya di vaginanya.

"Ehhh, udah mau keluar yaa hahahaha," kata si Y.

"Bangsat!! Aku juga mau keluar!" seru si C.

Si C mendorong penisnya hingga masuk seluruhnya ke dalam mulutnya mama. Kulihat mama agak terkejut penis yang panjangnya kira - kira 18 cm itu masuk semuanya ke dalam mulut mungilnya.

"Ayo, disedot sampe bersih huahahahahaha," ucap si C.

Si C mencabut penisnya dan aku bisa melihat sebagian dari cairan spermanya mengalir keluar dari mulutnya mama. Si Y lalu menarik badannya mama, membuat dia jadi setengah membungkuk, kemudian pria berwajah agak jelek itu meremas - remas kedua payudaranya mama sembari menggenjot vaginanya. Dari sisi kanan, si Z mendekatiku dan dia meraba - raba punggungku yang mulus.

"Terusin Pak ...," gumamku.

"Keenakan dia hahahaha," ucap si X yang duduk di samping kiriku.

"Ohh yaa, habis ini aku mau entot bool si pelacur itu hahahaha," ucap si C.

"Kalo aku mau ngentotin memeknya," celetuk si X.

"Tunggu si Y muncrat dulu, baru kita garap tuh lacur," kata si Z yang merendahkan mamaku.

Si Y cukup lama menggenjot mamaku yang badannya mulai penuh dengan peluh. 

"Anjing!!! Aku keluaarrr!!!" seru si Y.

Mereka berdua ambruk di atas terpal dengan penisnya yang tercabut dari vaginanya mama. Sperma menyembur dari penisnya si Y yang masih mengacung tegak.

"Huahahaha ... kayak air mancur aja," kata si Z menertawai orgasmenya si Y.

"Yuk, langsung kita garap aja lacur itu," ajak si X.

Si Z, X, dan C mengerubungi mamaku yang masih terbaring lelah, lalu mereka mulai meraba - raba tubuh seksinya mama. Mama merintih keenakan saat payudara, vagina dan perutnya dijamah para pria asing itu.

"Gass kita entot semua lubangnya," kata si Z.

Si Z mengambil posisi berbaring, lalu si X dan C mengangkat badannya mama, kemudian mereka membaringkannya telungkup di atas badannya si Z. 

"Cepat masukkan kontolku ke memekmu!" perintah si Z.

Mama mengangguk dan menggapai penisnya si Z, kemudian dia arahkan ke vaginanya. Mama sedikit menurunkan pinggulnya, dan blesss, masuk semua penis sepanjang 18 cm itu. Si C kemudian mengarahkan penisnya ke lubang pantatnya mama. Dengan beberapa kali dorongan, penisnya si C sudah menancap dengan sempurna di anusnya mama. Si X berjalan ke depan dan dia arahkan penisnya ke mulutnya mama. Sekarang semua lubang di tubuhnya mama telah dijejali oleh penis ketiga pria asing itu. Mereka menggenjot mamaku dengan berirama dan kasar. 

"Menarik kan nduk?" tanya si Y dari belakang seraya meraba payudaraku.

"Iya hehehe," jawabku.

"Sekarang kamu nungging yaa," kata si Y.

"Buat apa?" tanyaku sembari mengambil posisi menungging.

Si Y meraba - raba bongkahan pantatku, kemudian meremas - remasnya, membuatku mendesah kecil. Dari tempat lain, mama terlihat sangat menikmati disetubuhi oleh tiga pria sekaligus. Matanya terpejam seolah dia larut dalam kenikmatan yang tiada tara.

"Rasanya gimana yaa digangbang seperti itu," kataku.

"Kalo kamu sudah gak perawan, kamu nanti bisa datang ke kita untuk menikmati sensasinya hehe," ucap si Y.

Si Z, X dan C saling bertukar posisi untuk menikmati setiap lubang yang ada di tubuhnya mama. Aku mencoba mendekat dengan cara merangkak untuk melihat lebih dekat bagaimana mamaku. Tubuhnya penuh dengan peluh dan di sekitar mulutnya penuh dengan sperma yang mengalir ke dagu dan leher. 20 menit berlalu, kulihat si Z mau mengakhiri genjotannya di lubang anusnya mama.

"Nih!! Aku bikin anget boolmu!" seru si Z seraya menancapkan penisnya dalam - dalam ke pantatnya mama.

Si z mendiamkan penisnya sejenak di dalam lubang pantatnya mama, kemudian dia mencabutnya dan ambruk ke lantai. Terlihat cairan putih mengalir cukup banyak dari anusnya mama.

"Hehehe, sekarang kesempatanku," kata si Y.

Pria berbadan tegap itu berlutut di belakangnya mama, dan dia langsung menyorongkan penisnya ke dalam lubang anusnya mama. Mamaku terlihat sangat seksi saat digenjot dari tiga arah, membuatku makin horny. Aku tanpa sadar mulai mengusap - usap vaginaku yang telah becek. Semenit kemudian, si X mencabut penisnya dari mulutnya mama, dan dia semburkan spermanya ke wajah cantik mamaku.

"Rasain nih!!" seru si X.

"Sialan!! Aku mau keluar juga!!" seru si C yang penisnya menancap di vaginanya mama.

Aku bisa melihat ekspresi mesum si C saat dia mengalami orgasme, dan mamanya sepertinya juga turut orgasme kalau kulihat dari ekspresi wajahnya. 

"Berdiri dong," pinta si C.

Si Y mencabut penisnya dari lubang anusnya mama untuk memberikan kesempatan buat dia berdiri. Si C berguling ke samping dan dia terlihat kelelahan.

"Ayo nungging!" perintah si Y.

Mama menurut dan dia mengambil posisi menungging. Si Y kembali menusukkan penisnya ke lubang pantatnya mama dan dia menggenjot lubang itu selama 3 menit. Setelah si Y muncrat, mama ambruk ke samping, sedangkan si Y terduduk dengan wajah puas. 

Si Z kemudian menghampiriku dan bertanya, "Bolehkah kami meminjam ibumu untuk dipakai oleh teman - teman kita yang lain?"

"Hah?? Teman - teman yang lain?" Aku bingung dengan pertanyaannya. "Ummm ... gimana yaa ...."

"Cuma dua hari aja kok," kata si Z.

"waduh, itu lama dong," ucapku.

"Bentar, ini tidak memakai standar waktu duniamu, tapi dunia kita," kata si Z.

"Bakal lama gak yaa? Kalo kelamaan, bisa bingung kita nanti," ujarku.

"Ohh, tidak," ucap si Z, "bakal terasa cepat kok."

Setelah menimbang - nimbang, aku akhirnya memperbolehkan si Z untuk meminjam mamaku buat dijadikan pelampiasan nafsu oleh teman - temannya. Si Y dan X kemudian berdiri dan mengambil sebuah tali dan kain berbentuk persegi panjang. Si X memposisikan mamaku telungkup, kemudian dia mengikat kedua tangannya mama di belakang punggung. Si Y lalu menutup kedua matanya mama dengan kain putih yang dia pegang. Setelahnya, mereka memberdirikan mama yang terihat seperti seorang tawanan, berdiri dengan tangan terikat dan mata tertutup.

"Baik, kita permisi dulu yaa hehehe," kata si Z.

Keempat pria itu lalu membawa mama ke luar dari gubuk, sementara aku hanya bisa duduk menatap mereka kepergian mereka. Kemudian, aku merasa ngantuk dan segera diriku berbaring di terpal. Tak berselang lama, aku terbangun dan kulihat di sampingku hanya ada pakaiannya mama yang posisinya sama seperti ketika dia tiduran. Aku cek dalam kaosnya, terdapat BH-nya yang posisinya pas, lalu aku cek bagian dalam celana panjangnya, dan CD-nya juga di posisi yang pas. Kalau diliat, seolah tubuhnya mama menghilang, meninggalkan pakaiannya saja.

"Waduh, berapa lama yaa mama di dunia lain sana," gumamku.

Aku lalu bangkit berdiri dan berjalan keluar dari gubuk. Saat tiba di luar, aku terkejut mendapati mama terbaring menyamping di luar dengan kondisi telanjang bulat.

"Mama," panggilku.

Mama perlahan membuka matanya dan aku membantu dia untuk berdiri. Dengan cekatan, aku membawanya masuk ke dalam gubuk. 

"Ma, coba ceritakan apa yang mama alami," kataku.

Dengan wajah lesu, mama tersenyum kepadaku seraya mengacungkan jempolnya.

"Mama puas banget digarap sampe 10 orang," ucap mama.

"Dasar binal!" kataku.

Aku tidak bisa membayangkan kenikmatan dan kegilaan yang mama alami di dunia lain sana. Mama mengenakan kembali pakaiannya dan kita beristirahat sejenak sebelum kita kembali turun. Hiking hari ini terasa menyenangkan dan penuh dengan nuansa kemesuman. Kira - kira, apakah mama akan kembali lagi kesini? Aku juga tidak dapat memastikannya. Yang jelas, ketika aku sudah tidak perawan, aku akan mendapatkan giliran untuk digarap oleh keempat pria misterius itu. 

Rabu, 08 Mei 2024

Cerita Seks Aku dan Mama Hiking di Sebuah Hutan 2

"Sini non, tiduran di samping mama," kata mama dengan senyum penuh maksud.

"Baik Ma," sahutku.

Aku berjalan mendekati ranjangku, lalu aku berbaring perlahan di sampingnya mama. Mama tiba - tiba membelai pipiku yang mulus.

"Kamu tadi siang mimpiin apa?" tanya mama dengan lembut.

"Hah?? Aku gak mimpi apa - apa kok," jawabku dengan gestur salah tingkah.

Mama tersenyum kepadaku, lalu mendekatkan bibirnya ke telinga kiriku. "Kalo mama mimpiin kamu lhoo."

Aku tersentak saat mendengarnya, lalu aku iseng bertanya, "Mimpi apaan Ma?"

"Sesuatu yang menarik dan ... menggairahkan hihihihi," jawab mama.

Aku malah jadi khawatir, jangan - jangan mama melihat mimpi yang sama denganku. Tiba - tiba, mama membelai perutku yang tertutup piyama, kemudian turun ke paha.

"Mama kenapa?" tanyaku.

"Mama cuma gemes aja sama kamu," jawab mama yang mendekatkan wajahnya ke wajahku.

Tiba - tiba, mama membuka kancing atas piyamaku. 

"Ehhh!? Mama ngapain!!" seruku.

"Kalo kamu gak mau cerita mimpimu tadi siang, kamu bakal mama telanjangin hihihi," ujar mama.

"Ehhh!? Masak gitu sih!!" protesku.

"Hihihihi, makanya cepetan cerita," kata mama dengan senyumnya yang nyebelin.

Aku akhirnya menyerah dan menceritakan mimpi anehku tadi siang. Bukannya terkejut, mama malah tertawa kecil mendengarnya.

"Kamu nakal juga yaa," ucap mama, "bukannya melindungi mama, kamu malah asik nonton."

"Habisnya di dalam mimpi itu, aku seperti tidak bisa berbuat apapun selain menonton aja," ucapku.

"Hihihihi, gapapa," ucap mama, "lagian mama juga menikmatinya kok."

Aku tidak habis pikir dengan apa yang diucapkan oleh mamaku sendiri. Berarti mama mengalami mimpi yang sama denganku, yang membedakan hanyalah sudut pandangnya saja.

"Mama ini nakal banget yaa ternyata," kataku dengan agak kesal, "bukannya melawan, malah pasrah aja dicabuli 4 pria sekaligus."

"Ssshhhh!!" Mama meletakkan jari telunjuknya di bibirku. "Jangan terlalu keras non."

"Habisnya, mama kelakuannya kayak gitu, meski itu cuma di dalam mimpi," kataku dengan kesal.

"Sebenarnya mama punya alasannya," kata mama sembari membelai rambut poniku.

Mama lalu mulai cerita kalau papa sudah 3 bulan lamanya tidak menjamah mama, dan itu membuatnya frustrasi akan seks. Beberapa hari yang lalu, mama sedang berkumpul dengan teman - temannya di sebuah kafe. Salah satu temannya entah bagaimana, tau kalau mama sedang stress soal seks. Temannya itu lalu menghampiri mama dan menceritakan mengenai tempat hiking tersebut, yang konon bisa memberikan semacam kepuasan seks bagi mereka yang menginginkannya.
Temannya juga memberitahukan arah pendakian yang harus mama ambil, kemudian memintanya mencari sebuah gubuk, dimana mama harus tidur disitu, dan nantinya akan ada beberapa sosok pria yang akan memberikan servis seks yang sangat nikmat.

"Ohhh, gitu ceritanya," ucapku, "truss, kenapa aku juga diajak??"

"Buat nemenin mama hihihihi," jawab mama, "mama agak takut kalo hiking sendirian."

"Dasar mama ini!" kataku dengan sebal.

Mama hanya tertawa kecil sambil menutup mulutnya. Kami terdiam sejenak dalam posisi tiduran. Tiba - tiba, mama setengah beranjak lalu menatapku dengan senyum aneh.

"Kamu di dalam mimpi berciuman sama mama, kan?" tanya mama.

"Ehh!? Ummm ... iyaa," jawabku dengan agak salah tingkah.

"Mau mengulanginya lagi?" tanya mama yang wajahnya semakin mendekat ke wajahku.

Aku tersentak saat mendengar tawaran gila dari mamaku. Tapi entah kenapa aku malah jadi agak sange mengingat momen saat kita berciuman di dalam mimpi. Tiba - tiba mama menciumku dengan lembut. Bukannya menolak, aku malah membalas ciuman mamaku dengan lembut. Mama mulai membuka kancing piyamaku satu per satu, dan payudaraku yang besar dan kenyal terpampang di hadapan mamaku. Mama kemudian membuka jubah tidurnya, dan dibaliknya ternyata tidak ada apa - apa selain tubuh telanjangnya yang seksi dan langsing.

"Mama seksi banget deh," bisikku dengan nakal.

"Hihihi, kamu juga gak kalah seksi dari mama," balas mama sambil mengecup pipiku.

Aku lalu melepas celana piyamaku dan lanjut melepas CD-ku. Aku sebenarnya masih agak malu - malu telanjang di depan mamaku. Mama lalu menindihku dan kita saling berpelukan sambil berpagutan bibir. Puas berciuman, mama beranjak lalu meraba - raba vaginaku dan rambut kemaluanku.

"Tipis juga yaa jembutmu," kata mama, "dan memekmu juga imut banget, pink pula."

"Mama juga masih imut vaginanya, cuma gak ada rambut aja," ucapku.

"Mama lebih suka gak berjembut, biar makin seksi hihihihi," ujar mama.

Mama kemudian menunduk ke arah vaginaku dan dia mulai menjilatinya seraya memainkan klitorisku dengan jarinya. Aku dibuat mendesah dengan perlakuan dari mama kandungku itu.

"Kamu tau 69 gak?" tanya mama.

"Enggak," jawabku.

"Oke deh, mama ajarin yaa," kata mama.

Mama lalu menungging di atasku dengan posisi selangkangannya berada di atas wajahku. Kemudian mama menurunkan vaginanya dan ditempelkan di mulutku.

"Jilatin memek mama yaa," pinta mama.

Aku menurut dan mulai memberikan jilatan di lubang tempat dimana dulu aku lahir. Jilatan dari mama membuatku merasa seperti melayang di udara. Mama emang benar - benar sudah sangat berpengalaman kalau soal seks. Tidak lama kemudian, aku merasa ingin pipis.

"Ma, aku kayaknya mau pipis nih," kataku.

"Keluarin aja non," kata mama yang mempercepat jilatannya di area vaginaku.

Aku mendesah makin keras dan dari vaginaku, menyemburlah cairan dalam jumlah yang cukup banyak. Semburannya terasa seperti air mancur.

"Hihihihi, kamu ternyata squirt yaa," kata mama sembari tertawa renyah.

Aku langsung lemas setelah cairan dari vaginaku menyembur keluar. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini.

"Gimana? Mama jago kan, hihihihi," kata mama.

"Mama luar biasa," ucapku dengan nafas terengah - engah.

Mama kemudian mengambil posisi diantara pahaku, kemudian dia menempelkan selangkangannya ke selangkanganku. Kaki kanannya menindih pinggul kiriku, sementara kaki kirinya berada di bawah kaki kananku.

"Nah ini namanya posisi scissor," kata mama, "biasanya ini dilakukan oleh pasangan lesbian."

"Lahh!? Berarti kita pasangan lesbian dong," kataku.

"Hihihihi, kalo kita itu mama dan anak," ucap mama dengan senyum genit.

"Mana ada mama dan anak melakukan hal seperti ini!" kataku.

"Ehhh, jangan salah non, banyak lhooo yang melakukan kayak gini. Entah itu mama dan anaknya, atau papa dan anaknya," kata mama.

"Lahhh, jangan - jangan yang nge-homo juga ada?" tanyaku dengan agak merinding.

Mama menggenggam payudara kiriku. "Jelas ada dong, kakak cowo dengan adik cowo, atau papa dengan anak cowonya hihihihi."

"Ihhhh, gak bisa bayangin aku," kataku sambil menutup mataku dengan kedua tanganku.

"Kalo yang ngentot mama dan anak ceweya, kamu bisa bayangin brarti?" ujar mama.

"Husss!! Mama ini- Ahhhhkkk!!" Belum selesain bicara, mama udah ngegesek - gesek vaginanya ke vaginaku.

Badanku menggeliat keenakan akibat ulah dari mamaku yang binal ini. Dia terus melakukan gesek - gesek ke vaginaku dengan vaginanya. Berselang 5 menit kemudian, mama menyudahi posisi scissor-nya, lalu menindihku dan menciumi mulutku dengan buas. Aku kali ini lebih aktif dan aku membalas mencium bibir mamaku dengan penuh nafsu. Kami saling berpelukan diikuti dengan saling meraba punggung kami yang licin karena keringat.

"Ada gaya lain gak Ma?" tanyaku.

"Ada dong," jawab mama, "sekarang kamu nungging non."

Aku menuruti perintah dari mamaku dan langsung menungging membelakanginya, kupamerkan vagina perawanku kepada mama. Mama lalu meraba - raba vaginaku, kemudian dia masukkan satu jarinya ke dalam vaginaku.

"Ahhh!! Jangan dimasukin dong Ma, nanti perawanku pecah gimana ...," ucapku.

"Santai aja, gak mungkin pecah kalo cuma dimasukin jari. Kalo dimasukin kontol, baru bisa pecah hihihi," ujar mama.

Aku mendesah keenakan diservis oleh mamaku sendiri. Mama benar - benar ahli menggunakan jari dan lidahnya untuk memuaskan pasangannya, papa harusnya bersyukur punya istri yang pintar di ranjang gini. Aku perlu belajar banyak dari mama nih hihihihi. Tidak lama kemudian, mama menghentikan permainannya di vaginaku.

"Sekarang kamu yang puasin mama yaa," ucap mama yang segera mengambil posisi menungging di sampingku.

Aku lalu merangkak menuju ke pantatnya mama, kemudian aku raba - raba pantatnya yang montok dan seksi itu. Mama memiliki vagina dan pantat yang indah, putih mulus dan empuk pula. Vaginanya yang tidak berambut juga menambah keindahan area selangkangannya. Semua laki - laki pasti kepengen untuk memasukkan penis mereka ke vaginanya sambil meremas - remas bongkahan pantatnya.

"Kok diem aja?" tanya mama.

"Bentar Ma, aku lagi mengagumi keindahan vagina dan pantat mama," jawabku.

"Hihihihi, kalo mengagumi, yaa dimainin lahh," ucap mama.

"Mama emang nakal banget deh," kataku sambil meremas pantatnya dengan keras.

"Ouchhh!! Nakal yaa hihihihi," kata mama.

Aku lalu meraba perlahan bibir vagina mamaku, kemudian aku masukkan satu jariku ke liang kenikmatannya.

"Ahhh ... kok cuma satu jari aja no," ujar mama.

"Truss, mau berapa jari?" tanyaku dengan senyum nakal.

"Tiga dong, hihihihi," jawab mama.

Aku tarik jari telunjukku keluar dari vaginanya mama, kemudian aku masukkan ketiga jariku secara bersamaan ke dalam liang kenikmatannya.

"Nah, begitu non," kata mama.

Aku maju-mundurkan jariku dengan cepat di liang senggamnya, hingga menimbulkan suara becek. Mama mendesah dengan binalnya akibat perbuatan dari anak perempuannya. Sambil mengocok vaginanya, aku juga menampar pantat mulus mamaku.

"Ehh, non, jangan keras - keras," ucap mama, "kalo papamu denger, bisa berabe nanti."

"Ohh iyaa, hihihi," ucapku.

Aku lanjut mengobok - ngobok vaginanya mama hingga tidak tau berapa lama kita saling memuaskan. Yang jelas setelah orgasme bersamaan, kita berdua terkapar di ranjang yang penuh dengan peluh, lalu tertidur dengan pulas. Paginya, aku tidak menemukan mama saat bangun dari tidur.

"Kayaknya mama udah bangun duluan deh," kataku.

Aku lalu beranjak dari kasur dan kukenakan pakaian rumahku. Baru pertama ini aku tidur telanjang, bareng sama mamaku pula. Aku keluar kamar dan berjalan menuju ke ruang makan. Di ruang makan, sudah ada papa yang asik membaca koran dan mama yang sibuk memasak.

"Kamu ada kelas ndak hari ini?" tanya papa.

"Cuma satu kelas aja," jawabku, "siang nanti sih."

Mama kemudian menghampiri meja makan dengan membawakan hidangan sup.

"Yuk dimakan dulu, biar dapat energi," katanya sembari melirik ke diriku.

Aku senyum - senyum saat ditatap oleh mamaku yang mesum itu. Kami bertiga sarapan bersama seraya mengobrolkan hal - hal receh.

"Lhoo? Aku baru sadar kalo Jason belum turun," ucapku.

"Dia pergi jam 5 pagi tadi," kata mama, "ada acara basket sama temen - temennya."

"Ouwww." Aku hanya mengangguk - angguk saja.

Selesai sarapan, aku berjalan kembali ke kamar untuk mandi. Papa menuju ke ruang keluarga, sementara mama membersihkan peralatan makan dan masak. Di dalam kamar, kubuka semua bajuku, lalu aku masuk ke kamar mandi dengan hanya memakai handuk. Aku memejamkan mata saat air dari shower menyembur membasahi tubuhku yang seksi. Tiba - tiba, seseorang mengetuk pintu kamar mandiku.

"Sapa yaa??" seruku.

"Mama!" seru mama dari balik pintu.

"Lhooo!? Mama ngapain kesini??" tanyaku.

"Udah gak usah banyak tanya. Cepet bukain pintunya," ucap mama.

Aku membuka pintu kamar mandiku, dan mama langsung nyelonong aja ke dalam. 

"Mama ikutan mandi bareng sama kamu yaa hihihihi," ucap mama sembari membuka bajunya.

"Halah, bilang aja mama mau gesek - gesek vaginaku," kataku dengan muka datar.

"Yaa itu skalian hihihihi," kata mama yang sudah telanjang bulat di depanku.

Aku dan mama lalu mengguyur badan kita dengan air yang mengucur dari shower. Mama mengambil sabun cair lalu memintaku untuk menyabuninya. Aku mengiyakannya dan mulai kusabuni punggungnya yang mulus.

"Habis itu bagian depan yaa," pinta mama.

"Oke," sahutku.

Aku lanjut menyabuni area perut dan payudara mamaku. Mama memiliki perut yang rata dan kencang, ditambah dengan kedua payudara besarnya yang masih kencang. 

"Sekarang sabunin memek dan pantat mama yaa hihihi," ucap mama dengan senyum genit.

Aku oleskan sedikit sabun cair di permukaan pantatnya, lalu aku gosok - gosok dengan air. Pantatnya jadi mengkilat dan licin, membuatku ingin menamparnya keras - keras. Plakkk!

"Ahhhh!!! Nakal banget sih kamu," ucap mama, "masak pantat mamamu sendiri kamu tampar hihihihi."

"Biarin, habisnya mama nakal," ucapku.

Tiba - tiba mama memelukku, kemudian meremas - remas pantat montokku. Aku dibuat mendesah keenakan akibat dari ulah mesum mamaku sendiri. Setelahnya, aku meminta mama menyudahi kegiatan mesumnya, karena aku mau belajar buat kelas nanti. 

"Yahhhh." Mama terlihat sedikit kecewa.

"Sepulang kelas aja yaa," kataku.

"Okee deh," sahut mama, "sekalian kita fitness bareng yaa nanti."

"Yaa," sahutku.

Aku keluar dari kamar mandi, lanjut berpakaian dan segera menuju ke meja belajar. Sepanjang siang hari, aku sedikit kesulitan berkonsentrasi karena vaginaku gatal trus. Gara - gara mama, aku malah kepikiran hal ngeres terus sekarang. Selesai jam sekolah, pacarku mengajakku makan siang bersama. Saat berjalan sama dia, entah kenapa aku terus menatap ke arah selangkangannya.

"Aduh!! Apa aku sudah gila yaa!" jeritku dalam hati.

Ketika makan siang bareng, aku jadi salah tingkah saat menatapnya, padahal sebelumnya tidak pernah seperti ini. Selesai menikmati makan siang, aku buru - buru pamit pulang sama pacarku dengan alasan mau pergi sama mama. Dalam perjalanan pulang, vaginaku terasa makin gatal, ingin rasanya kuobok - obok vaginanya mama untuk menyalurkan nafsuku saat ini. Setibanya di rumah, aku langsung menuju ke kamar orang tuaku untuk mencari mamaku yang seksi. Saat kubuka pintu kamarnya, aku mendapati mama sedang ganti baju.

"Ehh, udah pulang," ucap mama, "kamu siap - siap sana, kita fitness bareng yaa."

"Oke, tapi sebelumnya boleh main bentar?? hihihihi," tanyaku.

"Nanti aja, udah jamnya ini," tolak mama dengan halus.

"Yahhh, oke deh," kataku dengan kecewa.

"Kamu sekarang nakal banget yaa hihihi," kelakar mama.

"Kan mama yang ngajarin," balasku dengan senyum genit.

Aku menuju ke kamarku dan menyiapkan pakaian olahraga, kemudian menuju ke bawah untuk menemui mama yang sudah siap di bawah. Supir kami sudah menunggu dan langsung mengantar kami ke gym langganan mama. Tiba di tempat fitness, aku dan mama menuju ke ruang ganti untuk berganti pakaian olahraga. Aku hanya terpana saat melihat mama hanya memakai bra sport dan celana legging ketat.

"Nakal yaa kamu ngeliatin mama dengan nafsu gitu hihihihi," ucap mama.

"Kan mama yang bikin aku kayak gini," balasku dengan senyum genit.

Kami keluar dari ruang ganti dan menuju ke ruang fitness. Selama melakukan fitness, aku fokus menatap mamaku yang sedang ber-fitness ria. Kuperhatikan ada beberapa cowo yang menatap diriku dan mamaku. 

"Dasar mata keranjang!" umpatku dalam hati.

45 menit berlalu, mama menghampiriku dan mengajakku untuk sauna.

"Emang disini ada tempat untuk sauna?" tanyaku.

"Ada dong," jawab mama.

Mama menarik tanganku dan membawaku menuju ke koridor yang ada di belakang ruang ganti. Terdapat sebuah pintu kayu yang tertulis 'Sauna' di atasnya. Kami lalu masuk dan menuju ke meja administrasi. Mama memesan satu ruang dan si admin menyerahkan sebuah kunci beserta keranjang berisi dua handuk besar. Kami lalu masuk ke ruang yang sesuai dengan nomor kunci. Di dalam ruang tersebut, terdapat loker pakaian berjumlah 8 dan sebuah dinding kayu yang didalamnya adalah tempat sauna. Mama kemudian melepas pakaian olahraganya sampai tidak ada yang tersisa di tubuhnya, aku juga turut menanggalkan pakaianku, lalu kuambil handuk yang diberikan oleh si admin tadi.

"Eittt, ngapain pake handuk," kata mama sembari memegang tanganku.

"Bukannya biasanya gitu yaa kalo sauna?" kataku.

"Kalo itu misal sama orang lain," ujar mama, "lagian kita kan mama sama anak, jadi kita telanjang aja gapapa."

"Hmmm ... bener juga sih hihihihi," kataku.

Mama mengunci pintu ruangan terlebih dahulu, supaya aman hihihihi, lalu menarikku masuk ke dalam ruang sauna dan segera menutup pintunya yang terbuat dari kayu.

"Aku nyalain yaa pemanasnya," kataku.

"Jangan terlalu panas yaa," kata mama.

Kami berdua duduk saling berdempetan sembari menunggu uap memenuhi ruangan. Tiba - tiba, mama menyambar bibirku dan mengulumnya dengan penuh nafsu. Tubuh kami dibanjiri oleh keringat akibat suhu ruangan yang panas.

"Mama cantik deh kalo badannya penuh keringat gini," pujiku. 

"Kamu juga non, hihihihi," ucap mama.

Mama kemudian berdiri, lalu duduk di atas pangkuanku, dan kami kembali berciuman sambil saling meraba punggung. Mama menyudahi aksi saling cium kami, lalu dia berlutut di depanku.

"Hmmmm, ini perlu digundul biar makin cantik hihihihi," kata mama sambil meraba - raba rambut kemaluanku.

"Hah!? Maksudnya dicukur sampai botak kayak punyanya mama?" tanyaku.

"Lebih tepatnya di wax, non," kata mama, "besok yaa mama ajak kamu ke tempat mama melakukan waxing."

"Ohh, oke deh," sahutku.

Mama menggunakan lidahnya untuk mempermainkan bibir vagina dan klitorisku. Aku dibuat merinding dengan servis lidah dari mamaku sendiri. Tanpa kusadari, aku memegangi kepalanya mama dan menekannya ke vaginaku.

"Aku mau keluarrrr," kataku dengan tertahan, takut terdengar dari luar.

Aku semprotkan cairan cintaku ke wajahnya mama, dan kulihat mama tersenyum dengan wajah mesum. Aku langsung ambruk di atas kursi sauna.

"Yahh, udah keluar hihihihi," kata mama sambil menjilati cairan cintaku dari jarinya.

"Habisnya Mama bikin aku keenakan," balasku.

"Kan mama udah berpengalaman," ucap mama, "toh kalo kamu udah sering main, nanti kamu juga bakal berpengalaman hihihihi."

Aku berbaring sejenak selama 2 menit-an, setelahnya, mama memintaku untuk menyodok - nyodok vaginanya dengan tiga jariku. Aku dengan kasar mengobel - ngobel liang senggama mamaku dalam posisi berbaring, sedangkan mamaku dalam posisi berdiri.

"Ahhhh ... yeah, terusin non," desah mama.

Aku iseng memasukkan tiga jari dari tanganku yang satunya ke dalam vaginanya mama. Tindakanku membuat mama makin mendesah. 

"Nakal banget yaa kamu hihihi," kata mama.

Aku bertekad mengocok vaginanya mama sampai dia mendapatkan orgasme dahsyat. Sudah 5 menit-an aku mengocok vaginanya mama, belum ada tanda - tanda mama akan orgasme, meski cairan cintanya sudah menetes banyak ke lantai, belum termasuk tubuh seksinya yang basah kuyup akibat keringat.

"Ohhh, yang kenceng non ... mama mau keluar," racau mama.

Jari - jari tanganku terasa hangat akibat disembur cairan orgasmenya mama. Dia langsung ambruk di lantai dengan wajah puas. Mama kemudian memberikan gestur tangan untuk turun ke bawah. Aku beranjak berdiri, kemudian mendorong badannya mama hingga telentang di lantai, lalu aku duduki selangkangannya dan mulai aku melakukan gerakan gesek - gesek.

"Nakal yaa kamu," ucap mama, "mama baru orgasme, malah dah digesek - gesek aja."

"Tapi mama suka kan dibeginiin?" kataku dengan centil.

"Hihihihi, iya dong," jawab mama.

Mama kemudian menggapai kedua payudaraku, lalu mulai meremasnya. 

"Ahhh ... enak banget Ma," desahku.

Aku kemudian meremas payudaranya mama, dan kami saling mendesah bersahutan. Kami benar - benar menikmati perbuatan tabu ini. Beberapa saat kemudian, mama menarikku hingga jatuh dia atas badannya yang basah, kemudian memelukku sambil meremas pantatku. Mama kemudian mengajakku berguling - guling sambil berpelukan di lantai yang terbuat dari kayu itu, sampai membuatnya jadi basah.

"Kok kita jadi kayak anak kecil gini sih," kataku.

"Biar makin hot, hihihihi," ucap mama.

Setelah puas berguling - guling, mama mengganti posisi kita menjadi posisi scissor. Kami saling gesek organ intim dengan wajah mesum. Mungkin sekitar 15 menit kami bertingkah seperti ini, dan diakhiri dengan kita berdua orgasme bersama. Aku dan mama terbaring di lantai dengan nafas ngos - ngosan. Ruang sauna terasa begitu pengap, lantai basah akibat dari keringat kami berdua dan kami berdua sangat kelelahan.

"Aku buka aja yaa pintunya," kataku.

"Buka aja non, badan mama gerah banget ini," ucap mama dengan wajah lelah.

Saking lelahnya, aku sampai ngesot untuk meraih pintu sauna yang ada di samping ku. Saat kubuka pintunya, badanku terasa sejuk akibat udara segar dari luar yang masuk ke dalam ruang sauna.

"Segarnya ...," kataku seraya terbaring kembali ke lantai.

Mama mengacungkan jempolnya kepadaku, kemudian dia perlahan bangkit berdiri dan duduk di kursi kayu yang menempel di dinding. Kami beristirahat sejenak, kemudian keluar dari ruang sauna untuk mengelap tubuh kami yang bau akibat keringat.

"Yuk kita balik ke ruang fitness buat mandi," ajak mama.

"Bentar Ma," ucapku, "itu ruang sauna jadi bau dan basah gitu. Gapapa yaa?"

"Gapapa hihihi," jawab mama.

Setelah berpakaian, kami berjalan keluar untuk mengembalikan handuk, lalu kami kembali ke ruang ganti perempuan untuk mandi sebentar. Mama mengajakku mandi bersama, tapi sebelumnya aku meminta mama untuk tidak grepe - grepe badanku. Ketika tiba di rumah, aku langsung terkapar di ranjangku saking lelahnya. Besok paginya, mama mengajakku ke tempat dimana dia melakukan waxing. Aku penasaran bagaimana rasanya vagina gundul itu. Setelah selesai melakukan waxing, tidak perlu ditanya lagi kelanjutannya. Mama langsung mendorongku ke kamarnya, menelanjangiku, kemudian melakukan tindakan cabul kepadaku. Hampir setiap hari mama selalu mengerjaiku, entah pagi, siang sore, ataupun malam, kalau ada kesempatan. Bahkan, mama pernah mengajakku menginap di hotel ketika kita selesai nge-gym. 

"Lahhh!? Ngapain nginep di hotel?? Kalo mau bermesum ria, kan nanti bisa di kamarku," kataku.

"Sesekali nyoba suasana baru lahh," ucap mama.

Aku akhirnya nurut aja dan kita pun check-in hotel. Baru masuk saja aku langsung dipeluk dan diciumi dengan buas. Mamaku memang seorang wanita mesum dan hyperseks. Hampir semalaman aku digarap oleh mama kandungku sendiri, AC dalam kamar bahkan tidak mampu membuat kita merasa sejuk. Dua hari kemudian, saat sedang sibuk belajar di kamar, mama menghampiriku dengan senyum aneh.

"Non, tiga hari lagi kita pergi ke tempat hiking itu lagi yuk," kata mama.

Aku hanya geleng - geleng kepala dengan senyum mesum. Aku jadi tidak sabar melihat mama disetubuhi oleh ketiga pria misterius itu lagi.