Kamis, 13 Februari 2025

Cerita Seks Remote Pengendali Pikiran part 4

Aku dan Joni bersiap untuk menuju ke rumahnya tante Reni. Sekitar jam 4 sore, kami tiba di depan rumahnya Budi.

"Permisi!" seruku.

Tidak pakai lama, tante Reni keluar menghampiri kami.

"Lhoo? Kalian lagi?" ucap tante Reni, "ada perlu apa?"

"Budi ada?" tanyaku.

"Dia lagi pergi sama temannya," jawab tante Reni, "kalian gak janjian?"

Aku menatap kepada Joni. Seharusnya dia segera menekan tombol pengendalinya, tapi kenapa dia diam saja.

"Kita agak terburu - buru tadi," jawab Joni.

"Kalian ini gimana sih!" kata tante Reni, "yaa udah, sini masuk dulu."

Tante Reni membukakan pintu pagar, kemudian dia berjalan masuk ke dalam rumahnya. Aku lalu mendekati Joni.

"Kok gak kamu pencet tombol pengendalinya?" tanyaku.

"Aku kelupaan bawa," jawab Joni dengan ekspresi gelisah.

"APA!!" Aku tidak dapat menyembunyikan keterkejutanku. "Kamu bego banget sih!"

"Maaf, maaf," ujar Joni seraya mendorong motornya masuk ke dalam halaman depan rumahnya Budi.

"Trus ... ini gimana?" tanyaku.

"Kita masuk ke dalam, basa basi sejenak, lalu pulang," jawab Joni.

Aku dan Joni melangkah masuk ke rumahnya tante Reni dengan perasaan canggung. Tante Reni sudah duduk di sofa tamu, menunggu kehadiran kami.

"Yuk ... sini duduk," kata tante Reni dengan ramah.

Aku dan Joni saling bertatapan sebentar, kemudian kami duduk di sofa tamu.

"Kok kalian tiba - tiba canggung begitu?" tanya tante Reni, penasaran. "Perasaan waktu kalian datang ke sini beberapa hari yang lalu, kalian begitu pede."

"Ohh yaa Tante, Budi masih lama, kah?" tanyaku secara spontan.

"Masih lama, santai aja," jawab tante Reni.

Aku agak terkejut dengan jawabannya tante Reni. Kenapa dia malah bilang masih lama? Aku melirik ke arahnya Joni, dan dia sepertinya juga bingung.

"Udahlah, kalian gak usah basa basi. Kalian ke sini mau ngentotin tante lagi, kan?" kata tante Reni dengan wajah serius.

Jantungku terasa mau copot ketika mendengar apa yang baru saja diucapkan oleh tante Reni. Joni terlihat lemas ketika mendengarnya. Kenapa tante Reni bisa tau? Joni kemudian berdiri dari sofa, lalu dia berlutut di lantai sampai dahinya menyentuh lantai.

"Maafkan kami Tante!" kata Joni.

Aku pun juga ikut berlutut dan meminta maaf. Aku sangat takut kalau sampai tante Reni melaporkan kami ke pihak sekolah atau keluargaku.

"Hahahahahaha, kalian lucu banget." Tante Reni tertawa terbahak - bahak.

Aku mendongak sedikit menatap tante Reni yang tertawa puas melihat kami yang berlutut minta maaf di lantai.

"Dah, ayo berdiri! Kalian kembali duduk sana!" perintah tante Reni.

Dengan pikiran berkecamuk, aku dan Joni kembali duduk di sofa. Tante reni kemudian mendekati kami, dan duduk di sofa sampingnya Joni.

"Kalau kalian pengen ngentot, gak perlu pakai alat pengendali pikiran, cukup bilang aja," kata tante Reni.

Aku dan Joni terbelalak, kok bisa dia tau???

"Kalian pikir cuma kalian aja yang punya?" ucap tante Reni. "Tante juga punya. Cuma tante udah lama gak memakai alat itu."

"Bentar ... kalo Tante punya itu alat ... jangan - jangan ...," kata Joni, tangannya agak gemetar.

"Dulu tante pake tuh alat biar bisa ngentot sama temennya Budi," ujar tante Reni, "tapi itu dulu, sekitar satu tahun yang lalu."

Aku yang tadinya ketakutan, sekarang malah penasaran dengan mama dari temanku ini. Tante Reni kemudian cerita kalau dia adalah wanita hyper. Suaminya jarang memberikan jatah kepadanya, dan itu membuatnya frustrasi. Tante Reni kemudian ditawari alat tersebut oleh temannya, lalu dia menguji cobanya kepada teman dari anaknya. Setelah 3 bulan menggunakan alat itu, tante Reni merasa bersalah dengan temannya Budi, lalu dia tidak lagi memakai alat itu.

"Setelah 1 tahun gak pake tuh alat, kalian mendatangi tante, lalu mengendalikan tante supaya bisa memuaskan nafsu seks kalian," kata tante Reni.

"Tapi, kenapa tante bisa tau kalau sedang dikendalikan?" tanya Joni.

"Kalian belum tau kalau pengguna dari alat itu kebal terhadap pengaruhnya?" tanya tante Reni.

"Iyakah?" kataku, menatap Joni.

"Aku baru tau tentang hal itu," ucap Joni, menatapku.

"Payah kalian! Punya alat hebat kayak gitu, tapi gak tau seluruh kemampuannya!" kata tante Reni.

Aku dan Joni hanya bisa garuk - garuk kepala sambil senyum - senyum.

"Ngomong - ngomong, kalian jadi gak ngentotin tante?" tanya tante Reni seraya menyilangkan tangannya di depan dada.

Aku dan Joni saling berpandangan. Sejujurnya aku mau - mau saja, tapi aku belum pernah bersetubuh dengan wanita yang dalam kondisi sadar.

"Kok pake mikir segala! Mau apa gak!" seru tante Reni.

"I-iya ... kita mau Tante," jawab Joni, mengangguk - anggukkan kepalanya dengan cepat.

"Nah gitu dong," ucap tante Reni. "Yuk, ikut tante ke kamar."

Tante Reni mengajak kami ke kamarnya. Ketika sudah di dalam, bukannya buka baju, Joni malah membuka obrolan.

"Aku jadi penasaran, jangan - jangan waktu kita ngentotin Tante ... Tante Reni dalam kondisi sadar?"

"Iya hihihihi," jawab tante Reni. "Tante hanya berpura - pura saja waktu itu, biar kalian bisa ngentotin tante sampe puas."

Aku dan Joni melongo seperti orang bego. Tidak dapat kupercaya kalau kami menyetubuhi tante Reni yang pura - pura terhipnotis. Tante Reni kemudian melepas kaos dan celana pendeknya, menyisakan BH berwarna ungu dan CD model thong yang juga berwarna ungu di tubuh seksinya.

"Ayo, buka baju kalian!" perintah tante Reni. 

Seperti kerbau yang dicucuk, aku dan Joni melepaskan seluruh pakaian kami sampai telanjang bulat. Tante Reni kemudian mendekati kami, lalu dia berjongkok di depan penis kami. Tante Reni menggenggam penis kita, lalu dia mengocoknya secara perlahan. Kami berdua dibuat bergetar dengan kocokannya tante Reni.

"Hisap kontol kita dong," pinta Joni.

Tante Reni mengangguk tersenyum, kemudian dia memasukkan penisnya Joni ke dalam mulutnya. Sembari mengoral Joni, tante Reni juga mengocok penisku. Tidak berapa lama kemudian, tante Reni gantian mengulum penisku. Kulumannya memberikan sensasi tersetrum ke tubuhku. Tante Reni benar - benar jago ngoral penis. 3 menit kemudian, tante Reni bangkit berdiri, lalu dia melepas BH dan CD-nya. Tubuh telanjangnya yang seksi sekarang terpampang di hadapan kami. Tante Reni menggandeng kami menuju ke kasurnya.

"Sini, jilatin tubuh tante," kata tante Reni sembari membaringkan dirinya di atas kasur.

Kami naik ke atas kasur, lalu mulai menggerayangi tubuhnya yang mulus. Joni sibuk menjilati payudara kanannya tante Reni, sementara diriku meremas payudara kirinya sembari menjilati perutnya. Tante Reni mendesah binal menikmati servis kami. Tanganku kemudian mulai menjamah selangkangannya tante Reni yang nyaris gundul. Aku gesek - gesek bibir vaginanya yang terasa basah. Joni lalu berpindah ke belakang dan dia mulai menjilati vaginanya tante Reni. Aku kali ini memainkan payudaranya. Aku jilat putingnya, lalu aku hisap - hisap dengan kuat.

"Ohh yeahh, terusin Sayang - Sayangku," desah tante Reni.

Aku lalu mengangkangi dadanya tante Reni, kemudian aku jepit penisku diantara dadanya tante Reni. Aku lalu memaju-mundurkan penisku seolah aku sedang menyetubuhi dadanya.

"Aku masukin yaa," kata Joni.

Tante Reni mendesah panjang ketika Joni menusukkan penisnya ke dalam vaginanya tante Reni. 

"Masih rapet aja nih memek," kata Joni.

"Iya dong," sahut tante Reni, "tante kan rajin merawat tubuh."

Tante Reni terlihat sangat menikmati dikerjain oleh dua cowo teman anaknya. Berselang 4 menit kemudian, aku bertukar posisi dengan Joni. Aku kali ini menggenjot vaginanya tante Reni, dan Joni menyodokkan penisnya ke mulutnya tante Reni.

"Kok bisa yaa vaginanya bisa masih kenceng gini," ujarku.

2 menit kemudian, dinding vaginanya tante Reni mengencang. Tubuhnya bergetar dengan cepat. Tak lama kemudian, cairan kewanitaannya menyembur deras, membasahi penisku.

"Udah orgasme?" tanya Joni, penisnya masih menancap di mulutnya tante Reni.

"Iyapp," sahutku, "cairannya meluber deras banget."

Joni kemudian mencabut penisnya dari mulutnya tante Reni, lalu dia menghampiriku untuk melihat seberapa banyak cairan yang keluar dari kelaminnya tante Reni.

"Wihhh ... binal juga yaa mama dari temen kita ini," kata Joni.

"Habisnya enak banget dientot sama kalian," kata tante Reni sembari beranjak dari rebahannya.

"Aku belum keluar nih," kata Joni. "Tante sekarang nungging yaa."

Tante Reni tersenyum dan dia menuruti permintaannya Joni. Aku berada di depannya tante Reni, lalu kumasukkan penisku yang belepotan cairan cintanya tante Reni ke dalam mulutnya. Joni berada di belakang, menyodok vaginanya tante Reni. Hentakan dari Joni membuat penisku maju-mundur di dalam mulutnya tante Reni. 3 menit kemudian, aku merasa mau muncrat. Aku dorong penisku sampai mentok ke dalam mulutnya tante Reni, lalu aku semburkan spermaku di dalam mulutnya. Aku lalu mencabut penisku dan merebahkan badan sejenak.

"Spermamu aku telan semua nih," kata tante Reni dengan ekspresi mesum.

"Mantap!" seruku.

Di belakang sana, Joni masih asik menyodok tante Reni dari belakang. Suara benturan antara pantatnya tante Reni dan pahanya Joni terdengar begitu seksi.

"Ahh fuck!! Aku juga mau keluar!" seru Joni.

"Keluarin di dalam Say," kata tante Reni.

"Ohhh yeahhh!" seru Joni seraya menancapkan penisnya dalam - dalam ke vaginanya tante Reni.

Joni mencabut penisnya dan dia merebahkan badannya di atas kasur, diikuti oleh tante Reni. Kami beristirahat sebentar sebelum lanjut ke ronde berikutnya. Pada ronde ini, aku berada di bawah, tante Reni menduduki penisku, dan Joni berada di belakang menyodok anusnya tante Reni.

"Ohh yeahh, terusin Say," desah tante Reni.

Dalam posisi ini, aku bisa meremas - remas kedua payudaranya tante Reni yang berguncang hebat. Tidak pakai lama, aku bertukar posisi dengan Joni. Aku kali ini menyodok lubang pantatnya tante Reni.

"Uwoohhh! Sempit banget!" seruku.

"Nih memek juga terasa makin sempit," kata Joni.

"Ouhhh yeahh ... ayo trus DP tante," kata tante Reni dengan suara binal.

Aku dan Joni menggenjot dua lubang kenikmatannya tante Reni seperti piston mesin. Persetubuhan berakhir ketika aku dan Joni muncrat bersamaan di lubang vagina dan anusnya. Kami lalu berbaring dengan tante Reni berada di antara aku dan Joni.

"Ngomong - ngomong, sudah berapa cewe yang kalian entot?" tanya tante Reni.

"Ummm ... sekitar 5," jawab Joni.

"Yang kalian entot tante - tante kayak aku, atau yang masih gadis?" tanya tante Reni.

"Cuma 1 yang gadis, dan itu kakak kelas kita. Sisanya tante - tante," jawab Joni.

"Ohhh ... kalian suka tante - tante yaa," ujar tante Reni.

"Kita suka wanita seksi yang udah gak perawan," kata Joni.

"Bener itu," imbuhku. "Kita gak tega menyetubuhi wanita yang masih perawan hehe."

"Tapi kalian tega ngentotin wanita yang merupakan mama dari temen kalian?" ujar tante Reni, menatap kami berdua.

"Tapi Tante mau kan kita entotin?" kata Joni seraya mencolek payudaranya tante Reni.

"Hehehehe, nakal yaa kalian," ucap tante Reni, mencubit pelan pipi kami.

Tante Reni kemudian beranjak dan dia duduk menghadap kepada kami. "Aku mau menjadi partner kriminal kalian dalam mencari mangsa baru."

Aku dan Joni saling bertatapan.

"Serius? Tante punya kenalan wanita seksi yang bisa kita cicipi?" tanya Joni.

"Punya banyak hihihi," jawab tante Reni. "Sebagai gantinya, kalian harus rutin muasin tante, oke?"

"Wokee!" seru kami berdua.

Tante Reni kemudian membuat grup WA yang beranggotakan kita bertiga. Aku geleng - geleng ketika melihat nama grupnya.

"Grup ngentot. Nama yang luar biasa," ucapku datar.

"Lhaa kan kita emang ngentot," kata tante Reni dengan muka ngeselin.

"Oke deh," sahutku.

Tante Reni mengantar kami ke halaman depan tanpa mengenakan pakaian. Aku dan Joni bergegas meninggalkan rumahnya tante Reni sebelum Budi datang. Ketika tiba di depan rumahku, aku mengajak Joni mengobrol sebentar.

"Kenapa kita malah jadi gigolo-nya tante Reni," ucapku.

"Yaa gapapa. Toh dia bakal bantu kita dalam berburu cewe hehehe," kata Joni.

"Terserah deh," kataku.

***

2 hari berlalu semenjak aku dan Joni menjalin kerja sama dengan tante Reni. Hari ini, kita berada di rumahnya tante Reni untuk memuaskan nafsunya.

"Ini beneran gapapa kita ngentot di kamarnya Budi?" tanya Joni dengan ekspresi khawatir.

"Santai saja," jawab tante Reni yang asik menunggangi Joni.

"Budi apa gak curiga kenapa sprei-nya bisa kusut dan bau?" tanyaku sambil meremas - remas kedua payudaranya tante Reni dari belakang.

"Nanti kita beresin sprei-nya dan kamarnya kita semprotin parfum," jawab tante Reni, masih asik menggoyang pinggulnya.

"Kayaknya gak sesimpel itu deh," ujarku.

"Bukankah lebih seru ngentot di kamarnya Budi?" ucap tante Reni, "kapan lagi bisa ngentotin mama dari temen kalian di kamarnya."

"Budi! Mamamu nakal banget ini lhoo!" ujar Joni. "Masak kita diajak ngentot sama mamamu di kamarmu!"

"Budi! Temen - temenmu nakal banget!" balas tante Reni. "Mama lagi dientotin sama mereka di kamarmu!"

"Tante ini bikin kita campur aduk!" kataku.

"Aku malah jadi makin sange gara - gara ucapannya tante Reni," kata Joni, mulai menghentakkan pinggulnya ke atas.

"Ahhh ... ahhh ... aaahhh," desah tante Reni.

Setelah kurasa siap, aku dorong punggungnya tante Reni, kemudian aku sodokkan penisku ke dalam lubang anusnya. Aku dan Joni kembali men-double penetration tante Reni. Sambil kami genjot, tante Reni sibuk scrolling HP-nya, seperti sedang mencari sesuatu.

"Nih, aku menemukan beberapa teman tante yang bisa kalian entot," kata tante Reni.

"Mana?" tanyaku penasaran.

"Aku ya mau liat," kata Joni.

Aku cabut penisku dari pantatnya tante Reni, diikuti oleh Joni yang mencabut penisnya dari vaginanya tante Reni. Kami lalu duduk di kiri dan kanannya tante Reni dan memperhatikan layar HP-nya.

"Nih, tante punya temen yang bisa kalian entotin," kata tante Reni.

Kami berdua melongo menatap foto wanita cantik dan seksi yang ada di laya HP-nya tante Reni.

"Namanya Astrid. Dia temen fitness-nya tante," kata tante Reni. "Umurnya 39 tahun. Dia punya satu anak cowo, namanya Afriando."

"Kalian kenal gak?" lanjutnya.

"Kayak pernah denger" ucapku.

"Bentar ... aku familiar dengan nama itu," ujar Joni. "Kalo gak salah, dia kakak kelas kita yang udah lulus."

"Dan juga, dia adalah atlet bela diri terbaik di sekolah kalian," imbuh tante Reni. "Kok kalian gak kenal sama Dodo?"

"Kakak kelas kita banyak. Ya kali kenalan satu - satu," balasku.

"Bentar?? Atlet bela diri? Kok serem yaa," ujar Joni.

"Santai aja. Kita kan gak ngentotin mamanya di depannya si Dodo" kata tante Reni.

"Iya sih. Cuma agak merinding juga anaknya bisa bela diri," kata Joni.

"Yuk lanjut ngentotnya. Setelah selesai, baru kita bikin rencana," ucap tante Reni.

Aku segera mengambil posisi berbaring, kemudian tante Reni menduduki selangkanganku dan memasukkannya ke dalam liang senggamanya. Joni berada di belakang dan dia menyodok lubang analnya tante Reni. Kami menggenjot tante Reni selama 20 menit, dan sukses membuat dia orgasme 3 kali. Kami lalu beristirahat sejenak sebelum merancang sebuah rencana untuk menyetubuhi tante Astrid, mamanya Dodo.

"Rencananya besok Sabtu aku akan mengajak Astrid buat fitness bareng," kata tante Reni, "nanti kalian pura - pura tidak sengaja bertemu denganku. Nanti aku bakal ngenalin kalian ke tante Astrid."

"Trus kita entot," kata Joni.

"Kita basa - basi bentar, lalu kita fitness bareng," ucap tante Reni.

"Trus kita entot," kata Joni, mengulangi perkataannya.

"Habis itu, aku akan ajak dia ke ruang ganti, kemudian aku kontrol dia pake alat pengendali pikiran," ujar tante Reni.

"Trus kita entot," kata Joni lagi.

Tante Reni mengambil bantalnya Budi, lalu dia pukulkan ke kepalanya Joni.

"Dari tadi entat - entot trus!!"

"Hahahahaha ... bercanda," ucap Joni cengengesan.

Aku, Joni dan tante Reni memungut pakaian kami yang berserakan di lantai lalu mengenakannya kembali. Kami kemudian lanjut merapikan kamarnya Budi.

"Ayo sini, makan dulu," ajak tante Reni.

"Gak usah repot - repot Tante," tolakku dengan halus.

"Gapapa," kata tante Reni.

Pada akhirnya kita kalah dan bersedia makan siang bersama tante Reni. Aku tidak menyangka tante Reni ternyata jago masak.

"Makan yang banyak yaa," kata tante Reni, "biar kalian kuat ngentotin tante."

"Siap!" sahut kami berdua.

***

Hari yang ditunggu akhirnya tiba. Sesuai rencana, aku dan Joni berangkat berdua ke gym langganannya tante Reni, sementara tante Reni akan menjemput tante Astrid dan berangkat bersama menuju ke gym.

"Jadi gak sabar ketemu sama tante Astrid," kata Joni, "body-nya seksi banget cuy!"

"Sama," sahutku.

Sesampainya di gym, kami segera menuju ke kamar ganti untuk ganti pakaian. Setelahnya, kita menuju ke ruang fitness dan berolahraga sembari menunggu kedatangannya tante Reni. Beberapa menit kemudian, tante Reni masuk ke ruang fitness bersama dengan seorang wanita MILF yang cantik dan seksi.

"Ehhh!? Gak nyangka bisa ketemuan sama kalian," kata tante Reni, pura - pura terkejut.

"Lahh!? Halo Tante," sapa Joni, pura - pura senang.

"Tumben bisa ketemu," kataku.

"Tante kebetulan pengen fitness, lalu kepikiran ngajak temen tante," ucap tante Reni.

"Ohh, gitu." Aku mangut - mangut seperti orang idiot.

"Ohh yaa, kenalkan," -tante Reni mengarahkan telapak tangannya kepada wanita cantik di sebelahnya- "ini Astrid, temanku."

"Halo, aku Astrid. Temannya Reni," ucap tante Astrid dengan suaranya yang lemah lembut.

Aku dan Joni menyalami tante Astrid seraya memperkenalkan diri kami. Setelahnya, kita berolahraga bersama. Kedua mataku tidak lepas dari dadanya tante Astrid yang sangat menggairahkan.

"Jadi gak sabar merasakan kedua dada montok itu," ucapku dalam hati.

Waktu jadi terasa sedikit lama gara - gara kehadiran dari tante Astrid. 40 menit berlalu, kami menyudahi acara olahraga di gym. Sesuai dengan rencana, kami akan menunggu di parkiran lantai 3. Tante Reni meminta kami tidak perlu mandi atau bilas, kita bisa melakukannya di motel.

"Sekarang kita tunggu kedatangan tante Reni dan tante Astrid," ucap Joni.

Sekitar 5 menit kemudian, tante Reni datang bersama dengan tante Astrid. Mereka masih mengenakan pakaian olahraga. Di tangannya tante Reni, dia memegang sebuah alat pengendali.

"Sudah berada di bawah kendali," kata tante Reni, "yuk kita ke motel dekat sini."

"Wokee!" seru kami berdua.

Aku dan Joni menuju ke mobilnya tante Reni lalu kami melaju menuju ke motel yang jaraknya hanya sekitar 100 meter dari tempat gym. Tante Reni memesan sebuah kamar, kemudian kami menuju ke tempat di mana kamar kami berada.

"Sudah siap?" tanya tante Reni.

"Siap dong!" seru Joni.

Tante Reni mengambil kursi meja rias, lalu dia duduk menghadap ke arah ranjang. Tante Astrid berdiri di samping ranjang, menanti untuk kita eksekusi. Tanpa basa - basi, aku dan Joni menggerayangi body seksinya tante Astrid. Meski belum mandi, tubuhnya tante Astrid terasa sedap dan membuatku sangat terangsang. Aku lalu melepas tanktop-nya tante Astrid, menampakkan kedua payudara besarnya yang masih kencang. Aku dan Joni menghisap puting payudaranya tante Astrid seraya meremas - remasnya. Dari tempat lain, tante Reni asik melihat kami berdua mencabuli temannya. Kemudian, Joni menurunkan celana legging-nya tante Astrid, diikuti dengan celana dalamnya. Kami lalu membaringkan tubuh bugilnya tante Astrid dan lanjut memainkan tubuhnya. Aku dan Joni berhenti sejenak, kemudian kami melepas pakaian olahraga kami.

"Aku mau nyicipin memeknya," kata Joni.

"Kalo begitu, aku mau mencoba mulutnya," ucapku.

Aku arahkan penisku ke mulutnya tante Astrid, lalu dia membuka mulutnya dengan senang hati.

"Anget banget mulutnya," ujarku sembari mendorong penisku sampai masuk setengahnya.

"Memeknya gurih cuk!" seru Joni, asik menjilati vaginanya tante Astrid.

Aku melirik tante Reni, terlihat dia masih asik mengamati kita bertiga. Aku yakin tidak lama lagi, dia pasti akan ikut bergabung. Tak lama berselang, Joni menyarangkan penisnya ke dalam vaginanya tante Astrid.

"Anjrit! Sempit banget nih memek!" seru Joni.

Aku mencabut penisku dari mulutnya tante Astrid, lalu aku jepitkan diantara kedua payudara besarnya. Aku ingin merasakan titsfuck dengan dua bukit kembar yang menggairahkan ini. Aku merasakan getaran kenikmatan yang kuat ketika aku menggesekkan penisku diantara payudaranya tante Astrid. Tubuhnya tante Astrid berguncang dengan kuat akibat sodokan dari Joni yang ada di belakangku.

"Oyy, ganti gaya yuk! Kamu belum nyobain memeknya, kan?" kata Joni.

"Wokee!" sahutku.

2 menit kemudian, Joni mencabut penisnya dari vaginanya tante Astrid. Dia mengubah posisinya tante Astrid menjadi menungging. Aku posisikan diriku di belakang, lalu aku arahkan penisku ke liang kenikmatannya yang sudah becek. Aku dorong kepala penisku, kemudian batang penisku mulai masuk secara perlahan kelubang vaginanya tante Astrid.

"Ohhh, sempitnya," lenguhku.

"Sempit mana sama memekku?" tanya tante Reni, tiba - tiba memelukku dari belakang.

Saat menengok ke belakang, aku terkejut melihat tante Reni sudah telanjang bulat. Tante Reni kemudian mengajakku berciuman. 

"Kontolku jadi makin tegak liat kalian saling berciuman," kata Joni.

"Habis ini yaa," ucap tante Reni, yang kemudian lanjut berpagutan lidah denganku.

Baru 5 menit aku menggenjot vaginanya tante Astrid, aku merasa mau muncrat. Harus kuakui jepitan liang senggamnya benar - benar luar biasa.

"Tante Astrid lagi masa subur gak?" tanyaku kepada tante Reni.

"Keluarin di luar!" ucap tante Reni, wajahnya agak panik.

Aku cabut penisku, lalu aku semburkan spermaku di bongkahan pantatnya yang montok. Tante Reni memberikan acungan jempol kepadaku. Dia lalu merangkak mendekati Joni dan mulai memberikan jilatan di dadanya Joni. Aku berbaring untuk mengistirahatkan badanku sebentar. Tidak berapa lama kemudian, Joni mendorong penisnya dalam - dalam ke mulutnya tante Astrid, sepertinya dia mau memuncratkan spermanya ke dalam mulutnya tante Astrid. Aku melihat ada sedikit cairan putih yang meluber keluar dari mulutnya tante Astrid.

"Nikmat banget mulutnya," kata Joni seraya bersandar di dipan kasur.

"Habis ini entotin tante juga yaa," pinta tante Reni.

"Wahhh ... bakal kering nih kita," ucap Joni.

Ronde kedua dimulai dengan tante Astrid menggenjotku dalam posisi WOT, dan tante Reni yang disetubuhi oleh Joni dalam posisi menyamping. Dalam posisi ini, aku bisa mengeksplorasi tubuh seksinya tante Astrid. Kedua payudaranya yang berguncang hebat, aku remas dengan gemasnya. Tubuhya terlihat mengkilat akibat keringat yang mengucur deras dari kulitnya yang mulus.

"Habis ini gantian aku mau icip - icip body-nya tante Astrid," ujar Joni.

"Okee," sahutku.

Beberapa menit kemudian, aku menggenjot tante Reni dalam posisi doggy style, sementara Joni menyodok tante Astrid dengan posisi missionary. Joni kemudian bangkit berdiri, lalu dia memberdirikan tante Astrid juga dan mendempetkan tubuhnya ke tembok. Joni lanjut menyetubuhi tante Astrid dari belakang. 2 menit kemudian, tante Reni meminta diriku dan Joni untuk berhenti.

"Kenapa?" tanyaku.

"Mau lihat pertunjukan menarik?" tanya tante Reni.

"Apa itu?" tanya Joni penasaran.

Tante Reni kemudian beranjak berdiri dan menghampiri tante Astrid. Tiba - tiba, dia memeluk temannya tersebut dan memberikan ciuman yang hot. Aku dan Joni melongo melihat dua wanita MILF yang cantik sedang melakukan aksi lesbian. Tante Reni meremas - remas bukit kembarnya tante Astrid yang berukuran besar. Kemudian, tante Reni menarik tante Astrid ke atas ranjang lalu mereka melakukan posisi 69. Tante Reni dan tante Astrid saling menjilat vagina, membuat kami berdua makin terangsang.

"Boleh kami join?" tanya Joni.

"Belum boleh hihihihi," jawab tante Reni, "kalian coli dulu aja."

Kami berdua melongo melihat tante Reni yang menjilati vaginanya tante Astrid dengan buas. Kulihat tante Astrid mampu mengimbangi permainan lidah dari tante Reni. Tanpa sadar, aku mulai mengocok penisku yang tegang.

"Baru kali ini aku melihat pertunjukan lesbian secara langsung," kata Joni.

"Kayaknya tante Reni biseks deh," ucapku.

Kemudian, tante Reni melebarkan pahanya tante Astrid, lalu dia angkat kaki kirinya di atas badannya tante Astrid, membuat selangkangan mereka saling menempel.

"Kalo gak salah ini dikenal dengan nama 'scissoring'," kata Joni.

"Baru tau aku," ucapku.

Tante Reni mulai melakukan gerakan gesek - gesek. Aku dan Joni melongo makin lebar melihat adegan tidak senonoh dari dua wanita dengan anak yang akan beranjak dewasa.

"Jadi pengen ngentotin mereka," kata Joni.

"Sama," sahutku.

Tante Reni dan tante Astrid mendesah bersamaan, menikmati tindakan mesum sesama jenis ini.

"Yuk sini, entotin kita," kata tante Reni dengan wajah mesum.

Aku dan Joni langsung menerkam tante Reni dan tante Astrid. Aku meremas - remas dadanya tante Reni, Joni meremas kedua payudaranya tante Astrid. Kami bergantian menyetubuhi tante Reni dan tante Astrid. Aku juga mencoba liang analnya tante Astrid.

"Fuck!! Sempit banget nih anus!" seruku ketika penisku masuk semua ke dalam lubang pantatnya tante Astrid.

"Sempit mana sama boolnya tante?" tanya tante Reni.

"Sama - sama sempit!" ujar Joni.

Tidak ketinggalan, aku dan Joni men-double penetration tante Astrid. Tante Reni turut membantu kami dengan menempelkan vaginanya ke mulutnya tante Astrid. Pesta seks kita berlangsung selama 30 menit. Tubuhku terasa lelah sekali setelah menggarap dua MILF yang cantik dan seksi.

"Mandi yuk," ajak tante Reni.

Aku, Joni mengangguk dan berjalan mengikuti tante Reni dan tante Astrid.

"Seandainya Astrid haus seks, aku gak perlu pake remote pengendali," ucap tante Reni.

"Emang sudah pernah tante tanyain?" tanyaku.

"Pernah," jawab tante Reni, "dia cenderung tertutup kalau membahas hal begituan."

"Pasti seru kalo tante Astrid hypersex," ucap Joni, "body dan wajahnya mendukung banget."

Saat mandi, aku menyempatkan diri untuk meraba - raba tubuh mulusnya tante Astrid. Joni terlihat sibuk menyabuni pantat dan selangkangannya tante Reni.

"Ohh yaa, mau tanya. Tante ini biseks yaa?" tanya Joni.

"Agak, hihihihi," jawab tante Reni.

"Berarti pernah main sama cewe dong," kataku.

"Pernah," sahut tante Reni. "Total baru 3 cewe. Astrid adalah cewe ke-3."

"Gila! Mamanya Budi emang agak lain," ucap Joni.

Tante Reni merespons dengan tawa lepas. Selesai mandi, aku dan Joni mengeringkan tubuhnya tante Astrid lalu memakaikan kembali pakaiannya. Tante Reni telah berpakaian dan siap untuk kembali ke gym.

"Kapan - kapan, kita main lagi sama Astrid yaa," ucap tante Reni.

"Siap!" seru Joni.

Setibanya di tempat fitness, tante Reni mengembalikan kesadarannya tante Astrid.

"Kok badanku rasanya lelah banget yaa," ucap tante Astrid seraya meregangkan kedua tangannya.

"Kamu terlalu bersemangat berolahraga tadi," kata tante Reni.

"Iyakah?" ucap tante Astrid dengan ekspresi agak tidak percaya.

Aku dan Joni kemudian berpamitan kepada tante Reni yang akan mengantar pulang tante Astrid.

"Aku jadi ketagihan sama body-nya tante Astrid," ujar Joni.

"Sama, hehehehe," sahutku.

***

3 hari telah berlalu sejak aku dan Joni mencicipi tubuhnya tante Astrid untuk pertama kalinya. Hari ini, aku dan Joni sedang sibuk menggenjot tante Astrid bersama dengan tante Reni.

"Nih body bener - bener yahudd!" kata Joni.

"Tante juga ketagihan sama tubuhnya Astrid," ucap tante Reni sembari menjilati ketiaknya tante Astrid.

Aku merem-melek menikmati jepitan dan kehangatan dari vaginanya tante Astrid. 

"Kira - kira, ada gak tante - tante seksi dan cantik lain yang bisa kita entot?" tanya Joni sembari menyodok - nyodok mulutnya tante Astrid.

Tante Reni tersenyum lebar. "Ada dong ... ada banyak."

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar