Jumat, 14 Juni 2024

Cerita Seks Remote Pengendali Pikiran part 1

Aku adalah seorang murid SMA kelas 12 bernama Will. Udah gitu aja, gak ada tambahan lain. Ceritanya, teman dekatku memperkenalkan sebuah alat aneh yang dia sebut sebagai remot pengendali pikiran.

"Masak beneran ini bisa ngendaliin pikiran?" kataku.

"Wahh, gak percaya nih anak," ucap Joni, temanku, "nanti pulang sekolah ikut aku."

"Kemana?" tanyaku.

"Buat buktiin kehebatan nih alat," jawabnya.

"Oke deh," sahutku.

Jam menunjukkan pukul 1 siang, menandakan jam sekolah telah usai. Joni langsung mengajakku mengambil motor di parkiran sekolah.

"Kita mau kemana?" tanyaku.

"Kamu cukup ikut aku aja," jawab Joni.

Aku nurut aja dan ngikut si Joni yang berkendara cukup cepat. Setelah berkendara cukup jauh, kami tiba di sebuah area perumahan yang pernah aku kunjungi beberapa kali. Joni lalu memberhentikan motornya di depan rumah teman sekelas kami, Budi.

"Ngapain kita kesini?" tanyaku.

"Buat menguji alatku ini lahh. Gimana sih kamu," ucap Joni.

Joni kemudian menekan bel rumahnya Budi, dan tidak pakai lama, mamanya membukakan pintu pagar. 

"Halo Joni, Will. Kalian mau ketemuan sama Budi yaa?" tanya mamanya.

"Iya Tante, udah di rumah belum?" tanya Joni.

"Tadi dia bilang ada tugas kelompok dan pulangnya sekitar jam 4," jawab mamanya Budi, "gimana? Mau nunggu atau nanti balik lagi?"

"Nunggu aja deh. Kalo balik lagi nanti endingnya kelupaan lagi hehehe," jawab Joni.

"Okee, sini masukin motor kalian ke dalam rumah tante," kata mamanya Budi.

Mamanya Budi bernama tante Reni, umurnya sekitar 42 tahun. Meski sudah kepala 4, tante Reni masih terlihat awet muda dengan badannya yang langsing dan terlihat masih kencang. Joni sangat suka menatap tante Reni. Maklum, dia emang anak yang mesum. Kalau aku jujur juga tertarik dengan mama dari temanku ini, tapi gak pernah berpikir yang aneh - aneh. Tante Reni kemudian mempersilahkan kami duduk di ruang tamu, sementara dia berjalan masuk ke dalam untuk mengambilkan minum.

"Hehehehehe." Joni tertawa cengengesan seraya mengeluarkan alat anehnya itu. "Setelah ini pertunjukan dimulai."

Tante Reni datang kemari dengan membawakan tiga gelas minuman. Setelah selesai menghidangkan minuman di meja tamu, Joni memencet tombol di alatnya itu, dan seketika, tante Reni berdiri tegak dengan wajah tersenyum.

"Ehh!? Kok tiba - tiba diem aja??" kataku.

"Berkat alatku ini hehehe," ucap Joni, "nah sekarang liat ini ...."

Joni bangkit berdiri, kemudian dia mendekati tante Reni. Joni meraba tangan kirinya tante Reni, setelah itu dia mengelus pipinya yang mulus.

"Ehh!? Gila kamu Jon!!" seruku yang terkejut melihat kelakuan dari temanku itu.

"Kan ini yang mau aku tunjukkin ke kamu," kata Joni, "dan sebenernya ini masih awal banget lhoo."

Joni kemudian meremas payudaranya tante Reni yang berukuran cukup besar. Wajahnya si Joni jadi mesum banget menikmati kelembutan dari payudara mama dari temannya itu. Tante Reni kulihat juga menikmati dimesumin oleh teman dari anaknnya.

"Nah sekarang lihat ini," ucap Joni, "Tante, tolong buka bajunya dong."

Aku melongo dengan terkejut ketika melihat tante Reni membuka bajunya tanpa rasa malu. Dimulai dari kaos birunya, lalu celana pendeknya, dilanjutkan dengan BH dan CD putihnya. Sekarang tante Reni berdiri tanpa busana di hadapan kita, teman - teman anaknya.

"Kok bisa???" kataku.

"Jelas bisa dong, kan berkat alatku ini," kata Joni, "alat ini berfungsi mengendalikan pikiran orang hehe."

"Trus, mau kamu apain tante Reni?" tanyaku.

"Yaa dientot lahh," jawab Joni dengan vulgar, "kapan lagi bisa ngentotin tante - tante cantik kayak gini."

"Bajing!! Kamu gila apa!! Masak mama temen sendiri dientot!!" seruku.

"Halah, emangnya kamu gak kepengen? Aku tau kamu juga sering membayangkan ngentotin tante Reni," ucap Joni.

Kalau mau jujur, aku memang suka membayangkan yang aneh - aneh kalau bertemu dengan mamanya Budi, tapi aku tidak menduga bakal jadi seperti ini. Joni kemudian menjilati leher, wajah dan punggungnya tante Reni dengan penuh nafsu. Tante Reni terlihat menikmati tindakan mesum dari temanku itu. Joni lalu menurunkan celana panjangnya, diikuti dengan menurunkan celana boxer-nya.

"Kocokin kontolku dong," pinta Joni.

Tante Reni menuruti permintaan dari si Joni, dan dia pun langsung berlutut di depannya Joni. Tante Reni mengocok kontolnya Joni dengan lembut.

"Ohh, enak banget Tante," desah Joni.

Selangkanganku terasa sesak ketika melihat adegan tidak senonoh ini.

"Ayo, lepas celanamu juga. Masak aku doang," ucap Joni.

"Yaa ampun ...." Aku menepuk dahiku dengan segala keanehan ini.

Pada akhirnya, aku juga turut melepas celana sekolahku, menampakkan kontolku yang sudah mengacung dengan keras.

"Nah, itu kamu juga ngaceng," kata Joni, "dah ayo sini, biar dikocokin sama tante Reni."

Aku bangkit berdiri, lalu kudekati tante Reni yang masih asik mengocok kontolnya Joni. 

"Nah, sekarang Tante gantian ngemut kontolku dan kontolnya Will," perintah Joni.

Tante Reni mengangguk dan dia langsung memasukkan kontolnya Joni ke dalam mulutnya, sementara kontolku dielus perlahan dengan tangannya yang lembut. Setelahnya, tante Reni memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Rasanya benar - benar wow sekali, kontolku terasa hangat berada di dalam mulut mama dari temanku itu.

"Gimana, enak kan?" kata Joni.

Aku hanya mengacungkan jempolku saja, saking keenakan menikmati servis dari Tante Reni. Selama 5 menit berikutnya, tante Reni bergantian mengulum kontol kita berdua.

"Sekarang Tante berdiri," perintah Joni.

Tante Reni menuruti perintahnya Joni, lalu Joni membalik badannya tante Reni, membuatnya membelakangi temanku itu. Joni lalu mendorong punggungnya tante Reni hingga dia membungkuk 90 derajat. Joni kemudian berlutut dan dia mengelus pantat montoknya tante Reni. Aku berinisiatif ke depan untuk memainkan payudaranya yang berukuran sedang, tapi masih kencang.

"Wihhh gila! Memeknya masih rapet," kata Joni.

"Toketnya juga kenyel dan kenceng," ucapku.

Aku yang mulai dikuasai oleh nafsu, mengenyot dan melahap toket dari mama temanku sendiri. Aku iseng melirik Joni, dan kulihat dia sedang asik menjilati vaginanya tante Reni yang berbulu tipis.

"Wahh sipp, udah basah. Saatnya eksekusi hehe," ujar Joni.

Joni mengarahkan kontolnya ke memeknya tante Reni, dan kulihat dia memasukkan kontolnya secara perlahan. Aku bisa mendengar tante Reni mendesah pelan.

"Udah main masukin aja," kataku.

"Iya dong hehehe," sahut Joni, "ngomong - ngomong, ini memek enak banget cuk. Udah sempit, hangat, legit pula."

"Wahhh, jadi pengen nyobain nih aku," ujarku.

"Kamu nyodok mulutnya lagi aja deh, biar makin hot suasananya," kata Joni.

"Oke deh," sahutku.

Aku bangkit berdiri, lalu kuarahkan kontolku ke mulutnya tante Reni.

"Emut kontolku yaa," pintaku.

Tante Reni segera membuka mulutnya yang mungil, kemudian aku sorongkan kontolku masuk ke dalam mulutnya. Gerakan maju-mundur dari si Joni membuatku tidak perlu melakukan gerakan menyodok.

"Habis ini aku mau ngerasain memeknya yaa," ucapku.

"Wokeee," sahut Joni, "akhirnya kamu menikmati juga yaa hehehe."

"Hehehehe." Aku hanya menanggapinya dengan tawa malu.

8 menit kemudian, Joni mengerang tertahan. Sepertinya dia akan muncrat.

"Bangsat!! Enak banget cok!!" seru Joni.

Dia mencabut kontolnya dari memeknya tante Reni, lalu dia semburkan di atas punggung mulusnya tante Reni. Joni kemudian terduduk di sofa tamu.

"Tuh kamu cobain deh memeknya, aku jamin enak," kata Joni.

"Wokee," sahutku.

Aku mencabut kontolku dari mulutnya tante Reni, kemudian aku memposisikan tante Reni menungging di lantai. Aku lalu mengarahkan kontolku ke memeknya tante Reni yang sudah basah kuyup, dan dengan sekali dorong, kontolku masuk seluruhnya ke dalam memek dari mama temanku.

"Bener Jon, memeknya sempit banget," ucapku.

"Mungkin tante Reni jarang disentuh sama papanya Budi," celetuk Joni.

"Bisa jadi sih," kataku.

Baru sebentar kugenjot, tante Reni mengerang cukup keras.

"Itu tandanya dia mau orgasme bro," kata Joni.

Kontolku terasa hangat akibat disiram cairan cinta yang disemburkan oleh tante Reni. Aku diamkan sejenak kontolku, memberikan kesempatan bagi tante Reni menikmati orgasmenya, meskipun aku tidak yakin kalau dia benar - benar menikmatinya, mengingat dia saat ini tengah dikendalikan lewat alatnya Joni. Aku kemudian lanjut menggenjot tante Reni seraya meremas pantatnya yang montok itu. Joni kemudian bergabung denganku dan dia mengenyot toket montoknya tante Reni. Tak terasa waktu telah lewat 6 menit, dan kurasakan aku juga mau muncrat. Aku cabut kontolku dari memeknya tante Reni, lalu aku gesek - gesekin di belahan pantatnya. Aku semburkan spermaku di bongkahan pantat mulusnya tante Reni, kemudian aku terduduk di lantai, sedangkan tante Reni masih setia menungging. Joni kemudian membelakangi tante Reni, lalu dia tusukkan kontolnya ke dalam memeknya tante Reni. Temanku yang mesum itu kembali menyetubuhi mama dari teman kita itu.

"Seandainya bisa ngentotin tante Reni seharian hehehe," kata Joni.

"Matamu!" timpalku.

Baru sekitar se-menit Joni menggenjot tante Reni, dia mencabut kontolnya dan duduk di sampingku.

"Kontolmu udah siap belum?" tanya Joni.

"Kenape emang?" tanyaku balik.

"Aku mau mencoba sesuatu, tapi aku membutuhkan dirimu," kata Joni.

"Bentar, beri aku waktu satu menit lagi. Biar kontolku bisa ngaceng maksimal," ucapku.

Satu menit kemudian, kontolku telah siap tempur. Joni memintaku berbaring di sofa, kemudian menyuruh tante Reni untuk menduduki kontolku. Tante Reni memposisikan memeknya di atas kontolku yang mengacung tegak, lalu dia turunkan pinggulnya dan kontolku tenggelam ke dalam memeknya secara perlahan. Tante Reni kemudian mulai menggoyang pinggulnya dengan binal, membuatku merem melek saking nikmatnya. Joni kemudian berlutut di belakangnya tante Reni, lalu dia mendorong sedikit punggungnya.

"Kamu mau ngapain?" tanyaku.

"Mau ngentotin boolnya hehehe," jawab Joni.

"Ehh!? Gila kamu. Masak tante Reni mau di-DP," kataku.

"Kapan lagi kita bisa men-dobel penetrasi tante Reni hehehe," ucap Joni.

Joni kulihat mengalami kesulitan saat memasukkan kontolnya ke dalam lubang anusnya tante Reni. Aku perhatikan tante Reni meringis menahan sakit dan nikmat akibat kedua lubangnya kita sodok bersamaan. Aku dan Joni menggenjot tante Reni bagaikan piston mesin. Memeknya terasa lebih sempit akibat anusnya dijejali kontolnya Joni.

"Bajingan!! Rapet banget nih bool!" seru Joni.

"Memeknya juga jadi makin rapet, udah gitu desahannya makin kenceng juga," ujarku.

Tante Reni kian binal dalam menggoyang pinggulnya, dan dia kembali mendapatkan orgasme dahsyat. Tanpa terasa sudah 7 menit berlalu, aku merasa akan segera muncrat.

"Bro, aku perlu berdiri nih. Kontolku mau muncrat lagi," kataku.

"Oke deh," sahut Joni.

Joni mencabut kontolnya dari lubang pantatnya tante Reni, lalu kuangkat badan dari mama temanku itu. Joni kali ini yang berbaring di sofa, diikuti dengan tante Reni yang memasukkan kontolnya Joni ke lubang memeknya. Aku mengocok kontolku di depan wajahnya tante Reni, lalu kusemburkan spermaku ke wajahnya yang cantik.

"Puas banget aku," kataku.

"Habis ini aku juga mau muncrat," ujar Joni, "tante nungging yaa."

Tante Reni menurut dan dia menungging membelakangi Joni. Temanku itu menancapkan kontolnya ke anusnya tante Reni, lalu dia semburkan spermanya ke dalam pantatnya.

"Enak banget cok," kata Joni.

Tante Reni ambruk di sofa, sementara kami terduduk di sofa dengan wajah puas.

"Sebenarnya aku masih pengen ngentotin tante Reni, tapi sebentar lagi Budi pulang," kata Joni.

"Lhaa trus tante Reni gimana? Dia masih terbaring telanjang gitu," kataku.

"Kita mandiin dulu lahh, kalo gak bisa curiga dia nanti," ucap Joni.

Aku dan Joni membopong tante Reni ke kamar mandi yang ada di kamarnya, lalu kami nyalakan shower yang mengguyur tubuh kami bertiga.

"Anjrit, liat body-nya yang basah, bikin aku ngaceng lagi," ucap Joni.

"Woyy!! Jangan!! Bisa mati kita kalo sampe kepergok Budi," ucapku.

"Ohh iyaa, makasih udah nyadarin aku hehehe," kata Joni.

"Dasar ...." Aku menepuk dahiku.

Kami membersihkan area selangkangannya tante Reni untuk menghapus jejak dari persetubuhan yang tadi kita lakukan. lanjut menyabuni badannya untuk menghilangkan bau keringat dan lendir. Setelahnya, kami membawanya kembali ke ruang tamu, dan Joni meminta dia memakai kembali pakaiannya.

"Okee, sekarang aku akan mengembalikan tante Reni ke kondisi semula, dan dia akan berpikir bahwa kita sudah mengobrol selama 1 jam," kata Joni.

"Bisa gitu yaa," ucapku.

"Bisa dong," sahut Joni, "memori adalah sesuatu yang mudah untuk dimanipulasi."

Setelah Joni menekan tombol di alatnya, tante Reni seperti tersadar kembali.

"Ehh, udah mau jam 4 yaa," kata tante Reni.

"Iya hehehe," sahutku.

"Kalian mau makan gak? Tante ada lauk sama nasi," tanya tante Reni.

"Gak usah Tante hehehe," tolak Joni dengan halus.

Setelah mengobrol selama beberap menit, Budi akhirnya tiba di rumah dengan wajah lelah.

"Lahh?? Ngapain kalian berdua disini? Mau liat PR-ku??" kata Budi.

"Wooo, iya dong," jawab Joni seraya mengacungkan jempolnya.

Aku hanya bisa geleng - geleng, sedangkan tante Reni tertawa renyah. Hebat juga si Joni bisa cari - cari alasan yang pas. Setelah kita melihat - lihat sekilas PR-nya Budi, kita berpamitan dengan Budi dan mamanya.

"Silahkan datang lagi yaa," ucap tante Reni.

"Pasti dong," sahut Joni dengan penuh maksud.

Aku dan Joni lalu berpisah dan kembali ke rumah masing - masing, karena aku sudah terlalu lelah untuk lanjut ngobrol dengan Joni soal alat anehnya itu. Besoknya, ketika istirahat pertama, aku menemui Joni untuk membahas apa yang terjadi kemarin.

"Beneran tante Reni gak akan curiga?" tanyaku sedikit cemas.

"Santai aja, tante Reni gak akan ingat apapun. Paling badannya doang yang pegel - pegel," jawab Joni dengan santai.

"Emang sih enak, tapi aku jadi merasa bersalah sama Budi," ucapku.

"Kan gak tiap hari kita entotin," ujar Joni, "paling sebulan dua kali hehehehe."

"Matamu!!" seruku.

"Ohh yaa, besok ikut aku lagi yaa hehehe," kata Joni.

"Kamu mau ngentotin sapa lagi coba," kataku dengan mata memicing.

"Tante Lita, mamanya Edo," ucap Joni.

"What!!! Gila bener kamu," kataku dengan mata terbelalak.

"Tuh mamanya Edo bener - bener cantik dan seksi bro. Kapan lagi coba bisa ngentotin hot milf kayak gitu," ujar Joni dengan ekspresi mesum.

"Ssshhh!! Jangan keras - keras bangsat!" Aku menegurnya dengan uara lirih.

"Heheheheh, maaf," ucap Joni, "yang penting kamu besok harus ikut."

"Hahh ... yaa udah deh," ucapku sambil menepuk dahiku.

Sejujurnya aku juga penasaran dengan body-nya tante Lita. Meski umurnya sudah 40-an, tapi dia gak kalah sama gadis - gadis model majalah dewasa atau gadis yang ada di JAV hehehe. Jadi gak sabar menantikan hari esok. Besoknya, ketika pulang sekolah, aku dan Joni langsung menuju ke rumahnya Edo. Kita sudah memastikan kalau Edo akan pulang sore karena sedang ikut latihan sepak bola. Rumahnya sendiri berada di area perumahan elit, maklum papanya pengusaha. Setibanya di rumah, aku memencet bel berharap tante Lita ada.

"Lhoo? Joni ... Will?? Mau ketemu sama Edo yaa?" tanya tante Lita menyambut kami.

"Iya, ada gak yaa?" tanya Joni.

"Kayaknya dia pulang sore lagi deh," jawab tante Lita.

"Yahhhh ...." Joni berpura - pura kecewa.

"Kalian mau masuk dulu gak? Atau kalian balik lagi kesini sore nanti?" tanya tante Lita.

"Kita balik besok aja deh, sore mungkin kita gak bisa," jawab Joni.

"Oke deh, nanti tante sampaikan ke Edo yaa," kata tante Lita.

Joni berpamitan dengan tante Lita, diikuti dengan diriku yang masih kebingungan. Joni lalu memberikan kedipan mata kepadaku dan aku ngikut aja naik ke motor masing - masing. Setelah kita berkendara sekitar 5 meter dari rumahnya tante Lita, Joni memintaku berhenti. Dia lalu mengeluarkan alat anehnya dari saku celana.

"Nah sekarang waktunya," kata Joni seraya menekan tombol di alatnya.

"Bentar, aku masih bingung," ucapku.

"Pas basa - basi tadi, aku diam - diam mengarahkan alatku ke tante Lita. Setelah itu aku bikin skenario kita gak akan mampir, tapi sekedar bertanya lalu pulang ketika tante Lita bilang Edo gak ada di rumah," ujar Joni.

"Nih anak pinter juga kalo urusan beginian," kataku dalam hati.

"Yuk, kita kembali ke rumahnya Edo," ajak Joni.

Kita kembali ke depan rumahnya Edo, lalu Joni berkata, "Tante, bukain pintu gerbangnya dong."

Tiba - tiba, pintu gerbang terbuka dan tante Lita hanya tersenyum diam menatap kita. Aku dan Joni memasukkan motor kami ke dalam rumahnya Edo. Sebelum masuk ke rumah, aku menyetop Joni.

"Bentar, di rumah ini ada cctv lhoo," ucapku, "kita masuk aja udah terekam cctv, jelas gak mungkin kita bisa ngentot sama tante Lita."

"Santai, aku sudah tau masalah cctv di rumah ini," kata Joni, "aku sudah menyiapkan alat untuk memanipulasi rekaman cctv."

"Gila, kamu benar - benar seperti penjahat profesional aja," kataku.

"Pertama, kita masuk dulu," kata Joni.

Joni menggandeng tante Lita menuju ke garasi, kemudian dia mengeluarkan alat lainnya dari dalam tas-nya.

"Bentar, aku retas dulu cctv di ruang keluarga dan area kolam renang," ucap Joni seraya mengutak - atik alat anehnya itu.

Sembari menunggu si Joni, aku iseng membelai lengannya tante Lita yang begitu lembut, lanjut menyundul - nyundul payudaranya yang besar dan bulat.

"Okee, sudah," ucap Joni, "kita cuma punya waktu 2 jam."

Aku dan Joni lalu membawa tante Lita ke area kolam renang yang ada di halaman belakang rumah. 

"Sekarang waktunya pertunjukan hehehehe," kata Joni dengan tatapan mesum.

Kami berdua menelanjangi tante Lita sampai menyisakan BH dan CD di badannya, kemudian aku dan Joni melepas pakaian kami hingga telanjang bulat.

"Kamu duduk di kursi santai tuh, biar disepong sama tante Lita," ucap Joni.

"Wokee," sahutku.

Aku lalu duduk bersandar dengan kontol mengacung. Tante Lita berlutut di depan kontolku, dan dia mengocok perlahan kontolku dengan tangannya yang lembut. Tante Lita juga mengocok kontolnya Joni yang berdiri di samping kanannya.

"Ohhh yeahh, enak banget tante ...," racau Joni.

"Ayo emutin kontolku dong," pintaku.

Tante Lita menuruti permintaanku dan dia langsung memasukkan kontolku ke dalam mulutnya sampai setengahnya. Tante Lita memaju-mundurkan mulutnya seperti seorang profesional dalam urusan seks.

"Kayaknya tante Lita sering nyepong suaminya deh hahahaha," ucap Joni.

"Kalo misal dalam kondisi sadar, pasti kita bakal dibuat kewalahan sama tante Lita," kataku.

"Bisa jadi hehehe," sahut Joni.

Tak berselang lama, Joni juga minta diemut kontolnya, dan tante Lita bergiliran menyepong kami berdua. Kemudian, Joni memintaku berdiri, dan dia menyuruh tante Lita untuk berbaring di kursi santai itu. 

"Sekarang kamu cobain tits fuck yaa," kata Joni.

"Wokee," sahutku, "pasti enak dijepit pake dua toket besar itu."

Aku mencari posisi yang enak untuk melakukan tits fuck, dan setelah mendapat posisi enak, aku jepit kontolku dengan kedua toket kenyalnya tante Lita. Di tempat lain, Joni memasukkan kontolnya ke dalam mulutnya tante Lita.

"Gila, enak banget cuk!" seruku.

"Habis ini aku juga mau nyobain," ucap Joni.

Melewati 5 menit, aku menghentikan aktivitasku karena aku gak mau keluar lebih dulu. Joni lalu berada di posisiku dan dia langsung keenakan menikmati jepitan toket dari mama teman kita. Aku sekarang berada di depan memeknya tante Lita yang bersih tanpa jembut. Aku korek - korek memeknya sambil kumainkan klitorisnya.

"Ehh, bro, mau gak nyoba ngentotin tante Lita di kolam renang?" tanya Joni.

"Boleh," sahutku.

Joni kemudian berdiri dan meminta tante Lita menceburkan dirinya ke kolam renang, diikuti oleh kami berdua. Aku dan Joni menggerayangi tubuhnya tante Lita yang berada di bawah permukaan air. Kedua toketnya terlihat seperti mengapung di permukaan air, membuat kami semakin sange.

"Ini toket gemesin banget deh," kata Joni sembari meremas - remas toket kirinya tante Lita.

"Yuk, kita eksekusi, udah becek nih," kataku yang asik menyodok - nyodok memeknya tante Lita dengan tiga jari.

Aku mengambil posisi duduk di pinggir kolam renang, tante Lita menaikkan sedikit badannya dan dia mengulum kontolku yang basah. Dari belakang, Joni sedikit menaikkan pinggulnya tante Lita, lalu dia sodok memeknya dari belakang.

"Rasanya enak banget ngentot di kolam renang," kata Joni.

"Anjay ... habis ini aku yaa," ucapku.

"Beres," sahut Joni.

4 menit kemudian, kami bertukar posisi. Aku langsung menyodok memeknya tante Lita yang licin.

"Anjirrr! Sempit banget nih memek," kataku.

"Memeknya aja sempit, apalagi boolnya," ujar Joni.

"Yaa udah, habis ini kita sandwich nih body," kataku.

Baru beberapa kali genjotan, badannya tante Lita bergetar, menandakan dia akan orgasme. Benar saja, kontolku terasa disiram cairan hangat dari memeknya tante Lita.

"Udah orgasme yaa?" tanya Joni.

"Iyapp," sahutku.

"Yaa udah, kita istirahatin bentar," kata Joni.

Kami menaikkan tante Lita ke pinggir kolam renang dan membiarkan dia berbaring sejenak disitu. 1 menit kemudian, Joni meminta tante Lita masuk kembali ke kolam renang, lalu aku mengambil poisi di depan, dan Joni di belakang. Aku angkat kaki kanannya lalu kusodok memeknya. Dari belakang, Joni menyodok lubang analnya tante Lita, dan itu membuat memeknya jadi makin sempit.

"Sempit banget nih bool," ucap Joni, "langsung entot aja deh, mumpung licin hahaha."

Kontol kami bergantian keluar-masuk seperti piston mesin. Tante Lita mendesah dengan binal akibat genjotan yang kita berdua lakukan. Beberapa menit berlalu, aku kembali merasakan cairan hangat membasahi kontolku.

"Gilaa, udah orgasme lagi nih," kataku.

"Jelas dong," ucap Joni, "semua cewe pasti orgasme berkali - kali kalo digenjot dari depan-belakang."

"Ehh, habis ini gantian," kataku.

"Wokehhh," sahut Joni.

Setelah lewat 3 menit, kami bertukar posisi. Aku berada di belakang menyodok lubang anusnya tante Lita, sedangkan Joni menusuk lubang memeknya. Di dekat pinggiran kolam renang, kami bertiga terlibat persetubuhan haram antara seorang wanita paruh baya dengan teman - teman anaknya. Aku sangat menikmati jepitan lubang anusnya tante Lita yang hangat dan berkedut.

"Ehh bro, kita harus segera menyudahi perngentotan ini," kata Joni.

"Lahh? Emang udah mendekati dua jam?" tanyaku.

"Bukan ...," jawab Joni, "aku baru ingat ada acara keluarga di rumah habis ini."

"Dasar!" seruku.

Kami percepat kocokan kami di lubang - lubangnya tante Lita, kemudian kita naik dan duduk di pinggir kolam renang, lalu tante Lita mengocok dan menjilati kontol kami yang basah. Hanya dalam hitungan detik, kami berdua menyemburkan sperma kami ke wajah cantiknya tante Lita.

"Puas banget aku," ucap Joni.

"Aku malah kurang puas," tukasku.

"Kapan - kapan kita balik lagi hehehe," kata Joni.

Kita lalu mandi untuk membersihkan badan kita, sekalian memandikan tante Lita agar bau peju di badannya hilang hehehe. Setelah selesai mandi, Joni memerintahkan tante Lita untuk berpakaian dan tiduran ke kamarnya. Kemudian kita bergegas keluar dari rumahnya.

"Baik, sekarang aku pulihkan cctv rumahnya, setelah itu kita bisa pulang," ucap Joni. 

Tidak butuh waktu lama bagi Joni untuk menyelesaikan kerjaannya. Kita lalu berpisah untuk kembali ke rumah masing - masing. Sepanjang perjalanan, aku masih agak uring - uringan karena masih belum puas ngentotin tante Lita. Yaa kita tunggu aja hari esok. 3 hari berlalu semenjak aku dan Joni ngentotin tante Lita, aku masih menantikan ajakan mesum dari temanku Joni. Sepertinya aku mulai agak ketagihan dengan seks. Brengsek emang si Joni. Sekitar jam 5 sore, Joni memngirimkan chat kepadaku dan memintaku menemui dia di rumahnya besok jam 5 sore.

"Hmmm ... pasti dia nemu mangsa baru nih," kataku dalam hati.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar