Jumat, 26 Juli 2024

Cerita Seks Remote Pengendali Pikiran part 2

Hari baru akhirnya tiba, dan aku saat ini tidak sabar menunggu jam 5 sore. Karena si Joni menjanjikan kepadaku sesuatu yang menarik.

"Kira - kira siapa lagi yang bakal jadi korbannya si bangsat Joni," pikirku.

Jam demi jam berlalu, dan ketika jam berada di angka 4, Joni memintaku untuk bersiap - siap. Aku segera mandi yang bersih, berpakaian dengan rapi, lalu bersiap berangkat ke rumahnya Joni. Rumahnya Joni cukup jauh dari rumahku, sekitar 15 menit jika naik motor. Setibanya disana, aku melongo melihat seorang wanita dengan baju kantoran sedang duduk di depan rumahnya Joni.

"Ini siapa coba?" tanyaku.

"Gak tau," jawab Joni dengan santai.

"Ehhh! Si anak kampret! Ini bedanya apa coba dengan penculikan!" seruku.

"Jangan salah bro. Meski aku gak kenal, tapi dia sering lewat daerahku," kata Joni.

"Trus karena dia punya wajah cantik, kamu culik gitu?" ucapku.

"Gak cuma wajah, tapi body-nya juga mantap bro," ujar Joni, "toketnya besar, badannya langsing, putih mulus pula."

"Kayaknya kamu emang ahli kalo soal beginian," kataku.

"Dah gak usah banyak bacot, kita bawa nih tante - tante ke kamarku," ajak Joni.

"Oke deh," sahutku.

Aku dan Joni memandu si tante cantik berwajah oriental itu ke kamarnya Joni, dan setibanya di sana, kami langsung menelanjanginya sampai telanjang bulat.

"Gilaa, seksi bener nih tante," kataku seraya meremas payudara kanannya.

"Bener kan," ucap Joni, "aku gak mungkin salah milih."

Hanya dalam hitungan detik, aku dan Joni sudah telanjang bulat, dan si tante itu diminta berlutut oleh joni.

"Emutin kontol kita dong," pinta Joni.

Si tante cantik itu menurut dan dia menyepong kontol kita secara bergantian. Rasanya nikmat sekali saat kontolku keluar-masuk di dalam mulutnya.

"Tante sekarang berbaring yaa," pinta Joni.

Si tante cantik itu berdiri, lalu dia berbaring di kasurnya Joni. Aku sodokkan kontolku ke dalam mulut seksinya, sementara Join menggesekkan kontolnya di antara bukit kembarnya si tante.

"Toketnya mantep bener bro," kata Joni yang bersemangat memaju-mundurkan kontolnya.

"Jadi gak sabar pengen ngerasain memeknya," kataku.

"Yaa udah sana cobain memeknya, mumpung aku masih ketagihan sama toketnya," kata Joni.

Aku mencabut kontolku dari mulutnya si tante, lalu aku berjalan menuju ke memeknya. Aku mengamati memeknya yang bersih tanpa jembut. Baunya harum dan terlihat masih rapat, seperti belum pernah disodok kontol, atau mungkin sudah lama gak disodok. Aku masukkan satu jariku, dan aku langsung disambut dengan jepitan yang cukup kuat.

"Kayaknya nih memek bakal menggigit deh," ucapku.

"Wahhh, kontolku bisa berdenyut - denyut nih hehehe," kata Joni.

Aku kemudian menjulurkan lidahku ke memeknya, dan aku jilati bibir vagina beserta dengan klitorisnya. Aku bisa mendengar desahan binal dari si tante cantik ini. Aku melirik Joni dan kulihat dia sekarang tengah mengulum toket besar dari si tante. Karena nafsuku semakin memuncak, aku lalu melebarkan kedua paha mulus dari tante cantik ini, kemudian kuarahkan kontolku ke liang senggamanya. Aku gesek - gesek kepala kontolku ke memeknya yang sudah becek, lalu aku dorong perlahan. Baru kepalanya saja sudah nikmat sekali, sampai - sampai membuatku agak merinding. Aku lanjut mendorong kontolku sampai masuk setengahnya.

"Anjrit, sempit banget cuk," kataku.

"Hajar memeknya cuy, jangan kasih kendor," ucap Joni yang memberiku semangat.

"Siapp!!" seruku.

Dengan penuh semangat yang berapi - api, aku lanjut mendorong kontolku sampai masuk seutuhnya ke memeknya si tante cantik.

"Sempit banget coeggg!!" seruku.

"Genjot cok!!" seru Joni.

Aku perlahan menarik kontolku, kemudian aku masukkan lagi, dan aku terus melakukannya sampai kontolku terbiasa dengan memeknya si tante yang sempit banget. Setelah terbiasa, aku mempercepat sodokanku, yang membuat badannya berguncang dengan kuat.

"Oyy, habis ini gantian," ucap Joni.

"Beres!" sahutku.

Berselang 2 menit kemudian, aku mencabut kontolku dan segera berpindah ke mulutnya si tante cantik. Joni beralih ke belakang dan dia langsung menyodok memeknya si tante.

"Anjrit!!! Sempit cok!" seru Joni.

Aku tertawa kecil mendengarnya, lalu aku kembali fokus ke tujuan utamaku.

"Tante, emutin kontolku yang habis nyodok memekmu yaa," pintaku.

Si tante cantik dengan senang hati membuka mulutnya, dan aku langsung memasukkannya ke dalam mulutnya. Si tante menyedot - nyedot kontolku dengan lembut, yang membuat diriku gemetar karena keenakan. Di tempat lain, Joni sangat menikmati menggenjot memeknya si tante ini.

"Cok, memek amoy ternyata enak banget!" seru Joni.

"Hushh! Kalo ngomong ...," timpalku.

Semenit berlalu dan kurasakan aku mau keluar. Tanpa basa - basi, aku semburkan spermaku ke dalam mulut mungilnya si tante. Aku terkesima melihat si tante menelan semua spermaku.

"Udah keluar?" tanya Joni.

"Iyaa nih," jawabku.

"Aku juga mau keluar habis ini," kata Joni, "aku semburin di mulutnya juga deh."

Joni mencabut kontolnya dari memeknya si tante, lalu dia berpindah ke dekat wajahnya si tante, dan dia semburkan spermanya ke wajahnya si tante cantik itu. Kami berdua lalu istirahat sejenak sembari meraba - raba toket dan perutnya tante cantik ini.

"Bener - bener gila emang ngentotin orang yang bahkan gak kita kenal," kataku.

"Hebat kan aku hehehe," ucap Joni dengan bangga.

"Hebat gundulmu!" ketusku.

Setelah 4 menit beristirahat, Joni meminta si tante cantik itu untuk menungging. Joni memintaku menyodok memeknya si tante, sementara dia menyodok mulutnya. Aku segera mengambil posisi, dan kuarahkan kontolku ke memeknya si tante yang becek. Dengan sekali dorongan, kontolku masuk dengan susah - susah gampang.

"Wanjirrr, masih sempit cuk!" seruku.

"Yakin deh kalo nih tante udah lama gak dientotin sama suaminya," kata Joni.

"Bisa jadi sih," ucapku.

Setelahnya, kami bergantian menyodok mulut dan memeknya dalam posisi doggy style, dan kami berhasil membuat si tante orgasme 3 kali. Aku dan Joni sepakat menyemburkan sperma kami ke wajahnya si tante. Setelahnya, kita bersihkan sebentar badannya si tante, lalu kita beri segelas air dingin. 

"Sudah siap buat DP?" tanya Joni.

"Nah ini yang aku tunggu - tunggu," ucapku.

Kami berdua lalu suit untuk menentukan lubang mana yang akan kita genjot. Aku hari ini beruntung karena mendapatkan giliran pertama menjajal lubang anusnya si tante yang kemungkinan masih perawan. Joni memposisikan dirinya berbaring, lalu dia meminta si tante untuk menggenjot kontolnya dari atas. Si tante merangkak mendekati Joni kemudian memposisikan dirinya di atas kontolnya Joni yang telah mengacung dengan tegak. Si tante lalu menurunkan pinggulnya secara perlahan, sambil mengarahkan kontolnya Joni ke lubang memeknya yang masih basah. Dengan dua kali dorongan, kontolnya Joni tenggelam ke dalam memeknya si tante. Tante cantik itu kemudian mulai menggoyang pinggulnya, dan aku semakin ngaceng melihat betapa seksinya si tante ini ketika bergoyang, ditambah dengan keringat yang membasahi punggungnya, membuat dia terlihat sangat binal. Aku lalu mendekati punggungnya si tante, aku elus - elus, lalu aku juga mengelus rambut panjangnya.

"Ini dia ...," ucapku.

Aku dorong punggungnya ke depan, kemudian aku buka sedikit belahan pantatnya. Aku coba masukkan jari telunjukku ke dalam lubang anusnya.

"Wihhh, sempit banget," kataku.

"Fix, pasti masih perawan boolnya," ucap Joni.

"Jadi gak sabar ngentotin nih bool," kataku.

Aku arahkan kepala kontolku ke belahan pantatnya si tante, lalu dengan perlahan aku dorong masuk ke dalam anusnya. Sangat sulit sekali untuk memasuki lubang anusnya yang seret dan sempit.

"Peret banget nih bool," ujarku.

Aku kembali mencobanya dan perlahan setengah dari kontolku berhasil menyeruak masuk ke dalam anusnya si tante.

"Bangsat!! Memeknya jadi makin sempit!" seru Joni.

Dengan sedikit bertenaga, aku dorong kontolku menembus liang anusnya si tante yang masih perawan. Hal tersebut membuat si tante mendesah dengan keras. Aku tarik dengan perlahan, lalu aku dorong lagi, juga dengan perlahan. Iramaku berbeda dengan Joni yang memaju-mundurkan kontolnya bagaikan piston mesin V12.

"Habis ini gantian cuy," kata Joni.

"Wokee!" sahutku.

Berselang dua menit kemudian, giliranku yang berbaring di kasur. Si tante cantik lalu menduduki kontolku, yang langsung masuk ke dalam lubang memeknya. Dari belakang, Joni langsung main tusuk aja, membuat si tante menjerit kecil.

"Sempit cok!!" seru Joni.

Goyangan binal dari si tante membuatku tidak dapat berkonsentrasi. Aku benar - benar dibuat terbang melayang ke langit. Aku menyempatkan melirik ke arahnya Joni, dan kulihat dia menyodok si tante dengan cukup keras. Tidak pakai lama, aku merasa mau keluar.

"Woyy, aku mau keluar nih," kataku.

"Wokeee!" seru Joni.

Joni lalu mencabut kontolnya dari boolnya si tante, lalu dia mengangkat tubuhnya dan membantingnya ke sebelahku. Sedetik kemudian, sperma menyembur dari kontolku bagaikan air mancur.

"Bazengg!! Aku nyaris kena pejumu!" seru Joni.

"Gapapa lahh," kataku sambil cengir - cengir.

"Matamu gapapa!! Kayak homo cok!!" seru Joni.

"Hahahahahaha." Aku tidak dapat menahan tawaku.

Kami lanjut men-DP si tante dengan diriku menyodok liang analnya, dan si Joni menyodok memeknya. Kami menggilir si tante sampai dia lemas karena orgasme berkali - kali. 

"Lelahnya ...," kataku.

"Habis ini kita mandiin nih si tante amoy," ucap Joni.

"Okee," sahutku.

Setelah kita beristirahat selama 3 menit, aku dan Joni membopong si tante cantik, lalu kami mandikan supaya bau sperma di badannya hilang. Rupanya, Joni kembali ngaceng saat memandikan si tante, lalu dia memposisikan dia menungging dengan tangan bersandar di dinding kamar mandi.

"Sorry bro, gak tahan liat pantat mulus nih tante," kata Joni seraya menggenjot si tante dengan keras.

"Dasar kamu ini!" ucapku sambil menepuk dahiku.

Joni menyodok si tante selama 5 menit, kemudian Joni menyemburkan spermanya ke bongkahan pantat mulusnya si tante.

"Yuk lanjut mandiin si tante," ucap Joni.

Selesai memandikan si tante, kami berdua memakaikan pakaiannya lagi ke dia, lalu si Joni mengambil remote pengendali pikirannya. Joni membuat skenario seolah si tante sedang bertanya alamat sesuatu kepada kita berdua. 

"Kapan - kapan kita entotin dia lagi yuk," kata Joni seraya menatap si tante yang perlahan berjalan menjauh.

"Okee," sahutku.

Joni kemudian mengajakku untuk makan malam. Selesai makan malam, aku kembali ke rumah dan langsung istirahat karena badanku capek semua. Tiga hari berlalu, aku jadi penasaran apakah Joni akan mencari mangsa baru, atau dia akan ngajakin aku ngentotin mamanya Budi. Saat jam istirahat, Joni mengajakku ke dekat gudang sekolah.

"Ehh, kamu tau kak Amel, kakak kelas kita?" tanya Joni.

"Tau lahhh. Cewe paling cantik di angkatannya," jawabku, "bentar ... jangan bilang- "

"Benar sekaliii!" kata Joni dengan penuh kebanggaan, "selain itu, kita bisa juga mendapatkan mamanya juga."

"Hmph ... kalo anaknya cantik, pasti mamanya juga cantik," gumamku.

"Tepat sekali kawannn!" seru Joni.

"Kapan kita bakal melakukan perngentotan lagi?" tanyaku.

"Dua hari lagi," kata Joni, "aku harus membuat skenario yang pas, agar tidak dicurigai."

"Okee," sahutku. 

Ketika tiba di rumah, kontolku seketika ngaceng membayangkan sosok dari kak Amel yang dua hari lagi bakal aku entot bersama dengan si Joni. Kalo mamanya join, bisa lebih mantap lagi hehehe. Jadi tidak sabar menantikan momen itu tiba. Setelah penantian lama, aku akhirnya bisa melewati dua hari yang bagiku terasa begitu lama ini. Mungkin karena aku sangat menantikan momen itu. Joni memintaku ke rumahnya jam 5 sore. Sebelum berangkat, aku makan dengan kenyang supaya aku kuat sampai 5 ronde hehehe. 

"Kamu mau kemana?" tanya mamaku yang sedang bersih - bersih ruang tamu.

"Ke tempatnya temen," jawabku.

"Yaa udah, hati - hati," ucap mama.

Aku segera menaiki motorku dan memacunya menuju ke tempat tujuan hehe. Setibanya di rumahnya Joni, dia memintaku memarkirkan motorku di dalam rumahnya, dan aku diminta memboncengnya.

"Kita mau ke rumahnya kak Amel?" tanyaku.

"Tidak," jawab Joni, "kita akan menuju ke apartemen milik papanya kak Amel."

"Oke deh, aku nurut aja," ujarku.

Joni memacu motornya menuju ke tengah kota. Beberapa menit kemudian, kami tiba di sebuah gedung apartemen yang cukup mewah.

"Kita mau ke rumahnya?" tanyaku.

"Bisa dibilang iya, bisa dibilang tidak," sahut Joni.

"Lahhhh!?" Aku malah bingung sendiri.

Joni lalu mengajakku masuk ke dalam lobby, kemudian kita naik lift menuju ke lantai 10. Joni lalu mengajakku menuju ke sebuah kamar bernomor 1007. 

"Bentar, aku keluarin alat ajaibku dulu," kata Joni.

Joni lalu memencet beberapa tombol di alat itu, dan tidak berselang lama kemudian, kak Amel membukakan pintu apartemennya.

"Silahkan masuk," ucap kak Amel dengan lembut.

Kontolku langsung ngaceng ketika melihat kak Amel yang mengenakan tanktop dan hotpants mini. Dia terlihat begitu cantik. Jadi gak sabar pengen nyumpal mulutnya yang mungil dengan kontol besarku hehehe. Kami lalu dibawa ke kamarnya yang besar dan bersih.

"Yuk kita telanjang," ujar kak Amel.

"Lahhh!?" Aku melongo mendengar perkataan dari kakak kelasku itu.

"Hebat kan alatku," kata Joni dengan gaya songong.

Aku dan Joni lalu melepas pakaian kami, diikuti oleh kak Amel. Aku dan Joni berliur ketika melihat body-nya kak Amel. Tubuhnya seperti gitar spanyol, dengan kulitnya yang putih mulus, kedua toketnya yang cukup besar dan kencang, ditambah dengan memeknya yang pink dan tidak berjembut. Kami berdua langsung menyergap kak Amel, kemudian kami lempar dia ke ranjangnya. Joni naik ke ranjang dan dia dengan gesit memagut bibirnya kak Amel. Aku memilih untuk mengulum dan meremas kedua toketnya. Tangan kiriku kemudian beralih ke memeknya yang mulai becek.

"Ehh bro, selap toketnya pake tisu basah dong, aku juga mau ngulum," pinta Joni.

"Wokeee," sahutku.

Aku lalu mengambil tisu basah yang ada di tasku, lalu aku selap puting pink-nya kak Amel sampai bersih dari liurku. Aku kemudian beralih menciumi leher dan pipinya, sementara Joni memainkan toketnya kak Amel. Puas menikmati badannya, aku lalu mengarahkan kontolku ke mulutnya.

"Emutin kontolku dong," pintaku.

Dengan senang hati, kak Amel membuka mulutnya dan aku langsung menyodokkannya ke dalam mulut mungilnya.

"Anget banget njirr!!" seruku.

Aku lirik si Joni dan dia sekarang sedang menyodok - nyodok memeknya kak Amel dengan tiga jarinya.

"Sempit banget nih memek," kata Joni, "padahal dia sering dientotin sama pacarnya."

"Kok tau?" tanyaku.

"Jelas tau dong, kan aku cari informasi dulu sebelum kita entotin dia," jawab Joni.

Aku hanya geleng - geleng mendengarnya. Karena semakin bernafsu, aku mendorong seluruh kontolku ke dalam mulutnya kak Amel, membuat dia sedikit terkejut.

"Gilee, kontolku bisa masuk semua. Kayaknya dia pernah di-deep throat sama pacarnya deh," ujarku.

"Pastinya," sahut joni.

Aku melihat Joni melebarkan pahanya kak Amel, kemudian dia masukkan kontolnya ke dalam memeknya kak Amel.

"Wanjinggg!! Sempit banget cok!" seru Joni.

Joni menggenjot memeknya kak Amel dengan penuh semangat. Di tengah - tengah acara ngentot, aku dikejutkan dengan suara bel dari pintu apartemennya kak Amel.

"Sippp, mamanya sudah datang. Saatnya alatku beraksi," kata Joni seraya mencabut kontolnya dari memeknya kak Amel.

"Ehhh!? Seriusan kamu mau keluar bugil gitu??" tanyaku.

"Iyalah. Kelamaan kalo pake baju dulu," jawab Joni.

Joni bergegas keluar kamar dengan membawa alatnya. Aku kemudian mencabut kontolku dari mulutnya, lalu aku berpindah ke memeknya yang sedang nganggur. Baru kepalanya aku masukin, Joni datang dengan menggandeng tangan mamanya kak Amel.

"Nih bro, mamanya kak Amel yang bakal kita entotin juga," ujar Joni.

Aku kembali melongo saat melihat mamanya kak Amel yang tidak kalah cantik dan seksi. Mamanya datang dengan memakai setelan blazer hitam.

"Nah, sekarang kamu juga telanjang yaa," kata Joni.

Mamanya kak Amel segera membuka blazer-nya dengan perlahan. Tubuhnya yang seksi dan mulus terpampang di hadapan kami. Toketnya yang lebih besar dari punyanya kak Amel membuat kontolku semakin ngaceng.

"Mau aku tits fuck dulu deh nih tante seksi," kata Joni.

Joni lalu membanting mamanya kak Amel ke kasur, lalu dia gesek - gesekin kontolnya diantara gunung kembarnya. Mamanya kak Amel benar - benar tidak kalah dengan anaknya. Suara desahan memenuhi kamar ini. Aku masih setia menggenjot kak Amel, sedangkan Joni masih asik ngentotin toket mamanya kak Amel. 2 menit kemudian, aku cabut kontolku dan aku semburkan spermaku ke perutnya kak Amel. Aku lalu beristirahat sejenak sembari melihat si Joni yang sekarang sedang mengubah posisinya mamanya kak Amel menjadi menungging.

"Aku mau ngentotin nih milf dari belakang hehehe," kata Joni seraya meremas pantatnya mamanya kak Amel.

Joni memasukkan dua jarinya ke dalam liang senggamanya mamanya kak Amel, lalu dia menyodok - nyodok dengan kasar.

"Gilaa!! Nih memek gak kalah sempit dari anaknya," kata Joni.

"Bakal puas deh kita hari ini," ucapku yang masih asik berbaring sama kak Amel.

"Ohh yaa, aku punya ide ...," ujar Joni, "kak Amel, kamu nungging sambil berhadapan dengan mamamu yaa."

Kak Amel kemudian bangkit berdiri, lalu dia menungging dengan posisi wajahnya berhadapan dengan mamanya. 

"Nah sekarang kalian saling berciuman muehehehe," kata Joni.

Kak Amel dan mamanya langsung saling berpagutan dengan penuh kemesraan. Aku yang melihatnya auto ngaceng kembali.

"Sipp! Aku bisa genjot memeknya kak Amel lagi!" seruku.

Aku bangkit berdiri, kemudian aku berlutut di depan pantatnya kak Amel yang montok dan mulus. Kuremas dengan keras bongkahan pantatnya, lalu aku sodok memeknya dari belakang. Kak Amel mendesah panjang ketika kontolku masuk semuanya. Suara desahan mama dan anak memenuhi ruangan ini. Suasananya seperti di film porno, bedanya ini terjadi sungguhan. 2 menit kemudian, aku jadi mendapatkan ide gila, yaitu mencoba menyodok lubang analnya kak Amel. Aku masukkan jempolku ke dalam pantatnya.

"Wihh, sempit juga," gumamku.

Aku cabut kontolku dari memeknya, lalu aku masukkan dua jariku ke dalam liang kenikmatannya, untuk aku ambil cairan kewanitaannya. Setelahnya, aku oleskan di dalam anusnya kak Amel sebagai pelicin. 

"Hmmm ... sepertinya sudah cukup licin," kataku dalam hati.

Aku lalu arahkan kontolku ke liang anusnya. Kumasukkan secara perlahan agar kak Amel bisa menikmatinya juga. 

"Anjay, kamu nyodok bool-nya kak Amel?" tanya Joni yang masih asik nyodok memeknya mamanya kak Amel.

"Iyesss. Mantep banget cok!" seruku.

"Wahhh, aku sekarang jadi penasaran dengan bool-nya si milf ini," ucap Joni.

"Cobain lahh, sapa tau masih perawan," kataku.

Kak Amel mendesah panjang saat kugenjot pantatnya secara perlahan. Anusnya jauh lebih sempit daripada memeknya, dan juga lebih hangat serta menggigit.

"Asemmm!! Mau nyobain bool-nya, ehh aku udah mau keluar!!" seru Joni.

"Hahahaha, semburin di punggungnya coy," ucapku.

"Wokeee!" seru Joni.

Joni mencabut kontolnya, lalu dia semburin spermanya di atas punggung mulusnya mamanya kak Amel. Setelahnya, Joni berbaring sejenak, sementara mamanya kak Amel berbaring dengan posisi telungkup. Karena belum ingin keluar, aku cabut kontolku dari bool-nya kak Amel.

"Kamu mau keluar?" tanya Joni.

"Enggak. Mau istirahat bentar," jawabku.

"Ehh, aku jadi punya ide lagi," kata Joni.

"Mesti ide gila lagi," ujarku.

"Kak Amel, kamu bercinta dengan mamamu yaaa," -Joni lalu menepuk pantat mamanya kak Amel- "kamu berdiri dan bercinta dengan anakmu!"

Kak Amel dan mamanya saling berpelukan seraya berciuman layaknya sepasang kekasih lesbian. Payudara mereka terlihat sangat menarik saat tergencet satu sama lain. Aku dan Joni seketika ngaceng lagi saat melihat mereka saling berciuman.

"Fuck!! Pengen aku entot lagi nih mamanya kak Amel!" seru Joni.

Joni bangkit berdiri lalu meminta mama dan anak itu untuk kembali menungging. Dia lalu mengorek - orek anusnya mamanya kak Amel dan membasahinya dengan ludahnya. Kak Amel dan mamanya terlihat asik berpagutan lidah dengan pantat mereka yang berlenggak - lenggok. Aku kembali berdiri dan lanjut menyodok anusnya kak Amel. Tepat di depanku, Joni telah menusukkan kontolnya ke dalam lubang pantat mamanya kak Amel.

"Anjrit!! Sempit banget cok!!" seru Joni dengan raut mukanya yang lucu.

Kami berdua asik menyodomi mama dan anak yang saat ini menungging di depan kita. Kak Amel dan mamanya masih asik saling berciuman seperti pasangan lesbi. Kemudian, aku mencabut kontolku dari anusnya kak Amel, lalu berpindah ke memeknya yang basah kuyup. Aku sodok kak Amel dengan keras, sampai mengeluarkan bunyi plok plok plok. Joni terlihat masih bersemangat menyodok anusnya mamanya kak Amel, sembari menampar - nampar pantatnya yang seksi.

"Habis ini gantian yuk," kataku.

"Boleh," sahut Joni.

Semenit kemudian, kami bertukar posisi. Aku berada di belakangnya mamanya kak Amel, dan Joni berada di belakangnya kak Amel. Dengan terburu - buru, aku menyodok memek mamanya kak Amel, sedangkan Joni menusuk lubang pantatnya kak Amel. Desahan binal kembali memenuhi kamar ini. Aku tidak menyangka mamanya kak Amel memiliki memek yang tidak kalah dari anaknya. Hangat, rapat dan berdenyut, itulah yang kurasakan saat menyodok mamanya kak Amel.

"Gilee, nih memek gak kalah sama mamanya!" seru Joni.

Aku hanya sebentar menggenjot mamanya kak Amel dalam posisi doggy style. Kemudian aku ubah posisinya menjadi WOT. Mamanya kak Amel dengan mudah memposisikan dirinya, lalu kontolku dengan mudah masuk ke dalam memeknya. Mamanya kak Amel mulai menggoyang pinggulnya dari perlahan menjadi cepat. Kedua toketnya yang gondal - gandul, langsung kuremas - remas. Di tempat lain, Joni mengubah posisinya kak Amel menyamping, dan dia sodok kakak kelasnya itu dari belakang, dengan mengangkat satu kakinya kak Amel ke atas. Aku bisa dengan jelas melihat kontolnya Joni yang maju-mundur di memeknya kak Amel. Aku tidak tau berapa lama kita menyetubuhi kak Amel dan mamanya, yang jelas kami saling bertukar, melakukan berbagai macam gaya, dan mencoba setiap lubang di tubuhnya. Aku dan Joni tepar saking capeknya kita menggenjot kedua wanita cantik itu.

"Capek cok!" kata Joni dengan nafas terengah - engah.

"Sama ...," sahutku.

"Ehh, kita harus mandiin mereka berdua dulu lhoo," ucap Joni.

"Bentar, aku rebahan 2 menit dulu," ujarku.

"Helehhh ...." Joni menatapku dengan tatapan datar.

4 menit kemudian, badanku terasa segar lagi. Aku lalu beranjak dari ranjang, dan bersama dengan Joni, aku membawa kak Amel dan mamanya ke kamar mandi. Kami memandikan kedua wanita cantik itu sampai badan mereka harum. Setelahnya, Joni meminta mereka berbaring di ranjang sambil berselimut.

"Bentar, kita gak memakaikan mereka pakaian?" tanyaku.

"Gak usah," jawab Joni, "aku sudah bikin skenario yang bagus muehehehe."

Joni lalu mendekati kak Amel dan mamanya yang berbaring di ranjang, lalu dia berkata, "Kalian pulang dalam kondisi mabuk, lalu menuju ke kamar dan membuka seluruh pakaian yang ada di tubuh kalian, kemudian berbaring telanjang di kasur. Dan saat ini kalian tertidur pulas."

"Hmph ... boleh juga," kataku.

Aku dan Joni meletakkan pakaian kak Amel dan mamanya di lantai dan sedikit membuatnya acak - acakan. Aku lalu mengecek sekitar apartemennya kak Amel dan baru kusadari kalau tidak ada cctv di apartemen ini.

"Kamu baru sadar yaa, gak ada cctv disini?" ujar Joni.

"Kok bisa??" kataku dengan bingung.

"Karena ... kak Amel dan mamanya tidak mau ada yang melihat kelakuan bejat mereka di tempat ini," jawab Joni.

Joni lalu menceritakan kalau mamanya kak Amel menggunakan apartemen ini untuk ngentot dengan selingkuhannya, dan kak Amel ngentot dengan pacarnya di tempat ini juga.

"Ohhh, pantes aja ...," ucapku.

"Ehh, yuk kita balik," ajak Joni.

Aku dan Joni segera berpakaian, lalu kami meninggalkan apartemennya kak Amel seperti tamu biasa. Saat di perjalanan, kami berdua tertawa cekikikan membayangkan kelucuan apa yang akan terjadi ketika kak Amel dan mamanya terbangun esok paginya.

"Semoga mereka gak beneran nge-lesbi besoknya hahahaha," kataku.

"Bagus dong kalo gitu. Kapan lagi ada incest-lesbian di real life," celetuk Joni.

Aku jadi penasaran, kapan bisa ngentotin kak Amel dan mamanya lagi. Beberapa hari berlalu semenjak kegiatan asik di apartemennya kak Amel. Pada hari jumat, Joni menemuiku dan mengatakan ingin dolan ke rumahku buat membicarakan rencana berikutnya. Aku sih setuju - setuju aja dan meminta dia datang di hari sabtu. Esoknya, Joni datang bertamu ke rumahku. Mamaku yang membukakan pintu gerbang untuknya.

"Temanmu datang tuh," ucap mama yang mendatangi kamarku.

Aku lalu turun dan menemui Joni untuk mengajak dia ke kamarku. Ketika di dalam kamar, Joni menanyakan sesuatu kepadaku, "Ehh bro, itu beneran mamamu?"

"Iyalah, emang kenapa?" tanyaku.

"Cantik banget cuyyy. Udah gitu body mamamu seksi lhoo," kata Joni.

"Ehh si anjing!! Jangan aneh - aneh!!" seruku.

"Halah, kan aku memuji, bukan mengejek," ucap Joni.

Kemudian, Joni membuka HP-nya dan menunjukkan foto beberapa wanita yang berhasil dia dapatkan.

"Nah, ini sasaran - sasaran kita berikutnya," kata Joni.

"Wahh, menarik juga tuh," ucapku.

Joni terdiam sejenak dengan tingkah yang agak gimana gitu. Kemudian dia berkata, "Ehh, bro ...."

"Kenapa?" tanyaku.

"Sebenarnya ... aku ... gak jadi deh hehehe," kata Joni.

"Dasar!!" ketusku.

Setelahnya, kita lanjut main game buat menghabiskan waktu siang. Aku sempat melirik Joni, dan kulihat dia sedikit tidak fokus. Entah kenapa, perasaanku jadi tidak enak.

Bersambung....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar