Rabu, 12 Maret 2025

Cerita Seks Mamaku Dientot oleh 2 Remaja part 2

Sudah seminggu lamanya sejak aku melihat mamaku sendiri disetubuhi oleh dua anak dekil yang seumuran denganku. Aku tidak habis pikir, mama beberapa kali digoda oleh cowo ganteng di tempat fitness, dan dia selalu menolaknya. Tapi kenapa dengan cowo dekil, mama malah mau? Gara - gara kejadian tersebut, aku jadi salah tingkah setiap kali bersama dengan mama. Bagaimana gak salah tingkah, bayang - bayang tubuh telanjangnya digenjot dua anak kumal sering muncul di kepalaku ketika menatap mama. Di satu sisi, aku sebenarnya ingin mencari tahu, kenapa mama melakukan tindakan bejat tersebut. Suatu hari, mama mengundang seorang pemulung untuk mengambil sampah botol dan kardus di rumah kami.

"Nathan, bantuin mama angkat kardus," ucap mama.

"Yaa," sahutku.

Tidak hanya aku, ciciku juga turut membantu mama mengeluarkan tumpukan botol plastik dan sampah plastik dari gudang. Ketika aku melihat bapak - bapak pemulung yang sedang menunggu di depan rumah, pikiran kotor kembali menyelimuti kepalaku. Entah bagaimana, aku bisa - bisanya membayangkan mamaku dientot oleh bapak - bapak pemulung itu.

"Ehh!? Kok ngalamun aja??" seru mamaku, "ayo sini bantuin angkat - angkat."

"Ahh ... i-iya Ma," kataku, terkejut.

Aku tidak habis pikir, kok bisa - bisanya aku membayangkan hal jorok seperti itu. Tapi kalau aku pikir - pikir lagi, itu kan salahnya mama yang bersetubuh sama dua remaja dekil tersebut. Setelah selesai angkat - angkat, si pemulung itu menyerahkan sejumlah uang kepada mama, lalu dia pergi meninggalkan rumah. Ketika aku kembali rebahan di kamar, aku mencoba memikirkan kembali kenapa mama mau disetubuhi oleh orang yang baru dikenal kurang dari 2 jam. Karena keasikan berpikir sampai membuatku ketiduran. Aku terbangun ketika kudengar pintu kamarku diketuk.

"Kamu sedang apa?" tanya mama, yang ternyata mengetuk pintu kamarku.

"Habis tiduran," jawabku.

"Mama mau fitness, kamu jaga rumah sama ci Cecil yaa," kata mama.

"Yaa," sahutku.

Kalo di tempat fitness, udah pasti gak akan terjadi apa - apa. Demi menghilangkan pikiran kotor yang melayang - layang di kepalaku, aku memutuskan bermain game yang mengasah emosiku. Tanpa terasa, sudah 1 jam lamanya aku bermain game. Aku lalu keluar kamar untuk minum segelas air dingin. Tiba di lantai 1, aku disambut ci Cecil.

"Kamu pasti main game tadi."

"Kok tau?" tanyaku.

"Suaranya aja kedengaran," jawab ci Cecil.

"Ohh." Aku berlalu menuju ke dapur.

Selesai minum, aku memutuskan bergabung dengan ci Cecil menonton TV di ruang keluarga.

"Kamu gak ikut fitness sama mama?" tanyaku kepada ci Cecil.

"Enggak," jawab ci Cecil, "kemarin aku udah sama temen - temenku."

"Ohhh." Aku hanya mengangguk kecil.

Mendekati jam 7 malam, aku mendengar pintu gerbang rumah terbuka. Sepertinya mama sudah pulang dari fitness. Ketika aku menengok ke belakang, ternyata papa yang pulang dari acara jalan - jalan dengan teman - temannya.

"Lhoo? Mama mana?" tanya papa.

"Fitness," jawabku.

"Ohh, oke." Papa berlalu begitu saja menuju ke lantai 2.

"Tumben mama belum pulang," ujarku.

"Paling dolan sama temen - temennya," kata ci Cecil.

Mendekati jam 8 malam, aku mendengar pintu gerbang rumah dibuka. Tidak pakai lama, mama masuk ke dalam rumah.

"Halo semua," sapa mama.

"Kok lama?" tanyaku.

"Tadi makan malam bareng temen - temen fitness," jawab mama.

"Tuh kan! Apa aku bilang," kata ci Cecil.

Entah kenapa aku malah berpikir yang lain, di mana aku menduga mama pulang telat karena sedang 'main' dengan cowo yang ada di tempat fitness. Aku beranjak kembali ke kamar untuk bermain HP sambil rebahan. Aku lalu iseng - iseng mencari sesuatu yang menarik di internet.

"Wow ... apa ini?" Aku secara tidak sengaja menemukan sebuah forum anti-mainstream.

Forum ini berisi thread yang membahas berbagai macam fetish aneh, salah satunya adalah fetish cuckold. Ada sebuah thread yang dibuat oleh seorang user yang terangsang ketika melihat mamanya dientot orang lain. Penisku ngaceng dengan keras ketika membaca thread ini. Entah kenapa, aku merasa sama seperti user dari thread ini. Aku juga terangsang ketika melihat mamaku dientot oleh dua remaja dekil yang seumuran denganku. Aku coba cari - cari lagi dan aku menemukan beberapa thread yang bertemakan cuckold. Beberapa user membagikan cerita ketika mereka menonton istri atau pacar mereka disetubuhi orang lain, bahkan banyak yang membagikan foto atau video pasangan mereka yang sedang asik digauli.

"Gila," ucapku, tidak percaya kalau orang - orang seperti ini benar - benar eksis.

Selain istri dan pacar, ada juga yang bercerita ingin melihat mama mereka disetubuhi oleh teman atau orang lain atau member dari forum itu. Pikiran kotor kembali masuk ke dalam kepalaku.

"Aku jadi penasaran kalau misal mamaku dientot oleh salah satu dari member di forum ini," ujarku dalam hati.

Aku memukul pelan pipiku. Bisa - bisanya aku punya pikiran aneh seperti itu. Setelahnya, aku menutup situs dari forum absurd itu, lalu aku bersiap untuk tidur.

***

Esok paginya, mama tiba - tiba memintaku untuk menemaninya belanja di pasar. Aku dengan berat hati menyanggupi ajakannya. Setibanya di pasar, mama memberikan pilihan menunggu di mobil atau ikut dengannya. Aku memilih jalan - jalan melihat sekeliling.

"Nanti mama chat kalau sudah selesai," kata mama sambil berlalu meninggalkanku.

Aku lalu berjalan di sekitar pasar untuk melihat - lihat jika ada sesuatu yang menarik. Setelah lewat 10 menit, aku mulai bosan berjalan - jalan di pinggiran pasar.

"Aku coba masuk ke dalam deh," ujarku dalam hati.

Aku berjalan masuk untuk melihat - lihat apa saja yang dijual di dalam pasar. Aku berjalan makin dalam dan dari kejauhan, aku melihat mama tengah memilih sayuran sambil mengobrol dengan si penjual. Aku berjalan untuk menghampiri mama, dan ketika aku sudah dekat, betapa terkejutnya diriku saat melihat sosok dari penjual sayuran yang sedang diajak bicara sama mama. Si penjual sayuran tersebut adalah Udin, salah satu anak remaja yang menyetubuhi mama seminggu yang lalu.

"Ini terongnya kurang bagus," kata mama.

"Maaf Ci, terong yang dipanen hari ini memang agak kurang," ucap Udin, "meski begitu, ada terong yang lebih bagus lhoo."

"Iyakah?" tanya mama dengan senyum centil,

"Iya," jawab Udin, "di sini," lanjutnya seraya menunjuk ke area selangkangannya.

"Emang se-bagus apa?" tanya mama, aku lihat kedua matanya melirik ke arah selangkangannya Udin.

"Masak lupa dengan kualitas dari 'terong' yang ini?" ujar Udin. "Dulu kan udah pernah nyoba."

"Udah lupa rasanya gimana hihihi," kata mama.

"Kalo gitu, mau gak mencoba lagi sensasi nikmat dari 'terong' ini?" tanya Udin.

"Emang bisa nyoba di sini?" tanya balik mama.

"Bisa dong," jawab Udin, senyum - senyum. "Ikut saya Ci."

Mama tersenyum mengangguk lalu berjalan mengikuti Udin. Aku sudah tahu ini bakal mengarah ke mana, jadinya aku juga mengikuti mereka secara diam - diam. Udin membawa mama menuju ke area yang tidak ada orang sama sekali. Kemudian, Udin menarik mama masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap. Aku berjalan pelan menuju ke sebuah ventilasi kecil yang ada di dinding ruangan--yang menurutku merupakan gudang. Udin menyalakan lampu pijar yang ada di ruangan tersebut, membuat suasana di dalamnya jadi sedikit remang - remang.

"Ternyata benar, ruangan ini adalah gudang," kataku dalam hati.

Kedua mataku melotot ketika melihat mama kandungku berciuman mesra dengan Udin. Tidak dapat kupercaya kejadian seminggu yang lalu, kembali terulang. Bedanya, kali ini tidak ada si asep. Aku melihat si Udin meraba - raba pinggulnya mama lalu lanjut meremas pantatnya mama. Tangan kirinya Udin berpindah ke payudara besarnya mama dan dia mulai meremas - remasnya. Suara desahan manja mulai keluar dari mulutnya mama. Setelah puas berciuman, mama dan Udin melucuti pakaian mereka. Aku melongo melihat mama membuka pakaiannya. Dimulai dari kaos putihnya, lalu celana pendeknya yang berwarna krem, lanjut melepas BH dan CD putihnya yang seksi. Penisku mengacung keras menatap tubuh telanjang dari mama kandungku sendiri. 

"Emut kontolku Ci," pinta Udin.

Mama mengangguk dengan senyum binal, lalu dia berjongkok di depannya Udin. Mama mengocok penisnya Udin dengan tempo perlahan lalu berubah menjadi cepat. Tidak pakai lama, mama memasukkan penisnya Udin ke dalam mulutnya.

"Ohhh ... enak banget Ci," lenguh Udin.

Mama memaju-mundurkan mulutnya dengan tempo cepat. Udin yang keenakan menjambak rambutnya mama dan mendorong - dorong kepalanya agar penisnya masuk lebih dalam ke mulutnya mama. 

"Ngemutnya udahan Ci, gue pengen ngentotin memek lu," kata Udin seraya menarik penisnya dari mulutnya mama.

Udin membantu mama berdiri, kemudian mendorongnya menuju ke sebuah meja kayu yang agak kotor. Udin mendorong bahunya mama hingga posisinya membungkuk dengan dada dan perutnya berada di atas meja kayu tersebut. Udin melebarkan pahanya mama, membuat vaginanya yang berwarna merah muda terekspos di hadapannya. Posisinya yang membelakangiku, membuatku juga bisa melihat vaginanya, dan juga bongkahan pantatnya yang montok dan mulus. Udin memasukkan dua jarinya ke dalam vaginanya mama.

"Aaahhhh ...," desah mama.

"Anjrit! Masih sempit aja nih memek," ucap Udin.

Dengan kedua jarinya, Udin menyodok - nyodok vaginanya mama. 2 menit kemudian, Udin mencabut jarinya dari liang senggamanya mama, lalu dia berdiri dan mengarahkan penisnya ke vaginanya mama yang sudah becek. 

"Gue masukin yaa Ci," kata Udin.

Aku meremas - remas penisku yang masih ada di dalam celanaku ketika melihat si Udin memasukkan penisnya ke dalam liang kenikmatannya mama.

"Uhhh! Gila! Nih memek masih sempit banget!" ujar Udin.

Udin menyodok mamaku dengan kasar plok plok plok plok. Aku bisa mendengar desahan mama yang begitu binal. Di saat mereka bersenang - senang, aku justru menderita karena tidak dapat mengocok penisku. Tiba - tiba, aku mendengar suara orang yang sedang mengobrol. Suara tersebut kian dekat. Aku yang panik segera bersembunyi dibalik kotak - kotak kayu. Aku mencoba mengintip dan kulihat ada dua pria yang sedang berjalan tidak jauh dari gudang ini. Aku takut kalau sampai mereka mendengar suara desahan dari gudang. Keringat dingin mulai mengucur dari leherku, kedua pria itu masih berada di dekat gudang, mengobrol dengan suara pelan. Tidak berselang lama, kedua pria itu akhirnya pergi. Aku menghembuskan nafas dari mulut, merasa lega mereka tidak mendengar suara - suara aneh. Aku lanjut mengintip mama dan mereka sudah berganti posisi. Udin duduk di atas meja, mama duduk di atas pangkuannya Udin sambil menaik-turunkan pantatnya.

"Ohhh ... ohhh ... memek lu enak banget Ci," lenguh Udin.

Pemuda dekil itu meremas dan mengulum kedua payudara besarnya mama. 

"Ahhh ... ahhhh ... terusin say," desah mama.

Mama mempercepat goyangannya, kemudian dia mendesah keras.

"Hehehe, Cici orgasme yaa?" ucap Udin.

Mama tidak menjawabnya, lebih fokus mengatur nafasnya yang terengah - engah. Udin membaringkan mama di atas meja, membiarkannya beristirahat sejenak. Sekitar 1 menit kemudian, Udin menarik tubuhnya mama dan memposisikan pantatnya di ujung meja, membuat kakinya menjulur ke bawah. Udin mengangkat kedua kakinya mama sampai ke atas, lalu dia sodokkan penisnya ke dalam vaginanya mama.

"Akkkhhhh!" jerit mama.

Udin sedikit melebarkan kakinya mama, kemudian dia menyetubuhi mama dengan tempo cepat. Suara desahan mengisi ruangan remang - remang ini. Sambil mengintip, aku juga mengawasi sekitarku. Beberapa menit kemudian, Udin menghentikan genjotannya, lalu dia mencabut penisnya dari vaginanya mama. Udin melebarkan kedua kakinya mama, lalu dia semprotkan spermanya ke perutnya mama.

"Banyak banget manimu," kata mama.

"Habisnya memeknya Cici enak banget," kata Udin.

Udin duduk di atas meja untuk memulihkan tenaganya. Tidak pakai lama, penisnya Udin sudah kembali tegak.

"Gue mau nyoba sesuatu Ci," ujar Udin seraya berdiri di lantai.

"Apa itu?" tanya mama penasaran.

Udin memegang bahunya mama, kemudian mendorongnya hingga mendempet ke tembok yang terlihat kotor. Udin menaikkan pantatnya mama, kemudian dia sodok vaginanya mama dari belakang.

"Ohh yeahh, entotin memekku say," desah mama.

"Gue gak akan bosen sama memek lu," ucap Udin seraya menampar - nampar pantatnya mama.

Aku melongo dengan nafsu di ubun - ubun melihat mama dan Udin berdempetan seperti itu. Sodokan yang dilakukan oleh Udin menghasilkan suara plok plok plok. Beberapa saat kemudian, mama kembali mendesah keras. Sepertinya dia akan orgasme lagi. Udin menghentikan genjotannya agar mama bisa menikmati orgasmenya. Mama kemudian terjatuh ke lantai, sepertinya tidak sanggup untuk berdiri lagi saking lelahnya. Kulihat tubuhnya basah akibat keringat. Udin kemudian memposisikan mama menungging di lantai.

"Gue masukin yaa Ci," kata Udin.

Mama mendesah panjang ketika Udin mendorong masuk seluruh penisnya ke dalam liang senggamanya. Udin juga meremas - remas payudaranya mama yang berguncang hebat akibat sodokannya. Karena udah tidak tahan, aku bergegas mencari toilet. Aku berjalan lumayan jauh dan belum menemukan toilet. Tiba di area yang ramai orang, aku bertanya ke salah satu pedagang di situ di mana letak toilet.

"Lurus aja ke sana," ucap si pedagang.

"Makasih Bu," kataku.

Aku berlari kecil menuju ke toilet, dan aku segera mengocok penisku setelah masuk ke salah satu kamar mandi yang kosong.

"Mama memang lonte! Mau - maunya disetubuhi sama pemuda dekil kayak Udin!" seruku dalam hati.

Setelah aku keluarkan seluruh spermaku, aku bergegas kembali ke mobil untuk menunggu mama. 8 menit berlalu, mama masih belum menampakkan dirinya.

"Apa mereka masih bersetubuh yaa?" kataku dalam hati.

Tidak lama kemudian, mama datang dengan membawa barang belanjaan.

"Maaf yaa, mama tadi kelamaan milih sayur dan buah," ujar mama, berbohong kepadaku.

"Iyaa, gapapa," sahutku dengan perasaan campur aduk.

Aku masukkan barang belanjaannya mama ke dalam mobil, kemudian aku pacu mobilku menuju ke rumah. Aku tidak bisa menatap mamaku sekarang. Setiap kali menatapnya, bayang - bayang tubuh telanjangnya yang sedang digenjot oleh Udin selalu muncul di pikiranku. Setibanya di rumah, aku langsung ngacir menuju ke kamar dan merebahkan diri di kasur.

"Sial!!" seruku dalam hati.

Perasaan kecewa, marah dan horny menyelimuti diriku. Padahal bisa saja aku menghentikan aksi bejat dari mamaku, tapi aku justru menikmatinya. Kemudian aku jadi teringat dengan forum yang aku kunjungi kemarin. Aku ingin kembali mengunjunginya untuk membaca thread - threadnya lebih dalam. Tanpa pikir panjang, aku langsung mencari thread dengan tag cuckold dan mom. Baru melihat beberapa thread yang aku cari, penisku udah pake acara ngaceng segala. 

"Ternyata banyak juga cowo yang suka liat mamanya dientot orang lain," kataku dalam hati.

Aku melihat satu per satu thread yang muncul dari pencarianku. Betapa terkejutnya aku saat menemukan seorang thread-starter yang menampilkan foto mamanya saat disetubuhi oleh tetangganya. Kemudian ada juga TS yang bercerita kalau dia melihat mamanya disetubuhi oleh teman sekelasnya.

"Kalo mamaku malah dientot bocah dekil yang seumuran denganku," kataku dalam hati.

Setelah membaca 3 thread, aku kepikiran untuk bergabung di forum ini dan menuliskan kisahku. Bahkan aku punya ide gila untuk merekam aksi persetubuhan mamaku dengan Udin jika ada kesempatan.

***

3 hari telah berlalu sejak aku memergoki mama bersetubuh dengan Udin. Hari ini mama berencana ke pasar lagi. Kebetulan hari ini adalah Sabtu, jadi sekolahku libur.

"Butuh aku antar lagi?" tanyaku.

"Ndak usah. Mama berangkat sendiri aja," kata mama.

Aku sangat yakin mama menolak aku antar karena ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Udin. Aku memutuskan menunggu mama pergi lebih dulu, setelahnya aku akan menyusul menggunakan motor. 5 menit telah berlalu, aku nyalakan motorku, lalu aku pacu menuju ke pasar. Setibanya di pasar, aku segera menuju ke tempat di mana Udin berjualan. Saat tiba di lokasi tujuan, aku tidak melihat mama, tetapi aku melihat Udin yang sedang sibuk menjual sayurannya kepada pelanggan. Aku kemudian mencari spot aman agar aku tidak dipergoki oleh mama. Cukup lama aku menunggu di tempat yang sulit dilihat oleh orang, dan mama belum terlihat sama sekali. Tidak berselang lama, mama datang ke kiosnya Udin. Beruntung sudah tidak ada pelanggan di situ.

"Cari terong atau timun, Ci?" tanya Udin dengan wajah mesum.

"Ummm ... timun aja deh," jawab mama, "minta yang ukurannya paling besar."

"Ada dong," jawab Udin.

"Di mana?" tanya mama. 

Aku tidak bisa melihat ekspresinya mama karena mama membelakangiku.

"Di tempat biasa hehehe," jawab Udin cengar - cengir.

Mama kembali mengikuti Udin yang membawanya menuju ke tempat yang kemarin mereka gunakan untuk berbuat mesum. Aku membuntuti mereka layaknya seorang ninja. Dugaanku benar, mereka menuju ke gudang kecil yang kemarin. Tempat ini selalu sepi dari orang, membuatnya menjadi spot yang cocok untuk berbuat mesum. Jantungku berdebar ketika melihat mama dan Udin kembali masuk ke gudang kecil itu. Aku menuju ke tempat mengintip dan kedua mataku langsung disambut dengan pemandangan menggairahkan. Mama dan Udin berciuman dengan penuh nafsu. Mama meraba - raba punggungnya Udin, sedangkan si Udin meraba pinggul seksinya mama. Kemudian, Udin saling melepaskan pakaiannya mama, dan mama melepas pakaiannya Udin. Keduanya sekarang sudah telanjang bulat. Udin kemudian mendorong mama ke tembok, lalu dia jongkok untuk menjilati kelaminnya mama. Dengan posisinya mama saat ini, aku beresiko ketahuan karena mama menghadap ke arah pintu gudang--secara tidak langsung ke arah di mana aku mengintip. Beruntung mama fokus menatap ke Bawah, jadinya aku bisa mengintip dengan leluasa.

"Aaahhh ... aahhhh ... ahhhh," lenguh mama.

"Kenapa Ci Eliza? Enak saya jilatin?" tanya Udin.

Mama mengangguk tanpa berkata apa pun. Udin kemudian menaikkan jilatannya ke perut, lalu ke dadanya mama yang besar. Sambil menjilati putingnya mama, Udin juga meremas - remasnya dengan agak kasar. Udin mengangkat kedua tangannya mama, lalu dia arahkan lidahnya ke ketiaknya mama yang mulus tanpa bulu.

"Ohhh ... ahhh ... Udin saying ...," lenguh mama.

Aku tersentak mendengar ucapannya mama. Nafsu telah menguasai dirinya. Tak berselang lama, Udin menyandarkan punggungnya ke tembok, dan mama jongkok di depan remaja dekil itu. Mama mengocok penis hitamnya Udin, dan tidak pakai lama, mama memasukkannya ke dalam mulutnya. Aku terangsang berat Ketika melihat mama memaju-mundurkan mulutnya seraya testisnya Udin.

"Ouhhh ... terusin Ci," lenguh Udin.

Udin menjambak rambutnya mama, lalu mendorong - dorongnya agar penisnya masuk lebih dalam ke mulutnya mama. 5 menit kemudian, Udin mencabut penisnya dari mulutnya mama. Anak dekil itu meminta mama berdiri, kemudian mendorongnya menuju ke meja kotor yang ada di samping kanan mereka. Udin duduk di atas meja dengan penis hitamnya yang mengacung.

"Sini Ci, duduk di atas kontolku," kata Udin seraya mengocok penisnya.

Mama mengambil posisi duduk di atas pangkuannya Udin, kemudian dia arahkan penisnya Udin ke lubang tempat di mana aku lahir dulu. Mama menggoyang pantatnya dengan gitu erotis. Kulihat Udin sangat menikmati goyangannya mama. Dia memeluk mamaku dengan erat dan membantunya untuk naik-turun di atas penisnya.

"Ohh yeahh ... oh yeahhh," desah mama.

"Memeknya Cici masih rapet aja," ucap Udin.

"Iya dong hihihi," sahut mama.

Aku kemudian teringat sesuatu, dan segera mengambil HP-ku. Diam - diam, aku merekam adegan tak senonoh yang ada di depan mataku. 4 menit kemudian, Udin mengubah posisinya mama menjadi membelakangi dirinya. Dengan posisi ini, aku bisa melihat payudara besarnya dan perutnya yang rata dan kencang. Mama kembali menggoyang pinggulnya, dan Udin sekarang sibuk meremas kedua payudaranya mama yang berguncang dengan indah. Aku bisa melihat wajah mesum dari mamaku, yang keasikan digenjot oleh seorang remaja dekil bernama Udin. Aku merekam kegiatan seks mereka sembari meremas - remas penisku yang masih terbungkus celana. Tak berselang lama kemudian, mama menjerit panjang.

"Keluarin aja Ci," ucap Udin.

Badannya mama mengejang, kepalanya terdongak ke atas. Sepertinya mama mendapatkan orgasme pertamanya. Udin memeluk mama dengan erat, agar dia tidak terjatuh ke bawah. Udin membaringkan mama di atas meja, membiarkannya istirahat sebentar.

"Yuk, lanjut ronde 2," ucap mama.

"Mamaku benar - benar udah jadi binal," kataku dalam hati.

Mama membuka lebar - lebar pahanya, dan meminta Udin untuk menyetubuhinya dengan posisi MOT. Udin Kembali menyodok mamaku dengan tempo cepat. Aku bisa melihat dengan jelas payudaranya mama yang berguncang hebat. Udin mengangkat tinggi - tinggi kakinya mama, dan dia Kembali menyodok vaginanya mama. Mama mendesah tak terkendal, menikmati sebuah persetubuhan yang haram. Beberapa menit kemudian, Udin mengubah posisinya mama menjadi menyamping ke kanan. Udin mengangkat kaki kirinya mama, lalu dia kembali menyodok liang senggamanya mama.

"Memeknya Cici enak banget!" seru Udin.

"Kalo gitu entotin trus memekku," ucap mama.

"Siap!!" seru Udin, mempercepat sodokannya.

Dalam Waktu 15 menit, Udin menggenjot mamaku dalam dua posisi yang berbeda, doggy style dan WOT. Aku hari ini mendapatkan rekaman yang sangat bagus. Setelahnya, aku memutuskan meninggalkan mereka berdua untuk menuju ke tempat parkir. Sambil berjalan menuju ke tempat parkir, aku masih menimbang - nimbang apakah akan membagikan cuplikan dari videoku di forum yang kemarin aku kunjungi. Salah satu yang aku khawatirkan adalah mamaku bakal jadi bintang di forum itu. Memikirkan hal tersebut membuat penisku ngaceng lagi.

Cerita Seks Mamaku Dientot oleh 2 Remaja part 1

Namaku Nathan (17 tahun), anak bungsu dari 2 bersaudara. aku, ayahku Daniel (42), dan mamaku Elizabeth (38) kami adalah keluarga keturunan tionghoa yang cukup berada, malam ini kami pergi ke puncak untuk nonton bareng bersama teman kantor ayahku di villa naik mobil kami. ayahku dan aku sangat antusias karena klub kebanggaan kami yaitu liverpool akan bermain di semifinal leg ke 2 liga champions league setelah sebelumnya kalah agregat 3 - 0 dari Barcelona. ya aku dan ayahku sudah sejak dulu fans garis keras liverpool, bahkan kamarku dihiasi dengan pernak pernik liverpool sementara mama sendiri tidak begitu antusias dengan sepak bola, dia hanya ikut2an saja sementara kakak ku tidak ikut dan memilih di rumah saja.

jam 10 malam ayahku membawa mobilnya dari jakarta ke puncak bogor, saat di tol kulihat sudah ada tanda - tanda bahwa jalan menuju puncak akan macet dari ramai nya mobil.

"wah jangan-jangan macet nih" ujarku.

"semoga ngga, paling cuma macet sedikit disini aja" ujar ayahku sambil menyetir.

ternyata perkiraanku benar, jalan keluar tol menuju puncak macet total, bahkan sampai banyak polisi yang mengatur arus lalu lintas sementara banyak orang keluar dari mobilnya dan duduk di tepi jalan tol.

"haduuuhhh" ucap ayahku mengeluh sambil mengusap kepala nya serasa tidak percaya. mamaku yang duduk di kursi belakang lalu berkata..

"udah pulang aja yuk, nonton di rumah kan bisa"

aku jadi semakin khawatir, apa kita bisa sampai tepat waktu ke villa nya karena pertandingan akan dimulai setengah jam lagi. tapi menurut info dari pengendara lain sepertinya arus jalan tol menuju puncak sengaja ditutup karena kemacetan diperkirakan baru akan dibuka 2 jam lagi. kulihat ayahku dengan ekspresi cemas, sementara mama hanya santai saja sibuk dengan HP nya, tiba-tiba HP ayah berdering lalu ayahku mengangkat telpon yang ternyata dari temannya.

Teman ayah: "halo lu dimana bro?"

ayah: "haduh gua kejebak macet nih di tol"

Teman ayah: "kan gua udah bilang lu harusnya berangkatnya jangan mepet"

ayah: "ya mau gimana lagi ada kerjaan kantor yang belum selesai"

Teman ayah: "Gini aja, gimana kalo lu sekarang balik arah nanti lu lewat jalur tikus aja via cibadak"

ayah: "lewat mana? gua ga tau jalur tikusnya"

lalu ayahku mendengar penjelasan dari temannya, setelah telpon ditutup ayahku buru - buru putar balik mobilnya sedikit ngebut ke arah jakarta bahkan dia tidak peduli dengan polisi yang berjaga di sekitar.

"loh ga jadi ke puncak nya?" tanya mamaku heran.

"kita lewat jalur tikus" ucap ayahku singkat. mobil pun melaju dengan kencang, setelah 15 menit mobil keluar dari tol, aku tak tahu ini di daerah mana. papa membawa mobilnya dengan terburu - buru dari jalan raya yang ramai ke jalan yang mulai sepi, seperti jalan perkampungan. ayahku juga tidak terdeteksi di maps dan hanya mengandalkan insting nya saja.

"pah kita mau ke mana sih? kok jalannya sepi gini bikin takut aja" ucap mama yang mulai khawatir.

ya memang jalannya mulai tidak beraspal, menanjak dan gelap karena tidak ada lampu penerangan. 15 menit papa mulai muter2 di daerah sini, tidak ada sinyal dan tidak ada juga dari tadi orang yang lewat untuk ditanyakan jalan.

aku mulai berfikir, apa jangan-jangan kita nyasar ya? sepertinya pertandingannya sudah dimulai, papa juga terlihat frustasi tidak menemukan jalan dan hanya tertunduk sambil mobil berhenti di tepian jalan. kemudian dari arah seberang kulihat ada cahaya lampu motor melewati kita.

"pah coba ikutin motor itu, siapa tau dia tau jalannya" ucapku. tanpa berfikir lama ayahku memutar arah mobil dan membuntuti pemotor tadi, jalan disini memang banyak perempatan tapi anehnya tidak ada plang menunjukkan ke arah puncak, hanya gapura desa saja dengan jalan yang berkerikil.

10 menit kemudian kami menemukan warung yang besar bentuknya seperti gudang dan suasana nya disana ramai sekali banyak motor dan truk besar di parkir. sepertinya ini rest area untuk para supir truk dan orang dari daerah sini. kami memperhatikan dari dalam mobil disana banyak orang yang pakai jersey liverpool juga sama seperti kami seperti sedang nobar sepak bola.

"wah kayanya ada nobar tuh pah?" ucapku. lalu ayah membalas..

"iya kayanya begitu"

tiba - tiba kami dikagetkan dengan teriakan dari sana : Goooooollllll dengan suara riuh keramaian orang. aku dan ayah saling memandang tak percaya, jangan-jangan mereka juga nonton semifinal liga champion.

"mah nonton sepak bola disini aja yuk?" ucap papa tiba2 ke mama.

"disini ? papa ga salah?" ucap mama yang heran.

"iya udah ga keburu kalo kita ke puncak. yuk turun" ucap ayahku mengajak kami sambil memarkirkan mobil disebelah truk besar. kami pun turun dari mobil, kulihat mamaku yang cantik turun dengan juga memakai jersey liverpool seperti kami, sambil berjalan mama mengikat tali rambutnya yang dari tadi terhempas angin malam. aku awalnya sedikit ragu masa iya kita jadi nonton di tempat seperti ini, ucapku dalam hati.

lalu kami bertiga masuk ke gudang yang gerbangnya sengaja dibuka, seketika semua orang yang ada di dalam tertuju kepada kami, suasana menjadi hening, ya kami keluarga keturunan chinese tiba2 menjadi pusat perhatian para supir truk, pedagang kaki lima, kuli dan orang desa sini, tapi papa tetap PD dan tidak menghiraukan.. lalu papa duduk di bangku panjang seperti bangku warteg yang kosong, sementara aku dan mama hanya mengikuti papa saja lalu duduk di sampingnya dan mama duduk disampingku.

kulihat beberapa orang malah memperhatikan kami, ternyata mereka melirik mamaku yang cantik, apalagi mamaku sekarang memakai jersey ketat dan jeans nya memperlihatkan lekuk tubuh mama yang sexy. mamaku elizabeth atau sering disapa ibu eliza memang terlihat masih muda seperti gadis 20 tahunan, itu karena mama menjaga tubuhnya dengan ikut gym atau senam. ya memang bukan pertama kali ini saja mama menjadi pusat perhatian orang, bahkan teman-temanku ketika main ke rumah selalu memuji mama yang cantik, aku juga sering melihat beberapa laki-laki mencoba menggoda mama di gym tapi selalu mama tolak.

setelah beberapa menit semua orang mulai fokus lagi ke pertandingan sepak bola di layar kaca tv berukuran 36 inch yang sengaja diletakkan di tengah gudang dan menghiraukan kami. aku dan papa akhirnya ikut terbawa suasana pertandingan dan menghiraukan mama yang hanya bermain HP saja.

tanpa terasa babak pertama pun selesai dengan skor 1 - 0 untuk liverpool, di sela2 istirahat papa memesan kopi susu ke warung untuk kami bertiga, sepertinya papa pun sudah melupakan rencana nya untuk nobar di villa, akupun izin ke papa untuk ke toilet sebentar, ternyata toiletnya disini hanya ada 2 dan itupun ngantri karena banyak yang ke toilet saat waktu jeda, uuhh ternyata toilet disini bau dan kotor, tidak ada tanda yang mana toilet laki2 ataupun perempuan asal masuk saja.

setelah aku buang air kecil ternyata babak kedua sudah dimulai, orang2 disana mulai fokus lagi ke layar kaca begitu juga dengan papa, suasana nya hening hanya suara yang keluar dari tv. saat aku mulai duduk lagi kulihat ada 2 orang pemuda kampung yang kuperkirakan seumuran denganku sedang duduk disamping mama. aku pun pura2 cuek saja sambil kembali duduk disamping papa, aku yang awalnya fokus ke layar tv jadi menguping karena salah satu diantara mereka mulai mengajak ngobrol mama.

"sendirian aja ci ?" ucap pemuda kumel dengan rambut panjang alay sambil mengenakan kaos, celana pendek dan sarung yang dia lipat di lehernya. mamapun menanggapi santai.

"ngga nih sama keluarga"

"ooh kirain sendirian hehehe" kata pemuda ini sambil cengengesan. lalu pemuda ini memperkenalkan diri ke mama.

"kenalin saya asep" ucap pemuda ini yang bernama asep ini sambil menyodorkan tangannya, lalu tangan mama yang putih menyalami asep.

"eliza" ucap mama singkat sambil tersenyum.

"ohh namanya ci eliza ya hehe" ucap asep, kemudian temannya asep juga ikut2an menyalami mama.

"kalo saya udin ci, hehe" ucap udin yang dari tadi duduk disamping asep. si udin ini memakai kaos partai, celana panjang lusuh, dan memakai kupluk kepala. si udin ini juga kumal dan berkulit coklat gelap sama seperti asep bedanya giginya tonggos.

"suka liverpool juga ci ?" tanya asep.

"ngga terlalu sih, karena suami sama anak aja suka jadi ikut2an suka" ucap mama.

"heh itu anaknya ci?" tanya si asep seolah tak percaya.

"kirain mah adeknya, abis si cici keliatan masih muda,masih cantik hehe"

"iya eui, si cici mah geulis pisan" ucap si udin yang juga memuji mama.

"hmm,, makasih" ucap mama singkat sambil tersenyum ke arah mereka, karena suara tv terdengar cukup kencang papa dan orang disekitar juga tidak bisa mendengar mama dan 2 pemuda ini dan hanya fokus ke sepak bola saja.

"ci duduk di meja aja yuk biar enak ngobrol, kayanya si cici ga suka nonton bola" ucap asep, lalu mama melirik ke arahku dan papa, aku pura2 fokus ke layar tv. kemudian mama berpindah ke meja kosong yang jaraknya hanya 5 meter dari kami. si asep dan udin yang melihat mama duduk di kursi meja kosong buru2 mengambil kursi plastik kosong juga dan duduk disamping mama. kali ini mama duduk diapit oleh asep dan udin.

"ci eliza dari mana ?" itulah pertanyaan yang keluar dari si asep.

"dari jakarta" ucap mama sambil merapikan rambutnya yang dikuncir, asep dan udin seperti leluasa melihat jenjang leher mama yang putih mulus.

"trus ada tujuan apa kesini ci?"

"sebenarnya tadi tuh suamiku ingin ke puncak nobar sepakbola sama temen kantornya, terus kejebak macet di tol, mau lewat jalur tikus disini malah nyasar"

"ooh gitu, atuh emang disini mah rada ribet ci kalo mau ke puncak, tapi nanti asep bantu ci kasih tau jalurnya"

"kayana ga usah deh abis ini juga kita bakal pulang lagi kok ke jakarta" ucap mama. sementara si asep ngobrol sama mama, kulihat dari tadi si udin yang tonggos ini hanya memperhatikan tubuh mama dari atas ke bawah.

"ci eliza umurnya berapa sih?" tanya asep.

"38, emang kenapa ?" tanya mama.

"ah masa sih ci ? keliatan lebih muda loh ci kirain 20an, ya ngga din?" ucap asep ke temennya.

"eh iya hehe bener" ucap si udin. lalu mama kembali tersenyum

"beneran loh 38, emang kamu sendiri umurnya berapa?" tanya mama.

"saya 17 ci" ucap asep.

"kalo saya 16 ci hehe" ucap udin sambil cengengesan.

"yee ga nanya lu, org ci eliza nanya nya ke gua ya kan ci?" ucap si asep ke udin lagi.

"haha kenapa kalian jadi berantem sih" kata mama dengan senyum nya yang manis.

"eh ci eliza haus ga ? mau minum apa ?" tanya si asep.

"udah kok kopi susu ini aja" ucap mama.

"mau sirup enak ga ci?"

"sirup apa tuh ?"

lalu si asep seperti memberi kode ke arah udin, udin pun bergegas meninggalkan meja entah kemana, lalu si udin kembali membawa botol besar dan 3 cangkir kecil sambil menuangkan minuman ini, lalu si asep mengajak mama meminum minuman ini.

"ayo ci eliza diminum, saya yg traktir hehe."

"ini minuman apa?" tanya mama sambil melihat ke cangkir.

"udah atuh ci diminum aja sirup enak" ucap si udin. lalu mama meminum minuman ini yang aku sendiri ga tau minuman apa karena emang ga ada merk nya di botol.

"mmm... inimah amer" ucap mama sambil mengenyutkan wajahnya. hah amer ? anggur merah ? kataku yang sedikit kaget.

"hehe iya bener, kok ci eliza tau sih ? wah ketauan sering minum yaaa.." ucap si asep.

"ngga kok, cuma pernah aja" ucap mama singkat. kuperhatikan papa masih tetap fokus ke layar kaca tv dan tidak menyadari mama sedang ngobrol dengan 2 pemuda yang tidak dikenal ini, begitu juga dengan keadaan disekitar semua orang yg hanya fokus ke tv atau merokok sambil ngobrol tanpa melihat ke mama seperti tadi.

"ci eliza badannya bagus banget kaya gitar spanyol" ucap si asep.

"pfff haha apaan sih kamu sep gombalan mu murahan ah" ucap mama tertawa, tapi walaupun mama bilang begitu mama tetap meneguk amer tadi.

"ci bentar deh... " ucap asep, lalu si asep memegang tangan mama seperti membandingkan kulitnya dengan kulit mama sementara mama diam aja.

"kaya kopi susu ya ci hitam putih hehe"

"bukan hitam inimah dekil hihi" ucap mama sambil memegang tangannya si asep.

"yee dekil gini kuat juga loh ci"

"apanya yg kuat ?"

lalu si asep menunjukkan otot lengannya, mama hanya tertawa kecil saja, sementara si udin dar tadi bertugas menuangkan kembali amer dari botol jika amer di dalam gelas habis. Tiba - tiba GOOOLLL.. suara gemuruh menyelimuti bangunan ini, seketika papa dan beberapa orang teriak dan loncat kegirangan, ya gol menjadi 2 - 0 untuk liverpool melawan barcelona yang dicetak oleh origi bernomor punggung 27. Aku yang awalnya memperhatikan mama jadi ikutan terbawa suasana kegirangan.

setelah euforia selesai aku jadi teringat mama lagi, disini si asep memakai sarungnya seperti menutupi bagian bawah tubuhnya, karena berisik aku tidak bisa mendengar apa yang mereka katakan. kemudian si asep seperti membimbing tangan kanan mama ke dalam sarungnya, hah ? apa yang mereka lakukan ? apa jangan - jangan.. Pikiranku jadi deg-degan membayangkan yang tidak-tidak.

Mama seperti memegang sesuatu dari balik sarung si asep dengan ekspresi kaget, sementara tangan si asep mulai merangkul bahu mama. Entah kenapa mama diam saja melihat kelakuan pemuda yang bernama asep ini yang umurnya sama denganku. Kemudian mama seperti melirik ke arah aku dan papa duduk, aku langsung pura-pura fokus nonton pertandingan, sementara papa masih asyik nonton pertandingan malah sekarang akrab dengan bapak-bapak di sebelahnya.

Setelah beberapa menit aku perhatikan mama lagi, ya ini tidak diragukan lagi mama sedang mengocok penis si asep dari balik sarungnya, mama hanya tersenyum tipis wajahnya sudah memerah karena pengaruh amer tadi sementara si asep tersenyum santai, si udin yang disebelah kiri mama mulai meremas paha kiri mama dengan tangannya.. Sial, kenapa mama diam saja pahanya diremas sama pemuda ini? Pikirku, disini justru ada sensasi aneh dalam diriku melihat mama jadi membuatku tegang sekaligus marah. Ahh apa-apaan ini.

Kemudian tak berselang lama suara gemuruh menyelimuti tempat ini GOOLLLL, papa dan beberapa bapak2 kegirangan bukan main.. hah akupun tak percaya liverpool bisa menyusul sementara 3 - 0 yang berarti agregat menjadi 3 - 3. Tapi disatu sisi aku kembali memperhatikan mama, dengan suasana yang ramai dipenuhi teriakan orang kulihat asep membisikan sesuatu ke telinga mama, mama hanya tertawa manis. Tak berselang lama mama bangkit dari tempat duduknya lalu pergi ke luar gudang, sepertinya ke arah toilet.

5 menit berselang asep dan udin juga pergi ke arah toilet, karena perasaanku yang tidak enak akupun izin ke papa untuk pergi ke toilet lagi, papa yang masih asyik ngobrol dengan bapak-bapak mengizinkanku begitu saja.. Setelah di luar gudang kulihat asep dan udin masuk ke 1 pintu toilet yang sama, akupun mencoba ngintip dari belakang toilet, cukup  susah juga ke belakang toilet karena ada rawa-rawa, setelah itu ku tumpuk beberapa karung semen di belakang toilet, hatiku dag dig dug memikirkan apa yang akan terjadi di dalam..

Saat aku berhasil melihat di dalam DEG, seperti tak percaya pemandangan ini. Kulihat mama sedang berciuman mesra dengan si asep, matanya yang sayu melumat bibir pemuda yang seumuran denganku ini tanpa rasa malu sedikit pun. Sementara si udin meremas pantat mama dari belakang, jadi posisi mereka seperti menghimpit mama.

"din kunci pintunya!" suruh asep di sela2 ciumannya, lalu si udin mengunci pintu kamar mandi, asep dan mama kembali berciuman mesra. Tangan si asep mulai meremas payudara besar mama dari balik kaos jersey. Tangan si udin tidak kalah nakal, tangannya yang satu masuk ke dalam celana jeans mama dari belakang.

Melihat kedua pemuda ini berebut meremas payudara mama, mama lalu melepas kaos jersey nya dan terlihatlah pemandangan indah payudara mama yang putih mulus dibalik bra warna hitam bermotif bunga, si asep dan udin terdiam sejenak melihat pemandangan menakjubkan di depan mereka. Sementara aku sudah sangat tegang, penisku berdiri melihat mama kandung sendiri dilecehkan oleh kedua bocah yang seumuran denganku.

"Loh kok kalian diam ? hihi" ucap mama memecah lamunan asep dan udin.

"Kita beruntung sep dapetin cici binal kayak gini" ucap udin ke asep.

"Udah langsung sikat aja sebelum suami dan anaknya tau" jawab asep.

Lalu mereka berdua mulai meremas payudara mama yang besar dari balik bra hitamnya, dengan kasar si asep melepas kaitan bh mama dan terlihatlah bulatan payudara mama yang sensual dengan puting berwarna pink yang sudah tegang. Tak butuh waktu lama untuk mereka berdua menikmati payudara mama yang menantang.

Asep menghisap puting payudara kanan mama sementara si udin menghisap puting mama sebelah kiri, melihat hal itu penisku benar2 tegang.. Bagaimana tidak melihat mama kandung sendiri netekin 2 pemuda asing dekil dan jelek, ya payudara yang dulu pernah kuhisap sewaktu kecil kini dihisap, diemut dan dijilat dengan kasar oleh si udin dan asep sementara mama hanya menggigit jarinya menahan rangsangan. Setelah puas dengan payudara, si asep mulai membuka celana jeans mama dengan kasar, terlihatlah celana dalam mama yang berwarna hitam lalu dipelorotkan dengan kasar oleh si asep, sementara si udin makin asyik memainkan kedua payudara mama, gigi tonggosnya dan mukanya yang dekil meremas dada mama dengan kasar, bergantian kanan dan kiri puting mama dihisap dan dijilat.

"Aduuhh, kalian jangan kasar dong ahh.." ucap mama.

"Diem lo lonte china" ucap asep kasar, deg, mendengar ucapan itu mama bukannya marah malah mendiamkan kedua pemuda ini menggerayangi bagian tubuhnya. Aku yang sudah dari tadi tegang, akhirnya membuka celanaku dan mengocok penisku melihat pemandangan ini.

Kemudian si asep menyuruh mama duduk di dinding bak mandi sambil membuka paha mama, terlihatlah vagina mama berwarna kemerahan yang tidak ditumbuhi bulu, setelah puas memandangi vagina mama, asep mulai menjilat miss v nya dengan lidahnya. Mama yang tadinya hanya menggigit jari kini mendesah dengan keras.

"Aaahhh.. Aaahhh... aduhh... "

Walaupun suara desahan mama keras tapi masih kalah dengan suara berisik dari dalam gudang tempat nobar, kulihat ekspresi mama sudah memerah sambil memegangi kepala asep seolah jangan melanjutkan jilatannya di vagina mama, tapi asep tidak memperdulikan hal itu malah semakin bersemangat menjilati vagina mama yang sudah basah.

Sementara si udin setelah puas dengan payudara mama kali ini mencium mama sehingga desahan mama tidak terlalu terdengar, mamapun tidak hanya diam tapi ikutan membalas ciuman hot dari si udin walaupun giginya tonggos tapi mama dan udin terlihat mesra sambil saling bertukar air liur.

Setelah puas menjilati vagina mama, si asep mulai melepas celana nya, terlihatlah penis hitam tegak berdiri sambil memposisikan penisnya yang sudah tegang ke vagina mama yang sudah becek, karena kesulitan memasukan penisnya tangan mama justru membantu penis si asep masuk ke vaginanya.

"Aahhh gila sempit banget nih memek" ucap asep. Dengan perlahan penis si asep masuk ke dalam vagina mama, mama lalu melepas ciumannya dari udin sambil melihat vagina nya dimasukin penis besar si asep, aku tidak begitu jelas melihat ekspresi mama karena terhalang badannya asep, dari ritme genjotannya asep memaju mundurkan pinggulnya perlahan lalu cepat.

"Aaaaahhhhh aaahhhhhh yaaampuuun" erang mama.

"Hahaha kenapa ci Eliza ? baru pertama kali memeknya dimasukin kontol pribumi ?" tawa asep dengan puas, mama tidak membalas apapun dan tetap mendesah sementara si udin hanya mengocok penisnya melihat mama dan asep beradu birahi. Hanya butuh 5 menit bagi mama untuk mendapatkan orgasme nya.

"Ya tuhaaaan aaaaaaahhh aaahhh... " desah mama lagi, tubuh mama kejang2 di pelukan si asep sambil kakinya seperti mendekap pinggul asep.

"Enak ci ?" tanya asep.

"E.. enak hah.. Hah.."

"Apanya yang enak ?"

"Kontol kamu.." ucap mama ke asep tanpa malu mengatakan kata vulgar.

"Enakan kontol aku apa suami mu ?" tanya asep lagi, disini mama masih mengatur nafasnya.

"Ayo jawab!" plok.. Tiba2 asep menghentakan pinggulnya..

"I.. iya enakan kontol kamu sep"

"Mau yang lebih enak ga ci ?" tanya asep ke mama, mama hanya mengangguk saja. Lalu si asep mulai menggerakan pinggulnya lagi dengan cepat, mama kembali mendesah.. Dengan tenaga nya yang kuat si asep lalu menggendong tubuh mama yang lebih kecil dari tubuhnya asep, lalu sambil memaju mundurkan lagi penisnya keluar masuk di vagina mama.

"Memek lu sempit banget ci, Ga pernah dipake ya ahhh ?" ucap asep.

Mama tidak menjawab hanya mendesah saja. Disini posisi mereka berganti, aku jadi kembali bisa melihat ekspresi mama yang sudah pasrah. Lalu si udin yang dari tadi hanya mengocok penisnya mulai memposisikan di belakang mama, ya penisnya diarahkan ke lubang anus mama.

Kulihat mama kaget dengan si udin yang ingin memasukan penisnya ke dalam anus mama.

"Ehh.. aahh.. Ka,, kamu mau apaa?" ucap mama.

"Mau dibikin enak gak ci ? udah santai aja" ucap si udin.

"Ehh,, jangan, jangan disitu aaaaahhhh" lalu si udin memasukan penisnya ke dalam lubang anus mama dengan sekali dorongan, blesss..

"Aaahh aduuh.. Sakiiit.." ucap mama kesakitan.

"Santai aja ci, lama-lama juga enak kok hehe" ucap si asep sambil cengengesan

"Gilaa lubang anus lu masih perawan ya ci? sempit banget sumpah" ucap si udin..

Disini mama sudah mendesah tak karuan disodok depan belakang di bagian vagina dan anus nya, tangan mama merangkul pundak si asep yang kekar, kulihat ekspresi mama sangat erotis sekali. Genjotan mereka berirama sangat cepat, lalu tiba2...

"Aahh,, aaahh... aku.. Aku mau keluaaaaarrr" teriak mama keras sekali

"Ayoo ci aku juga mau keluar ahhh" ucap asep.

"Aah anjiiirr boolnya ni china sempit banget asli gua juga mau keluaaaarr" erang udin.

Aku yang dari tadi melihat mereka bertiga kupercepat kocokan penisku melihat pemandangan ini yang tidak masuk akal ini aaaaaahhhhh... croottt.. Crooottt.. disaat yang bersamaan GOOOOOLLLLLL suara mama, asep dan udin jadi tidak terdengar gemuruh suara dari dalam gudang bersamaan itu mereka bertiga mendapatkan orgasme nya dan juga aku yang melihatnya..

mama asep dan udin terkulai lemas di lantai toilet yang jorok itu. Ahh sial aku coli dengan mamaku sendiri yang sedang digenjot anak muda seusiaku ? apa-apaan aku ini, kesal, sedih dan horni menjadi satu. Ku kira ini sudah selesai, ternyata belum.

Si asep dan udin kemudian bangkit berdiri dari lantai toilet, sementara mama masih lemas vagina nya terlihat penuh dengan sperma si asep.. Mereka berdua lalu mengarahkan kontol mereka yang masih ada sisa spermanya lalu menjejalkan ke mulut mama.

"Ayo ci eliza yang cantik, jilat kontol kita dong" ucap si asep sambil memegang kepala mama dengan kasar, lalu mama memegang kedua kontol mereka dan menjilat penis asep dan udin secara bergantian, tak butuh Waktu lama untuk penis mereka Kembali tegak berdiri.

"Aduh gua jadi sange lagi nih sep ngeliat muka cantiknya ci eliza" ucap udin.

"Yaudah tuh lu pake memeknya aja, lu belum dapet kan" ucap asep.

Lalu si udin menuntun mama untuk menungging dan mengarahkan penisnya ke vagina mama yang sudah becek, kali ini asep yang duduk diatas dinding bak mandi menyuruh mama untuk menjilat Kembali kontolnya.

"Ci eliza aku masukin ya kontolnya" ucap si udin seperti meminta izin ke mama, sementara mulut mama tidak bisa berkata apa2 karena tangan asep memegang kepala mama di ikat rambutnya sambil memasukan lebih dalam penisnya ke dalam mulut mama.

"Aaahhh ci enaak bangeet, mulutnya anget ci" lenguh si asep.

Si udin pun menyodok mama dengan cepat plokk plokk plokk sambil tangannya meremas payudara mama yang gondal gandul dari tadi, aku yang sudah lemas karena melihat mama, jadi horni Kembali.. 10 menit kemudian mama seperti kejang2 tanda dia sudah mencapai puncak orgasme.

"Mmmmmffffhhhh uhuk uhuk" erang mama tersedak kontol asep, si udin dan asep pun mempercepat sodokannya di vagina dan mulut mama..

"Aaahhhh gua keluar cii.. Enak banget memek cici2" erang si udin menyemprotkan sperma nya banyak sekali sementara si asep tidak banyak berkata dan crooottt.. Crooottt.. croott.. menumpahkan semua spermanya di mulut dan wajah mama. Sambil mengatur nafas mereka berdua lalu beres2 memakai celana lalu keluar toilet begitu saja meninggalkan mama yang terbaring lemas.. Ahh mama kenapa kamu tega melakukan ini? Mengkhianati aku dan papa? Aah sial akupun Kembali onani melihat mama belepotan sperma dua pemuda itu di wajah, vagina dan anus crottt croottt croottt..

Setelah onaniaku bingung antara menghampiri mamaku di toilet atau Kembali ke dalam Gudang tempat papa nobar, akhirnya ku putuskan kembali ke papa yang masih asik menonton pertandingan.. Priiiitt... tanda peluit pertandingan selesai, skor menjadi Liverpool 4 - 0 Barcelona, Liverpool pun menang agregat 4 - 3 dan berhak ke babak final. Suara riuh pun kembali menggema di bangunan ini, kulihat mama belum kembali juga dari toilet, papa dan beberapa orang masih asyik ngobrol tidak percaya klub kebanggaannya bisa menang agregat, setelah beberapa menit kemudian papa menengook ke arahku.

"Loh mama kemana?" tanya papa yang baru menyadari tidak adanya mama.

"Tadi sih bilangnya ke toilet pah" ucapku sambal khawatir, kalo ada orang lain yang ke toilet sekarang pasti bisa melihat mama nih, pikirku.

Tapi ternyata 5 menit kemudian mama sudah kembali dengan raut wajah yang ceria seolah tidak pernah terjadi apapn.

"Haii saying,, gimana pertandingan nya?" ucap mama ke aku, aku hanya melamun tak percaya melihat mama dengan ekspresinya tanpa dosa.

"Liverpool menang dong haha" ucap papa kegirangan.

"Tadi mama liat juga lho pertandingannya, seru banget ya ternyata, baru kali ini mama suka sama pertandingan sepak bola" ucap mama berbohong sambal tersenyum.

"Ya memang seru lah sepak bola, apalagi liga inggris ya kan nat?" tanya papa ke aku.

"Ehh.. i.. iya pah"

"Yaudah yuk pulang, tadi papa udah tanya ke warga sini jalan balik ke arah Jakarta nya" ucap papa, akhirnya satu persatu semua orang pergi meninggalkan gudang. Setelah itu, kami naik mobil pulang. Di tengah perjalanan aku masih tidak percaya dengan kejadian tadi. Kenapa mama semudah itu untuk dijamah sama pemuda dekil seusiaku? apa arena dihipnotis? Entahlah, aku hanya bisa memandang mama dari kaca spion yang duduk di belakang sambal melamun.

Wajahnya yang antic keibuan, yang selama ini ku kenal dari kecil merawatku, dengan mudahnya disetubuhi oleh orang lain, tak kusangka saat mama melamun tangannya masuk ke dalam jeans meraba vaginanya, lalu kulihat jari mama seperti basah dengan cairan putih kental.. Ya sperma si asep dan udin, lalu menjilat kedua jarinya dengan ekspresi yang erotis, siall, aku jadi horni melihat ekspresi mama sambal memejamkan mata menjilat 2 jarinya yang basah oleh sperma itu. Tiba-tiba mama seperti melihat ke arah kaca spion, akupun buru2 memalingkan pandanganku ke depan.

Hari ini skor 4 - 0 memiliki 2 makna. Yaitu skor pertandingan Liverpool vs Barcelona dan skor persetubuhan antara mama dengan si asep dan udin yang mengeluarkan sperma mereka 4 kali di tubuh mamaku.