Sudah seminggu lamanya sejak aku melihat mamaku sendiri disetubuhi oleh dua anak dekil yang seumuran denganku. Aku tidak habis pikir, mama beberapa kali digoda oleh cowo ganteng di tempat fitness, dan dia selalu menolaknya. Tapi kenapa dengan cowo dekil, mama malah mau? Gara - gara kejadian tersebut, aku jadi salah tingkah setiap kali bersama dengan mama. Bagaimana gak salah tingkah, bayang - bayang tubuh telanjangnya digenjot dua anak kumal sering muncul di kepalaku ketika menatap mama. Di satu sisi, aku sebenarnya ingin mencari tahu, kenapa mama melakukan tindakan bejat tersebut. Suatu hari, mama mengundang seorang pemulung untuk mengambil sampah botol dan kardus di rumah kami.
"Nathan, bantuin mama angkat kardus," ucap mama.
"Yaa," sahutku.
Tidak hanya aku, ciciku juga turut membantu mama mengeluarkan tumpukan botol plastik dan sampah plastik dari gudang. Ketika aku melihat bapak - bapak pemulung yang sedang menunggu di depan rumah, pikiran kotor kembali menyelimuti kepalaku. Entah bagaimana, aku bisa - bisanya membayangkan mamaku dientot oleh bapak - bapak pemulung itu.
"Ehh!? Kok ngalamun aja??" seru mamaku, "ayo sini bantuin angkat - angkat."
"Ahh ... i-iya Ma," kataku, terkejut.
Aku tidak habis pikir, kok bisa - bisanya aku membayangkan hal jorok seperti itu. Tapi kalau aku pikir - pikir lagi, itu kan salahnya mama yang bersetubuh sama dua remaja dekil tersebut. Setelah selesai angkat - angkat, si pemulung itu menyerahkan sejumlah uang kepada mama, lalu dia pergi meninggalkan rumah. Ketika aku kembali rebahan di kamar, aku mencoba memikirkan kembali kenapa mama mau disetubuhi oleh orang yang baru dikenal kurang dari 2 jam. Karena keasikan berpikir sampai membuatku ketiduran. Aku terbangun ketika kudengar pintu kamarku diketuk.
"Kamu sedang apa?" tanya mama, yang ternyata mengetuk pintu kamarku.
"Habis tiduran," jawabku.
"Mama mau fitness, kamu jaga rumah sama ci Cecil yaa," kata mama.
"Yaa," sahutku.
Kalo di tempat fitness, udah pasti gak akan terjadi apa - apa. Demi menghilangkan pikiran kotor yang melayang - layang di kepalaku, aku memutuskan bermain game yang mengasah emosiku. Tanpa terasa, sudah 1 jam lamanya aku bermain game. Aku lalu keluar kamar untuk minum segelas air dingin. Tiba di lantai 1, aku disambut ci Cecil.
"Kamu pasti main game tadi."
"Kok tau?" tanyaku.
"Suaranya aja kedengaran," jawab ci Cecil.
"Ohh." Aku berlalu menuju ke dapur.
Selesai minum, aku memutuskan bergabung dengan ci Cecil menonton TV di ruang keluarga.
"Kamu gak ikut fitness sama mama?" tanyaku kepada ci Cecil.
"Enggak," jawab ci Cecil, "kemarin aku udah sama temen - temenku."
"Ohhh." Aku hanya mengangguk kecil.
Mendekati jam 7 malam, aku mendengar pintu gerbang rumah terbuka. Sepertinya mama sudah pulang dari fitness. Ketika aku menengok ke belakang, ternyata papa yang pulang dari acara jalan - jalan dengan teman - temannya.
"Lhoo? Mama mana?" tanya papa.
"Fitness," jawabku.
"Ohh, oke." Papa berlalu begitu saja menuju ke lantai 2.
"Tumben mama belum pulang," ujarku.
"Paling dolan sama temen - temennya," kata ci Cecil.
Mendekati jam 8 malam, aku mendengar pintu gerbang rumah dibuka. Tidak pakai lama, mama masuk ke dalam rumah.
"Halo semua," sapa mama.
"Kok lama?" tanyaku.
"Tadi makan malam bareng temen - temen fitness," jawab mama.
"Tuh kan! Apa aku bilang," kata ci Cecil.
Entah kenapa aku malah berpikir yang lain, di mana aku menduga mama pulang telat karena sedang 'main' dengan cowo yang ada di tempat fitness. Aku beranjak kembali ke kamar untuk bermain HP sambil rebahan. Aku lalu iseng - iseng mencari sesuatu yang menarik di internet.
"Wow ... apa ini?" Aku secara tidak sengaja menemukan sebuah forum anti-mainstream.
Forum ini berisi thread yang membahas berbagai macam fetish aneh, salah satunya adalah fetish cuckold. Ada sebuah thread yang dibuat oleh seorang user yang terangsang ketika melihat mamanya dientot orang lain. Penisku ngaceng dengan keras ketika membaca thread ini. Entah kenapa, aku merasa sama seperti user dari thread ini. Aku juga terangsang ketika melihat mamaku dientot oleh dua remaja dekil yang seumuran denganku. Aku coba cari - cari lagi dan aku menemukan beberapa thread yang bertemakan cuckold. Beberapa user membagikan cerita ketika mereka menonton istri atau pacar mereka disetubuhi orang lain, bahkan banyak yang membagikan foto atau video pasangan mereka yang sedang asik digauli.
"Gila," ucapku, tidak percaya kalau orang - orang seperti ini benar - benar eksis.
Selain istri dan pacar, ada juga yang bercerita ingin melihat mama mereka disetubuhi oleh teman atau orang lain atau member dari forum itu. Pikiran kotor kembali masuk ke dalam kepalaku.
"Aku jadi penasaran kalau misal mamaku dientot oleh salah satu dari member di forum ini," ujarku dalam hati.
Aku memukul pelan pipiku. Bisa - bisanya aku punya pikiran aneh seperti itu. Setelahnya, aku menutup situs dari forum absurd itu, lalu aku bersiap untuk tidur.
***
Esok paginya, mama tiba - tiba memintaku untuk menemaninya belanja di pasar. Aku dengan berat hati menyanggupi ajakannya. Setibanya di pasar, mama memberikan pilihan menunggu di mobil atau ikut dengannya. Aku memilih jalan - jalan melihat sekeliling.
"Nanti mama chat kalau sudah selesai," kata mama sambil berlalu meninggalkanku.
Aku lalu berjalan di sekitar pasar untuk melihat - lihat jika ada sesuatu yang menarik. Setelah lewat 10 menit, aku mulai bosan berjalan - jalan di pinggiran pasar.
"Aku coba masuk ke dalam deh," ujarku dalam hati.
Aku berjalan masuk untuk melihat - lihat apa saja yang dijual di dalam pasar. Aku berjalan makin dalam dan dari kejauhan, aku melihat mama tengah memilih sayuran sambil mengobrol dengan si penjual. Aku berjalan untuk menghampiri mama, dan ketika aku sudah dekat, betapa terkejutnya diriku saat melihat sosok dari penjual sayuran yang sedang diajak bicara sama mama. Si penjual sayuran tersebut adalah Udin, salah satu anak remaja yang menyetubuhi mama seminggu yang lalu.
"Ini terongnya kurang bagus," kata mama.
"Maaf Ci, terong yang dipanen hari ini memang agak kurang," ucap Udin, "meski begitu, ada terong yang lebih bagus lhoo."
"Iyakah?" tanya mama dengan senyum centil,
"Iya," jawab Udin, "di sini," lanjutnya seraya menunjuk ke area selangkangannya.
"Emang se-bagus apa?" tanya mama, aku lihat kedua matanya melirik ke arah selangkangannya Udin.
"Masak lupa dengan kualitas dari 'terong' yang ini?" ujar Udin. "Dulu kan udah pernah nyoba."
"Udah lupa rasanya gimana hihihi," kata mama.
"Kalo gitu, mau gak mencoba lagi sensasi nikmat dari 'terong' ini?" tanya Udin.
"Emang bisa nyoba di sini?" tanya balik mama.
"Bisa dong," jawab Udin, senyum - senyum. "Ikut saya Ci."
Mama tersenyum mengangguk lalu berjalan mengikuti Udin. Aku sudah tahu ini bakal mengarah ke mana, jadinya aku juga mengikuti mereka secara diam - diam. Udin membawa mama menuju ke area yang tidak ada orang sama sekali. Kemudian, Udin menarik mama masuk ke dalam sebuah ruangan yang gelap. Aku berjalan pelan menuju ke sebuah ventilasi kecil yang ada di dinding ruangan--yang menurutku merupakan gudang. Udin menyalakan lampu pijar yang ada di ruangan tersebut, membuat suasana di dalamnya jadi sedikit remang - remang.
"Ternyata benar, ruangan ini adalah gudang," kataku dalam hati.
Kedua mataku melotot ketika melihat mama kandungku berciuman mesra dengan Udin. Tidak dapat kupercaya kejadian seminggu yang lalu, kembali terulang. Bedanya, kali ini tidak ada si asep. Aku melihat si Udin meraba - raba pinggulnya mama lalu lanjut meremas pantatnya mama. Tangan kirinya Udin berpindah ke payudara besarnya mama dan dia mulai meremas - remasnya. Suara desahan manja mulai keluar dari mulutnya mama. Setelah puas berciuman, mama dan Udin melucuti pakaian mereka. Aku melongo melihat mama membuka pakaiannya. Dimulai dari kaos putihnya, lalu celana pendeknya yang berwarna krem, lanjut melepas BH dan CD putihnya yang seksi. Penisku mengacung keras menatap tubuh telanjang dari mama kandungku sendiri.
"Emut kontolku Ci," pinta Udin.
Mama mengangguk dengan senyum binal, lalu dia berjongkok di depannya Udin. Mama mengocok penisnya Udin dengan tempo perlahan lalu berubah menjadi cepat. Tidak pakai lama, mama memasukkan penisnya Udin ke dalam mulutnya.
"Ohhh ... enak banget Ci," lenguh Udin.
Mama memaju-mundurkan mulutnya dengan tempo cepat. Udin yang keenakan menjambak rambutnya mama dan mendorong - dorong kepalanya agar penisnya masuk lebih dalam ke mulutnya mama.
"Ngemutnya udahan Ci, gue pengen ngentotin memek lu," kata Udin seraya menarik penisnya dari mulutnya mama.
Udin membantu mama berdiri, kemudian mendorongnya menuju ke sebuah meja kayu yang agak kotor. Udin mendorong bahunya mama hingga posisinya membungkuk dengan dada dan perutnya berada di atas meja kayu tersebut. Udin melebarkan pahanya mama, membuat vaginanya yang berwarna merah muda terekspos di hadapannya. Posisinya yang membelakangiku, membuatku juga bisa melihat vaginanya, dan juga bongkahan pantatnya yang montok dan mulus. Udin memasukkan dua jarinya ke dalam vaginanya mama.
"Aaahhhh ...," desah mama.
"Anjrit! Masih sempit aja nih memek," ucap Udin.
Dengan kedua jarinya, Udin menyodok - nyodok vaginanya mama. 2 menit kemudian, Udin mencabut jarinya dari liang senggamanya mama, lalu dia berdiri dan mengarahkan penisnya ke vaginanya mama yang sudah becek.
"Gue masukin yaa Ci," kata Udin.
Aku meremas - remas penisku yang masih ada di dalam celanaku ketika melihat si Udin memasukkan penisnya ke dalam liang kenikmatannya mama.
"Uhhh! Gila! Nih memek masih sempit banget!" ujar Udin.
Udin menyodok mamaku dengan kasar plok plok plok plok. Aku bisa mendengar desahan mama yang begitu binal. Di saat mereka bersenang - senang, aku justru menderita karena tidak dapat mengocok penisku. Tiba - tiba, aku mendengar suara orang yang sedang mengobrol. Suara tersebut kian dekat. Aku yang panik segera bersembunyi dibalik kotak - kotak kayu. Aku mencoba mengintip dan kulihat ada dua pria yang sedang berjalan tidak jauh dari gudang ini. Aku takut kalau sampai mereka mendengar suara desahan dari gudang. Keringat dingin mulai mengucur dari leherku, kedua pria itu masih berada di dekat gudang, mengobrol dengan suara pelan. Tidak berselang lama, kedua pria itu akhirnya pergi. Aku menghembuskan nafas dari mulut, merasa lega mereka tidak mendengar suara - suara aneh. Aku lanjut mengintip mama dan mereka sudah berganti posisi. Udin duduk di atas meja, mama duduk di atas pangkuannya Udin sambil menaik-turunkan pantatnya.
"Ohhh ... ohhh ... memek lu enak banget Ci," lenguh Udin.
Pemuda dekil itu meremas dan mengulum kedua payudara besarnya mama.
"Ahhh ... ahhhh ... terusin say," desah mama.
Mama mempercepat goyangannya, kemudian dia mendesah keras.
"Hehehe, Cici orgasme yaa?" ucap Udin.
Mama tidak menjawabnya, lebih fokus mengatur nafasnya yang terengah - engah. Udin membaringkan mama di atas meja, membiarkannya beristirahat sejenak. Sekitar 1 menit kemudian, Udin menarik tubuhnya mama dan memposisikan pantatnya di ujung meja, membuat kakinya menjulur ke bawah. Udin mengangkat kedua kakinya mama sampai ke atas, lalu dia sodokkan penisnya ke dalam vaginanya mama.
"Akkkhhhh!" jerit mama.
Udin sedikit melebarkan kakinya mama, kemudian dia menyetubuhi mama dengan tempo cepat. Suara desahan mengisi ruangan remang - remang ini. Sambil mengintip, aku juga mengawasi sekitarku. Beberapa menit kemudian, Udin menghentikan genjotannya, lalu dia mencabut penisnya dari vaginanya mama. Udin melebarkan kedua kakinya mama, lalu dia semprotkan spermanya ke perutnya mama.
"Banyak banget manimu," kata mama.
"Habisnya memeknya Cici enak banget," kata Udin.
Udin duduk di atas meja untuk memulihkan tenaganya. Tidak pakai lama, penisnya Udin sudah kembali tegak.
"Gue mau nyoba sesuatu Ci," ujar Udin seraya berdiri di lantai.
"Apa itu?" tanya mama penasaran.
Udin memegang bahunya mama, kemudian mendorongnya hingga mendempet ke tembok yang terlihat kotor. Udin menaikkan pantatnya mama, kemudian dia sodok vaginanya mama dari belakang.
"Ohh yeahh, entotin memekku say," desah mama.
"Gue gak akan bosen sama memek lu," ucap Udin seraya menampar - nampar pantatnya mama.
Aku melongo dengan nafsu di ubun - ubun melihat mama dan Udin berdempetan seperti itu. Sodokan yang dilakukan oleh Udin menghasilkan suara plok plok plok. Beberapa saat kemudian, mama kembali mendesah keras. Sepertinya dia akan orgasme lagi. Udin menghentikan genjotannya agar mama bisa menikmati orgasmenya. Mama kemudian terjatuh ke lantai, sepertinya tidak sanggup untuk berdiri lagi saking lelahnya. Kulihat tubuhnya basah akibat keringat. Udin kemudian memposisikan mama menungging di lantai.
"Gue masukin yaa Ci," kata Udin.
Mama mendesah panjang ketika Udin mendorong masuk seluruh penisnya ke dalam liang senggamanya. Udin juga meremas - remas payudaranya mama yang berguncang hebat akibat sodokannya. Karena udah tidak tahan, aku bergegas mencari toilet. Aku berjalan lumayan jauh dan belum menemukan toilet. Tiba di area yang ramai orang, aku bertanya ke salah satu pedagang di situ di mana letak toilet.
"Lurus aja ke sana," ucap si pedagang.
"Makasih Bu," kataku.
Aku berlari kecil menuju ke toilet, dan aku segera mengocok penisku setelah masuk ke salah satu kamar mandi yang kosong.
"Mama memang lonte! Mau - maunya disetubuhi sama pemuda dekil kayak Udin!" seruku dalam hati.
Setelah aku keluarkan seluruh spermaku, aku bergegas kembali ke mobil untuk menunggu mama. 8 menit berlalu, mama masih belum menampakkan dirinya.
"Apa mereka masih bersetubuh yaa?" kataku dalam hati.
Tidak lama kemudian, mama datang dengan membawa barang belanjaan.
"Maaf yaa, mama tadi kelamaan milih sayur dan buah," ujar mama, berbohong kepadaku.
"Iyaa, gapapa," sahutku dengan perasaan campur aduk.
Aku masukkan barang belanjaannya mama ke dalam mobil, kemudian aku pacu mobilku menuju ke rumah. Aku tidak bisa menatap mamaku sekarang. Setiap kali menatapnya, bayang - bayang tubuh telanjangnya yang sedang digenjot oleh Udin selalu muncul di pikiranku. Setibanya di rumah, aku langsung ngacir menuju ke kamar dan merebahkan diri di kasur.
"Sial!!" seruku dalam hati.
Perasaan kecewa, marah dan horny menyelimuti diriku. Padahal bisa saja aku menghentikan aksi bejat dari mamaku, tapi aku justru menikmatinya. Kemudian aku jadi teringat dengan forum yang aku kunjungi kemarin. Aku ingin kembali mengunjunginya untuk membaca thread - threadnya lebih dalam. Tanpa pikir panjang, aku langsung mencari thread dengan tag cuckold dan mom. Baru melihat beberapa thread yang aku cari, penisku udah pake acara ngaceng segala.
"Ternyata banyak juga cowo yang suka liat mamanya dientot orang lain," kataku dalam hati.
Aku melihat satu per satu thread yang muncul dari pencarianku. Betapa terkejutnya aku saat menemukan seorang thread-starter yang menampilkan foto mamanya saat disetubuhi oleh tetangganya. Kemudian ada juga TS yang bercerita kalau dia melihat mamanya disetubuhi oleh teman sekelasnya.
"Kalo mamaku malah dientot bocah dekil yang seumuran denganku," kataku dalam hati.
Setelah membaca 3 thread, aku kepikiran untuk bergabung di forum ini dan menuliskan kisahku. Bahkan aku punya ide gila untuk merekam aksi persetubuhan mamaku dengan Udin jika ada kesempatan.
***
3 hari telah berlalu sejak aku memergoki mama bersetubuh dengan Udin. Hari ini mama berencana ke pasar lagi. Kebetulan hari ini adalah Sabtu, jadi sekolahku libur.
"Butuh aku antar lagi?" tanyaku.
"Ndak usah. Mama berangkat sendiri aja," kata mama.
Aku sangat yakin mama menolak aku antar karena ingin menghabiskan waktu lebih lama dengan Udin. Aku memutuskan menunggu mama pergi lebih dulu, setelahnya aku akan menyusul menggunakan motor. 5 menit telah berlalu, aku nyalakan motorku, lalu aku pacu menuju ke pasar. Setibanya di pasar, aku segera menuju ke tempat di mana Udin berjualan. Saat tiba di lokasi tujuan, aku tidak melihat mama, tetapi aku melihat Udin yang sedang sibuk menjual sayurannya kepada pelanggan. Aku kemudian mencari spot aman agar aku tidak dipergoki oleh mama. Cukup lama aku menunggu di tempat yang sulit dilihat oleh orang, dan mama belum terlihat sama sekali. Tidak berselang lama, mama datang ke kiosnya Udin. Beruntung sudah tidak ada pelanggan di situ.
"Cari terong atau timun, Ci?" tanya Udin dengan wajah mesum.
"Ummm ... timun aja deh," jawab mama, "minta yang ukurannya paling besar."
"Ada dong," jawab Udin.
"Di mana?" tanya mama.
Aku tidak bisa melihat ekspresinya mama karena mama membelakangiku.
"Di tempat biasa hehehe," jawab Udin cengar - cengir.
Mama kembali mengikuti Udin yang membawanya menuju ke tempat yang kemarin mereka gunakan untuk berbuat mesum. Aku membuntuti mereka layaknya seorang ninja. Dugaanku benar, mereka menuju ke gudang kecil yang kemarin. Tempat ini selalu sepi dari orang, membuatnya menjadi spot yang cocok untuk berbuat mesum. Jantungku berdebar ketika melihat mama dan Udin kembali masuk ke gudang kecil itu. Aku menuju ke tempat mengintip dan kedua mataku langsung disambut dengan pemandangan menggairahkan. Mama dan Udin berciuman dengan penuh nafsu. Mama meraba - raba punggungnya Udin, sedangkan si Udin meraba pinggul seksinya mama. Kemudian, Udin saling melepaskan pakaiannya mama, dan mama melepas pakaiannya Udin. Keduanya sekarang sudah telanjang bulat. Udin kemudian mendorong mama ke tembok, lalu dia jongkok untuk menjilati kelaminnya mama. Dengan posisinya mama saat ini, aku beresiko ketahuan karena mama menghadap ke arah pintu gudang--secara tidak langsung ke arah di mana aku mengintip. Beruntung mama fokus menatap ke Bawah, jadinya aku bisa mengintip dengan leluasa.
"Aaahhh ... aahhhh ... ahhhh," lenguh mama.
"Kenapa Ci Eliza? Enak saya jilatin?" tanya Udin.
Mama mengangguk tanpa berkata apa pun. Udin kemudian menaikkan jilatannya ke perut, lalu ke dadanya mama yang besar. Sambil menjilati putingnya mama, Udin juga meremas - remasnya dengan agak kasar. Udin mengangkat kedua tangannya mama, lalu dia arahkan lidahnya ke ketiaknya mama yang mulus tanpa bulu.
"Ohhh ... ahhh ... Udin saying ...," lenguh mama.
Aku tersentak mendengar ucapannya mama. Nafsu telah menguasai dirinya. Tak berselang lama, Udin menyandarkan punggungnya ke tembok, dan mama jongkok di depan remaja dekil itu. Mama mengocok penis hitamnya Udin, dan tidak pakai lama, mama memasukkannya ke dalam mulutnya. Aku terangsang berat Ketika melihat mama memaju-mundurkan mulutnya seraya testisnya Udin.
"Ouhhh ... terusin Ci," lenguh Udin.
Udin menjambak rambutnya mama, lalu mendorong - dorongnya agar penisnya masuk lebih dalam ke mulutnya mama. 5 menit kemudian, Udin mencabut penisnya dari mulutnya mama. Anak dekil itu meminta mama berdiri, kemudian mendorongnya menuju ke meja kotor yang ada di samping kanan mereka. Udin duduk di atas meja dengan penis hitamnya yang mengacung.
"Sini Ci, duduk di atas kontolku," kata Udin seraya mengocok penisnya.
Mama mengambil posisi duduk di atas pangkuannya Udin, kemudian dia arahkan penisnya Udin ke lubang tempat di mana aku lahir dulu. Mama menggoyang pantatnya dengan gitu erotis. Kulihat Udin sangat menikmati goyangannya mama. Dia memeluk mamaku dengan erat dan membantunya untuk naik-turun di atas penisnya.
"Ohh yeahh ... oh yeahhh," desah mama.
"Memeknya Cici masih rapet aja," ucap Udin.
"Iya dong hihihi," sahut mama.
Aku kemudian teringat sesuatu, dan segera mengambil HP-ku. Diam - diam, aku merekam adegan tak senonoh yang ada di depan mataku. 4 menit kemudian, Udin mengubah posisinya mama menjadi membelakangi dirinya. Dengan posisi ini, aku bisa melihat payudara besarnya dan perutnya yang rata dan kencang. Mama kembali menggoyang pinggulnya, dan Udin sekarang sibuk meremas kedua payudaranya mama yang berguncang dengan indah. Aku bisa melihat wajah mesum dari mamaku, yang keasikan digenjot oleh seorang remaja dekil bernama Udin. Aku merekam kegiatan seks mereka sembari meremas - remas penisku yang masih terbungkus celana. Tak berselang lama kemudian, mama menjerit panjang.
"Keluarin aja Ci," ucap Udin.
Badannya mama mengejang, kepalanya terdongak ke atas. Sepertinya mama mendapatkan orgasme pertamanya. Udin memeluk mama dengan erat, agar dia tidak terjatuh ke bawah. Udin membaringkan mama di atas meja, membiarkannya istirahat sebentar.
"Yuk, lanjut ronde 2," ucap mama.
"Mamaku benar - benar udah jadi binal," kataku dalam hati.
Mama membuka lebar - lebar pahanya, dan meminta Udin untuk menyetubuhinya dengan posisi MOT. Udin Kembali menyodok mamaku dengan tempo cepat. Aku bisa melihat dengan jelas payudaranya mama yang berguncang hebat. Udin mengangkat tinggi - tinggi kakinya mama, dan dia Kembali menyodok vaginanya mama. Mama mendesah tak terkendal, menikmati sebuah persetubuhan yang haram. Beberapa menit kemudian, Udin mengubah posisinya mama menjadi menyamping ke kanan. Udin mengangkat kaki kirinya mama, lalu dia kembali menyodok liang senggamanya mama.
"Memeknya Cici enak banget!" seru Udin.
"Kalo gitu entotin trus memekku," ucap mama.
"Siap!!" seru Udin, mempercepat sodokannya.
Dalam Waktu 15 menit, Udin menggenjot mamaku dalam dua posisi yang berbeda, doggy style dan WOT. Aku hari ini mendapatkan rekaman yang sangat bagus. Setelahnya, aku memutuskan meninggalkan mereka berdua untuk menuju ke tempat parkir. Sambil berjalan menuju ke tempat parkir, aku masih menimbang - nimbang apakah akan membagikan cuplikan dari videoku di forum yang kemarin aku kunjungi. Salah satu yang aku khawatirkan adalah mamaku bakal jadi bintang di forum itu. Memikirkan hal tersebut membuat penisku ngaceng lagi.