Rabu, 14 Agustus 2024

Cerita Seks Boneka Teddy Bear yang Aneh part 4

POV Mama

Besoknya, aku benar - benar tidak sabar untuk mengunjungi apartemennya temanku. Aku penasaran kejutan apa yang akan dia berikan kepadaku. Ohh iyaa, aku lupa memperkenalkan nama temanku ini. Dia bernama Fey, seorang wanita yang sebaya denganku. Dia sendiri adalah ibu dengan 2 orang anak yang sudah besar. Selama menunggu hari itu tiba, aku menghabiskan malam dengan gangbang ria bersama dengan dua boneka teddy tercintaku. Semua lubang di tubuhku dibuat ngilu oleh mereka berdua.

"Aduh, rahangku agak sakit nih hihihihi," kataku dengan lirih.

Besok paginya, seperti biasa aku bangun untuk membuatkan sarapan buat anak laki - lakiku, kemudian lanjut mandi. Sehabis mandi, aku mau bersiap - siap untuk berkunjung ke tempatnya temanku. Jam 8 tepat, aku berpamitan dengan Glenn dan memintanya untuk menjaga rumah.

"Mau kemana?" tanya Glenn.

"Ke tempat temen," jawabku.

"Sampe jam?" tanyanya lagi.

"Belum tau sih," jawabku, "mama pergi dulu yaa."

Aku menuju ke garasiku, lalu kunyalakan mesin mobil untuk kupanasi selama 2 menit. Setelahnya, aku gas mobilku menuju ke apartemennya temanku. Sepanjang perjalanan, vaginaku terasa sedikit basah akibat memikirkan hal - hal mesum yang akan terjadi di tempatnya Fey. Ketika tiba di lokasi tujuan, aku segera masuk ke lift dan menekan tombol 8. Lift perlahan naik menuju ke lantai 8. Aku segera menuju ke apartemennya temanku yang bernomor 809, dan dengan gesit aku tekan bel-nya. Tidak pakai lama, temanku, Fey, membukakan pintunya. Aku terkejut ketika melihatnya hanya mengenakan jubah mandi.

"Jangan bilang kamu gak pake apa - apa dibalik jubah mandimu itu," kataku dengan senyum genit.

"Emang bener hihihihi," sahut Fey.

Fey membawaku ke kamarnya, dan aku melongo ketika melihat isi kamarnya. Ada banyak boneka binatang yang terbaring di ranjangnya. Mulai dari anjing, simpanse, gurita, ular, belalang, babi dan kecoa. Aku seketika jadi ngeri melihat boneka - bonekanya.

"Gimana? Bagus kan bonekaku??" ucap Fey dengan ekspresi mesum.

"Bagus apanya!! Hewan - hewan semua gitu!" seruku, "aku kira kamu juga pake teddy bear ...."

Fey tiba - tiba memelukku dengan tatapan mesum. "Ayolah, setiap orang punya seleranya sendiri - sendiri hihihihi."

Aku menatap Fey dengan agak risih. "Bener sih, tapi masak sama ... hewan??"

"Bukankah teddy bear juga hitungannya hewan??" kata Fey.

"Itu juga bener, tapi tetep aja beda," jawabku yang berusaha mendebat Fey.

"Daripada banyak debat, mending dicoba dulu deh," kata Fey seraya mendorong tubuhku ke depan, "aku yakin kamu bakal ketagihan deh hihihihi."

Fey ada benarnya juga, lebih baik mencobanya daripada pulang dengan tangan hampa. 

"Sekarang buka bajumu dong," ucap Fey.

Aku menuruti perkataannya dan melepas semua pakaianku sampai aku telanjang bulat. Fey melepas jubah tidurnya dan tubuh seksinya terpampang di hadapanku. Dia juga mencukur habis rambut kemaluannya, sama seperti aku. 

"Sebagai permulaan, kamu coba ngentot sama si Pleki, boneka anjing kesayanganku," kata Fey seraya memanggil boneka anjingnya yang terbaring di kasurnya.

Boneka anjing itu lalu berdiri dan mendekati diriku. Dia menempelkan hidungnya dan menggosok - gosokkannya di area perutku. Hal tersebut membuatku merasa geli.

"Kamu bawa dia ke kamar samping yaa," kata Fey.

"Okee," sahutku.

Aku mengajak si Pleki untuk mengikutiku ke kamar samping yang kosong. Setelahnya, aku duduk di ranjang dan dia melompat ke atas ranjang, duduk di sampingku. Aku masih sedikit ragu ketika menatap boneka anjing itu. Meski hanya boneka, tapi aku merasa seperti akan bersetubuh dengan anjing sungguhan. Sesuatu yang benar - benar di luar imajinasiku. Tanpa kusadari, Pleki menyundul - nyundulkan hidungnya ke area selangkanganku.

"Ahhh ... nakal yaa ...," kataku dengan nada genit.

Secara reflek, aku melebarkan pahaku agar si Pleki bisa menjelajahi selangkanganku dengan mudah. Meski tidak memiliki lidah, tapi sentuhan dari hidungnya yang lembut membuatku terangsang. Aku lalu merebahkan badanku di ranjang, kemudian pahaku aku buka lebih lebar lagi, kupamerkan vaginaku kepada si boneka anjing itu. Aku mulai meremas kedua payudaraku sembari menikmati gesekan dari hidungnya si Pleki di bibir vaginaku. Tidak lama kemudian, Pleki menyudahi gesek - geseknya, lalu dia menatap ke arahku. Aku langsung mengerti maksud dari tatapannya itu. Dia ingin menyetubuhiku. Aku sebenarnya ragu, karena ini terlihat seperti aku akan disetubuhi oleh seekor anjing, dan itu akan jadi pemandangan yang sangat aneh. Entah kenapa, aku jadi merasa sedikit kasihan kepada Pleki yang terus menatapku tanpa bergerak sedikitpun.

"Hahhh ... baiklah." Aku akhirnya mengalah karena merasa iba dengan si Pleki.

Aku memposisikan diriku menungging, kupamerkan vaginaku yang bersih dan terawat kepada Pleki. Pleki kemudian menaiki badanku, kedua kaki depannya merangkul pinggulku. Aku merasakan sebuah benda keras dan besar menempel di bibir vaginaku. Pleki mendorong penisnya dengan kuat, dan benda besar itu menyeruak masuk ke dalam liang senggamaku. Aku melolong keras ketika benda besar itu masuk seluruhnya ke dalam vaginaku. Rasanya sungguh nikmat, bahkan lebih nikmat daripada penis milik kedua boneka teddy-ku. Pleki kemudian menyodok - nyodokkan penisnya dengan kasar, membuat badanku berguncang - guncang ke depan.

"Ohh yeahh ... terusin say ...," desahku.

Saat ini, aku dan Pleki terlihat seperti sepasang anjing yang sedang kawin. Yang membedakan adalah Pleki bukanlah anjing sungguhan, melainkan boneka anjing, sementara aku adalah seorang manusia perempuan. Keringat mulai membasahi tubuhku, dan aku sudah orgasme dua kali akibat digenjot secara kasar oleh boneka anjingnya Fey. Kemudian, aku merasakan pangkal penisnya Pleki membesar di dalam vaginaku. Rasanya sedikit ngilu, tapi aku justru menikmatinya. Tanpa terasa, sudah 10 menit Pleki menyetubuhiku dalam posisi doggy style. Dia kemudian turun dari badanku, lalu membelakangi diriku, membuat kita salig beradu pantat. Beberapa detik kemudian, Fey masuk ke dalam kamar dan dia tersenyum ketika melihat diriku sedang beradu kelamin dan pantat dengan Pleki.

"Cieee ... sedang knotting yaa," kata Fey dengan wajah mesum.

"Hah??" Aku bingung dengan apa yang dia maksud.

"Artinya penisnya si Pleki tersangkut di dalam vaginamu," ucap Fey, "nantinya kamu harus ikut jalan - jalan sama dia hihihihi."

"Hehhh!! Jalan - jalan??" Aku terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Fey.

Tiba - tiba, vaginaku terasa seperti ditarik. Aku melirik ke belakang dan rupanya Pleki ingin jalan - jalan. Kalau kutahan, pasti vaginaku terasa sakit, tapi kalau aku ngikut dia, rasanya malu banget.

"Bentar Pleki!" ucap Fey, "aku ambilin papan kayu dulu. Biar kamu gak perlu lompat ke bawah."

Fey berlari kecil keluar, dan tidak lama kemudian, dia datang dengan membawa sebuah papan kayu yang cukup panjang.

"Nah, kamu turun lewat sini. Biar betinamu bisa turun dengan aman juga hihihihi," kata Fey sambil meledekku.

"Kurangajar!" seruku dengan nada bercanda.

Pleki lalu berjalan menuruni ranjang dengan papan kayu itu. Aku pasrah saja mengikutinya dengan merangkak mundur. Fey tertawa terbahak - bahak saat melihatku merangkak mundur mengikuti kemana Pleki berjalan. Aku benar - benar seperti anjing betina sekarang.

"Ohh yaa lupa bilang. Kamu bakal tersangkut dengan Pleki selama 30 menit," ucap Fey.

"Hahhh!? Seriusan!!" Aku tidak dapat menyembunyikan keterkejutanku.

Mau tidak mau, aku harus menempel dengan Pleki selama 30 menit. Beruntung cuma Fey aja yang melihatnya. Menit demi menit berlalu, akhirnya penisnya Pleki bisa lepas dari vaginaku. Liang senggamaku terasa ngilu akibat tersangkut bonggol dari penis si boneka anjing itu.

"Nih diminum dulu," ucap Fey yang memberikan segelas air dingin kepadaku.

Aku langsung meminumnya sampai habis, setelahnya aku berbaring sejenak di sofanya.

"Kalo udah seger lagi, kita lanjut main sama yang lain yuk," ajak Fey.

Aku mengangguk dengan senyum lelah. "Yaaa."

Aku beristirahat selama 2 menit. Setelah badanku terasa bugar kembali, aku bangkit berdiri dan menuju ke kamarnya Fey. Ketika aku melirik dalam kamarnya, aku terkejut melihat Fey yang bermain - main dengan sebuah boneka ular yang berukuran besar. Kuperkirakan panjang dari boneka ular itu sekitar 7 meter. Aku lalu melangkah masuk dan menatapnya.

Fey kemudian menatapku balik. "Ayo sini beb. Kita lanjut main - main."

Di ranjangnya, ada boneka babi, kecoa dan jangkrik yang menatap ke arahku. Sepertinya mereka ingin segera menyetubuhiku. Membayangkannya saja membuatku antara nafsu dan merinding.

"Ayo jangan takut, sini," panggil Fey yang perlahan mulai dililit oleh boneka ular itu.

Aku berjalan perlahan mendekati dia, kemudian aku duduk di atas ranjangnya yang empuk. Boneka babi miliknya mendatangiku dan menggosok - gosokkan hidungnya di wajahku. Boneka kecoa dan boneka jangkrik yang ada di situ juga mendekatiku. Awalnya aku merasa risih, karena emang aku gak begitu suka dengan mereka. Tapi ketika kaki mereka menyentuh pahaku, aku jadi tidak risih karena kaki mereka sangatlah lembut. Kalau disentuh yang asli, mungkin aku sudah melompat dan lari terbirit - birit.

"Ehh beb, kamu liat deh, habis ini si ular kesayanganku ini akan melakukan sesuatu yang menarik," kata Fey.

Fey kemudian terbaring di ranjang, lalu si ular membuka mulutnya dan mengarahkannya ke kepalanya si Fey. Aku dengan reflek mencoba mencegah si ular itu memakan temanku, tapi Fey memintaku untuk menghentikan aksiku.

"Santai beb, aku gak akan kenapa - kenapa kok," kata Fey dengan ekspresi tenang, "ini caranya dia bermain dan memberikan kepuasan yang nikmat."

"Dengan cara dimakan sama dia?" kataku dengan ekspresi takut.

"Yappp, tapi aku gak bener - bener dimakan kok," ucap Fey.

Dengan perlahan, kepalanya si Fey masuk ke dalam mulut si ular berwarna hijau itu. Aku menatapnya dengan ngeri.

"Aku nanti akan berada di dalam perut si ular ini selama 1 jam," ucap Fey dengan tenangnya.

"Emangnya kamu gak merasa sesak di dalam?" tanyaku.

"Enggak kok, ini ular punya sirkulasi udara yang bagus," jawab Fey, "minusnya paling gak bisa banyak gerak hihihi."

Kemudian, si boneka babi itu mencoba melebarkan pahaku, diikuti dengan dua boneka serangga itu yang mencoba menciumi selangkanganku. Untuk mempermudah mereka, aku mengambil posisi menungging, biar sekalian bisa melihat temanku yang sedang ditelan oleh boneka ularnya. Boneka ular hijau itu terus menelan kepalanya Fey hingga dia mencapai bahunya yang putih mulus. Mulut si ular itu lalu melebar agar bisa memasukkan bahunya si Fey ke dalam tubuhnya.

"Wihh, bisa selebar itu yaa mulutnya," gumamku dengan rasa kagum.

Sementara itu, boneka babinya Fey sedang asik menggosok - gosokkan hidungnya ke liang senggamaku, sedangkan kedua serangga itu hanya diam di sampingku. Si boneka ular hijau itu mulai mendekati kedua payudaranya Fey yang besar dan kencang. 

"Pasti dia seneng banget bisa melahap payudaranya Fey," kataku dalam hati.

Kemudian, si babi menaiki badanku, dan kurasakan sebuah benda empuk kecil menyentuh bibir vaginaku.

"Mau nyodok aku yaa??" Aku melirik ke belakang dengan ekspresi mesum.

Dengan sekali dorongan, penisnya berhasil masuk seutuhnya ke dalam liang senggamaku.

"Ohhhhh ...." Aku mendesah panjang menikmati penisnya si boneka babi itu.

Meski penisnya kecil, tapi panjangnya sampai mentok ke rahimku. Si babi itu mulai menggenjotku dengan penuh semangat, membuatku seperti melayang di angkasa bersama dengan burung - burung. Di saat yang bersamaan, si ular semakin mendekati area selangkangannya Fey.

"Fey, kam- ahhh ... -mu, gapapa, kan??" tanyaku.

"Aku tidak apa - apa, santai ...," ucapnya dari dalam perut si boneka ular.

"Kok bisa yaa seseorang bisa santai ketika ditelan oleh ular," pikirku, "bentar, ini kan boneka ular yaa."

Dengan perlahan, perut rata nan mulusnya Fey sudah berada di dalam tubuhnya si ular, dan selangkangannya yang basah mulai mendekati mulut lebar si ular.

"Gila, si Fey terangsang??" kataku dalam hati.

Si boneka babi kemudian mencabut penisnya dari vaginaku, padahal aku belum mendapatkan orgasme. Tiba - tiba, si boneka kecoa mendekatiku, lalu dia naik ke atas pantatku.

"Ohhh, gantian yaa??" kataku sambil melirik ke belakang.

Aku kembali merasakan benda keras nan lembut yang menempel di bibir vaginaku. Aku malah kepikiran, apakah kecoa yang asli benar - benar punya penis? Bodo amat lahh, yang penting penisnya membuat vaginaku penuh sesak dan memberikan kenikmatan ke seluruh tubuhku. Sambil menikmati genjotan dari si boneka kecoa itu, aku terus mengamati ketika kaki jenjangnya Fey mulai masuk ke dalam mulut si boneka ular secara perlahan.

"Fey??" panggilku.

"Yaaa?" balas Fey.

"Cuma manggil aja," kataku.

"Heleh ... ohh yaa, kamu disetubuhi sama siapa itu? Kok mendesahnya nikmat banget gitu," ucap Fey.

"Sama boneka kecoa-mu hihihihi," jawabku.

"Ohh pantes aja. Habis ini coba sama si boneka jangkrik," ujar Fey.

"Wokeee," sahutku.

Baru 3 menit aku disodok oleh si boneka kecoa, aku mendapatkan orgasme dahsyat. Cairan kewanitaanku menyembur seperti air mancur, membuat sprei-nya Fey menjadi basah. Aku langsung terjatuh telungkup di ranjang. Sambil berbaring sejenak, aku mengintip ke si ular, dan baru kusadari kalau Fey sudah seutuhnya di dalam perut si boneka ular.

"Dia gak merasa sesak yaa?" pikirku.

Baru saja aku beristirahat, si boneka jangkrik mendekatiku, lalu dia menggesek - gesekkan penisnya di belahan pantatku.

"Bentar yaa," ucapku dengan lirih, "aku masih capek."

Si boneka jangkrik itu tidak menghiraukanku, dan dia terus menggesekkan penis besarnya di belahan pantatku. Kemudian, si boneka babi mendorong badanku, membuatku berbaring telentang. Dia lalu mengarahkan penis kecilnya yang berbentuk agak spiral ke mulutku. Aku dengan senang hati membuka mulutku, dan membiarkan penisnya masuk ke dalam mulut mungilku. Dari tempat lain, penis si boneka jangkrik disodokkan ke liang senggamaku, dan hal tersebut membuatku menjerit kecil. Dengan posisiku saat ini, aku tidak bisa melihat Fey dan boneka ularnya, karena terhalang tubuh si boneka babi. Dalam hitungan 1 menit, aku kembali mendapatkan orgasme yang sangat nikmat. Tubuhku bergetar dengan kenikmatan yang luar biasa. 

"Enaknya ...," kataku dalam hati.

Meski aku mengalami orgasme, tetapi kedua boneka tersebut terus menggenjot dua lubang di tubuhku, dan aku sangat menyukainya hihihi. Tidak berselang lama kemudian, aku meminta si babi dan si jangkrik untuk mencabut penis mereka dari lubang - lubang di tubuhku. Sayangnya, mereka tidak paham dengan gesturku menepuk - nepuk badan mereka, dan kedua boneka itu terus menggenjotku dalam posisi diriku terentang. Aku akhirnya hanya bisa pasrah, menunggu mereka puas menyetubuhiku. Mulutku mulai terasa ngilu akibat disodok - sodok penisnya si boneka babi, dan vaginaku terasa panas karena terus - terusan digenjot oleh penis gemuknya si boneka jangkrik. Sepertinya aku bakal pingsan dikarenakan rasa nikmat yang berlebihan ini. Pada akhirnya, keberuntungan berpihak kepadaku. Kedua boneka itu mencabut penisnya dan pergi meninggalkan tubuhku yang penuh dengan keringat.

"Syukurlah ...," kataku dalam hati.

Aku perlahan mencoba beranjak untuk melihat si Fey. Rupanya dia masih berada di dalam perut si boneka ular. Kedua payudaranya tercetak cukup jelas di perut si ular, yang terlihat seperti gunung kembar. Aku mendekati si ular itu, lalu aku sentuh gundukan kembar yang ada di atas perutnya.

"Ihhhh, nakal yaa!" seru Fey dari dalam perut si ular.

"Hihihihihihi." Aku tertawa tertahan.

Aku kemudian berbaring di sampingnya Fey supaya dia gak merasa kesepian di dalam perut si boneka ular. Tanpa terasa, aku tertidur di atas ranjangnya Fey yang berantakan dan basah karena lendirku. 

"Hey, bangun!!" seru Fey yang membuatku terbangun.

"Hahh?? Aku ketiduran yaa?" tanyaku seraya mengucek - ucek mata.

"Iyaa, udah gitu pules banget pula," ucap Fey.

"Bentar, kamu kok bisa keluar?" tanyaku yang baru menyadari kalau Fey sekarang berada di sampingku.

"Bisa dong," jawab Fey, "boneka ular kesayanganku ngeluarin aku seperti seekor ular yang sedang berak hihihi."

"Ihhh, brarti kamu udah jadi eek yaa," kataku dengan ekspresi jijik.

"Bisa dibilang begitu hihihihi," ujar Fey dengan wajah ceria.

Fey lalu menuntunku ke kamar mandi, lalu kita mandi bersama di dalam. Sambil mandi, kita mengobrolkan kegiatan seks yang kita lakukan tadi.

"Kok bisa di dalam perut ular kamu malah bisa rileks dan jadi bugar lagi?" tanyaku.

"Bisa dong, kan itu perut ular di desain buat istirahat dan menyegarkan badan lagi. Biar siap ngentot lagi hihihihi," jawab Fey.

"Kok ngomongnya begitu sih," ucapku.

"Emang masalah yaa aku ngomong 'ngentot'?" tanya Fey dengan tatapan mesum.

"Gak sih, cuma lagi kali ini aja aku denger kamu ngomong seperti itu," kataku.

"Hihihihihi. Berarti mulai sekarang kamu juga harus terbiasa bicara kata - kata kotor," ujar Fey.

"Yaaa, aku liat - liat dulu," ucapku.

Selesai mandi, kita duduk - duduk di atas ranjangnya sambil mengecek HP. 

"Ehh beb, kamu mau gak nyoba nih boneka ular kesayanganku?" tanya Fey.

"Ehhh!? Ummm ... aku agak ragu sih," jawabku.

"Halah, gak usah ragu, aku jamin bakal ketagihan kamu," kata Fey yang mencoba meyakinkanku.

Setelah menimbang - nimbang, aku akhirnya bersedia dipinjami boneka ularnya Fey selama seminggu.

"Lalu, kita bawa turunnya gimana? Keliatan banget lhoo ini kalo dibawa," ucapku.

"Santai aja kalo itu. Satpam disini udah tau aku sering bawa boneka," ujar Fey.

"Hmmm ... oke deh." Aku mengangguk pelan.

Setelahnya, aku mengenakan kembali pakaianku, lalu si Fey menggendong boneka ularnya yang menelan tubuhnya tadi, untuk dibawa turun ke tempat dimana aku memarkirkan mobilku. Ketika di dalam lift, aku masih kepikiran apa yang akan terjadi padaku nanti ketika satu kamar dengan si ular ini. Sejujurnya, kalau disuruh memilih, aku lebih condong dengan Pleki. Sensasi seks yang diberikan oleh dia benar - benar berbeda. Mungkin suatu saat nanti bisa aku pinjam Pleki-nya si Fey. Fey memasukkan ularnya ke jok belakang mobilku.

"Nah, selamat menikmati temanku ini yaa hihihihi," kata Fey kepada boneka ularnya.

"Dasar!!" ketusku.

Ketika berada di jalan raya, aku sedikit cemas kalau - kalau ada pengendara yang melihat boneka ularnya Fey di jok belakang mobilku. Setibanya di rumah, hal yang pertama aku lakukan adalah mengecek keadaan rumah. Aku harus memastikan Glenn tidak ada di rumah.

"Sepertinya aman," pikirku seraya celingak - celinguk dari pintu rumah yang kubuka sedikit.

Aku keluarin boneka ularnya Fey secara perlahan, kemudian aku bawa masuk ke dalam rumah. Aku akhirnya berhasil membawa boneka ular ini ke dalam kamarku.

"Fiuhhh, kamu ternyata berat juga yaa," kataku.

Boneka ularnya Fey hanya diam saja di atas ranjangku. Dari arah lain, dua boneka teddy kesayanganku menatapku. Tatapan mereka seperti seekor binatang yang ingin meminta jatah seks dari betinanya. Kalau misal aku ladeni malam nanti, bisa - bisa badanku remuk semua. Mungkin harus aku tolak deh untuk hari ini. 

Aku dekati si teddy coklat dan ptuih, lalu aku berkata, "Besok yaaa ...."

Malam ini, aku tidak melakukan seks dengan kedua boneka teddy-ku, dan mereka sama sekali tidak protes. Besoknya, aku mengecek boneka ularnya Fey, dan dia tidak menunjukkan tanda - tanda pergerakan, posisinya masih sama seperti kemarin. Aku kemudian turun ke bawah untuk menyiapkan sarapan. Tidak berselang lama, Glenn juga turun ke ruang makan.

"Ma, aku mau pergi sama temen habis ini," kata Glenn.

"Yaa," sahutku.

Wahhh, kesempatan nih bisa puas - puasan sama dua boneka teddy kesayanganku. Selesai sarapan, Glenn langsung berjalan menuju ke garasi. Aku dengan gesit beres - beres meja makan, lalu segera menuju ke kamarku untuk menyapa kedua boneka teddy-ku.

"Halo sayang, kita main yuk," ucapku dengan nakal.

Tiba - tiba, muncul ide gila di kepalaku, yaitu mengajak mereka ngeseks di kamar anak pertamaku, Bella, dan lanjut ke kamar anak keduaku, Fiona. Aku lalu membopong kedua bonekaku, dan aku bawa ke kamarnya Bella. Aku letakkan mereka di atas ranjangnya Bella yang rapi dan wangi, kemudian aku melepas pakaianku sampai telanjang bulat. Aku memulai permainan seks dengan mengulum penis mereka yang langsung tegak ketika melihat tubuh telanjangku. Selain mengulum, aku juga menjepit penis mereka dengan kedua payudaraku. Berikutnya, aku diangkat oleh kedua teddy itu, lalu mereka melemparku ke ranjang putriku. Aku kemudian dientot oleh kedua boneka teddy-ku dengan berbagai gaya. Semua lubang ditubuhku tidak luput dari penis besar mereka. Sprei di kasurnya Bella kusut dan basah akibat permainan seks kita yang kasar. Bella pasti tidak menyangka kalau mamanya menggunakan ranjangnya untuk threesome dengan dua boneka teddy bear. Di ronde kedua, aku bermain di kamarnya Fiona, dan mereka berdua kembali menggenjot tubuh seksiku selama 30 menit. Sprei ranjangnya Fiona bernasib sama seperti milik kakaknya, basah akibat keringat dan lendirku yang muncrat kemana - mana. Aku sungguh seorang wanita yang mesum dan nakal, padahal sudah punya tiga anak. Pagi hari ini aku benar - benar puas, meski vagina dan anusku terasa ngilu. Ketika aku kembali ke kamar, aku menatap ke boneka ularnya Fey yang masih diam saja di lantai kamar. 

"Apa dia pemalu yaa?" pikirku.

Aku lalu berbaring di ranjangku dalam kondisi telanjang bulat. Sambil berbaring, aku buka IG-ku untuk melihat - lihat post di berandaku.

"Habis ini ngapain yaa?" pikirku, "apa aku nge-gym aja yaa?"

Setelah menimbang - nimbang, aku putuskan untuk fitness nanti siang. Aku buka WA-ku untuk menghubungi Fey, buat ngajakin dia fitness. Tidak pakai lama, Fey membalas pesanku dan dia mau ikut nge-gym bersamaku. Hanya terpaut sebentar, Fey mengirimkan foto dirinya sedang disetubuhi oleh Pleki, boneka anjingnya.

"Sialan, bikin iri aja!" kataku dalam hati.

Apa aku beli boneka anjing sekalian yaa? Tapi kalau kebanyakan boneka, aku taruh mana nanti, hahh ... bikin bingung aja. Sekitar jam 11 siang, Fey tiba di rumahku untuk menjemputku.

"Sudah siap?" tanya Fey.

"Siap dong," jawabku dengan penuh semangat.

Di dalam mobil, Fey bertanya kepadaku, "Kamu ceria kayak gitu, jangan - jangan habis ngeseks sama dua boneka teddy-mu yaa?"

"Iyaa dong, emang kamu pagi tadi enggak?" tanyaku balik.

"Jelas aku ngentot lahh tadi, sama si Boni, boneka simpanseku hihihi," jawab Fey.

"Wahh, pasti nikmat banget tuh," ucapku.

"Jelas ...," sahut Fey.

Tanpa terasa, kita telah tiba di lokasi tujuan. Aku dan Fey menuju ke meja administrasi, kemudian kita ke ruang ganti untuk ganti pakaian. Gara - gara aku ngeseks terlalu bersemangat, aku jadi tidak bisa fitness dengan maksimal.

"Kebanyakan ngentot kamu pasti," bisik Fey.

"Cerewet!" seruku dengan nada bercanda.

Setelah angkat beban, aku lanjut ber-jogging di atas treadmill. Beberapa cowo di tempat ini, entah kenapa tidak melirik ke aku dan Fey. Padaal kita berdua mengenakan pakaian olahraga yang terbilang seksi. Aku lalu mendekati Fey dan menanyakan apa yang kupikirkan tadi kepadanya.

"Ohhh, kalo cowo - cowo itu dari komunitas gay," ujar Fey dengan lirih.

"Astaga, pantas saja," kataku.

1 jam telah berlalu, aku dan Fey beristirahat sejenak di pojokan. Fey menawariku untuk duduk - duduk di ruang sauna.

"Boleh aja," sahutku.

Aku dan Fey menuju ke lantai 2, tempat dimana ruang sauna berada. Kami lalu masuk ke ruang ganti untuk melepas seluruh pakaian kami, dan menggantinya dengan handuk yang kita lilitkan di tubuh kami. Setelah itu kami masuk ke ruang sauna yang telah dipesan oleh Fey. Di dalam ruang sauna yang hangat dan penuh uap, aku menanyai Fey darimana dia mendapatkan boneka - boneka aneh itu. Dia berkata kalau seseorang yang dia temui di gunung yang pertama kali memperkenalkan sebuah boneka yang bisa bergerak.

"Ngapain kamu ke gunung?" tanyaku.

"Aku cuma pengen jalan - jalan, sekalian mengalihkan diriku dari frustrasi akan seks," jawab Fey.

"Beruntung banget kamu ketemu sama orang yang bisa memberikan solusi buat frustrasi seks-mu," kataku, "lhaa itu orangnya dukun atau ... semacam orang sakti?"

"Aku juga gak tau," jawab Fey, "yang jelas dia tau masalahku, dan menawari solusi yang sangat aman ini, meski terkesan agak serem."

"Jadi kalo kamu mau nambah boneka yang bisa bergerak, kamu tinggal menemui dia brarti?" tanyaku.

"Iyalah," sahut Fey.

"Hmmm ... aku jadi penasaran dengan sosok itu," kataku.

"Kapan - kapan kita kesana bareng aja," usul Fey.

"Okeee, kabari yaa," ucapku dengan girang.

Setelah puas mandi uap di ruang sauna, aku dan Fey menuju ke kamar mandi untuk bilas sebentar, lalu kami berganti ke pakaian yang kita kenakan saat berangkat tadi. 

"Ehh, kita cari makan yuk," ajak Fey.

"Boleh," sahutku.

Siang hari ini, aku menghabiskan banyak waktuku bersama Fey. Kita juga mengobrolkan hal - hal berbau mesum seperti fetish, posisi seks yang disukai dan tingkat kekasaran yang diinginkan saat disetubuhi. Fey rupanya memiliki fetish terhadap bestiality, tapi dia tidak pernah melakukan dengan hewan sungguhan, hanya sebatas sampai membayangkannya saja. Tetapi, pertemuannya dengan sosok misterius di gunung membuatnya bisa mewujudkan fantasinya, meski tidak 100% real.

"Fetish-mu luar biasa juga yaa," kataku.

"Mungkin karena aku pernah tidak sengaja baca cerita tentang bestiality beberapa kali," ucap Fey.

"Gila, bacaanmu gak bener sumpah," ujarku.

"Mau gimana lagi, aku lagi bosan waktu itu," kata Fey.

"Kalo lagi bosan, kok keterusan??" kataku sambil mengangkat - angkat alisku.

"Lhaa ternyata ceritanya menarik," ucap Fey seraya menjulurkan lidahnya.

Tapa terasa, mobilnya Fey telah sampai di rumahku.

"Kapan - kapan aku ke apartemenmu lagi yaa," kataku.

"Okee," sahut Fey.

Saat memasuki rumah, aku tiba - tiba merasa sange lagi. Padahal badanku sedang capek habis fitness.

"Aduh ... kok aku jadi nafsuan gini," ucapku sambil meraba - raba selangkanganku.

Aku menuju ke kamarku, melepas seluruh pakaianku, lalu masuk ke dalam kamar mandi. Aku menyempatkan diri mengelus - elus vaginaku di sela - sela mandi.

"Ouhhhh ... ahhhh ... yeahhh," lenguhku.

Selesai mandi, aku memutuskan hanya mengenakan BH dan CD saja, karena diriku masih merasa sange. Sepanjang siang sampai mendekati sore aku hanya memakai pakaian dalam saja, dan jujur rasanya berbeda sekali, seperti lebih sensual aja hihihi. Malam nanti, aku berencana tidur telanjang dengan harapan bisa sedikit mengurangi rasa gatal di vaginaku. Semoga dua boneka teddy-ku tidak menggenjotku di tengah malam hihihi.

Bersambung....

Jumat, 02 Agustus 2024

Cerita Seks My Bitchy Mom 2

Nah Sabtu tgl.15 April seperti yang gw rencanain sebelumnya kalo kita orang mau clubbing lagi ama nyokap. Waktu itu jam menunjukkan angka 11:27 and si mommy udah siap berangkat. Dia kali ini pake kaos "u can see' ngepress gantung warna hitam dengan tulisan sexy (gw juga bingung dia beli diman kaos kayak gitu), dengan belahan dada ptuih mengkilap yang mengundang birahi bagi yang ngeliat, plus rok pendek dari bahan kain biasa (bukan jeans). Gw sih dengan jeans+kaos distro and sneakers. Kalo gw perhatiin dengan jelas, engga ada tanda-tanda cetakan celana dalamnya...ehmmm pasti doi pake g-string neh hehehe...eh bener aja setelah gw tanya dia bilang kalo dia pake yang warna merah. Jam 12 lewat dikit gw cabut dari rumah (tentunya kaga ada yang tau kalo nyokap pergi pake baju sexxxy gitu) pake si mini cooper kali ini, supaya gampang parkirnya. Tujuan pertama adalah ke Centro untuk jemput si Tommy my best buddy. Abis dari sana kita ketempat tujuan seperti minggu lalu, itu tuh tempat underground didaerah Mangga Besar. Bah ternyata si Tommy bawa temen bule nya dari Inggris, names Jack. Kita iring-iringan 2 mobil sambil sepanjang jalan sms an kaga karuan. Yang salah satunya Tommy nanya if he can fuck my mom. tentu aja gw bilang boleh aja asal doi juga mau yah, kaga boleh main paksa, gimana elo caranya deh Tom. Jam 1am kurang dikit kita udah sampe disana, masuk pintu utama ambil arah kiri dan duduk ditempat pojok kiri dekat speaker (kalo kanan dikit udah DJ booth). Posisinya sih asik banget sebab gelap bener and pojok pula, masih sepi banget nih tempat. Pesen-pesen sebotol red wine, jack D 3 gelas, long island 2 gelas and bir sepicer (soalnya kalo pesen minum disini emang agak lama kalo udah rame) sekalian. Kita melakukan toast bersama and minum bareng. Musiknya sih emang top banget dah ini tempat...bikin badan kaga mau diem! Jam 2 udah mulai rame and my mom udah mulai 'panas' nih dicekokin ama si Tommy geblek, goyangnya udah semakin erotis aja. Semua laki yang datang pada ngeliatin doi. Kadang kalo ke wc aja baliknya lama, kalo dilihat dari jauh banyak yang ngajak kenalan. Kita (gw ama tommy) mulai cumbu-cumbu mesra, mulai dari pegang pinggul sampe remes-remes pantat. Gw sih sengaja selalu kasih my buddy peluang, makanya gw ajak si Jack ngobrol agak menjauh beberapa langkah dari mereka. Gw lirik si Tommy udah bisa cium leher doi, emang sih agak membungkuk dikit berhubung Tommy lebih tinggi dari nyokap (meskipun nyokap udah pake sepatu agak high heels). Beberapa saat nyokap mau pamit mau ke WC bentar, eh pas nyokap jalan sambil senyum menebar pesona dikit, 

Tommy nyamperin gw and kasih tau pertanyaan nyokap ke dia sebelum jalan ke toilet "are u ready for next action?" 

Gw tos ama Tommy sambil bilang "Go ahead boy, make her come hahaha." 

Lama juga nyokap engga balik dari WC sampe gw susulin (takut dia jatuh karena udah agak oleng), ternyata nyangkut ada cowo yang ngajak kenalan. Akhirnya gw dikenalin juga tapi nyebut nama aja kaga pake status hehehe. My mom pamit mau balik ketempat duduknya and gw stay bentar buat basa basi sambil kasih Tommy peluang, gw pesen ama nyokap suruh Jack nyamperin gw disini. Engga lama Jack datang and gw kenalin ama sekumpulan orang disana. Setelah stay beberapa menit disana, gw geser berdiri kita biar bisa lihat sedang ngapain nih mereka tuh. Ah bodo amat lah gw samperin aja tapi engga langsung, hanya beberapa meter didepan mereka. Sementara si Jack sibuk dengan cewe yang baru dikenalnya dimeja tadi. 

Pengunjung udah mulai rame tapi sebelumnya kita pesen ama manager sana bahwa kita engga mau digabung kecuali kita yang kasih ijin. Gw liat nyokap lagi dipangku ama Tommy dengan arah menghadapo gw, tapi buat gw jelas kalo itu mah bukan sekedar pangku-pangkuan hehehe but they fucked! Sekali-sekali doi merapatkan kepalanya kearah Tommy and how lucky that bastard! Beberapa saat kemudian si mommy kasih senyum nakal kearah gw, pura-pura kaga lihat gw nya hahaha...Sampe akhirnya dia kaga goyang-goyang lagi alias ngulek pantatnya, mungkin udah orgasme kali. Masih dipangkuan Tommy bentar sampe akhir bangun, jalan kearah gw, jilat kuping gw terus lanjut kearah toilet. Gw samperin Tommy, suruh dia cerita gimana caranya bisa sampe fuck on the spot gitu. Tommy bilang kalo emang udah engga tahan, and pertama ke toilet pun baliknya nyokap udah lepas g-stringnya! Yah sudah gw jabanin aja kata Tommy, malah tadinya sempat fuck standing sambil nyokap tanganya nyanggah speaker, cuma kurang nyaman aja. Akhirnya gw bilang sambil duduk aja kata Tommy. Gw tanya "Keluar berapa kali nyokap gw?" Tommy bilang,"2 kali." Kata Tommy, dia sempet shock waktu nyokap suruh keluarin didalam aja. Gw jelasin aja kalo my mom udah di-steril sejak beberapa tahun lalu, jadi kaga mungkin hamil. Kita ketawa-tawa aja kayak orang gokil, terus Tommy ke toilet buat cuci-cuci. 

Nyokap balik ketempat duduk kita sambil bawa segelas minuman whisky cola dari tamu yang kita kenalan. Gw temenin nyokap duduk disofa, gw tanya "cape yah mom?" dia jawab,"engga kok cuma lemes dikit aja (sambil minum wine nya lagi and senyum nakal)." Gw cium aja pipinya berhubung gw juga udah horny abizzzz and tegang total. Bah malah gw dicium bibir ala french kiss gitu. Emang kaga tahan dah gw lihat nyokap gw sendiri, soalnya emang sexxxy abiz and wangi banget malam itu (wangi bvlgary). Tangan gw refleks ngeremes toket super gede and masih kenyal gitu. Untung gw masih sadar kaga gw pelorotin bajunya yang udah agak kebawah. Tangan gw satunya 'main' dibawah roknya...and ternyata emang bener si Tommy gila itu kalo CD nya nyokap udah kaga pake!!! Gw masih bingung gimana caranya nih kalo si Jack tau yah? Ah what the hell lah...gw suruh nyokap bangun berdiri menghadap tempat DJ, gw pukul-pukul mesra pantatnya yang super bahenol itu, sementara gw keluarin penis gw yang udah super keras itu...lalu gw tarik pantatnya kebelakang, angkat roknya dikit, arahin tangannya supaya nuntun penis gw ke trimmed pussy nya, doi udah paham banget...and blessssss masuk semua...yesssss! Gw angkat-angkat pinggulnya pelan-pelan supaya engga banyak yang curiga (meskipun ada juga mungkin yang tau kita sedang ngapain), si nyokap cuma bilang gini "nakal yah kamu...kamu pikir ini di amerika kali (sambil mendesah bikin gw tambah napsu)." Yang gw kaga tahan tuh kibasan rambutnya itu lhooo sambil pantatnya turun naik slow tapi meyakinkan. Kadang-kadang dia lempar rambut panjangnya kedepan sampe nutupin muka, terus kibasin lagi kebelakang...damn...she's so hot! 

Setelah beberapa menit naik turun berasa juga doi mulai kejang tanda orgasme, eh tangannya kebelakang jewer kuping gw pula hehehe...Gw lihat Tommy ada beberapa langkah kedepan kita, sambil senyum-senyum and kasih acungan jempol. Kita lanjut terus main jungkat jungkitnya yang beberapa menit kemudian doi orgasme lagi. My mom sempet bilang supaya kalo mau keluar gw kasih tau ke dia. Terus dia bilang bisik-bisik samping sofa kan agak gelap, nanti kalo mau keluar kamu bangun yah berdiri dipojok dekat speaker kaga ada yang liat (emang bener sih gelap abis and mojok. Gw manggut-manggut padahal engga ngerti benera apa maksudnya. beberapa lama kemudian gw kasih tau kalo gw udah 'diujung' Gw ditarik bangun dari sofa, nurut aja mundur kepojok speaker, si nyokap jongkok sambil oral sex gw secepat mungkin...shit man...asli gilaaa baget nih malam...gw keluarin dimulut doi, and you know what...abis ditelen sampe gw disedot-sedot serasa my balls mau ikut kesedot. Doi cepet-cepet bangun, berdiri kearah sofa seolah-olah nothing happend, sementara gw beresin 'barang' gw kedalem celana. Gw ambilin doi tisue buat ngelap mulut and juga gelas red wine nya. Doi bisikin ke gw "it was fun, menegangkan and mengasikkan" Kita berciuman lagi...

Engga kerasa yah kalo jam waktu itu udah menunjukkan jam setengah 4. Sementara kita masih seru having fun sama my buddy and jack geblek itu. Minuman dimeja masih banyak nih, sampe akhirnya kita bagi-bagi aja sama orang dekat kita. Tommy sibuk tukeran nomer handphone dengan cewe-cewe yang dia kasih minum. Sementara gw tangan gw sibuk melingkar dipinggul nyokap sambil sekali-sekali elus-elus pantatnya yang bulat. Akhirnya gw memutuskan untuk pulang duluan karena kelihatannya Tommy and jack masih mau lanjut. Keluar dari club itu aja banyak cowo memandang si barbie ini, engga dikit yang gw denger say "hi". Dimobil on the way home, nyokap engga banyak ngomong cuma tangannya satu ditaruh dipaha gw. Gw juga udah pusing sih kebanyakan minum (gw kaga kuat minum soalnya). Sampe rumah satpam bukain pintu, kiranya gw pergi sendiri (nyokap nunduk kebawah supaya engga dicurigain). 

Masuk garasi, kita ciuman hot lagi...she said, "You already fucked two holes of me...nah tinggal satu lagi yang belom!" 

Waktu itu gw kaga nangkep maksud doi apaan, soalnya doi keburu turun sambil copot sepatu supaya langkahnya engga kedengeran (nakal juga yah si mommy). Sampe dikamar gw baru sadar dengan 'hole' yang belom di-fuck...damn...ngebayanginnya aja gw kaga tahan, apalagi melakukannya!!! Ah kita lihat aja nanti deh, siapa tau aja gw emang mujur hehehe...